"Ahh... hentikan.. aahh.. tolong hentikan!" tangis Hanna menggema lagi ketika pria itu berada diatasnya lagi memacu hasratnya yang seolah tidak ada habisnya."Berhenti? Haruskah aku berhenti? Apa kamu masih ingin melanjutkan untuk berpura-pura tidak mengingatku?" Aiden menggerakkan pinggangnya dengan kasar sehingga Hanna kesakitan."Tuan... aku mohon... aahh.. aku bukan Alena!"Entah sudah berapa hari Hanna menjadi tawanan dan pelampiasan nafsu bejat pria ini yang bernama Aiden Bradley. Dia bahkan tidak dapat melihat terang dan gelap di tempat ini.Bahkan tangan dan kakinya dirantai seperti hewan peliharaan."Aaggghh... sakiiittt...." Hanna berteriak kesakitan karena Aiden menggigit dadanya."Isteriku tersayang, sebegitu bencikah dirimu padaku sampai kamu harus merubah wajahmu dan berpura-pura tidak mengingatku Alena?""Sudah berapa kali kukatakan padamu, aku bukanlah Alena Hart. Namaku Hanna Miller huhuuuu...." Hanna berkata dengan putus asa sambil menangis.Hanna tidak tahu, mengapa
Aiden telah menunggu selama 20 menit di meja makan dan Hanna belum juga datang."Mengapa dia lama sekali?" gumamnya gelisah.Aiden kemudian beranjak dari meja makan dan berjalan menuju kamar yang dulunya adalah miliknya dan Alena.Ketika membuka pintu dia terkejut melihat Mira pingsan dan tergeletak di lantai. Matanya melihat sekeliling dan dia tidak menemukan sosok Hanna."Mira! Mira!" ujar Aiden sambil menepuk-nepuk pipi dan pundak Mira.Mira perlahan mulai membuka matanya dan ketika dia tersadar penuh dia berkata dengan gugup dan gelisah."Tuan, maafkan saya, saya telah lalai. Tadi Nyonya meminta obat untuk mengobati luka lecet di pergelangan tangan dan kakinya. Kemudian... kemudian saya merasa seperti sesuatu menyengat di kulit telinga saya dan tiba-tiba penglihatan saya gelap Tuan.""Pengawal! Pengawal!" teriak Aiden memanggil."Ya, Bos!" para bodyguard Aiden kemudian datang."Segera kejar dan temukan Hanna!""Siap, Bos!""Sial, aku baru saja menemukanmu dari persembunyian setela
Memasuki musim semi, harum aroma bunga tercium dimana-mana. Kampus Universitas Harvard sedang mengumpulkan orang-orang terkenal di bidang pengetahuan teknologi.Hari ini salah satu dari orang terkenal tersebut adalah Hanna Miller. Hanna saat ini adalah seorang dokter ahli bedah jantung ternama di dunia dan dia akan hadir disana untuk memberikan seminar.Layar besar elektronik di alun-alun kampus menampilkan tulisan, "Seminar Hari Ini Bersama Profesor Dokter Hanna Miller", kemudian menampilkan video tayangan seorang wanita cantik yang mengenakan baju dokter dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku bajunya.Tidak ada ekspresi lebih pada wajahnya. Wajahnya yang tenang tampak dingin, elegan, dan sombong.Tidak lama kemudian datang sebuah mobil Cadillac berwarna merah. Mobil ini berhenti tepat di depan kerumunan reporter Amerika dan asing.Para reporter mengangkat kamera bersiap mengabadikan sosok yang sudah mereka nantikan.Pintu belakang mobil perlahan terbuka dan memperlihatkan sepatu
Hanna kemudian kembali untuk melakukan operasi bypass jantung seorang pasien yang cukup berumur.Seorang wanita berusia 76 tahun. Namun, jika hanya melihat penampilannya sekilas dia masih nampak seperti berusia 50an.Kulit dan tubuhnya masih terawat, dan garis wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat cantik ketika muda.Wanita tua itu melakukan pemeriksaan seminggu sebelumnya. Operasi ini memiliki tingkat keberhasilan hanya 50 persen jika dokter-dokter ahli lain yang menangani.Pihak keluarga wanita itu tidak ingin menyerahkan penanganan operasi yang memiliki resiko gagal dan berakhir kematian 50 persen.Ketika pihak keluarga membawanya kepada Hanna, dengan yakin dia berkata, "Aku memiliki keyakinan keberhasilan operasi ini 80 persen. Tapi bahkan angka 20 persen sekalipun, itu sudah cukup besar untuk sebuah resiko yang akan diambil di meja operasi."Keluarga semula ragu, namun wanita tua itu cukup yakin."Baiklah, bahkan 80 persen sudah memberikanku secercah harapan. Aku akan mencoba dan
Setelah sekitar 7 jam, Betsy telah sadar. Hanna bergegas memeriksa kondisinya."Sepertinya kondisi Nenek sudah cukup stabil, tapi untuk berjaga-jaga sebaiknya Nenek masih tinggal di ruang observasi dulu ya selama 17 jam kedepan. Setelahnya Nenek bisa masuk ruang perawatan dan bertemu dengan anggota keluarga Nenek," ucap Hanna sambil tersenyum.Betsy yang masih lemah hanya bisa mengangguk dan tersenyum kepada Hanna.Sesampai Hanna di ruang prakteknya, Mia melapor kepada Hanna."Ada seorang pria diluar bernama James, katanya dia putera dari Nyonya Betsy.""Suruh dia masuk."Kemudian seorang pria tampan berusia 30an masuk keruangan, dia memiliki tinggi 185cm, dengan kulit kuning kecoklatan. Dia menggunakan pakaian kasual edisi terbatas, jika diliat sekilas bahkan dia terlihat seperti masih berada di umur 25 tahunan."Halo dokter, saya James, putera Betsy. Bagaimana kondisinya sekarang?""Wow, dia sangat tampan," pikir Hanna dalam hati.Untuk sesaat Hanna hilang fokus kemudian berkata, "Be
Mentari bersinar lagi, pagi hari datang kembali, menandakan hari yang baru telah datang lagi.Seperti biasanya Hanna akan memulai aktivitasnya di pagi hari dengan berolahraga.Dia akan berlari mengelilingi lingkungan disekitar gedung apartemen. Hanna berlari setidaknya 30 menit setiap hari.Dia sangat menyukai pagi hari di musim semi.Ketika matahari baru saja terbit, dia sungguh bersemangat untuk berlari.Di lingkungan apartemen Hanna ada sebuah taman yang ditumbuhi bunga-bunga lily putih.Dia sangat menyukai bunga lily putih. Setelah selesai berlari, dia akan duduk sejenak melepas lelah di taman itu sambil memandangi bunga-bunga yang ada disana."Wah, ternyata disini ada juga taman yang ditumbuhi bunga lily putih. Staminamu pada saat berlari boleh juga, aku hampir tidak mampu mengejar kecepatanmu.""Uhukk..uhuk..uhuuukk.." Hanna yang sedang meneguk air mineral yang dibawanya, seketika tersedak karena kaget.Setelah mengatur napasnya sejenak Hanna memandang dengan kesal ke arah pria
"Sedang apa kamu disini Aiden?" Hanna bertanya.Aiden mengangkat bahunya,"Tidak ada yang salah jika aku disini. Aku menjenguk nenekku."James melihat Hanna dan Aiden bergantian, "Kalian saling mengenal?"Sebelum Aiden sempat menjawab, Hanna menjawab dengan cepat, "Tentu saja, karena Tuan Aiden sekarang adalah pemilik institut penelitian tempat aku bekerja."James teringat sesuatu, "Oh, aku ingat sekarang. Kamu berkata bahwa kamu ketua tim institut penelitian. Aiden memang beberapa hari yang lalu melakukan pengambil alihan institut penelitian.""Kami bertemu sebelum itu, Paman." Ketika Aiden menjawab seperti itu,Hanna memelototi Aiden."Dia pernah diundang sebagai pembicara di rumah sakit keluarga Bradley," sambung Aiden lagi sambil menatap Hanna dengan senyuman usil."Ayolah, Hanna. Sabar..sabar.." dia berbicara menyemangati dirinya dalam hati."Ya..kira-kira seperti itu perkenalan kami," sahut Hanna."Aku..aku permisi," ujar Hanna sambil berlalu pergi dari sana."Aiden, mengapa gadis
Siang hari, ketika Hanna selesai membersihkan diri setelah melakukan prosedur operasi, dia mendengar teleponnya berdering."Hanna, anakku sayang. Bagaimana kabarmu nak?" terdengar suara seorang wanita paruh baya di ujung telepon."Ibu.. aku merindukanmu. Aku baik Bu. Bagaimana dengan ayah dan ibu? Sudah sebulan ayah dan ibu di Himalaya. Kapan kalian akan kembali?""Aku dan ayahmu sudah kembali. Apakah kamu sudah makan siang? Ayo, kita makan bersama dirumah. Ibu akan masak makanan kesukaanmu. Bagaimana?" ujar Clara lagi."Tentu, tentu aku bisa Bu. Sampai bertemu dirumah," sahut Hanna dengan senang."Oke, ibu dan ayah menantikan kedatanganmu." Setelah itu Clara menutup teleponnya.Hanna merasa senang setelah menerima panggilan telepon dari ibunya.Mia yang melihat Hanna terlihat begitu senang pun bertanya, "Ada apa, kamu sepertinya sedang sangat gembira?""Mia, ayah dan ibuku sudah kembali ke negara ini. Aku ingin bertemu dengan mereka. Apakah ada agenda lagi setelah ini? Ibuku memanggi
"Siapkan ruang operasi!" Ujar Alena memerintahkan perawat yang bertugas. Kemudian Alena mengeluarkan jarum perak dari dalam tasnya. Dia menusukkan jarum-jarum itu di beberapa titik di tubuh Aiden. Alena berbisik ke telinga Aiden, "Bertahanlah, Aiden. Kumohon." Tit tit tit tit Pada layar monitor alat pengukur detak jantung, terlihat jantung Aiden kembali bereaksi. "Persiapkan pasien, aku akan mensterilkan diri." Alena bergegas membersihkan dirinya di ruang steril. Sekitar setengah jam kemudian Alena masuk kembali ke ruang operasi. Aiden telah dipersiapkan dan juga telah diberi anestesi. Alena membelah bagian dada Aiden dan membuka tulang bagian dadanya. "Benar dugaanku, tulang rusuknya patah dan mengenai paru-paru dan jantungnya." Gumamnya. Alena menusukkan lagi beberapa jarum akupuntur di beberapa titik yang mengalami pendarahan. Tangannya dengan terampil dan dia segera menemukan bagian-bagian vital Aiden yang terluka. Tiiiiiiittttt "Dokter, pasien kritis." Dokte
"Hari ini, Elsa Burch putri dari Tony Burch, pesaing ketat Eddy Caleman dalam pemilihan calon perdana menteri ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap dokter Bianca Hart dan putranya. Selain itu juga diadakan penyelidikan atas tuntutan 'penyalahgunaan kekuasaan' yang dilayangkan Bianca Hart terhadap Tony Burch. Jika Tony Burch terbukti bersalah, kemungkinan besar dia akan ditangkap dan masuk ke dalam tahanan menyusul putrinya. Dengan demikian, Eddy Caleman akan melenggang dengan pasti memjadi calon terpilih perdana menteri berikutnya." Berita ini ditayangkan di layar gedung tertinggi di pusat kota. Hampir setiap pejalan kaki yang lewat melihat dan mendengar pemberitaan itu. "Cih, dia layak mendapatkannya. Dia dan putrinya adalah orang yang sangat sombong. Mentang-mentang anggota parlemen, lalu seenaknya saja memaki dan menghina orang lain." "Benar, dia selalu berlagak setiap kali berbelanja di tokoku. Elsa selalu merasa seolah dia adalah orang paling hebat dari orang
Bianca pagi ini tiba di depan kliniknya untuk bekerja seperti biasa, namun sayang sekali pintu kliniknya disegel. "Dokter, Anda akhirnya tiba?" Dona terlihat agak panik."Ada apa ini Dona?" Bianca sedikit bingung melihat kliniknya yang diberi garis polisi."Tony Burch melaporkan kita ke polisi, katanya Anda melakukan malapraktik sehingga Elsa Burch cacat. Anda diduga melakukan metode kecantikan yang tidak seharusnya."Bianca tersenyum sinis di wajahnya, "Benarkah?""Bagaimana ini Dokter?" tanya Dona."Aku akan mengatasinya, kalian bersantailah hari ini. Anggap ini sebagai hari libur. Oke?" Bianca tidak ingin Dona dan stafnya yang lain berdiri dengan sia-sia disini."Baiklah, Dokter."Kemudian para stafnya memilih pergi dan membubarkan diri di sana.Bianca mengambil ponselnya menekan tuts di layarnya.Tidak lama terdengar suara tawa dari seberang telepon, "Hahaha, Ayahku benar. Dia berkata kamu akan segera menghubungi dan memohon. Kenapa? Kamu takut dipenjara dan klinik kecantikan mil
"Dimana Bianca?!" Tony masuk ke dalam klinik kecantikan milik Bianca dengan wajah yang terangkat tinggi, seolah setiap orang harus tunduk dan hormat padanya. "Tuan, Anda tidak boleh masuk ke ruang praktek dokter begitu saja. Dokter Bianca sedang ada pasien!" Dona mencoba menghalangi Tony Burch yang memaksa masuk ke ruang praktek Bianca. Tony Burch merasa kesal karena wanita yang sepertinya adalah asisten pribadi Bianca, terus berusaha menghalanginya. "Minggir kamu!" Dia sudah tidak sabar dan mendorong tubuh Dona hingga terhuyung. Ceklek Sosok Tony Burch yang angkuh terlihat di pintu ruang praktek yang terbuka. Dan dia masuk begitu saja ke dalam ruang praktek Bianca. Bianca saat ini sedang melakukan metode perawatan laser pada pasiennya. Dan dia tidak dapat meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemui Tony Burch yang lancang. "Maafkan aku Dokter, Tuan ini memaksa masuk." Dona merasa tidak enak karena Bianca mengalami gangguan saat bekerja. "Tidak mengapa Dona, tolong arahka
Aiden segera menuju ke titik lokasi tanda SOS yang dikirim oleh Vince melalui jam tangannya. Dia sampai pada sebuah gudang barang yang tidak dipergunakan lagi. Beberapa pria lari terbirit-birit dari dalam gudang, seperti sangat takut akan sesuatu. Aiden menghalangi salah satu dari pria itu. "Mengapa kalian begitu terburu-buru? Ada apa?" "Minggir, jangan halangi jalanku!" pria itu melotot kepada Aiden. "Apa kamu melihat anak ini?" Aiden menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya. "Apa kamu tidak mengerti? MINGGIR!" pria itu berteriak kepada Aiden yang bersikeras menghalangi jalannya. "Baiklah, jika kamu tidak ingin dengan cara yang baik-baik!" Aiden mengekang tangan pria itu dibelakang punggungnya dan mendorong wajahnya ke tembok dalam sekejap. "Aku akan menelepon polisi, dan pasti kamu lah orang yang akan dicurigai pertama kali!" Aiden mengancam. Tentu saja pria itu takut dan gemetar. Jika dilaporkan ke polisi, dia pasti akan ditangkap atas percobaan penculikan seorang
"Halo, putraku yang tampan. Mengapa wajahmu cemberut?" Bianca menjemput putranya di taman kanak-kanak. "Mama, mulai besok aku tidak mau masuk ke sekolah. Kecuali Mama memindahkan aku ke sekolah dasar." "Apa kamu yakin mau lompat kelas Vince?" "Iya Ma. Pleaseeeee!" Bianca membukakan pintu mobil untuk Vince, agar dia masuk ke dalam mobil. "Baiklah, nanti mama urus ya Vince. Sudah, jangan cemberut lagi Sayang. Sekarang kita mau kema_ hmmmfff!" Mulut Bianca tiba-tiba dibekap, sama halnya dengan Vince. Mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil Van oleh tiga orang pria asing. Bianca bersikeras memberontak, namun tangannya dipegang dengan kuat oleh dua orang pria tersebut, dan seorang lagi terlihat memegang Vince. "Siapa yang menyuruh kalian menculik kami?" tanya Bianca. "Nanti kamu akan bertemu dengan Bos kami ketika ajalmu akan menjemput. Tenang saja, kami tidak akan membuat kalian berdua mati penasaran." "Benarkah?" Bak Buk Bak Buk "Hei, ada apa dengan kalian? Men
"Alena, kamu sudah sadar?" Bianca terlihat membuka matanya perlahan sambil menyesuaikan cahaya di dalam ruangan yang semua dekorasinya serba berwarna putih. "Dimana ini?" tanyanya bingung. "Ini di rumah sakit. Kamu tadi jatuh pingsan. Kamu sepertinya terkena flu dan demam tinggi. Sekarang demammu sudah menurun." "Sekarang sudah pukul berapa?" Bianca teringat Vince di rumah. "Sekarang sudah lewat tengah malam." "Apa? Aku harus pulang." Bianca bangun dari ranjang perawatan dan akan menarik jarum infus yang menempel di tangannya. Aiden cukup gesit, dia tepat waktu mencegah tangan Bianca sehingga dia gagal menarik jarum infus itu keluar. "Aiden, aku harus cepat pulang. Kasian Vince sendirian dirumah. Dia pasti khawatir karena aku belum pulang sampai sekarang." "Vince anak yang cerdas. Dia pasti memahami kondisimu. Aku sudah menelepon dan memberitahunya tadi." "Tapi_" "Tenang saja, besok pagi kalau kondisimu sudah membaik sepenuhnya, kamu sudah boleh pulang dan beristirahat di
"Dona, apa masih ada pasien lagi?" tanya Bianca yang saat ini sedang mencuci tangannya setelah melakukan prosedur tarik benang di wajah pasien. "Ada satu pasien lagi, Dok." Jawab asisten Bianca. "Syukurlah, aku mau cepat pulang hari ini." Bianca hari ini sedang merasa tidak enak badan, dia ingin segera pulang. Lagipula, Vince hanya bersama pengasuh di rumah. Dante dan Clara telah kembali ke Amerika. Sedangkan Brian dan Mia masih sibuk berbulan madu. "Apa pasiennya dipersilahkan masuk kemari sekarang, Dok?" tanya Dona. "Ya, persilahkan saja." Bianca tengah mencatat riwayat pemeriksaan pasiennya, dia masih sibuk menunduk ketika pasien sudah duduk di hadapannya. "Halo, ada yang bisa saya_ hmmhh, Aiden." Bianca mengangkat wajahnya untuk melihat pasiennya dan kalimatnya berubah seketika. "Kenapa kamu tidak ramah terhadap pasienmu?" protes Aiden. "Emm, yah. Kamu mau perawatan?" tanya Bianca. Dia mengubah nadanya lebih ramah. "Tidak, aku hanya ingin melihatmu." "Kalau begitu lebih
"Bian, ada apa? Kamu mengenalnya?" bisik Daniel kepada Bianca yang memberikan tatapan kesal kepada pria di sebelahnya."Tidak, aku tidak mengenalnya!" jawab Bianca dengan nada dingin."Bagaimana mungkin seorang istri tidak mengenali suaminya?" jawab Aiden dengan nada sedikit nyaring, membuat semua mata yang mendengar menatap ke arah Bianca dengan tatapan aneh."Suami? Jika kamu pernah melihatnya di televisi bertunangan dengan seseorang baru-baru ini, mungkinkah dia mengakui istrinya?"Ya, orang-orang kemudian menatap ke arah Aiden. Beberapa orang langsung mengenalinya dan berbisik, "Iya benar, dia bertunangan dengan Elsa Burch beberapa bulan yang lalu, dan baru-baru ini membatalkan pertunangan.""Benar, aku melihat dia di televisi bersama Elsa Burch," terdengar suara bisikkan orang di sekitar mereka."Aku tidak akan melakukannya, jika istriku tidak berpura-pura mati dan mengoperasi wajahnya." Aiden berkata sambil menatap sinis ke arah Bianca.Daniel memegang tangan Bianca, dan berkata