Share

Keputusan Cerai Yang Bulat

last update Last Updated: 2024-12-08 17:25:59

Livia menegakkan tubuhnya, merasa topik pembicaraan ini begitu penting. Ia juga meletakkan kaus kaki mungil rajutannya di pangkuan.

"Iya, Tante, gimana?"

"Sebelumnya Tante minta maaf karena harus membicarakan ini dengan kamu. Tapi Tante rasa kamu perlu tahu. Atau apa Rajendra sudah membicarakannya secara khusus dengan kamu?"

Livia menjawab dengan gelengan kepala.

"Oh, mungkin dia hanya ingin menjaga perasaan kamu."

'Perasaan? Perasaan apa yang dia jaga? Yang terjadi dia hanya terus menyakitiku,' batin Livia.

Livia menunggu sampai Lola menyampaikan apa yang hendak dikatakannya.

"Beberapa hari yang lalu Rajendra datang ke rumah untuk menemui Tante dan papinya. Rajendra membawa surat hasil tes DNA itu. Dan hasilnya dinyatakan kalau Randu adalah anak kandung Rajendra."

Livia terdiam. Kalau soal anak kandung ia sudah tahu dari Rajendra. Ia hanya tidak tahu kapan tes itu dilakukan.

"Iya, Tante. Rajendra sudah bilang begitu kalau Randu adalah anak kandungnya."

"Kamu yang sabar ya, Liv. Ini m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Yan Ika Dewi
curiga randu bukan anakny raje
goodnovel comment avatar
dewi diro
raje...raje...bener2 ra jelas
goodnovel comment avatar
sasa mina
ehhh indra sowry
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Anything For You

    Langit datang sore harinya ke rumah Livia. Lelaki itu terkejut ketika ia dilarang masuk oleh lelaki yang katanya sekuriti rumah itu.Langit berdiri dengan alis mengernyit. Ia tidak pernah melihat sekuriti sebelumnya. Sekuriti itu menghalanginya masuk."Maaf, Mas, tapi siapa pun yang datang dilarang masuk tanpa izin dari pemilik rumah!" Danu berujar dengan nada tegas.Langit tertawa mendengarnya. "Saya ini saudara Rajendra, Pak. Saya sudah sering ke sini dan nggak ada masalah. Tolong panggil Livia, saya harus bicara dengan dia," ujar Langit dengan nada kesal."Sekali lagi maaf, Mas. Tidak bisa. Saya hanya menjalankan perintah."Langit mulai kehilangan kesabaran lantaran diperlakukan seperti itu. "Tolong jangan buat saya marah ya, Pak. Kalau Bapak nggak mau bukain pintunya saya akan telepon Rajendra sekarang."Nama Rajendra yang disebut membuat sekuriti itu terlihat ragu sejenak. Sebelum ia sempat memberi jawaban, suara lembut namun tegas terdengar dari arah rumah."Langit!" Livia seger

    Last Updated : 2024-12-09
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Gitu Aja Kok Repot?

    "Shit!" Rajendra mengumpat ketika mobil yang ia kendarai terjebak di lampu merah. Ini sudah dua kali terjadi. Rajendra sudah sigap untuk melaju begitu lampu hijau menyala, tapi mobil yang di depannya berjalan lambat seperti siput hingga ia terperangkap lagi dalam lampu merah yang lama.Sebenarnya Rajendra punya supir. Namanya Geri, tapi Rajendra jarang memakainya. Ia lebih suka menyetir sendiri. Palingan Rajendra memakai Geri hanya untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan kantor.Setelah lampu hijau menyala Rajendra membelokkan mobilnya ke kanan. Ke arah apartemen Utary. Wanita itu marah-marah padanya lantaran kemarin Rajendra tidak jadi menginap di apartemennya.Lelaki dengan nama lengkap Rajendra Geraldy itu memarkir mobilnya di basement dengan kasar, seolah menunjukkan suasana hatinya yang sedang tidak baik. Sebelum keluar dari mobilnya Rajendra terduduk lama sambil menghela napas panjang berkali-kali. Ia mencoba meredam amarah yang sudah membakar sejak kemarin malam akibat

    Last Updated : 2024-12-09
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Saya Bukan Ibunya

    Livia terkejut ketika malam itu Rajendra pulang dengan membawa Randu. Lengkap dengan stroller, bouncher dan pakaiannya. Tanpa ada Utary. "Ndra, Randu kenapa?" tanya Livia meminta penjelasan."Untuk sementara Randu akan tinggal di sini." Rajendra menjawab sambil menggendong Randu yang sudah terlelap sejak di mobil tadi ke dalam kamar.Livia menyusul Rajendra dari belakang. Ikut menuju kamar. Ia melihat Rajendra membaringkan Randu di atas tempat tidur tepat di tengah-tengah. Livia masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi hingga Rajendra membawa Randu ke sini."Utary mana? Kenapa Randu nggak sama dia?" tanyanya penasaran."Utary mau healing, liburan ke luar negeri, jadi Randu di sini dulu. Selama dia di sini kamu yang urus Randu."Perkataan Rajendra refleks membuat Livia termangu. "Jadi dia pergi liburan tanpa Randu?""Iya." Rajendra menjawab singkat sambil menyelimuti tubuh Randu dan memastikan anak itu merasa nyaman. "Utary butuh me time. Dia capek mengurus Randu sendiri. Jad

    Last Updated : 2024-12-09
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Ditolak Di Mana-Mana

    Rajendra tertegun di tempatnya. Rahang lelaki itu terkatup rapat. Irama napasnya terdengar memburu, menahan kejengkelan yang sudah tidak bisa ditaklukkan. Rajendra memandangi Livia yang sudah kembali tidur dengan lelap seolah semua yang terjadi di rumah tersebut bukanlah urusannya. "Luar biasa," ujarnya pelan dengan nada sinis. Sembari menahan emosi Rajendra membersihkan kotoran Randu. Tangisan anak itu menjadi-jadi, membuat keheningan malam menjadi pecah. Dengan gerakan canggung Rajendra mengganti diaper Randu. Tangannya gemetaran, kepalanya terasa panas, dan pikirannya dipenuhi oleh rasa frustasi. Selesai urusan BAB, Rajendra membuatkan susu untuk Randu. Sambil menuang air ke botol ia terus mengumpat sendiri. "Kenapa semua orang bikin hidup gue susah? Damn!" Selepas membuat susu Rajendra naik ke atas tempat tidur dan memberi Randu susu melalui botol. Bayi berumur tiga bulan itu mulai tenang walaupun wajahnya masih merah oleh sisa tangisan. Rajendra memandangi wajah mungil

    Last Updated : 2024-12-09
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Bukan Demi Kamu

    Rajendra berdiri membatu di depan pintu rumah ibunya. Ia bagaikan dilempar ke jurang tanpa tali. Randu menggeliat di dalam gendongannya, mengeluarkan rengekan kecil. Dengan perasaan kecewa Rajendra membawa Randu kembali masuk ke mobil. "Yang sabar ya, Nak," ujarnya sambil meletakkan Randu di atas car seat. Lama Rajendra berpikir pagi itu. Akan ke mana ia membawa Randu? Di dalam perjalanan kepalanya penuh dengan pikiran yang tidak menentu. Ia terjebak dalam situasi yang tidak pernah dibayangkannya. Utary pergi, Livia tidak peduli dan sekarang ibunya juga menolak untuk membantu. Akhirnya Rajendra memutuskan kembali ke rumah. Suasana sunyi menyambutnya. Entah di mana Livia. Rajendra menurunkan Randu dari mobil dan membawanya masuk ke rumah. Sesudah menempatkan Randu di stroller Rajendra duduk di sofa dengan wajah lesu. "Kenapa semua orang tega pada gue?" gumamnya putus asa. Beberapa saat kemudian Livia muncul. Ia berjalan melewati Rajendra tanpa sepatah kata pun terlon

    Last Updated : 2024-12-10
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Tidak Semudah Itu

    Rajendra menatap Livia sekilas sebelum membawa langkah keluar rumah. Kalimat terakhir Livia menusuk dalam ke hati Rajendra. Ia tahu hubungan mereka sudah di ujung tanduk. Namun mendengar langsung Livia mengatakan tidak mencintainya terasa begitu menyakitkan.Sambil menyetir Rajendra mencoba fokus pada tujuan utamanya yaitu menemukan pengasuh untuk Randu. Namun ternyata tidak semudah yang ia bayangkan.Saat sesekali Randu menggeliat di car seat-nya, Rajendra ikut melihat pada anak itu."Sabar ya, Sayang. Kita pasti ketemu pengasuh buat kamu," bisiknya pelan walau ia tidak sepenuhnya yakin pada ucapannya itu.Sesudah mengunjungi agen pengasuh anak dan melakukan wawancara kilat, Rajendra akhirnya menemukan pengasuh sementara untuk Randu. Dia seorang perempuan paruh baya yang bernama Bu Asih. Bu Asih terlihat lembut, pembawaannya tenang, berpengalaman, serta memiliki sertifikat pelatihan pengasuh anak.Rajendra akhirnya bisa bernapas lega walau ada kekhawatiran yang mengendap di hatinya.

    Last Updated : 2024-12-10
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Aku Bukan Milikmu

    Rajendra terpaksa berkenalan dengan Tedi. Kemudian duduk bergabung bersama ketiganya."Jadi, Pak Rajendra, saya ke sini mau menjemput dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus perceraian Bapak dan Ibu Livia," kata Tedi mengawali percakapan."Siapa yang akan bercerai?" ujar Rajendra dingin.Mendadak keheningan mengisi ruangan. Langit dan Livia saling menatap, sedangkan Tedi membetulkan posisi duduknya, berusaha tetap profesional di tengah-tengah suasana yang mulai memanas.Kemudian Tedi angkat bicara. Ia berkata dengan tenang. "Pak Rajendra, saya mengerti bahwa hal ini mungkin mengejutkan atau tidak sesuai dengan harapan anda. Tapi Ibu Livia sudah memutuskan untuk mengambil jalan ini. Dan saya ada di sini untuk membantu memfasilitasi proses tersebut.Rajendra memajukan tubuhnya, menatap Tedi dengan sorot tajam. "Dengar saya baik-baik, Pak Tedi. Saya nggak pernah menyetujui perceraian ini. Dan saya yakin anda mengerti bahwa keputusan seperti ini tidak bisa dibuat secara sepihak. Ja

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Karena Kamu Adalah Livia

    Rajendra memasuki kantor sebuah firma hukum terkenal di pusat kota. Ia memutuskan memilih tempat ini untuk menangani kasusnya setelah mendengar reputasi firma hukum tersebut melalui seorang rekan bisnisnya.Setelah pintu terbuka Rajendra disambut seorang sekretaris yang mengarahkannya ke sebuah ruangan."Selamat datang, Pak Rajendra. Silakan duduk," kata seorang pria dengan setelan jas abu-abu. Namanya Yosef, pengacara ternama yang tidak pernah kalah dalam menangani kasus perceraian.Rajendra dan Yosef saling berjabat tangan. Kemudian Rajendra duduk di kursi yang tersedia."Langsung saja, Pak Yosef, saya butuh bantuan anda untuk menangani kasus perceraian saya. Istri saya ingin bercerai tapi saya tidak mau."Yosef tersenyum tipis kemudian berkata, "Kalau boleh tahu kenapa dia ingin bercerai dengan anda?""Dia cemburu melihat teman wanita saya. Dari dulu orangnya memang cemburuan. Nggak bisa ngeliat saya sama perempuan sedikit pasti akan langsung marah."Yosef tertawa mendengar keteran

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   TAMAT

    Rumah besar Livia dan Rajendra kini terasa sunyi. Anak-anak sudah besar dan berkeluarga. Tapi di setiap akhir pekan rumah mereka selalu ramai oleh tawa canda cucu dan cicit mereka. Anak-anak selalu menawarkan Rajendra dan Livia untuk tinggal bersama mereka tapi keduanya menolak. Mereka lebih memilih untuk tinggal berdua saja dan menghabiskan masa tua bersama.Rajendra dan Livia saat ini sedang berada di kamar mereka. Rajendra sudah berumur 90 tahun sedangkan Livia 3 tahun di bawahnya. Keduanya berbaring di tempat tidur."Hujannya lama ya, Ndra, dari tadi nggak berhenti-henti," kata Livia sembari memandang ke luar jendela, pada titik-titik hujan yang terus berjatuhan."Iya, Sayang. Sekarang kan lagi musim hujan.""Dingin ..." Rajendra merengkuh Livia, memberi lengannya untuk istrinya itu berbaring sedangkan satu tangannya lagi memeluk tubuh Livia. Meski rambut mereka sudah sepenuhnya memutih dan wajah mereka sudah keriput tapi cinta mereka begitu kuat.Livia tersenyum. "Berada di peluk

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 8

    Hari-hari setelah kehamilannya terasa berat bagi Gadis. Setiap hari ia mengalami morning sickness yang menyebabkan susah makan.Randu yang biasanya pagi-pagi berangkat ke kedutaan kini harus mengurus Gadis lebih dulu sebelum pergi ke kantornya."Makan dikit ya, Abang bikinin sup hangat atau maunya roti coklat aja?" kata Randu sambil mengelus pundak Gadis yang terduduk lemas di sofa.Gadis menggelengkan kepalanya. "Adis nggak mau apa-apa, Bang. Adis nggak selera makan apa pun.""Tapi setidaknya Adis harus makan sedikit biar ada isi perutnya. Ingat, Dis, anak kita juga butuh asupan."Gadis tersenyum melihat perhatian Randu dan kepanikannya di waktu yang sama. "Ya udah, Adis mau minum teh hangat aja sama roti coklat," putusnya walau kemudian kembali berakhir dengan muntah.Malam harinya saat video call dan mengetahui keadaan Gadis, Livia langsung mengambil keputusan."Ndra, aku harus berangkat.""Ke mana?" tanya Rajendra."Ke Turki. Aku harus nemenin Gadis. Dia butuh aku saat ini. Ini ke

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 7

    Gadis dan Randu memulai kehidupan mereka sebagai suami istri begitu tiba di Ankara, ibukota Turki. Kota itu terasa begitu berbeda dengan suasana di Indonesia. Udara dingin menusuk di musim gugur. Arsitektur Eropa bercampur dengan sentuhan Ottoman serta hiruk pikuk kehidupan yang begitu asing bagi Gadis.Randu sebagai diplomat muda langsung disibukkan dengan pekerjaannya di kedutaan besar Indonesia. Seringkali ia harus menghadiri rapat dengan pejabat Turki, menerima delegasi dari Indonesia, atau menghadiri acara-acara diplomatik. Sementara itu gadis masih beradaptasi dengan kehidupan barunya. Awalnya ia merasa canggung tinggal di negeri orang. Namun Randu selalu berusaha membuatnya nyaman. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang luas dengan pemandangan kota Ankara yang indah.Setiap pagi Randu berangkat ke kedutaan, sementara gadis mulai membangun rutinitasnya sendiri. Ia mengambil kursus bahasa Turki agar bisa lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang sekitar. Selain itu ia juga se

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 6

    Hari keberangkatan Gadis dan Randu ke Turki semakin dekat. Di rumah keluarga Rajendra suasana haru kian terasa.Livia sibuk memastikan semua keperluan Gadis sudah siap. Ia berulang kali memeriksa koper putrinya hanya demi memastikan tidak ada barang penting yang tertinggal."Adis, kamu yakin semuanya udah lengkap? Paspor, obat-obatan, udah?" tanya Livia dengan suara bergetar.Gadis tersenyum tipis, ia mencoba menenangkan perasaan ibunya. "Udah, Bunda. Tenang aja, Adis udah cek berkali-kali, sama kayak Bunda."Namun, Livia tetap terlihat cemas. Tangannya gemetar saat merapikan baju-baju Gadis di koper."Nda, udah. Jangan kayak gini. Nanti Adis bakal sering nelepon dan video call sama Bunda kok," kata Gadis menenangkan sang bunda.Livia mengangguk tapi matanya mulai berkaca-kaca. Ia belum siap berpisah dengan Gadis, namun juga tidak mungkin menahan Gadis agar tetap bersamanya karena Gadis sudah menikah.Rajendra juga mencoba untuk tegar. Ia diam saja, memerhatikan semua persiapan denga

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 5

    Akad nikah Gadis dan Randu sudah selesai dilaksanakan. Acara disambung dengan resepsi pernikahan.Acara tersebut tampak meriah. Para tamu yang datang terlihat puas. Baik oleh penyelenggaraan acaranya maupun dari hidangan yang disajikan. Wedding singer yang berada di atas panggung yang berada tidak jauh dari pelaminan tidak ada hentinya menyanyikan lagu romantis, membuat atmosfer penuh cinta semakin terasa."Liv, aku mau nyanyi boleh nggak?" kata Rajendra tiba-tiba."Hah?" Mata Livia melebar mendengarnya. "Emang kamu bisa nyanyi?""Bisa dong walau suara aku pas-pasan," kekeh Rajendra.Livia ikut tertawa. "Ya udah gih, nyanyi sana biar anak-anak tahu kalau papanya ada bakat terpendam.""Kamu mau ikutan nyanyi sama aku?""Aku ngeliat dari sini aja."Rajendra berjalan ke belakang panggung, berbicara dengan seseorang lalu naik ke atas panggung. Mikrofon yang tadinya ada di tangan wedding singer berpindah ke tangan Rajendra."Bang, itu Papa mau ngapain?" tanya Gadis yang duduk di pelaminan

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 4

    Begitu mendapatkan restu dari Erwin, persiapan pernikahan Gadis dan Randu segera disiapkan.Livia yang paling sibuk. Ia memastikan bahwa semua berjalan lancar dan sempurna untuk anak perempuannya. Begitu pula dengan Rajendra. Ia lebih disibukkan dengan urusan administratif.Gadis menginginkan pernikahan yang sederhana tapi tetap elegan. Setelah berdiskusi panjang akhirnya mereka memutuskan menyewa gedung yang memiliki nuansa taman di dalamnya dengan lampu-lampu gantung. Sementara untuk dekorasinya sendiri dihiasi nuansa putih dan hijau yang menyimbolkan kesan alami dan damai.Untuk pakaian pengantin Randu mengenakan beskap putih klasik. Sedangkan Gadis memilih gaun putih gading dengan detail bordir yang lembut. Saat pertama kali mencobanya ia termenung di depan cermin, menyadari bahwa sebentar lagi hidupnya akan berubah.Mengenai undangan mereka mencetak undangan simpel dengan desain minimalis. Gadis dan Randu memutuskan hanya mengundang orang-orang terdekat. Meskipun begitu Rajendra

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 3

    "Yang benar aja kamu, Ndra. Nggak mungkin Gadis nikah sama Randu!" Begitu kata Erwin di saat Rajendra mengatakan tentang rencana menikahkan kedua anaknya."Aku dan Livia juga kaget, Pi. Tapi mau bagaimana lagi? Mereka berdua saling mencintai," ujar Rajendra pada Erwin."Kayak nggak ada orang lain aja." Erwin terlihat tidak setuju atas rencana pernikahan keduanya."Ya mau gimana lagi, Pi. Namanya juga cinta."Erwin terdiam. Ia kehilangan kata untuk menjawab kata-kata Rajendra."Pi, kita restui saja mereka. Jangan dipersulit," pinta Rajendra." Aku nggak ingin melihat anakku menderita apalagi kalau mereka sampai kawin lari."Erwin menghela napasnya lalu bertanya, "Sejak kapan mereka pacaran?""Sudah cukup lama, Pi. Livia yang punya firasat itu tapi aku nggak percaya. Sampai akhirnya keduanya mengaku."Erwin terdiam lagi seolah sedang memikirkan perkataan Rajendra. "Kamu nggak lupa siapa orang tua Randu kan, Ndra? Jangan lupa dia anak Utary dan nggak tahu siapa bapaknya.""Aku udah lupakan

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 2

    "Liv love, kamu ngeliat Gadis nggak?" tanya Rajendra setelah masuk ke ruangan Livia. Setelah semua yang terjadi Livia juga bekerja di kantor menjadi asisten pribadi Rajendra. Lagi pula anak-anak sudah besar."Paling pergi makan siang bareng Randu," jawab Livia sambil merapikan ikatan rambutnya."Makin hari mereka semakin dekat," komentar Rajendra."Iya. Aku pun ngeliatnya begitu." Livia menimpali. "Kamu ngerasa nggak sih, kalau hubungan mereka kayak udah nggak wajar?""Nggak wajar gimana?" Rajendra mengerutkan dahinya.Livia tampak ragu namun tak urung mengatakan. "Aku ngeliat mereka kayak orang lagi pacaran. Benar nggak?"Rajendra tertawa mendengarnya. "Kamu ada-ada aja, Sayang. Randu dan Gadis kan dari kecil sudah tumbuh bersama. Mereka itu kakak adik. Nggak mungkin mereka seperti yang kamu bilang."Livia terdiam. Yang dikatakan Rajendra ada benarnya. Tapi firasatnya berkata lain. Sebagai seorang ibu ia tahu persis ada yang berbeda dalam hubungan Randu dan Gadis. Cara Randu menatap

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 1

    Waktu terus berlalu tanpa bisa dihentikan. Setiap detik yang terlewati bagaikan anak panah yang melesat dengan cepat.Anak-anak sekarang sudah dewasa. Randu sudah bekerja sebagai salah satu staff di Kemenlu. Sedangkan Gadis melanjutkan kerajaan bisnis Rajendra bersama dengan Livia. Hubungan Gadis dengan Randu sangat dekat. Bahkan tidak bisa lagi dibilang sebagai kakak adik biasa. Tumbuh bersama sejak kecil dan melewatkan berbagai hal berdua membuat mereka saling terikat satu sama lain. Meski tidak ada pernyataan cinta yang terucap namun keduanya menyadari bahwa mereka berdua saling mencintai. Hanya saja mereka tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Rajendra dan Livia menganggap keduanya saling menyayangi sebagai kakak dan adik. Tidak sedikit pun terbersit di pikiran mereka bahwa keduanya akan melewati batas itu."Dis, Abang pengen ngomong. Bisa nggak kita ketemuan makan siang nanti?" Itu pesan yang diterima Gadis dari Randu ketika ia sedang sibuk-sibuknya bekerja di kantor."Ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status