Beranda / Romansa / Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan / Papa dan Anak Sama-sama Menjengkelkan

Share

Papa dan Anak Sama-sama Menjengkelkan

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-27 15:27:43

"Mami, ini rumah siapa?" Louis mendongak menatap rumah megah di hadapannya.

Alesha tersenyum karena wajah polos Louis yang sangat penasaran.

"Ini rumah Papi, Sayang. Kita akan tinggal di sini dengan Papi."

"Hah? Tinggal di sini, Mami?" tanya anak itu dengan wajah polosnya.

Alesha mengangguk serius. "Iya. Tinggal di sini, kenapa memangnya?"

Tidak ada jawaban dari Louis, dia berjalan mengekori Papinya dan berjalan naik ke lantai dua.

Rumah megah itu sangat indah, taman-taman yang luas, dan pemandangan segar di sekitar yang masih terjaga.

"Mi, Louis mau di rumah Oma sama Opa saja! Tidak mau tinggal di sini," protes Louis menoleh ke belakang pada Alesha.

"Loh... Kenapa memangnya, Sayang? Tinggal di sini enak juga kok," ujar Alesha mengusap pucuk kepala sang putra.

Wajah merengutnya langsung tertuju pada Oliver. Laki-laki yang tengah bercakap-cakap dengan Bibi Ruitz.

Begitu Oliver mendekat, Louis langsung mencekal telapak tangan Papinya. Oliver yang peka langsung membungkukkan bad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Louis Mengganggu Momen Penting

    "Hari ini pokoknya kita harus akur! Papi jangan nakal sama Louis, kalau Papi nakal nanti Louis tidak punya temen!" Anak itu mengoceh sejak tadi dalam gendongan Oliver. Mereka baru saja keluar dari dalam pusat perbelanjaan membelikan hadiah untuk Alesha yang marah di rumah. "Halah, yang nakal itu Louis. Tapi Papi pula yang harus berusaha menggantikan barang-barang Mamimu yang kau rusak." "Kan salahnya Papi juga tidak bisa menjaga Louis," jawab anak itu. Persis sekali seperti masa kecil Oliver dulu, dia pandai menjawab dan jawabannya semua benar. Memang Oliver yang tak pandai menjaga Louis. Dan anak sekecil ini juga banyak sekali polah dan tingkahnya. Setelah kembali dari mall, kini Oliver dan Louis masuk ke dalam rumah. Nampak Alesha yang tengah berada di ruang keluarga sendirian bersama dengan buku-bukunya. "Mami...!" Suara pekikan Louis terdengar. Alesha menatap Papa dan anak yang kini berjalan ke arahnya. "Mau apa kalian?" tanya Alesha dengan nada dingin dan tidak mau tahu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Mengkhawatirkan Isi Hatimu

    Keesokan harinya Louis demam, anak itu tidak bangun dari atas ranjang dan ceria seperti biasanya. Louis tetap berada di atas ranjang dan menahan Maminya di sana untuk tidak meninggalkannya meskipun sebentar. "Panasnya sudah turun?" tanya Oliver mendekati Alesha. "Belum, semakin naik. Kita bawa ke rumah sakit saja, ya... Aku takut kalau terjadi sesuatu." Alesha menatap suaminya cemas. "Iya. Ayo sekarang saja, jangan menunda-nunda. Kasihan dia sangat pusing." Oliver menyahut kunci mobilnya. Laki-laki itu membantu Alesha memasang gendongan untuk Louis. Kecemasan terlihat jelas di raut wajah Alesha saat ini. Tidak bisa Oliver bayangkan, saat Alesha bercerita bila Louis sakit tidak mau didekati oleh siapapun selain Alesha. Oliver tak mampu membayangkan selelah apa istrinya saat itu. "Aduhh... Kepala Louis pusing, Mami!" rengek anak itu lagi dan lagi."Iya Sayang. Kita ke tempat Pak dokter ya Sayang, nanti Louis tidak pusing lagi," bisik Alesha seraya berjalan keluar dari dalam rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Menemani Anak dan Istriku

    "Ayo pulang dong Mi, Louis sudah sembuh kok..." Louis mengerjapkan kedua matanya sedih menatap Alesha yang duduk di sampingnya. Anak itu menangis merengek tiap menatap punggung tangan kirinya yang terpasang jarum infus. "Sabar ya Sayang, tunggu dokternya kembali. Kalau sudah, nanti pulang kok... Papi juga belum kembali." Alesha mengusap pucuk kepala Louis dengan lembut. "Papi ke mana? Papinya Louis ke mana, Mami?" Louis mendongakkan kepalanya dan kembali menangis. Alesha menghela napasnya panjang, ia kembali menggendong Louis dan diajaknya berdiri di dekat jendela melihat pemandangan di luar yang sangat cerah pagi ini. Oliver masih pergi untuk suatu urusan penting. Alesha tak henti-henti memikirkan suaminya itu, tak disangka saja kalau Oliver yang sudah menjadi seorang Laksamana akan mengambil cuti dan memilih untuk meneruskan bisnisnya. Tidak salah baginya menebus waktu bertahun-tahun meninggalkan Alesha, kini ia ingin membayar semua itu dengan menemani istri dan anaknya disepan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Anak Pintar dan Posesif

    Beberapa hari ini Oliver sudah tidak pergi lagi ke pangkalan. Setiap pagi Alesha selalu mendapati suaminya dengan pakai rapi tuxedo hitam, bukan lagi seragam perwira putih yang dulu terkesan sangat cocok di tubuh Oliver. "Pagi Sayang," sapa Oliver mendekati Alesha di ruang makan. "Pagi," balas wanita itu tersenyum manis. "Mana jagoanku?" tanya laki-laki itu seraya mengecup pipi Alesha. "Di luar dengan Ares, sepertinya diajak jalan-jalan di belakang. Sejak tadi merengek ingin melihat kuda," jawab Alesha. "Hemmm, anak itu..." Oliver menarik kursinya, ia menatap meja makan yang dipenuhi dengan beberapa lauk pauk dan buah-buahan kesukaan Louis. Mereka memang tidak mencari pelayan seperti dulu. Hanya ada Bibi Ruitz dan satu pelayan saja, selebihnya Alesha yang menginginkan meluangkan waktunya sebagai ibu rumah tangga seperti orang-orang kebanyakan. "Hari ini langsung ke kantor, ya?" tanya Alesha. "Heem, ada beberapa orang yang ingin bertemu denganku. Urusan Bank masih ada Kall yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Wanitaku yang Hangat Penuh Perhatian

    Hari sudah larut malam, jam menunjukkan pukul hampir setengah satu dini hari. Alesha tidak mendapati suaminya berada di dalam kamar, bahkan saat ini ia sedang sendirian. "Hemm, ke mana Oliver," lirih wanita itu menyibak selimutnya. Alesha berjalan melangkahkan membuka pintu kamarnya, wanita itu menatap sekitar dan selasar lantai dua sangat sepi. "Tidak ada orang sama sekali, Oliver ke mana? Apa dia masih lembur?" Mau tidak mau Alesha turun ke lantai satu dan melangkah menuju ruangan kerja suaminya. Ternyata benar dugaan Alesha kalau Oliver masih sibuk dengan pekerjaannya. Dengan kaca mata tipis yang dia pakai, tumpukan berkas di atas meja kayu, secangkir kopi yang mungkin sudah habis, dan wajah serius tegang dengan pekerjaan tak usai-usai, laki-laki itu tidak tahu keberadaan Alesha kini. "Sayang," panggil Alesha pelan. "Belum selesai, ya?"Oliver menatapnya, dia tersenyum dan menggeleng. "Kurang sedikit lagi. Kenapa sudah bangun?" "Kau tidak ada di sampingku barusan, jadi aku l

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Jangan Samakan Alesha yang Dulu dan Sekarang

    "Louis tidak mau sekolah, Mami... Louis mau bobo lagi!" Suara teriakan menggema di lantai dua, Louis kembali drama di pagi hari hingga membuat Alesha lelah sendiri. Selain menjerit, dan marah, tentu saja putra Oliver itu menangis keras-keras menolak untuk sekolah. Padahal hari ini pertama kalinya dia harus berangkat ke sekolah. "Huwaa... Papi tolongin Louis! Louis tidak mau sekolah, Pi!" teriak anak itu menangis."Bakar saja semua legonya kalau tidak mau sekolah!" amuk Alesha melemparkan tas koper berisi mainan milik Louis. Anak itu semakin marah dan menangis. Dia tidak mau mandi, tidak mau beranjak dari atas ranjang juga. "Terserah Louis mau pintar atau tidak, Mami capek..." Alesha mengabaikan tangisan Louis, anak itu masih bersembunyi di balik selimut sambil menangis berteriak-teriak. Barulah Oliver kini muncul, laki-laki itu mendekati Putranya yang masih menangis keras-keras di atas ranjang. "Sudah Sayang, jangan dimarahi terus," ujar Oliver pada Alesha. "Bagaimana aku tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Tamu yang Tak Diundang

    Usai selesai jam kegiatan sekolahnya, Alesha dan Louis menunggu Oliver di depan gerbang sekolah. Oliver meminta Alesha untuk tidak meninggalkan putranya di sekolah. Karena putra Oliver itu memiliki karakteristik anak nakal yang luar biasa. "Papi mana sih Mam? Kok lama banget, Louis sudah lapar!" Anak laki-laki itu mendongak menatap wajah Maminya. "Sabar Sayang, pasti Papi sedang perjalanan menuju ke sini." Alesha mengusap kedua pipi gembil putranya. "Louis lapar, ya?" "Heem, mau makan sama seafood," jawabnya. "Halah, ada-ada saja..." Sampai akhirnya beberapa menit kemudian muncullah sebuah mobil berwarna putih yang kini berhenti di depan Alesha dan Louis. Namun bukan Oliver melainkan laki-laki muda tampan dengan balutan pakaian perwiranya. "Om Diego!" pekik Louis mengenalinya. "Louis!" Mereka berdua berpelukan, pemuda itu adalah pengasuh Louis saat masih tinggal di kediaman Fredrick. Louis menjadi nakal mereka-mereka ini gurunya. Hingga kini Diego memeluk Louis dengan erat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Keras Kepala Oliver dan Keputusannya

    Oliver dan Alesha kembali ke rumahnya, mereka berdua merasa sedikit hawa aneh dan amarah dari Oliver saat melihat adanya Elina dan Livia yang kini duduk di dalam ruang tamu di kediaman Oliver. Ibu dan Kakak perempuannya itu menatap kedatangan Oliver dengan anak dan istrinya. "Oliver..." Elina beranjak dari duduknya seketika. Oliver masih diam menatap mereka, laki-laki itu menoleh pada Alesha yang kini memegang lengannya dan bersembunyi di baliknya. Sedangkan Louis diam di dalam gendongan Oliver. "Papi, mereka siapa?" tanya Louis dengan polosnya anak itu berbisik. Oliver menatap putranya sebelum kembali menatap Ibu dan Kakak perempuannya. "Mau apa kalian ke sini?" tanya Oliver pada mereka berdua. "Oliver, kita... Kita berdua ingin menyampaikan sesuatu padamu," ujar Livia. Sampai akhirnya Elina menyentuh punggung tangan Oliver. "Ada yang ingin Ibu bicarakan, nak..." "Silakan duduk, Bu," ucap Alesha tiba-tiba meminta mereka duduk. Dua wanita itu langsung duduk, sementara Ales

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01

Bab terbaru

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   AKHIR YANG BAHAGIA

    Cuaca pagi yang sangat cerah, Alesha berada di taman luas rumahnya bersama Baby Noah dan Leah. Setiap pagi ia selalu menghangatkan dua malaikat kecilnya. Udara sejuk yang tak terlalu dingin, aroma pepohonan pinus di sekitar sana masih khas dengan kesejukan di tempat itu, juga bunga-bunga bermekaran di musim ini. "Tak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat," ucap wanita itu menunduk menatap bayi-bayi mungil yang kini terlelap. Dua bayi itu berada di dalam keranjang rajut dari rotan, dengan selimut tebal dan lembut sebagai alasnya. "Hai Sayang... Bangun juga akhirnya," bisik Alesha mengusap ujung jari telunjuknya di pipi Noah. Sedangkan Leah, bayi itu masih tertidur dan merasa nyaman dengan hangatnya sinar matahari. "Bangun Leah, kau tidur terus sepanjang hari, Cantik."Pipi gembil Leah yang memerah, persis seperti pipi milik Kakaknya, Louis. Alesha sangat yakin kedua anak ini akan tumbuh lucu dan menggemaskan. "Mami...!" Suara teriakan Louis membuat Alesha menoleh ke belakan

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Kasih Sayang yang Sangat Tulus

    "Aiko... Aku punya dua adik sekarang! Adikku nangisnya lebih keras dari adikmu!" Louis menatap teman perempuannya yang kini duduk di sampingnya. Padahal sudah berbulan-bulan lamanya mereka membahas tentang adik, dan baru sekarang Louis menunjukkan adiknya, tepatnya setelah dua adik kembarnya lahir. Teman perempuannya itu menoleh dengan mata mengerjap. "Terus, mereka laki-laki atau perempuan, Louis?" tanya Aiko. "Laki-laki dan perempuan. Yang satu Noah dan yang satu Leah. Kau harus kenalan dengan adik-adikku!" Louis mengatakan dengan bangga. Aiko pun menganggukkan kepalanya. Mereka berdua tengah menunggu jemputan, Louis mengatakan pada semua teman-temannya hari ini kalau dia punya adik bayi. Ia sangat bangga dan senang, dirinya menjadi seorang Kakak. Selang beberapa menit, mobil putih berhenti di depan Louis dan Aiko. "Woii, Big Boss! Ayo masuk!" Suara Ares membuka kaca jendela mobil. Louis pun turun dari duduknya. "Aku duluan, Aiko!" "Iya Louis, hati-hati ya..." Anak peremp

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Adik Kesayangan Louis

    Beberapa hari Alesha berada di rumah sakit. Hari ini ia sudah diizinkan pulang oleh dokter. Di rumah, ia disambut dengan hangat oleh putranya. Louis meminta Ares untuk menghias kamar adik bayinya, itu semua juga pemerintah Oliver pada mulanya. "Horee... Adik pulang! Akhirnya kita sampai rumah, Leah dan Noah harus lihat kamar barunya, Kakak kerja keras buat menghias kamar kalian!" seru Louis berjalan mengekori Rena yang kini menggendong satu bayi milik Alesha. "Benarkah Kakak yang menghias kamar adik?" tanya Alesha pada si kecil. Louis dengan antusias menganggukkan kepalanya. "Iya Mami, tanya saja pada Papi! Louis yang menghias kamar adik, sekarang jadi bagus sekali!" seru anak itu mengacungkan jempolnya. "Wahh, terima kasih banyak, Kakak Louis." Mereka masuk ke dalam kamar, Alesha dibantu oleh Oliver duduk di tepi ranjang. Dua bayinya berada di sampingnya dan Louis juga mendusal pada Alesha terus-menerus. Oliver sibuk sendiri, dia menjadi super aktif menangani ini dan itu. Bahk

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Baby Noah dan Baby Leah

    Louis datang ke rumah sakit bersama dengan Ares, di sana ia bertemu dengan Papinya yang kini melambaikan tangan ke arah anak itu. "Papi...! Mana adikku?!" pekik Louis mengulurkan kedua tangannya. "Adik masih di dalam," jawab Oliver tersenyum mengecup pipi Louis. "Wahhh, mereka seperti apa Pi? Lucu mana sama Louis?" tanya anak itu terus tak sabaran. Oliver terkekeh. "Sama-sama lucu!" jawab Laki-laki itu. Ares dan Lilith tersenyum manis mendengar ocehan Louis. Anak itu sangat penasaran dengan adik kembarnya. "Laksamana Fredrick tidak ke sini, Tuan?" tanya Ares pada Oliver. "Ke sini, tapi mereka sudah pulang. Sebentar lagi ke sini lagi membawa peralatan bayi, aku tidak bisa meninggalkan Alesha." Oliver menoleh dan menatap Ares. Akhirnya, pintu di depan mereka terbuka. Dan muncul seorang suster menatap Oliver yang berdiri paling depan. "Tuan, silakan masuk," ucap suster itu mempersilakan Oliver masuk ke dalam sana. Oliver pun langsung bergegas masuk ke dalam ruangan tersebut. Lo

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Sehari Diasuh Paman Ares

    "Mami... Mami kenapa?!" Louis membuka pintu kamar orang tuanya dan anak itu mendapati Maminya yang kini nampak kesakitan di atas ranjang. Dia berlari mendekati Alesha dengan wajah panik dan ketakutan. "Mami... Huwaa Mami kenapa sih, Mi?!" pekik Louis berteriak. "Louis, tolong panggilkan Papi ya," pinta Alesha kesakitan. "Iya Mi." Anak laki-laki itu berlari keluar secepatnya. Papinya yang kini tengah berada di dalam ruangan kerja bersama dengan Ares. "Papi! Huwaa Papi ihhh ke mana sih..!" Louis berteriak sekeras-kerasnya. Oliver dan Ares berjalan keluar dan melihat Louis berdiri di depan pintu kamar Alesha dengan wajah setengah menangis. Bocah manis itu menunjuk ke dalam kamar. "Mami nangis, perut Mami sakit!" teriaknya sambil menangis. "Ya Tuhan, Alesha!" Oliver bergegas masuk ke dalam kamar. Sementara Louis digendong oleh Ares. Anak itu menangis ketakutan, baru kali ini Louis melihat Maminya kesakitan sampai menangis. "Res, aku titip Louis padamu. Aku akan membawa Alesha

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Calon Adik Kembar Louis

    Hari demi hari berjalan dengan cepat. Pagi ini Alesha duduk di kursi kayu ukiran yang berada di teras samping rumahnya. Wanita cantik dengan perut besar itu memperhatikan suami dan putranya yang tengah bermain di taman. Louis mengamuk ingin bermain bersama Oliver, hingga mau tidak mau waktu kerja pun tersita. "Huhhh, Papi curang! Louis kalah!" teriak anak itu marah saat bola yang ia lemparkan tertangkap oleh Oliver."Ya sudah kalau tidak mau kalah jangan main!" balas Oliver mengusap rambut pirang Louis. Bibir anak itu langsung cemberut seketika. Alesha yang melihat mereka berdua pun hanya tersenyum saja. Lucu sekali Papa dan anak itu. Louis berlari ke arahnya, ia mengambil botol minum di pangkuan Alesha. "Kalau kalah tidak boleh marah, Sayang..." "Emmm, tidak mau pokoknya!" serunya memeluk perut besar sang Mami. "Nanti kalau adik sudah lahir, kalau Louis masih nakal seperti ini, bagaimana?" Alesha mengusap pipi basah Louis karena keringat. Oliver terkekeh mendekati mereka, lak

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Adik Laki-laki atau Perempuan?

    Oliver melangkah santai masuk ke dalam rumah. Sudut bibirnya terangkat begitu senang melihat kepulangannya kali ini disambut oleh istrinya tercinta yang tengah berdiri di ambang pintu. "Hemm, tumben menyambutku di depan pintu langsung seperti ini, hem?" Alesha masih bergeming, ia mendorong pipi suaminya saat Oliver hendak mengecupnya hingga laki-laki itu langsung mengerutkan keningnya. "Kenapa lagi, Sayang?" tanya Oliver bernada lelah. "Mau mau tanya dulu, kau sering menghukum anak kita, ya?! Menjewernya? Memintanya angkat tangan, berapa jam?!" pekik Alesha berkacak pinggang. Wanita cantik ini menunjukkan sisi garang dan galaknya sebagai seorang istri sekaligus Ibu. Alesha yang sedang hamil memang sangat sensitif dan agresif, bahkan dia tidak sungkan mendorong dan memukul Oliver sekuat tenaganya. "Hooohh ayolah! Jangan bilang si bocah itu mengadu, heh?" Oliver menantang. Alesha berdecak kesal dan ia memukul dada bidang Oliver dengan kuat. "Astaga Alesha..." "Aku kan sudah bil

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Hukuman Menanti Papi!

    Hari sudah gelap, Alesha berjalan keluar dari dalam kamarnya. Wanita itu melangkah menuju ke kamar milik Louis. Alesha membuka pintu kamar putranya pelan-pelan dan ia melihat putranya yang tertidur sendirian di atas ranjang. Perasaan tak tega menyelimuti Alesha, baginya Louis terlalu kecil untuk punya adik, namun bagi Oliver anak itu bisa dilatih untuk lebih bertanggung jawab sejak dini. "Louis," lirih Alesha mendekati ranjang. Jemari tangan Alesha mengusap rambut pirang Louis dan mengecup lembut pipi putranya. "Maafkan Mami ya Sayang, Mami tidak bisa mengurus Louis sepenuh hati seperti dulu," ujar Alesha sedih. "Mami akan tetap menjadi sandaran terbaik buat Louis, jangan khawatir." Kecupan lembut Alesha berikan di pipi Louis. Ia tidak ingin beranjak pergi saat ini, Alesha memutuskan untuk berbaring di sana, di samping Louis. Alesha memeluk tubuh mungil putranya hingga gerakan lembutnya membuat Louis terbangun. "Mami..." "Iya Sayang, Mami di sini." Kedua mata indah Louis terb

  • Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan   Didikan Keras Papi Oliver

    "Mami mau diambilkan air minum?" Louis mendekati Alesha yang duduk di sofa ruang keluarga di lantai dua. Wanita itu tersenyum dengan kebaikan hati putranya. "Tidak usah Sayang, nanti Mami ambil sendiri saja." "Emm, Mami jangan jalan-jalan, nanti adikku sakit!" seru Louis berlari lebih dulu mengambil botol minum. Alesha merasa tersentuh, setiap hari selama ia hamil Louis dan Oliver seperti sengaja berlomba-lomba untuk membantunya dan mendapat hatinya. Baru saja Alesha selesai makan siang, Louis pun langsung mengambilkan air minum untuknya dan membawa piringnya ke dapur di lantai satu. Alesha terdiam memperhatikan. 'Apa ini ajaran Oliver? Kalau Louis kelelahan nanti dia bisa sakit,' batin Alesha. "Ck! Jangan-jangan sungguh Oliver yang mengajarkannya!" Saat itu juga Alesha langsung melangkah turun ke lantai satu, ia melihat Louis di dapur bersama Bibi Ruitz, anak itu nampak memakan roti selai yang ia buat sendiri. Bibi Ruitz di sampingnya terlihat seperti membujuk Louis untuk

DMCA.com Protection Status