Untuk 2 chapter ke depan, akan lebih ke sejarah sedikit ya~ Tapi di chapter ke 99, ihiiy, ada bagian yang gemesh
Jayden terdiam, berusaha memahami kisah Victoria Jones. Namun, kemudian dia menyadari ada satu hal yang masih mengganjal. “Lalu, alasan ibumu pindah ke Evermore ….” Valency mengerti maksud Jayden dan menjelaskan, “Mungkin, perhatian yang diberikan semua orang tidak semenyenangkan yang Mia kia. Karena saat Ibu menudingnya sebagai pengkhianat, wanita itu mengaku bahwa semuanya adalah rencana pamanku.” Jayden yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum sinis, sudah tak terkejut. Dalam sebuah keluarga pebisnis, tidak semuanya memiliki hati yang bersih. Kadang, sesama saudara pun hadir rasa iri yang membuat mereka saling menjatuhkan, bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginan mereka. Sama seperti Richard yang terus menerus berusaha mencari titik lemahnya. Inilah sisi gelap dari kehidupan para konglomerat. “Saat mengetahui pengkhianatan pamanmu, apa ibumu memutuskan mengalah?” tanya Jayden. “Mengalah?” Valency hampir tertawa mendengar tebakan itu. “Ibuku adalah wan
Selamat Tahun Baru, pembaca semua! 😊 Gak kerasa ya kita udah lewatin setahun penuh. Perasaan terakhir kali masih terkurung di rumah karena musibah virus. Makasih banget untuk kalian semua yang sudah mengikuti author beberapa waktu belakangan ini!Di tahun baru ini, mari kita lanjutin perjalanan karakter-karakter kita, termasuk Jayden dan Valency yang super gemeshin dan bikin baper! Semoga di setiap jalinan huruf, kalian dapetin banyak pelajaran dan pesan moral yang berguna untuk kehidupans ehari-hari!Nggak cuma itu, semoga tahun baru kita ini penuh dengan petualangan baru, kebahagiaan yang melimpah, dan pencapaian yang membanggakan. Amin!!! See you di next chapter ya guys!!Cheers!!
Valency ingat bahwa dia telah kurang-lebih menghancurkan hidup Cecilia. Akan tetapi, dia tidak menyesal.Sedih untuk diakui, tapi dunia ini berjalan dengan aturan rimba. Dimakan atau memakan. Jadi, daripada dirinya ‘diterkam’ oleh Cecilia, Valency akan menghabisinya hingga ke akar. ‘Itu juga alasan aku pergi ke kediaman Spencer dan membereskan Felix …,’ batin Valency.Dalam hatinya, Valency bersyukur karena terus mengingat nasihat sang ibu untuk menjaga hak cipta desain-desainnya. Itulah alasan setiap desain yang dia ciptakan dan berikan ke Felix terdaftar di HAKI.‘Hanya kontrak tertulis yang bisa dipercaya.’ Valency mengingat pesan terakhir ibunya. ‘Mungkin … itu alasan aku merasa nyaman dengan Jayden … karena hubungan kami dilandasi … kontrak?’Kening Valency berkerut, entah kenapa merasa kenyataan tersebut menyakiti hatinya.Melihat kerutan di dahi sang istri, Jayden menyentuhkan telunjuknya di sana, membuat Valency merenggangkan otot dahinya dan menatap bingung ke arah sang suam
Ucapan Valency membuat mata Jayden membulat. Perlahan, wajah pria itu pun berangsur memerah, seperti malu bercampur perasaan terfitnah. “Jangan gila!” tukas Jayden, mengelak dengan cepat. “Aku sama sekali tak tertarik pada gadis ingusan sepertimu saat itu! Kamu yang terus-menerus mengejarku dan memanggilku dengan sebutan ‘Kakak Tampan’!” tuturnya dengan wajah tak terima. Enak saja seorang Jayden Spencer dikatakan sebagai seorang pedofil! Kening Valency mengernyit mendengar panggilan ‘Kakak Tampan’ yang tak asing baginya. Detik berikutnya, sekelebat ingatan pun berlalu di benaknya. Di bawah pohon rindang pada sebuah taman indah kediaman mewah itu, terlihat seorang gadis kecil yang menjulurkan kepala untuk melihat buku yang dibaca seorang pemuda. “Kakak Tampan! Kakak Tampan sedang baca apa~?” Suara gadis kecil yang berucap itu sangat familiar di telinga Valency. Namun, hal itu tak sebanding dengan suara dalam pemuda yang mengikuti. “Berisik ….” Setelah itu, ingatan tersebut berh
“Valency!!” Seruan kencang penuh kengerian terdengar bergema di kediaman pasangan muda Lambert. Karena seruan itu, seorang wanita dengan rambut bergelombang dan mata cokelat terang yang baru saja turun dari lantai dua menoleh. Matanya membulat mendapati sang suami berlari ke dalam ruangan dengan wajah frustrasi, putri kecil mereka berada dalam gendongan.“Victoria! Lihat apa yang diperbuat oleh putrimu!” seru pria tersebut sembari menunjuk ke arah sang putri kecil. Wajah mungil yang ceria dan dipenuhi senyuman itu tampak kotor karena noda lumpur, yang bukan hanya menyerang dua pipi bulatnya, tapi juga pakaian yang dikenakan. Penampilannya begitu berantakan! “Astaga anak ini! Lihat wajahmu, rambutmu, dan pakaianmu, kamu habis berenang dalam kolam lumpur?!” omel Victoria, berdiri sambil bertolak pinggang, tatapannya kemudian beralih pada Julian, suaminya. “Apa yang terjadi?!”Pria dengan manik biru gelap itu menjawab dengan helaan napas, “Apa lagi? Seperti biasa, lepas kendali, kabur
Jayden Spencer. Nama itu terdengar seperti mantra untuk Valency. Karena detik dia mendengar nama tersebut, pikirannya hanya bisa dipenuhi oleh satu hal. Menarik! Demikian, tanpa berpikir panjang, Valency langsung berseru, “Kakak Tampan, ayo bermain!” Undangan yang tiba-tiba itu membuat semua orang terbelalak, terkejut dengan betapa antusiasnya gadis itu. “Valey, panggilnya ‘Paman’ …,” tegur Victoria yang merasa putrinya bersikap kurang sopan terhadap Jayden. Walau ini adalah pertemuan pertama mereka dengan Jayden, tapi Julian dan Victoria tahu kalau pemuda itu adalah calon pewaris keluarga Spencer yang ternama. Di usianya yang baru menginjak 22 tahun itu, pemuda tersebut sudah terlibat secara mendalam pada perusahaan keluarga Spencer dan menghasilkan berbagai macam mahakarya luar biasa. Pun Victoria adalah seorang genius, Jayden juga tidak kalah hebat. Demikian, bagaimana bisa putri kecilnya ini dengan sembarang memanggil pemuda itu ‘kakak’?! Hanya saja, mendengar ucapan Victori
“Kakak Tampaann!” Teriakan Valency bisa terdengar bergema di kediaman pasangan muda Lambert. Hal itu membuat beberapa pelayan tertawa.Sementara itu, Victoria hanya bisa tersenyum tak berdaya, sedangkan Julian memasang wajah masam. Cleo dan Alex pun menggelengkan kepala, tak percaya ada yang begitu gigih mendekati cucu mereka yang seperti kulkas berjalan itu.“Andai Valency seumuran Jayden, aku pasti akan menjodohkan mereka berdua,” ucap Cleo bercanda.Victoria tersenyum tipis dan membalas, “Bukankah itu berarti menyiksa Jayden, Bi? Dia harus mengurusi gadis berisik itu setiap hari.”“Hei! Walau dia berisik, putriku tetap menggemaskan, oke?! Siapa pun yang berhasil mendapatkannya harus bersyukur!” sahut Julian t
Kedatangan dua orang asing itu membuat Jayden sontak menatap menautkan alis. “Apa kita saling mengenal?” tanyanya dingin, menyorotkan ketidaksukaan atas cara bicara mereka.“Ternyata rumor bahwa dia adalah pria yang angkuh benar adanya,” ucap salah satu dari mereka sinis, mengabaikan pertanyaan Jayden dan bersikap seolah pria itu tak ada di hadapan mereka. “Tapi, lebih mengejutkan melihat dia masih memiliki keberanian untuk bersikap angkuh, bukan begitu?”Kening Jayden mengernyit. Dia paling tidak suka berinteraksi dengan orang asing, apa lagi orang asing yang tidak tahu tata krama dan sengaja mencari masalah dengannya!“Apa masalah kalian?” tanya Jayden dengan usaha untuk tetap tenang. Kepalanya yang sedari tadi panas karena masalah dengan Valency menjadi