Kabar hilangnya sang adik membuat Daren Grissham merasa ia telah gagal memenuhi permintaan ibunya, Liliane MacKenzie untuk menjaga adiknya.Tidak ia pedulikan lagi apa pun selain bisa mencari keberadaan adiknya dimanapun. Sampai akhirnya Sylvia Sanders merasa bahwa Grissham betul-betul telah mengabaikan dirinya.Pertemuan mereka berikutnya terjadi pada saat Sylvia Sanders harus menghadapi tuduhan pembunuhan terhadap Sky Ferragamo.Sylvia sendiri sebenarnya tidak begitu peduli terhadap tuduhan serius padanya sabagai pelaku pembunuh seorang usahawan, Sky Ferragamo. Setelah berbagai kejadian pahit yang telah menimpanya akhir-akhir ini, tuduhan itu masih belum seberapa dibandingkan dengan kesedihan karena telah lama berpisah dengan sang buah hati. Suri Arnoldi, gadis kecilnya itu kini berusia hampir empat tahun, pasti sudah semakin cantik, semakin pintar.Terakhir kali ia meninggalkan putri kecilnya saat ponselnya berbunyi. Atas petunjuk dari saudari sepupunya, Gladys Brown, sampai pada
Purple Tulip Grand Hotel, Manhattan City18 Oktober 202001.23 AM“Gladys? Maaf aku telah menganggumu. Ternyata kau yang memesan kamar ini?” ujar Sylvia tidak enak hati. Ia tak menyangka, bunyi pesan dari ponselnya yang menyuruh ia mendatangi kamar hotel ini telah mempertemukannya dengan saudara sepupunya.Wanita yang membuka kamar itu kaget. Ia memandang gugup pada wanita pengetuk kamar hotel yang telah ia sewa itu bersama kekasihnya.Sylvia memutuskan segera pergi, ia membalikkan tubuhnya untuk berlalu tanpa banyak berkata lagi. Bagaimanapun ia harus menjaga privasi Gladys, putri tantenya.“Siapa yang datang, Dys?”Sylvia tercekat, apakah ia tidak salah dengar?Untuk sesaat, Sylvia hampir tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhnya. Tapi ia merasa yakin, itu suara suaminya.Mata Sylvia berpaling membalikkan tubuhnya kembali.Sylvia hampir tidak percaya pada pandangan menyakitkan di depan matanya."Reynold! K—kalian?!”Lelaki yang terbaring di kamar menghadap televisi itu tak kalah k
"Ini jam berapa, Noldi. Kau buat kaget saja,” omel seorang wanita di seberang sana.“Maaf ya sudah mengganggu jam tiga dini hari ini. Tapi aku mau minta bantuan.”“Ada apa?!” tanya ibunya sarkas.“Saya telpon August tidak diangkat, mungkin hapenya dimatikan.”“Ada apa jam segini bangunin dia, pastilah dia masih mimpi,” sergah ibunya.“Mom, tolong bangunin August. Suruh dia ke rumahku sekarang.”“Ada apa?”“Suruh Agus pastikan Sylvia sudah di rumah sekarang, Mom.”“Ada apa lagi dengan wanita itu? Jam segini masih keluyuran! Sudah biarkan saja. Dasar menantu kurang ajar.”Telpon itu ditutup Mrs. Mathilda.Mathilda adalah seorang mertua yang tidak menyukai menantunya.Dering telpon dari putranya berkali-kali lagi setelah itu tidak ia pedulikan, bahkan kemudian ponsel itu ia matikan.Mathilda melanjutkan tidurnya dengan pulas. “Badaipun tidak akan bisa mengganggu tidurku. Persetan dengan Sylvia itu,” dengusnya melanjutkan mimpi.Sylvia telah dikepung tenaga medis untuk mendapatkan pertol
Sesampainya dirumah, tindakan pertama yang Reynold lakukan adalah membawa putrinya ke rumah sakit Ibu dan Anak terdekat. Mengenai kepergian Sylvia ia kesampingkan terlebih dahulu. Reynold mengira istrinya itu pulang ke rumah orang tuanya. Biar saja, mungkin ia ingin menenangkan diri.Setelah beberapa hari melalui pemeriksaan dengan melibatkan dokter ahli dan melalui serangkaian test kesehatan, seorang dokter spesialis penyakit dalam, onkologi-hematologi anak, Dr. Hendrawan Saputra berucap, “Putri Anda menderita sakit leukimia, Pak.”Kenyataan pahit ini Reynold terima dengan mata berkaca-kaca....Sementara agak jauh dari sana. Sylvia menghadapi masa kritis. Operasi yang telah dilakukan tidak berhasil. Malaikat maut bersiap menyapa wanita malang itu....Las Vegas Hospitals2 Juli 2021Pukul 01. 26 PMAkhirnya mata biru laut itu bisa menatap sekeliling ruangan yang putih. Sejenak Sylvia terdiam. Mengatur napasnya.“Saya dimana?” Bibirnya bisa mengucapkan pertanyaan itu pada seorang
Sudah waktunya pulang kerja. Gladys berjalan ke luar kantor, seorang lelaki menunggunya sambil bersandar di mobil. Sudah seminggu sejak mereka makan malam bersama, dan pemandangan Hans menjulurkna kaki panjangnya menunggunya pulang dari bekerja pada sebuah perpustakaan, sungguh menyenangkan hatinya.“Hei, bagaimana kalau kita makan malam bersama?”“Aku harus mencuci pakaian.”Hans bingung, ajakan kencannya ditolak. “Kau menolak ajakan berkencan karena mau mencuci pakaian?”Gladys menepuk-nepuk lengan Hans, “Maksudku, kau mendadak muncul dan mengajakku makan malam saat aku berencana mencuci pakaianku.”“Bagaimana kalau kita makan malam di rumahmu agar kau tetap bisa mencuci pakaianmu? Ayolah, aku membawa donat.”“Baik. Ikuti mobilku,” sahut Gladys pasrah. Ia menghindari ciuman Hans dan berjalan ke mobilnya sambil melambai. Setelah memasang sabuk pengaman dan mengemudi pulang, ia tersenyum mengingat ketampanan Hans dan betapa tersanjung dirinya. Kemudian mereka sudah sampai ke rumahnya.
“Sylvia sayang, tolong pastikan Sky tidak sendirian,” ujar Mrs. Chaterine Waters Ferragamo. Ia adalah bibi Sky Ferragamo.Sylvia menatap ke bawah, ke arah padang rumput landai di kediaman Sky Ferragamo di Richmond untuk mengamati Honorabe Constanty Lane. Melihat Sky Ferragamo memasuki tenda teh.Setelah ia pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu, kini ia berada di sebuah “welcome party” yang pria itu adakan sebagai syukuran kesembuhannya dari koma selama hampir enam bulan.Halaman rumah mereka yang luas itu diambil alih untuk sebuah pesta kebun, dengan banyaknya meja dan kursi yang bertebaran dan dihiasi dekorasi ruangan terbuka yang indah. Kediaman mereka berada di sebuah bukit yang memiliki pemandangan dengan sungai di bawahnya. Sky Ferragamo yang mencapai kesuksesan di usia terbilang muda, adalah kandidat yang baik untuk dirinya. Ia memiliki karier yang baik, koneksi luas, yang banyak diantaranya sedang berada di sini. Tamu yang diundang adalah dari kalangan bisnis keluarga bes
Vegas adalah rumah kedua bagi Daren Grissham. Dia tahu setiap jalan dari Whitehall sampai East End. Setiap sudut Downtown, Henderson dan Boulder City dia pahami dengan baik. Daren mulai mempelajarinya ketika dia masih seorang bocah yang hidup di Clark, sebelah selatan Nevada, hanya dengan sang ibu yang membesarkan dirinya.Kemudian setelah berhasil menjadi seorang anggota polisi, kegiatan berpatroli menyusuri jalan-jalan baginya adalah kesempatan untuk dia semakin mengenali kota itu. Terlebih lagi dia adalah seorang detektif yang dikirim ke setiap penjuru Vegas dan sekitarnya.Daren mengenal setiap jalanan seolah menghafal namanya sendiri, siapa tinggal dimana? bisnis apa? resmi ataukah ilegal? ada di mana? dan ia kritis menilai orang-orang seperti apa yang melangkah di jalanan.Dia mengetahui setiap lorong, serta tangga yang tersembunyi. Vegas yang merupakan kota perjudian terbesar dibagi menjadi beberapa distrik oleh pemerintah. Area-area yang ramai oleh para pengunjung yang mengad
Daren Grissham tidak tinggal diam begitu saja. Ia melayangkan tinjunya tepat pada wajah Dalton. Dan ia terus memukul bertubi-tubi dengan segenap kemarahan yang menggelegak memenuhi relung dadanya. Ia tidak melihat atau mendengar apapun, yang ia tahu, pria di hadapannya ini sudah menyebabkan teror kematian, dengan pengecut telah tega melukai anak-anak yang tidak berdosa.“Sir,” kata dalah satu anak buahnya. “Dia sudah tidak berdaya.”Daren masih terus memukul. Terdengar erangan dan rintihan memekik kesakitan. Tangan Dalton yang patah berusaha ia angkat untuk menutupi wajahnya. Cairan merah mengucur dari hidung dan mulutnya, yang jatuh membasahi tanah yang sebelumnya telah kotor.“Sir?” Seorang lagi berusaha memberanikan diri menangkap lengan Daren. Sentuhan itu membuyarkan lamunan Daren yang merasa berada di tempat gelap yang mengurungnya. Kesadaran perlahan menghinggapi.Dalton yang kini tidak bersuara tidak terlihat bergerak. Dengan sedikit gugup polisi muda itu menatap nanar pada Da
Kabar hilangnya sang adik membuat Daren Grissham merasa ia telah gagal memenuhi permintaan ibunya, Liliane MacKenzie untuk menjaga adiknya.Tidak ia pedulikan lagi apa pun selain bisa mencari keberadaan adiknya dimanapun. Sampai akhirnya Sylvia Sanders merasa bahwa Grissham betul-betul telah mengabaikan dirinya.Pertemuan mereka berikutnya terjadi pada saat Sylvia Sanders harus menghadapi tuduhan pembunuhan terhadap Sky Ferragamo.Sylvia sendiri sebenarnya tidak begitu peduli terhadap tuduhan serius padanya sabagai pelaku pembunuh seorang usahawan, Sky Ferragamo. Setelah berbagai kejadian pahit yang telah menimpanya akhir-akhir ini, tuduhan itu masih belum seberapa dibandingkan dengan kesedihan karena telah lama berpisah dengan sang buah hati. Suri Arnoldi, gadis kecilnya itu kini berusia hampir empat tahun, pasti sudah semakin cantik, semakin pintar.Terakhir kali ia meninggalkan putri kecilnya saat ponselnya berbunyi. Atas petunjuk dari saudari sepupunya, Gladys Brown, sampai pada
22 Juni 2016One Police Plaza Kepolisian Las VegasDivisi KriminalBeberapa minggu setelah pertemuan Sylvia dan Daren Grissham di kediaman McKenzie. Lelaki itu kini sedang berada di kantornya, di sebelah barat Las Vegas. Kesibukannya sebagai pemilik Grissham Media Group, sebuah jaringan besar sebuah stasiun TV di Negeri Kincir Angin yang adalah hasil kerja keras dari sang ayah tidak boleh menyita perhatian nya lebih dari tugas pokok seorang Abdi Negara.Dua profesi yang hampir berseberangan. Hal itu tidak lain karena kedua orang tuanya memiliki visi berbeda dalam hidup mereka.Charles Grissham, seorang wira usaha sejati menginginkan Grissham mengikuti jejak dirinya. Sedangkan sang ibu bersikeras Daren Grissham harus menjadi seorang anggota polisi. Demi memenuhi harapan kedua orang tuanya, Grissham melakukan keduanya. Ia mendaftar akademi kepolisian setelah menyelesaikan kuliahnya di Belanda. Usaha ayahnya di Belanda didelegasikan kepada sepupunya yang telah ia percaya. Frederick Carlo
Menghadapi seorang hakim pastilah akan terasa traumatis bagi Sylvia Sanders. Wanita itu perlu memahami hal demikian. Kata-kata Daren Grissham berikutnya adalah apakah yang akan diucapkan seorang hakim yang kejam.“Kau hanya berdua di tenda bersamanya, tidak ada orang lain di dekat kalian. Dia mati dan jika kami benar tentang racun macam apa itu, racun itu bereaksi dengan cepat. Fakta itu akan terkuak. Surat kabar antusias dengan cerita pembunuhan, apalagi yang melibatkan sosialita sepertimu. Tidak ada orang lain yang punya waktu untuk menaruh racun ke dalam cangkir teh nya. Hanya kau. Jadi katakan kepadaku apa yang terjadi? apa tepatnya yang kau lihat---siapa yang kaulihat? Aku akan menghindarkan mu sejauh mungkin dari penjara dan pengadilan dengan segenap tenagaku, Sylvia. Tapi aku harus bekerja keras untuk bisa melakukan itu.”Sylvia mendengarkan ucapan itu dengan penuh keterkejutan. “Apa yang kau katakan? Apakah kau tidak mempercayaiku? Kenapa kau? berani sekali kau!?”Daren Grissh
30 Juli 2021Kediaman Chaterin Waters, Vegas“Itu adalah awal mula dari kesengsaraan berlanjut yang aku rasakan sampai saat ini. Pernikahan yang berlangsung tiba-tiba tanpa adanya pengenalan intens masing-masing dari kami. Dalam tiga tahun pernikahan kami, Suri adalah buah cinta kami yang tidak mendapatkan kasih sayang lengkap dari orang tuanya. Pertengkaran demi pertengkaran yang sering terjadi di antara kami, bukan merupakan bekal psikologis yang baik untuk putri kami. Sampai pada akhirnya, aku mendapati Gladys, saudari sepupuku memikat hatinya Reynold Arnoldi. Aku berjalan tanpa arah sampai akhirnya kecelakaan nahas itu terjadi. Sky Ferragamo tewas di depan mataku.” Kalimat itu keluar dari bibir Sylvia Sanders. Menceritakan ihwal bagaimana akhirnya ia berada di sini, di kediaman megah Mrs. Chaterine Waters, bibi Sky Ferragamo lelaki yang menabrak sekaligus merawat sakitnya selama beberapa lama.Daren Grissham mendengar cerita wanita itu dengan penuh perhatian. Ia masih sama seper
12 belas jam sebelumnya...Reynold Arnoldi tahu apa rencana Sylvia Sanders. Ia benar-benar merasa tertarik ketika wanita itu mengutarakannya, menjelaskan pilihannya untuk melakukan Inseminasi Buatan dengan donor sperma. Bukannya mundur teratur, Arnoldi malah memutuskan bahwa mereka berdua harus melewati malam ini dengan bersenang-senang bersama. Melewatkan malam yang indah, lepas dari konsekuensi. Sesuatu yang hanya berkisar seputar obrolan ringan, perilaku yang lepas bebas, tidak berbahaya dan lebih banyak minuman.Sylvia Sanders nyaris tidak bisa bernapas karena terlalu banyak tertawa mengelilingi kasino. Ia sengaja tidak memasuk Burberry karena tidak ingin merusak suasana. Mereka tidak berhenti menonton atraksi demi atraksi, terjebak dalam kesenangan yang selama ini tidak pernah ia nikmati.Telapak tangan Arnoldi menyentuh punggung Sylvia dengan ringan saat membimbingnya menuju deretan mesin-mesin lotre. “Entahlah, Sylvia. Nampaknya untuk sebuah keputusan sebesar ini, kau harus mem
Senyum Sylvia Sanders mengembang lebar saat mata hijau besarnya menatap Arnoldi. “Mungkin ini kedengarannya seperti rayuan. Ehm... Bagaimana mengatakannya ya, tapi kau harus percaya kalau aku bilang ini bukan sebuah rayuan.”Ujung bibir Arnoldi tersenyum saat dia bersiap untuk mendengarkan lanjutan rayuan yang tak terhindarkan itu. Ini menarik. Mengikuti permainan itu Arnoldi mengangguk. “Oke, kau sudah memberi peringatan, lanjutkan.”Sylvia mengangguk sambil menghembuskan nafas panjang. “Kulihat kau mau meninggalkan tempat ini. Dan aku akan merasa sangat bersyukur kalau kau tidak berkeberatan berjalan keluar bersama aku. Supaya kelihatan kita pergi bersama.”“Benar? hanya supaya kelihatan kita pergi bersama?” Mata Arnoldi menatap manik lebar hijau di hadapannya, mencari kejujuran. Ia merasa gadis ini pernah ia lihat, tapi lupa dimana. Rupanya ia tidak suka menonton televisi, atau mencari berita gossip. Lagi-lagi gadis itu tersenyum lebar sekilas dan Arnoldi menangkap kesan gadis i
15 jam laluSylvia Sanders menjungkir kan gelasnya, memperhatikan tetesan terakhir Martini yang mengalir di bibir gelas. Sambil menangkap tetesan itu dengan lidah, dia berharap pelayan melihat tindakannya itu sebagai sebuah permintaan tolong dan membawakan isi ulangnya dengan cepat.Sylvia tidak mau mengingat-ingatnya lagi, tidak membuang-buang waktu barang sedetik pun yang berharga untuk pria yang pergi setelah seakan-akan memberikan harapan kepadanya walaupun itu adalah hanya sebuah ciuman. Ia merasa dirinya terlalu konyol karena ia mengharapkan seorang pria melakukan tindakan yang serius hanya karena telah menciumnya. Ketika punggungnya terasa kaku, dia mulai menarik tali kekang emosinya.Ia tidak membutuhkan Daren Grissham. Dia tidak membutuhkan pria mana pun untuk bisa memiliki anak seperti yang selalu diinginkannya. Ya, tidak lebih dari lima menit waktu yang berharga dengan sebuah keinginan.Saudari sepupunya, Gladys Brown menghela nafas, matanya menerawang sambil menatap sauda
Las Vegas21 Desember 2016Reynold Arnoldi tidak suka mendengarkan helaan mual berulang ulang yang terdengar keras di ruangan berlapis marmer halus itu. Sungguh ini adalah beban yang tidak menyenangkan baginya. Perutnya bergejolak dan kepalanya terasa seperti dihantam. Tapi tidak mungkin juga ia melarikan diri lewat pintu yang memanggil manggil menuju kebebasan di luar sana. Pandangannya kembali ke arah bayangannya sendiri yang sedikit pucat di cermin. Arnoldi mematikan kran air dan memeras handuk. Ia memaksakan ekspresi simpati di wajahnya dan siap menghadapi apa yang akan terjadi. “Hai, Cantik,” panggilnya sambil mendekati makhluk menyedihkan yang setengah bersandar pada dinding sambil mencengkeram panggiran toilet di depannya. “Sudah lebih enakan?” tanya dia.Sebuah mata hijau mengintip dari balik rambut yang kemerahan ketika ia meraih handuk yang diangsur kan Arnoldi padanya. “Uddo...”“Arnold,” ralatnya datar. Bingung harus merasa senang atau sebaliknya.“Kita butuh pengacara!”
Bagaimana bisa Delaney berhasil membujuknya menjejalkan diri ke dalam stelan ini dan berjalan memasuki sebuah pesta dansa. Dengan gelisah, Daren Grissham memasuki ruangan itu. Ibunya telah mendorongnya untuk menerima undangan kakaknya, Leticia, ibu Delaney, saudara sepupunya itu. Dan Benedicta pasti sudah mengirim surat kepada ibunya agar ia sanggup menerima pesta dansa yang sangat tidak Daren sukai.Para istri McKenzie sering menyurati Liliane agar Daren Grissham mau membaur bersama putra putra mereka.“Mereka bermaksud baik. Tapi sebenarnya mereka berharap aku tidak akan benar-benar datang. Namun kau anakku. Pergilah dan tunjukkan kepada mereka bahwa tidak ada yang salah dengan dirimu. Ayahmu bukan orang yang jahat walaupun aku telah memilihnya sebagai suami, kau tetap lah anakku, yang memiliki darah yang sama dengan mereka. Kalau tetaplah seorang bangsawan sekarang pergilah, tunjukkan kepada Delaney bahwa kau adalah saudara yang lebih baik darinya.”“Hah,” kata dari Daren Grissham