Beranda / Rumah Tangga / Istri Yang Menanti Sentuhanmu / Mas Daffa suami halu para staff

Share

Mas Daffa suami halu para staff

Penulis: CitraAurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 19:11:03
Mata Mas Raka membola, dia terlihat sangat syok mendengar penuturan ibu.

"Maafkan Raka Bu." Ucapnya sambil menatap ibu nanar.

"Sudah lama ibu menahan ini, hati ibu sakit melihat anak ibu diperlakukan buruk oleh kamu!" Maki ibu.

Air mata ibuku mengalir, ibu mana yang rela melihat anaknya disakiti.

"Tau begini dulu ibu tidak akan menerima lamaran kedua orang tua kamu!"

Ibu meluapkan unek-uneknya, aku tak menyangka ibu akan emosi begini padahal selama ini ibu sangat tenang.

Melihat ibu yang terisak aku pun turut menangis.

"Sudah Bu, Amel mohon ibu jangan menangis. Ayah nanti bangun." Aku memohon pada ibuku untuk mengakhiri tangisannya, aku tidak mau masalahku menjadi beban untuk orang tuaku.

Kini tatapanku tertuju pada Mas Raka, kuminta dia untuk pulang daripada kehadirannya disini membuat masalah.

"Pulanglah!" kataku dengan menatapnya tajam.

"Baik, maafkan aku Amel, ibu." Mas Raka lalu melangkahkan kaki pergi.

Hari sudah malam, kuminta ibuku untuk istiraha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
Daffa mmang suami idaman, ...
goodnovel comment avatar
Ade Virlita
para staf nya Daffa nih yeeeee,hehe pada ngehayalin si Dafaa terusss ,awas ya ntar tiba² hayalannya yg nongol bukanlah si Daffa tapi si aki² rempong, hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Terbongkar

    Mataku membola, ada apa? Sungguh hatiku menjadi tak karuan. "Baik Ma, Amel akan kesana." Aku pun memutuskan untuk kesana. "Ada apa Mel?" tanya Mas Daffa yang menunjukkan ekspresi khawatir. "Entah Mas Mertuaku menangis beliau meminta aku untuk pulang." Jawabku dengan menatapnya Mas Daffa terlihat menghela nafas, "Ada saja mereka," ujarnya kesal. Aku mengangguk, "Iya Mas." Aku meminta Mas Daffa untuk menepikan mobilnya, karena aku harus segera pergi ke rumah Mas Raka. "Aku akan mengantarmu Mel." Mas Daffa ternyata yang akan mengantarku ke rumah Mas Raka. Sungguh aku tak enak diantar olehnya tapi dia sendiri yang memaksaku agar mau diantar. "Kamu hati-hati ya Mel, hubungi aku jika ada apa-apa." Pesan Mas Daffa. Tak selang lama kami telah tiba di rumah Mas Raka, terlihat mobil Mertuaku dan mobil Mas Raka berjejer di carport. "Aku turun ya Mas, Terima kasih udah mau ngantar aku." Kutatap wajah Mas Daffa dengan tersenyum. Setelah mengucapkan terima kas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Jatuh Talak

    Mas Raka melemparkan tatapan sendu ke mamanya, dia seperti kebingungan. Lalu dia menatap Renata yang juga menangis menatapnya. "Jangan Mas, kita sudah menikah. Aku lah yang kamu cintai bukan Amel!" pinta Renata. "Kamu sudah janji sama mendiang orang tuaku untuk selalu menjagaku." Dia menambahkan lagi. Melihatnya seperti ini aku tak tega meski dia sering menyakiti aku tapi tetap saja hati ini tak tega. Mungkin inilah harga yang harus Renata terima. Dulu sudah jelas kedua orang tua Mas Raka menolaknya namun dia tetap saja mau mendampingi Mas Raka walaupun dia hanya dijadikan istri simpanan. "Raka kalau kamu nekat bersamanya maka jangan anggap kami orang tua kamu lagi!" Ancam sang Papa. Beginilah kalau orang menyembunyikan bangkai, dan ketika kebusukannya terungkap bukan hanya dia yang tersakiti, orang di sekitarnya pun turut ikut merasakan imbasnya. "Pa, Ma jangan begitu. Biarlah mereka bahagia, Amel sudah ikhlas akan takdir Amel. Semua akan sama meski Amel nantinya buka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Renata Mengamuk

    Lupakan yang sudah-sudah? tentu tidak. Luka ini tidak bisa hilang begitu saja. Aku sungguh ingin pergi dari Mas Raka, tapi entah mengapa ada saja yang menarikku untuk dekat dengannya kembali. Orang tuaku, anak ini dan kini orang tuanya, kenapa mereka seolah ingin aku terus berada di sisi Mas Raka? Tuhan, apa kesakitanku ini adalah hal yang lumrah dirasakan seorang wanita sehingga untuk lepas dari sakit rasanya begitu sulit? Apakah benar tali takdir yang sudah terikat akan sulit dilepas? Pada akhirnya aku mengalah, mengikuti kemauan mama mertua untuk pulang bersama mereka. Di dalam mobil, aku terus diam. Pikiranku kacau tak menentu, dadaku rasanya sesak tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Sementara itu Mas Raka dia mencoba berbicara padaku. "Amel aku mohon jangan seperti ini." Dia mengiba sambil fokus menyetir. "Lalu bagaimana maumu?" tanyaku tanpa menatapnya. "Bicaralah jangan diam saja." Dia meminta aku untuk bicara tapi apa yang akan aku bicarakan dengannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Apa ini Karma Renata?

    Renata mengamuk? Aku mengerutkan alisku merasa heran dengan kabar ini. Meskipun begitu aku mengangguk tanpa protes seperti biasanya. Sesampainya di rumah Renata, terlihat beberapa security di depan, ada juga tetangga disana. "Ada apa Pak?" tanya Mas Raka. "Mohon maaf, istri Pak Raka terus berteriak dan mengamuk." Jawab security. Menurut kesaksian, Renata terus berteriak sudah semingguan yang lalu, para tetangga mengira mungkin karena pertengkaran dalam rumah tangga namun tadi setelah ada yang mencoba mengecek Renata justru mengamuk sendiri. Aku merinding mendengar ucapan mereka, ada rasa takut di hatiku. Lalu aku dan Mas Raka masuk ke dalam. Sungguh aku tak sampai hati melihatnya yang diikat dengan mulut yang dilakban. Renata ada apa denganmu? Aku dan Mas Raka mendekati Renata, wanita itu berontak seolah ingin mengucapkan sesuatu pada kami. "Renata tenanglah!" Pinta Mas Raka dengan tatapan sendunya. Renata menangis saat Mas Raka mengelus rambutnya. Kutahu Ren

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Tatapan Sinis

    Memang benar apa yang ibu katakan, Renata dulu sangat jahat, dia pandai berdrama. Bahkan selama kita tinggal bersama dia selalu saja mendominasi Mas Raka, dia juga sering memfitnah aku agar terlihat buruk di depan Mas Raka. Kutahu tujuan Renata memang ingin membuat aku dan Mas Raka pisah. Kini malah dia yang ditalak dan malah berakhir di rumah sakit. Hmmm, aku bingung sendiri memikirkan mereka. Sudahlah takdir Renata memang seperti itu. Bukankah apa yang ditanam itulah yang dia petik? Selama ini Renata menabur keburukan dan kini hal buruk pula yang dia dapat. Rumah sakit jiwa adalah rumahnya kini, semoga dia cepat sembuh dan menyadari kesalahannya. Aku menepikan pikiranku yang kacau tentang mereka karena aku harus segera pergi ke kantor. Baru saja turun dari taksi online, suara Mas Daffa kudengar. Pria ini seperti jelangkung saja yang tiba-tiba muncul tanpa notifikasi terlebih dahulu. "Kamu loh Mas mengagetkan saja." Merasa kesal, tanganku membogem lengannya. Tapi hanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Hinaan Mama Mas Daffa

    Nggak udah dipertegas aku cukup tahu diri dengan keadaanku, tapi pertanyaan Mama Mas Daffa membuat aku kesal. Segera kuletakkan minumanku lalu menatap Mama atasanku itu. "Tenang saja Tante benih ini bukan milik Mas Daffa." Kataku sembari menunjukan sederet gigi putihku dengan terpaksa. Hatiku sangat perih namun aku mencoba bersikap sopan. "Syukurlah kalau bukan milik Daffa, tapi kamu tidak berniat memanfaatkan anakku untuk menjadi ayah dari anak kamu kan?" Dengan nanar kutatap wanita paruh baya itu, setendah itukah aku? "Tanya kepada Mas Daffa lansung saja Tante!" Aku berujar tegas. Wanita paruh baya ini seolah terus saja mengintimidasi aku, menyudutkan aku dengan ucapannya. "Kenapa harus tanya ke Daffa, apa jangan-jangan benar kamu ingin memanfaatkan Daffa untuk menjadi ayah anak haram ini!" Tatapan Mama Mas Daffa sangat tajam. Tuduhan Mama Mas Daffa kali ini benar-benar keji. "Cukup Tante! saya sopan karena saya menghargai anda, tapi jika anda terus mengintimidasi sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Ada Apa Lagi?

    "Kenapa kamu nekat sekali Mas! bagaimana dengan anakku?" Aku menatapnya sendu. "Aku sudah bilang jika itu adalah anakku!" Ucapan Pria itu membuatku sangat terkejut, rasanya aku ingin menangis. "Kenapa kamu melakukan itu Mas! apa kata orang? anak ini bukan anak haram, anak ini hadir setelah terjadinya pernikahan, anak ini memiliki ayah yang status sosialnya nggak kalah dengan keluargamu!" Air mataku lolos begitu saja, masalahku sudah banyak tapi dia menambah lagi masalah untukku. Maafkan aku Mel," Tatapan sendunya kudapat. Kuhapus air mataku, lalu menatapnya. "Sudahlah nggak usah dibahas lagi!" pintaku. Mas Daffa mengangguk lalu mengajakku pulang. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan masalah ini, kutahu niat Mas Daffa baik tapi akibat dari pengkuannya bisa menimbulkan banyak masalah. Bagaimana jika rumor ini tersebar? Arrggggg, sungguh aku bingung sendiri. "Mel kamu masih kesal?" tanyanya. "Tidak Mas." Meskipun masih sangat kesal aku juga tidak mungkin mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Kambuh

    Tiba-tiba ayah memegangi dadanya, dari wajahnya kutahu ayahku tengah menahan sakit. "Ayah!" Aku berteriak. Pikiranku melayang, yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Semua turut sangat panik hingga beberapa saat kemudian ayahku pingsan. Ibu langsung menangis, sementara Papa Mas Raka segera bertindak dengan membawa ayah ke rumah sakit. Sepanjang jalan ibu tak henti-hentinya menangis, sungguh hatiku perih mendengar tangisan ibuku. Aku belum sanggup jika harus berpisah dengan ayahku. Setibanya di rumah sakit ayahku segera ditangani, kami semua menunggu diluar ruangan. Beberapa saat dokter keluar dengan membawa kabar buruk, selain penyakit jantungnya yang kumat ayah juga mengalami komplikasi, ayah ternyata mengalami gagal ginjal. Deg Duniaku seakan runtuh, kabar duka ini membuat aku melemaas. Penyakit jantung ayah sudah membuat aku harus menyembunyikan rencana perpisahanku apalagi kini ayah mengalami gagal ginjal. Lantas apa yang harus aku lakukan? "Apa yang harus ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Kuda Nil Memanggil

    Seperti kemarin aku datang lagi ke rumah Renata, saat menemuiku Renata sudah menunjukkan ekspresi tak suka. "Mau apa lagi kamu kemari?" Tanyanya sinis. "Apa sudah kamu pikirkan ucapanku kemarin?" Tanpa menjawab aku justru melemparkan pertanyaan. Dia tertawa kemudian bilang ke aku jika Daniel memintanya untuk tidak menggubris ucapanku. Tentu aku melongo, apa maunya kuda nil itu! jelas-jelas dia memintaku untuk membujuk Renata tapi mengapa dia malah berkata demikian? "Dia bicara begitu?" tanganku sontak mengepal. "Iya, lagipul kak Daniel akan selalu menyayangiku selamanya, dia akan menuruti semua kemauan ku termasuk membuat kalian menderita!" Renata tertawa bahagia sementara aku kekesalan menggerogoti hatiku. "Yakin? manusia itu gampang berubah sekarang bilang akan selalu menyayangi tapi entah besok." Agaknya ucapanku mengundang perhatiannya, sehingga Renata menatapku tajam. "Aku yakin sama Kak Daniel." Ujarnya. "Dulu kamu juga yakin sama Mas Raka bukan?" Raut wajah Renata be

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Membujuk Dengan Lembut

    Esok harinya setelah Mas Raka berangkat ke kantor, aku pergi menemui Renata di rumahnya. Mengetahui kedatanganku Renata sangat terkejut. "Amel! bagaimana kamu tahu rumahku?" Dia menatapku tajam. "Tidak penting aku tahu darimana." Ujarku yang juga menatapnya. Dia duduk di sofanya yang lain, "Apa maumu?" Masih dengan tatapan yang sama. "Aku ingin bicara Renata." Sahutku. "Bicara apa?" Tanyanya dengan dingin. Aku menghela nafas, kalau bukan demi Mas Raka aku tidak mungkin mau menemuinya, soal penculikan waktu itu saja masih ku ingat bahkan masih jadi ketakutanku "Mari kita akhiri dendam ini." Kutatap dia dengan lekat. "Enak saja, aku menderita setelah Raka menceraikan aku dan kini kamu ingin aku mengakhiri ini?" Dia mendengus kesal. Dia pikir hanya dia saja yang menderita, aku jauh lebih parah. Ingin sekali aku pergi tapi aku harus berhasil membujuknya atau kakaknya akan menghancurkan bisnis keluargaku. "Kita sudah mendapatkan karma kita masing-masing Renata, kamu m

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Penawaran

    Keesokan harinya tubuhku rasanya pegal semua, keganasan Mas Raka semalam benar-benar membuatku sampai memohon ampun. "Kamu kenapa sayang?" tanyanya sambil menatapku. Aku memberengut kesal, "Kenapa-kenapa ini karena keganasan kamu semalam Mas." Bibir refleks maju ke depan. Dia tertawa kemudian memelukku, "Sekali lagi boleh?" Mataku melongo menatapnya, tubuhku sudah remuk begini dia meminta sekali lagi? "Mas kita lanjut nanti ya, aku harus memasak." Buru-buru aku bangkit dan pergi ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri aku menyiapkan keperluannya. "Mas dasi warna abu-abunya kok ga ada ya." Aku berkali-kali mencari dasi warna abu namun tak ketemu. Mas Raka tertawa dan hal itu membuat aku kesal. "Bantu cari dong Mas kamu kenapa malah tertawa." Ujarku sambil memberengut. Dia berjalan ke arahku kemudian mengambil dasi yang ternyata ada di leherku. "Ini apa Sayang." Bisiknya. Aku yang malu hanya tertawa. "Maaf Mas." Bukannya segera memakai bajunya, Mas Raka malah men

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Bicara Dengan Kakak Renata

    Mas Raka menjelaskan semua, Kakak Renata sengaja menyebarkan rumor buruk tentang hotel keluarga kami ya tujuannya untuk menghancurkan Mas Raka kembali. Tanganku sontak mengepal, orang ini benar-benar gila. Apa belum puas dia sudah membuat dua direktur resign tanpa mendapatkan apa-apa. "Dia benar-benar!" batinku. Aku harus melawan rasa takutku, ya aku harus menemui Kakak Renata, meskipun dia seorang mafia tapi negara ini adalah negara hukum jadi tak mungkin melakukan hal buruk padaku. Keesokan harinya setelah Mas Raka berangkat ke hotel, aku datang ke kantornya dahulu untuk menemui Kakak Renata. "Semoga saja pria busuk itu disini." Gumamku. Aku meminta supir dan security rumahku menunggu di mobil. Diam-diam aku naik ke atas ke ruangan CEO. Benar saja saat aku mengetuk pintu ada sahutan dari dalam. Saat aku berdiri di hadapannya dia memelototkan mata. "Kamu! beraninya staf biasa masuk ke ruanganku!" Makinya dengan menatapku tajam. "Aku bukan staff disini." Ujarku. Sebenarnya

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Kembali Barulah

    Mulutku terbuka lebar-lebar, aku sungguh tak menyangka jika bertemu dengan kakak Renata di lift. Dari wajahnya memang pria ini terlihat garang, dia juga sangat dingin lebih dingin dari sikap Mas Raka dulu, pantas sekali dia menjadi seorang mafia kelas kakap di negara ini."OMG dia kakak Renata.":batinku dengan terus menatapnya. Pria itu juga menatapku kemudian berkomentar pedas, "Kenapa kamu terus menatapku! suka?" Suara dinginnya membuat aku segera melemparkan tatapan. Lawak juga nih orang, bisa-bisa berkata seperti itu! mana mungkin aku suka, wajahnya saja menyeramkan. Aku mendengus kesal meskipun di dunia ini lelaki tinggal dia seorang, aku tak mungkin suka. "Maaf tapi kamu bukan tipeku." Ujarku ketus. Kebetulan live telah tebuka dia melangkahkan kaki keluar.Saat dia keluar aku menghela nafas dalam-dalam. "Syukurlah." Sambil mengelus dada. Setibanya di ruangan mas Raka aku segera memberikan berkas yang dia minta."Terima kasih sayang maaf aku merepotkanmu," katanya lalu men

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Bearti Dia....

    "Posesif sekali kamu Raka, tenang saja aku tidak akan mengambil amal darimu." Ujar Mas Daffa dengan tertawa.Aku juga tertawa, "Dia sekarang bucin akut Mas." Aku turut menimpali ucapan Mas Daffa. Kami bertiga tertawa bersama, syukurlah Mas Daffa dan Mas Raka kini tidak bermusuhan lagi. Setelah mengobrol random Mas Daffa pamit pulang sedangkan kami selepas kepulangannya kembali ke kamar. Di dalam kamar kami mengobrol kembali hingga akhirnya kami memutuskan untuk istirahat mengingat malam sudah sangat larut. Keesokan paginya aku melakukan aktivitasku seperti biasa, mask, bersih-bersih dan menyiapkan keperluan Mas Raka. Mas Raka pagi ini berangkat lebih awal karena dia harus bertemu Mas Daffa kembali untuk membahas Kakak Renata. "Dibahas lagi Mas, bukankah semalam sudah selesai." Kataku sambil menyiapkan bekal makannya. "Aku mendapatkan kabar buruk sayang." Jawab Mas Raka sambil menunjukkan ponselnya. "Perusahaan terancam bangkrut." Mataku rasanya mau keluar membaca berita itu.

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Kakak Renata

    Mas Raka menggeleng, agaknya mas Raka juga bingung dengan hal ini. "Entahlah Sayang, aku akan menyelidikinya." Ujar Mas Raka. Aku mengangguk paham. Sepanjang jalan, aku masih mengingat kejadian tadi. Kini aku tidak berani kemana-mana sendiri, Renata sungguh meresahkan. "Mas tapi bagaimana bisa Mas Daffa datang menyelamatkan kita?" Aku yang baru menyadari hal itu segera bertanya pada Mas Raka. "Tadi aku keluar sama atasanku, ternyata kami bertemu dengan Daffa untuk membahas kerja sama waktu itu." Jelas Mas Raka. "Oh gitu jadi tadi pas kamu telpon, ada Mas Daffa? dan Mas Daffa tahu?" Kembali aku bertanya. Mas Daffa yang berada di belakang mobil kami melaju mendahului karena memang arah rumah kami berlawanan. Setibanya di rumah Mas Raka melakukan banyak panggilan, dia berusaha keras untuk menyelidiki Renata. "Mas makan dulu." Aku sengaja membawa makanan ke ruang kerjanya karna kutahu suamiku kini malas makan. "Nanti dulu Sayang," katanya tanpa melihatku. "Aku lapar

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Renata Sungguh Biadab

    Aku segera berteriak agar Mas Raka tidak masuk, "Jangan Mas!" Namun Renata segera memutuskan sambungan telponnya. Dia kemudian menatapku, "Kamu pikir paling pintar Amel!" Ujarnya lalu berjalan mendekat ke arahku. Wanita itu mencengkeram daguku. "Aku sengaja membiarkan kamu memberikan info padanya biar dia kesini!" Lalu dengan keras dia membuang wajahku. "Dasar wanita jahat!" Teriakku. Tak selang kemudian, seseorang datang melapor. Renata tertawa kemudian memberi perintahnya. "Bawa dia masuk." katanya. Kutahu pasti Mas Raka yang datang. Dan benar saja Mas Raka masuk dengan dikawal dua orang. Melihat Mas Raka Renata nampak marah, wanita ini terlihat begitu menyimpan dendam pada mantan suaminya. "Hai Raka!" Dia berjalan menatap Mas Raka. "Lepaskan Amel Renata! urusanmu denganku bukan dengannya!" Ujar Mas Raka dengan lantang. Renata tertawa sinis, "Jelas ada Raka, dialah yang membuat kamu menceraikan aku, dia juga yang membuat aku menderita!" Teriaknya. "Kenapa

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Ternyata Renata

    Mas Raka langsung mendekat, "Ada apa Sayang?" tanya Mas Raka panik. "Lihatlah Mas." Aku tunjukkan foto yang dikirim nomor asing itu. Mas Raka mengepalkan tangannya, "Apa maksudnya." Ujarnya marah. Pria itu menelpon nomor asing tersebut. "Nomornya tidak aktif sayang." Aku duduk dan terdiam, memikirkan foto itu. "Kira-kira apa maksudnya si pengirim itu ya Mas, kenapa foto kucing berlumuran darah dia kirim ke aku?" Ku pandang Mas Raka. "Entahlah Sayang, sudah jangan kamu pikirkan." Mas Raka membujuk aku. Aku mengangguk, kemudian Mas Raka meminta aku untuk istirahat. "Kamu istirahat dulu, aku harus kembali bekerja." Ujar Mas Raka lalu mengecupku. Pikiranku benar-benar kacau, pesan ini jelas bukan pesan iseng melainkan sebuah ancaman, apa si pengirim pesan ingin membunuh aku seperti kucing itu? 'Apa ini perbuatan Renata?' Aku membatin dan menerka jika itu adalah Renata. Lelah memikirkan foto yang dikirim tadi, aku memutuskan untuk tidur. Entah berapa lam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status