Beranda / Pernikahan / Istri untuk Suamiku / 17. Agus Menikahi Citra

Share

17. Agus Menikahi Citra

Penulis: rindiyoon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Luna, setelah ini apakah masih ada jadwal pekerjaanku?" tanya Nayla pada sang asisten.

Sebelum mengatakan apakah Nayla masih memiliki jadwal pekerjaan atau tidak, terlebih dahulu Luna mengecek buku harian tempat di mana ia menuliskan jadwalnya.

Setelah mengeceknya cukup lama akhirnya Luna pun menggelengkan kepalanya perlahan menandakan jika pekerjaan Nayla hari ini telah usai.

"Baguslah kalau begitu. Sekarang Citra, kau ikutlah bersamaku dan Luna. Aku tau, mungkin pernikahan ini tidak berarti apa-apa untukmu. Tapi, aku tidak mungkin membiarkanmu berpakaian yang biasa saja. Kita akan mencari pakaian pengantin yang kau suka untuk kau gunakan di hari pernikahanmu dengan suamiku," tutur Nayla dengan senyuman yang terukir hangat di wajahnya.

Baik Luna maupun Citra, keduanya tidak memiliki kemampuan untuk menolak ucapan dari Nayla itu. Mereka hanya bisa mengangguk dan mengikuti saja kemana pun wanita itu mengajak mereka berdua pergi.

Untuk pertama kalinya, Citra merasakan naik mobil mewa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri untuk Suamiku    18. Citra Tidak Bahagia

    Citra melangkah sesuai dengan tuntunan dari pembantu di rumah mewah itu menuju kamar tidurnya. "Terima kasih, Bi." Wanita paruh baya itu pun lalu menganggukkan kepalanya pelan sebelum akhirnya meninggalkan Citra begitu saja.Baru saja Citra akan membuka pintu kamar itu tiba-tiba saja terdengar suara perdebatan di dalam kamar itu membuat Citra sontak mengurungkan niatnya, membiarkan telinganya mendengarkan segala pertikaian suami-istri yang disebabkan olehnya."Aku sudah katakan berulang kali, aku tidak pernah menyetujui pernikahan ini, Nayla. Aku hanya mencintaimu dan akan setia pada pernikahan kita bukan malah menikah lagi dengan gadis lain lalu secara tidak langsung sama saja seperti diriku telah mengkhianati pernikahan kita berdua. Aku seperti pria yang brengsek yang begitu bodohnya melakukan begitu saja pernikahan konyol ini. Aku melakukan semuanya hanya demi dirimu dan permintaanmu saja, Nayla. Aku bisa melakukan ini tapi tidak dengan memberikan hak gadis itu sebagai seorang is

  • Istri untuk Suamiku    19. Anniversary 11 Tahun

    Sama seperti hari-hari biasanya, Nayla tetap menjalani harinya dengan mengurus rumah tangganya.Ia sudah menyiapkan sarapan berupa nasi goreng favorit keluarga Setiawan untuk menu mereka di pagi hari ini.Nayla tersenyum, wanita itu sama sekali tidak lupa dengan hari spesialnya yang sudah datang dan terjadi pada hari ini. Meski kejadian kemarin masih membekas di dalam ingatannya pada hari ini, namun Nayla tidak bisa membiarkan hal itu menjadi penghambat kebahagiaannya atas 11 tahun anniversarry Nayla bersama Agus.Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Kini tepat 11 tahun lamanya ia dan Agus menjalin hubungan rumah tangga sebagai seorang suami-istri yang jauh dari gosip miring. Bahkan meski sudah 11 tahun bersama, rasa cinta dan kasih sayang yang ada di dalam diri Agus dan Nayla sama sekali tidak pernah pudar barang sedikit pun.Rasa di hati keduanya tetap sama seperti pertama kali mereka memutuskan untuk saling memberikan rasa."Mas Agus? Sini, Mas. Akan aku ambilkan nasi goreng

  • Istri untuk Suamiku    20. Sindiran Mertua

    Cahaya remang-remang yang mulai mengusik penglihatannya itu pun membuat Nayla akhirnya membuka kedua matanya. Sesuatu yang berat terasa membuat nafasnya sedikit sesak. Ia lalu mengalihkan pandangannya berusaha mencari sumber masalah dari sulitnya ia bernafas itu. Ternyata, sebuah tangan yang begitu kekar melingkar sempurna di perutnya. Nayla tersenyum merasa bahagia karena di hari spesialnya sang suami tetap sama seperti beberapa tahun yang lalu. Di mana mereka berdua pasti akan menghabiskan waktu berdua seharian.Dengan sekuat tenaga, Nayla berusaha mengangkat tangan kekar itu agar memberikan ruang untuknya bergerak. Setelah berhasil melakukannya, Nayla lalu memiringkan tubuhnya memposisikan dirinya agar bisa lebih leluasa menatap wajah sang suami."Aku merasa begitu bersyukur. Sampai detik ini Tuhan masih mengizinkan kita untuk tetap bersama meski ada begitu banyak rintangan dan keputusan yang sangat besar harus kita ambil. Aku beruntung karena memiliki suami yang sangat sempurna

  • Istri untuk Suamiku    21. Agus Menyentak Citra

    Setelah diminta oleh Nayla untuk masuk ke dalam kamarnya dan menunggu wanita itu sampai datang kembali sesaat ia telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.Tanpa sadar Agus justru tertidur pulas karena memang sepanjang hari kemarin, Nayla dan Agus tidak tidur dengan benar. Mereka berdua menikmati waktu berdua sudah seperti ketika mereka menghabiskan malam pertamanya.Tatapan mata Agus pun lantas menatap pada jam di dindingnya yang menunjukkan pukul setengah 6 malam. Sebelumnya, Agus sempat mengerjakan beberapa pekerjaannya hingga tak sadar menjadi tertidur dengan sangat pulas."Hoam.. entah sudah berapa lama aku tertidur di sini. Ruang kerja yang sudah terasa seperti kamar ini membuat aku kadang memang suka lupa akan waktu," gumam Agus seraya merenggangkan persendian di tubuhnya.Awalnya, Agus memang berada di kamar sesuai permintaan dari wanita itu. Namun karena pekerjaan yang masih belum sempat diselesaikan oleh Agus membuat pria itu sontak berpindah tempat.Saat akan berpindah tempat

  • Istri untuk Suamiku    22. Citra Sedih

    Citra menutup pintu kamarnya berusaha menyembunyikan segalanya. Trek! Tangan kanannya pun tampak memutar kunci yang ada di pintu kamarnya, tak ingin membiarkan siapapun masuk dan mengetahui rasa sedih yang dipendamnya. Air mata Citra pun luluh bersamaan dengan tubuhnya yang ia sandarkan di pintu. Perlahan, tubuh wanita itu merosot ke bawah membiarkan perih menyayat hatinya. "Kenapa, Tuhan? Kenapa harus aku yang merasakan sakit sedalam ini?" Pertanyaan itu terus saja muncul dan berputar-putar di dalam benak Citra. Ia sama sekali tidak mengingat apapun lagi kecuali satu hal itu. "Apa aku kurang baik? Apa selama ini aku telah menjadi wanita yang teramat buruk?" tanya Citra terisak. "Dosa apa yang sudah aku lakukan sampai kau menghukum diriku dengan rasa sakit sebesar ini." Citra menekuk lututnya, memeluk lututnya dengan begitu erat. Air matanya terus mengalir, berharap dapat mengurangi rasa sakit yang ada di hatinya. Sekilas, bayangan saat-saat di mana sang Kakak meminta dirinya m

  • Istri untuk Suamiku    23. Malam Pertama

    Agus masuk ke dalam kamar sang istri dengan wajah penuh sumringah. Tak lupa, sebuah nampan berisikan segelas susu dan satu piring cemilan ringan pun, ia siapkan khusus untuk sang istri. "Halo, Sayang. Aku membawakan makanan ringan untuk kamu." Pria itu lalu menghampiri Nayla, meletakkan nampan bawaannya tepat di lemari kecil yang ada di samping ranjang tempat tidurnya dan Agus itu. Tidak seperti biasanya, Nayla justru tak memberikan respon apapun kepada sang suami. Wanita itu hanya fokus pada layar ponsel miliknya yang tampak jauh lebih menarik daripada kehadiran sang suami. Helaan nafas yang cukup panjang keluar dari mulut Agus, wanita itu memang selalu saja bertingkah demikian saat sedang merajuk pada sang suami. "Sayang? Kamu enggak perduli sama kehadiran, Mas?" tanya Agus turut duduk di tepi ranjang itu. Saat ini tampaknya wanita itu belum waktunya untuk bekerja, terlihat bagaimana pakaian yang melekat pada tubuh Nayla yang begitu santai sekali. "Sayang? Kamu marah sama aku

  • Istri untuk Suamiku    24. Citra Positif Hamil

    Setelah malam panjang yang membuat Citra kehilangan mahkota yang selama ini telah ia jaga, wanita itu tampak merasa canggung dengan Agus.Pasalnya, pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun padanya. Citra terpikir, dengan kondisi pria itu yang setengah sadar mungkinkah Agus mengingat malam pertama yang mereka lakukan? Ingin rasanya Citra menanyakan semua itu. Namun, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan semua itu. Citra lalu berjalan menuju ke arah dapur rumahnya dengan membawa gelas bekas minumnya tadi malam.Terlihat, sosok pria yang selama beberapa waktu ini terus mendiami kepalanya pun, menoleh ke kanan dan kirinya seperti mencari sesuatu hal. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada di dalam dirinya, Citra mencoba mendekati pria itu. Agus tampak membelakangi wanita itu. "Mas, kamu butuh sesuatu? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Citra lembut. "Ah syukur lah kamu datang. Tolong carikan di mana stok gula kita ya. Aku masih nunggu air ini, soalnya udah

  • Istri untuk Suamiku    25. Agus Perhatian Pada Citra

    "Aku pulang!" Seperti biasa, Agus pulang dan langsung meletakkan sepatu yang ia gunakan di rak yang tersusun rapi dekat pintu masuk utama itu. Hari ini, Agus tampak pulang lebih cepat. Sekitar 30 menit lagi adzan magrib akan berkumandang, biasanya pria itu selalu datang kisaran orang-orang sedang shalat isya. "Mas Agus!" Pria itu menoleh mendapati istri pertamanya datang dengan wajah sumringah. Keningnya berkerut tak tau apa arti dari senyuman di wajah istrinya itu. "Iya, Sayang? Tumben sekali kamu datang dan langsung menyambut aku." Wanita itu tampak senyum-senyum kecil saat mendapati pernyataan yang demikian dari sang suami. Senyuman itu lantas menjadi teka-teki besar bagi Agus, ia merasa penasaran apa yang sudah membuat istri pertamanya itu menjadi begitu bahagia. "Aku punya kejutan buat kamu. Tutup mata kamu dulu." Diam-diam, wanita itu tampak melambaikan tangannya ke arah Citra tepat ketika Agus tengah menutup matanya. "Ulur in tangan kamu," perintahnya pada sang suami.

Bab terbaru

  • Istri untuk Suamiku    31. Akhir Dari Semuanya

    "Mama! Mama! Baju spiderman Mahes ada di mana, ya? Mahes mau pake baju itu, Ma!" teriakkan yang begitu lantang itu pun terdengar mengisi seluruh sudut di rumah itu. Suara anak kecil itu tampak memenuhi dan mendominasi segala suara yang ada. "Ya ampun, Mahesa. Pelan-pelan sayang kalau ngomong. Enggak boleh berteriak begitu, kasihan Oma jadi kebisingan." Bocah laki-laki itu pun hanya menampilkan cengiran andalannya, seakan tidak merasakan rasa bersalah barang sedikit pun. "Aku kira Mama jauh tadi. Makanya aku teriak deh. Aku udah coba nyari sendiri tapi enggak ketemu-ketemu, Ma." Mahesa menarik lembut tangan sang Mama membawa wanita itu dan berhenti tepat di hadapan lemari khusus miliknya. "Mahesa? Semua ini?" Nayla terbelalak tak tau harus mengekspresikan dirinya bagaimana lagi. Hatinya terasa runtuh saat itu juga. Keadaan lemari bocah itu yang semula tersusun begitu rapi, kini justru telah berubah sepert

  • Istri untuk Suamiku    30. Citra Pergi Dari Indonesia

    Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, sudah 1 tahun semenjak dari kelahiran anak pertamanya, Mahesa. Berbagai macam kehidupan dijalani oleh Citra mulai menjadi seorang Ibu sampai merangkap sebagai istri dalam satu waktu. "Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nak? Ibu berharap kamu akan terus baik-baik saja seperti saat Ibu ada di samping kamu." Citra meneteskan air matanya. Saat ini, ia tengah berdua dengan sang anak di ayunan yang ada di kolam renang. Tak ada satu pun wanita di muka bumi ini yang rela berpisah dengan anaknya. 9 bulan lamanya wanita itu mengandung hingga bertarung nyawa untuk melahirkan bayi itu. Setelah semua perjuangan yang ia lewati, sekarang Citra dengan terpaksa harus mengikhlaskan segalanya. Wanita itu harus belajar melupakan bayi yang sudah ia kandung dan lahirkan sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat serta disepakati bersama. "Kalau nanti Ibu sudah enggak di samping kamu. Kamu harus te

  • Istri untuk Suamiku    29. Agus Menceraikan Citra

    "Ibu benar-benar minta maaf dengan semua yang Ibu lakukan selama ini ya, Nak. Seharusnya Ibu tidak bertingkah seperti itu. Ibu sudah menjadi mertua paling buruk untuk kamu." Nayla menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menyentuh kedua tangan milik mertuanya itu cukup lama. Wanita itu lantas mencium begitu lama tangan milik wanita paruh baya itu. "Udah Ibu .. aku paham kok sama posisi Ibu. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki keturunan. Aku juga sama sekali tidak melupakan standar hidup itu." Nayla menyunggingkan senyuman tipis di wajahnya. Berharap air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata wanita itu akan reda. Saat ini, usai Agus yang menemukan surat medis milik Nayla. Semua anggota keluarga tampak berkumpul di sofa yang ada di kamar Nayla dan Agus itu, termasuk juga Citra dengan bayi mungil di dalam gendongannya. "Ibu benar-benar minta maaf untuk semuanya ya, Nak." Nayla menganggukkan kepalanya tampak antara menantu dan mertua itu saling berpelukan cukup lam

  • Istri untuk Suamiku    28. Mahesa Putra Setiawan

    Usai pintu persalinan itu telah dibuka lebar, Citra pun dibawa ke ruangan rawat inap kelas VIP bersama bayinya yang dimasukkan ke dalam troli. Dari kelahiran bayi itu, Nayla sama sekali belum ada menyentuh bayi mungil itu. Wanita itu hanya bisa menyaksikan semuanya dari jauh dengan senyuman pahit di wajahnya. Sang suami terlihat begitu bahagia dengan kelahiran anak yang berasal dari darah dagingnya itu. Nyut! Terasa, denyut sesak yang muncul di dalam hati Nayla. Bagaimana tidak, melihat sang suami merasa begitu bahagia dengan tatapan penuh terima kasih kepada Citra membuat Nayla tentu berpikiran yang tidak-tidak. Hampir 1 tahun sang suami menjalani kedekatan yang intens dengan wanita itu. Ada sedikit rasa ketakutan di dalam diri Nayla, takut jika suaminya itu akan berubah pikiran. Nayla sadar, ia memang istri pertama dan cinta pertama dari pria itu. Hanya saja, bukan tidak mungkin bagi pria itu akan memilih Citra yang jelas-jelas bisa memberikan segalanya untuk Agus. Terlebih,

  • Istri untuk Suamiku    27. Citra Melahirkan

    Hari demi hari kian berlalu membuat kandungan wanita itu kian bertambah besar. Tak terasa, kini Citra sudah memasuki bulan di mana dirinya diperkirakan akan melahirkan. Dengan susah payah, Citra tampak berjalan merangkak hendak naik menuju ranjang tempat tidurnya. "Sayang! Kenapa enggak bilang aku dulu sih. Kamu ini kebiasaan banget apa-apa selalu milih lakuinnya sendirian." Tak lama setelah itu, Agus datang dengan raut wajah penuh memperhatikan sang istri. Ia tentunya merasa takut dengan keadaan Citra yang sekarang sudah sangat rawan. Sebisa mungkin Agus terus berada di sisi wanita itu, tidak pernah membiarkan untuk wanita itu melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan untuk ke kamar mandi pun, pria itu juga ikut ke dalam. Awalnya Citra menolak karena malu namun setelah mendapatkan wejangan dari Agus mengenai rasa khawatir pria itu membuat wanita itu mau tak mau mengiyakan saja. "Aku enggak apa-apa, Mas. Aku itu cuman hamil bukan sakit keras," canda Citra saat menemu

  • Istri untuk Suamiku    26. Nayla Merasa Sedih

    Nayla membuka tirai di kamarnya dengan helaan nafas panjang yang mengiringi gerakan tangannya itu. Sejenak, matanya tampak menatap ke arah ranjang yang sudah lama tidak pernah didiami oleh suaminya."Aku kangen kamu tidur di samping aku, Mas." Nayla tak munafik, hatinya terluka setelah beberapa bulan ini ia terus saja tidur di kamar sendirian. Hampa. Tak ada lagi suara candaan yang dilontarkan oleh sang suami sesaat sebelum waktu tidur Nayla. Tok! Tok! Suara ketukan pada pintu kamarnya pun seketika membuat lamunan Nayla buyar saat itu juga. Entah mengapa, senyuman kini mengembang begitu lebar di wajahnya. Ia yakin, pasti suaminya lah yang mengetuk pintu kamarnya itu. "Aku tau, dia pasti akan cemas dengan keadaan aku. Maafkan kejahilan istri kamu ini ya, Mas. Pengen diperhatiin sama kamu aja harus pake acara lama-lama in ke ruang makannya." Nayla terkekeh geli sendirian. Wajahnya tampak begitu sumringah tak sabar ingin melepas rasa rindunya pada sang suami. "Aku tau kamu pasti

  • Istri untuk Suamiku    25. Agus Perhatian Pada Citra

    "Aku pulang!" Seperti biasa, Agus pulang dan langsung meletakkan sepatu yang ia gunakan di rak yang tersusun rapi dekat pintu masuk utama itu. Hari ini, Agus tampak pulang lebih cepat. Sekitar 30 menit lagi adzan magrib akan berkumandang, biasanya pria itu selalu datang kisaran orang-orang sedang shalat isya. "Mas Agus!" Pria itu menoleh mendapati istri pertamanya datang dengan wajah sumringah. Keningnya berkerut tak tau apa arti dari senyuman di wajah istrinya itu. "Iya, Sayang? Tumben sekali kamu datang dan langsung menyambut aku." Wanita itu tampak senyum-senyum kecil saat mendapati pernyataan yang demikian dari sang suami. Senyuman itu lantas menjadi teka-teki besar bagi Agus, ia merasa penasaran apa yang sudah membuat istri pertamanya itu menjadi begitu bahagia. "Aku punya kejutan buat kamu. Tutup mata kamu dulu." Diam-diam, wanita itu tampak melambaikan tangannya ke arah Citra tepat ketika Agus tengah menutup matanya. "Ulur in tangan kamu," perintahnya pada sang suami.

  • Istri untuk Suamiku    24. Citra Positif Hamil

    Setelah malam panjang yang membuat Citra kehilangan mahkota yang selama ini telah ia jaga, wanita itu tampak merasa canggung dengan Agus.Pasalnya, pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun padanya. Citra terpikir, dengan kondisi pria itu yang setengah sadar mungkinkah Agus mengingat malam pertama yang mereka lakukan? Ingin rasanya Citra menanyakan semua itu. Namun, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan semua itu. Citra lalu berjalan menuju ke arah dapur rumahnya dengan membawa gelas bekas minumnya tadi malam.Terlihat, sosok pria yang selama beberapa waktu ini terus mendiami kepalanya pun, menoleh ke kanan dan kirinya seperti mencari sesuatu hal. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada di dalam dirinya, Citra mencoba mendekati pria itu. Agus tampak membelakangi wanita itu. "Mas, kamu butuh sesuatu? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Citra lembut. "Ah syukur lah kamu datang. Tolong carikan di mana stok gula kita ya. Aku masih nunggu air ini, soalnya udah

  • Istri untuk Suamiku    23. Malam Pertama

    Agus masuk ke dalam kamar sang istri dengan wajah penuh sumringah. Tak lupa, sebuah nampan berisikan segelas susu dan satu piring cemilan ringan pun, ia siapkan khusus untuk sang istri. "Halo, Sayang. Aku membawakan makanan ringan untuk kamu." Pria itu lalu menghampiri Nayla, meletakkan nampan bawaannya tepat di lemari kecil yang ada di samping ranjang tempat tidurnya dan Agus itu. Tidak seperti biasanya, Nayla justru tak memberikan respon apapun kepada sang suami. Wanita itu hanya fokus pada layar ponsel miliknya yang tampak jauh lebih menarik daripada kehadiran sang suami. Helaan nafas yang cukup panjang keluar dari mulut Agus, wanita itu memang selalu saja bertingkah demikian saat sedang merajuk pada sang suami. "Sayang? Kamu enggak perduli sama kehadiran, Mas?" tanya Agus turut duduk di tepi ranjang itu. Saat ini tampaknya wanita itu belum waktunya untuk bekerja, terlihat bagaimana pakaian yang melekat pada tubuh Nayla yang begitu santai sekali. "Sayang? Kamu marah sama aku

DMCA.com Protection Status