Share

Kencan

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2025-03-01 23:29:59

Tak ingin ada masalah dengan mereka aku segera bangkit.

"Maaf Pak Daffa saya kembali dulu." Aku pamit kembali ke devisiku.

Namun baru selangkah aku berjalan Mas Daffa segera menangkap tanganku.

"Mel maaf." Ujar Mas Daffa.

Aku tersenyum menatapnya, "Nggak papa Mas, santai saja. Silakan lanjut ngobrolnya." Lalu melepas tangannya.

Saat hendak berjalan lagi wanita itu tiba-tiba menghalangiku. "Tunggu!"

"Aku perhatikan sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya." Dia menatapku dengan lekat.

Ucapannya membuat ingatanku terbang melayang wajahnya juga tak asing bagiku, pernah bertemu tapi di mana?

Aku berjuang keras mengingat dimana bertemu dengan wanita ini hingga akhirnya aku ingat dia adalah wanita yang kutemui di saat malam peresmian restoran milik Mas Daffa.

"Oh kamu!" Aku dan dia berucap barengan.

"Pantes aku hampir tak mengenalimu sekarang kamu sudah tidak hamil." Tatapannya terlihat mengejek.

Ingin sekali aku membalas ucapannya namun aku mengurungkan niatku, toh penilaianny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mega
yang bucin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Di alam Terbuka

    Aku duduk di sofa sambil terus menghubungi Mas Raka. "Berdering tapi gak diangkat." Rasa cemas terus menggrogotiku.Selang kemudian kudengar suara langkah kaki mendekat. Aku segera memasang gestur waspada. "Sayang kamu sudah bangun?" Ternyata Mas Raka. Segera aku menghambur ke arahnya lalu memeluknya dengan erat."Kamu kenapa meninggalkan aku Mas? aku takut." Seperti anak kecil aku menangis. "Tidur kamu nyenyak sekali sayang, aku nggak tega membangunkanmu. Ujar Mas Raka dengan mengelus rambutku. "Rencananya aku merapikan kamar kita dulu baru setelahnya aku akan menggendong kamu masuk." Mas Raka melepas pelukanku. Netranya menatapku sendu lalu dia menghapus air mataku. "Kamu seharusnya membangunkan aku Mas, aku hampir mati ketakutan." Kataku lalu memeluknya lagi. "Maafkan aku sayang." Ujarnya. Mas Raka mengajak aku naik ke atas, dia menunjukkan kamar yang memiliki view yang sangat indah.Jendela kamar itu menghadap ke laut, tak hanya itu kamar yang Mas Rafa pilih juga memiliki b

    Last Updated : 2025-03-02
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Semoga Cinta Kita terus Pasang

    "Sangat siap Mas." Bisikku. Kami berdua hanyut dalam suasana malam yang sahdu, dibawah sinar rembulan dan suara deburan ombak kami berdua memadu kasih, sungguh nikmat dunia ini tiada tara.Suara erangan kenikmatan kami bersahutan dengan suara dari ombak sungguh pengalaman bercinta yang tiada terlupakan.Dia memberikan aku sebuah hal indah yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. 'Mas Raka terima kasih atas pengalaman yang luar biasa ini'Setelah mendapatkan pelepasan, kami berdua berpelukan di bawah langit. meski udara sangat dingin namun pelukan mas Raka jauh begitu hangat membuat rasa dingin terhempas. "Makasih Sayang." Dia mengecup keningku.Usai bertempur membuat mataku mengantuk lalu aku meminjamkan mata. Dalam sekejab aku pindah ke alam mimpi. Meski sudah di alam mimpi namun aku masih bisa merasakan nikmatnya sebuah percintaan. Aku terpental dari alam mimpi, dan bangun-bangun aku telat berpindah ke tempat tidur. Pasti semalam mas Raka lah yang menggendongku masuk ke dalam.

    Last Updated : 2025-03-02
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Telat

    Selepas jalan-jalan kami pulang untuk bersiap kembali ke rumah. Sebenarnya Mas Raka mengajak nanti malam hanya saja aku tidak ingin dia terlalu lelah. Singkat cerita kita telah tiba di rumah, kami berdua segera naik ke atas untuk istirahat. "Mas terima kasih atas kencan luar biasanya." Kupeluk tangannya dengan erat. Mas Raka tersenyum, "Sudah kewajiban seorang suami mengajak istrinya kencan jadi jangan berterima kasih Sayang." Anggukan kecil aku tunjukkan lalu aku memejamkan mata. Bahagia aku rasakan bertubi-tubi, apa ini buah kesabaranku? Keesokan paginya, aku bangun terlebih dahulu. Aku singkirkan pelan tangan Mas Raka yang melingkar di perutku. "Maaf ya Mas, aku harus menyiapkan sarapan untuk kamu." Gumamku lalu mengecup keningnya. Di dapur aku membuka kulkas, kulihat bahan makanan yang ada. Setelah menentukan mau masak apa aku keluarkan bahan-bahannya, pelayan yang ingin membantu aku minta untuk mengerjakan pekerjaan lainnya karena aku ingin memasak untuk keluarga Mas Rak

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Disuruh Menghadap

    "Mas kamu kenapa?" Aku sangat panik melihatnya kesakitan, tapi Mas Raka segera menenangkanku. "Tidak apa-apa sayang nyeri sedikit saja," katanya. Aku tatap dia, aku coba meyakinkannya sekali lagi, apa benar hanya nyeri sedikit? "Mas jangan bohong Mas kalau memang ada masalah dengan perut kamu kita ke rumah sakit." Mataku sudah berkaca, aku sangat takut jika terjadi apa-apa dengannya. Ketakutanku bukan perkara lebay hanya saja suamiku memang hanya hidup dengan satu ginjal, jadi aku sangat takut jika dia mengeluh sakit perut. Mas Raka tersenyum lalu mengelus rambutku, "Beneran hanya nyeri sedikit tadi." Ujarnya. "Syukurlah Mas, kamu banyak-banyak istirahat ya, jangan terlalu diforsir tenaganya." Kutangkupkan kedua tanganku di wajahnya. "Iya Sayang jangan khawatir." Kembali sederet giginya kulihat. Karena tak ingin terjadi apa-apa dengan suamiku aku memilih kembali ke kantor menggunakan taksi online, tak peduli Mas Raka berusaha mencegah, tapi aku tetap bersiker

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Tak Ingin Membahas Masa Lalu Lagi

    Wajahku jadi tak karuan setelah keluar dari ruangan Mas Daffa, bahkan sampai ke divisiku aku masih menunjukkan ekspresi yang sama hingga mengundang pertanyaan salah satu teman ku. "Kamu kenapa Mel? Kenapa mukamu begitu?" Aku memaksakan senyumanku lalu berdalih. "Nggak apa-apa tadi aku heran saja dengan perintah Pak Daffa." "Memangnya kamu disuruh apa?" Temanku satunya turut bertanya. Haduh, mengapa pada malah bertanya sementara aku tidak mungkin mengungkap permintaan Mas Daffa tadi. "Dia meminta aku menyelesaikan banyak laporannya." Kataku berbohong. Untungnya temanku percaya dengan ucapanku sehingga mereka berhenti tidak bertanya lagi. Keinginan Mas Daffa benar-benar membuatku tidak bisa fokus bekerja, bagaimana bisa dia menginginkan sedikit waktuku untuknya kalau seperti ini aku merasa mengkhianati mas Raka. Sungguh aku hanya menyayangkan diriku sendiri yang tidak bisa tegas pada Mas Daffa, yang mana ujungnya aku repot sendiri. Setelah jam kerja selesai aku keluar,

    Last Updated : 2025-03-03
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Mama Papa Keluar Negri

    "Sayang kamu mau makan apa?" tanya Mas Raka sambil menatapku. Entah kenapa melihat makanan yang ada di menu itu membuat aku tak bernafsu. Sebenarnya aku ingin memakan makanan yang ada di pinggir jalan. "Aku makan salad aja Mas." Sambil menutup buku menu makanan. Mas Raka mengerutkan alisnya seolah tidak setuju jika aku hanya memesan salad saja. "Kenapa hanya salad? apa nggak ingin makan yang lainnya?" Tanyanya heran. "Berat badan aku sudah naik tiga kilo Mas jadi aku mau diet." Jawabanku membuat Mas Raka tertawa, dia sampai menggelengkan kepala."Tak masalah sayang, meski berat badan kamu naik 10 kilo, 20 kilo bahkan 30 kilo aku tetap cinta kok. Sudah kamu jangan mikir yang aneh-aneh sekarang pokoknya kamu harus makan." Katanya. Aku mendengus kesal, "Mana ada tetap cinta, berat badan istri naik 30 kilo suami pasti nyari yang bening di luar." Mas Raka kembali tertawa, "Untuk apa mencari yang bening diluar kalau di rumah udah ada yang super bening." "Ah so sweet tapi aku nggak

    Last Updated : 2025-03-04
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Renata Kabur

    "Tadi kan sudah Mas," kataku dengan gugup. "Kita bisa mengulangnya kembali jika kamu menginginkannya Sayang." Bisik Mas Raka. Hembusan nafas Mas Raka membuat aku melayang, tanganku mencengkeram baju dengan kuat. Meskipun berhasrat tapi aku sudah mandi malas sekali jika harus mandi lagi. "Tidak Mas nanti malam saja." Buru-buru aku melepaskan diri dari pelukannya. "Lagipula kita harus ke rumah Ibu nanti keburu siang," kataku lalu bersiap. Kulihat masyarakat tersenyum, harus kuakui senyumannya bikin aku tak tahan, suamiku ini kenapa begitu menawan. Setelah kami bersiap kami segera turun lalu berangkat ke rumah ibu dan ayah. Tak lupa di jalan kami belanja keperluan rumah untuk orang tuaku. Tak selang lama mobil Mas Raka sudah tiba di tempat rumah tuaku, aku yang sudah rindu pada mereka lambung turun tanpa menunggunya. "Assalamualaikum, Ibu Ayah Amel pulang." Aku terus memanggil kedua orang tuaku. Sautan terdengar dari dalam, "Amel kamu pulang Nak." Ujar ibu.

    Last Updated : 2025-03-05
  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Ulah Renata

    Aku meyakinkan mas Raka jika aku akan aman meskipun aku bekerja. Karena tidak mungkin Renata datang menemuiku di kantor. "Kamu tenang saja Mas, nggak usah berpikir yanga berlebihan." aku pun mencoba menenangkannya. "Tapi aku takut sayang bila dia mencelakaimu." Mas Raka menatapku nanar. "Kita berdoa saja semoga Renata tidak dendam sama kita." Aku mencoba mengurai ketakutan mas Raka, ketakutanku dan ketakutan Mas Raka berbeda, dia takut Renata mencelakaiku sementara aku takut mereka rujuk kembali. "Sebenarnya yang aku takutkan adalah kamu kembali lagi padanya Mas." Mas Raka memelukku dan meyakinkan aku jika hal itu tidak akan terjadi, "Hatiku telah kamu genggam sayang jadi mana mungkin aku rujuk sama Renata kembali?"Aku mengangguk kemudian melepas pelukannya. Tak ingin terus membahas masalah ini aku mengajak Mas Raka makan. "Keburu masakanku dingin," kataku sambil menarik tangannya. Di meja makan kita sekarang aku melayani suamiku dengan meletakkan makanan di piringnya setela

    Last Updated : 2025-03-06

Latest chapter

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Ada yang Aneh

    Kutatap Mas Raka dengan lekat, kemudian kuambil ponselku kembali. "Apa yang aku sembunyikan Mas? aku tidak menyembunyikan apa-apa." Cicitku pelan-pelan. Kulihat dia menghela nafas, "Maaf Sayang mungkin karena banyak kerjaan jadi aku terlalu membesarkan masalah." Ujarnya lalu dia pergi ke kamar mandi. Segera aku menghapus pesan dari Daniel dan Renata,. aku tidak akan menyisakan kecurigaan sedikit pun. Aku juga menghapus kata sandi ponsel. Ternyata begini rasanya jika memiliki suami yang sudah mulai peduli hal kecil. Setelah Mas Raka keluar dari kamar mandi, aku memeluknya meminta maaf atas masalah tadi. "Sudah aku hapus sandinya Mas, kalau kamu butuh apa-apa dari ponselku bisa langsung kamu ambil." Kupeluk erat suamiku itu. Aku dan dia sudah lama tidak bertengkar jadi sedikit saja masalah yang datang membuat aku takut. "Maafkan aku sayang, hari ini banyak sekali customer yang booking hotel, bahkan sampai menolak tamu." Dia melepas pelukanku. "Iya Mas." Sahutku. #####Malam

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Berubah

    "Mas kamu sarapan di hotel apa di rumah?" Tanyaku sambil membantunya memakai dasi. "Maaf sayang sepertinya aku sarapan di hotel, pagi ini aku harus briefing pegawai." Ujarnya. "Ya sudah." Sahutku kemudian mengambil tas jinjingnya. Saat aku mengambil tasnya tiba-tiba tangan suamiku menyusup masuk dan menyabuk di perutku. "Maaf sayang, besok setelah keadaan hotel sudah normal aku akan sarapan di rumah." Bisiknya. Mendengar ucapannya tentu aku tersenyum, aku tidak masalah jika dia sarapan di hotel. "Nggak papa Mas." Aku melepas pelukannya. "Sudah ayo berangkat, nanti keburu telat." Kataku lalu merangkul lengannya. Setelah Mas Raka berangkat, aku mendapatkan pesan dari Daniel, pria itu meminta aku untuk datang ke kantornya. Ku lempar ponselku, entah apa maunya. "Bukankah dia dan Renata akan menikah? untuk apa lagi menghubungiku?" Gerutuku kesal. Meskipun begitu aku tetap mengikuti keinginanya. Singkat cerita aku telah tiba di kantor Daniel, saat aku keluar ternyata ada

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Telah Menepati Janji

    Di perjalanan pulang dari rumah Renata aku menghubungi Daniel, aku mengatakan jika Renata setuju menikah dengannya.Ternyata dia yang dingin itu langsung menelponku. "Kamu pasti berbohong." Kata itu yang aku dengar saat aku menerima panggilannya. "Terserah kamu percaya apa tidak," sahutku kesal.Pria itu kemudian mengajakku untuk bertemu di kantornya dia ingin membahas masalah Renata lebih lanjut lagi. Aku pun menyetujuinya lalu meminta sopir putar balik. Kini aku berada di ruangan Daniel, dia mengambilkan aku minuman dinginnya. "Minumlah!" Titahnya. Aku tahu pria ini sangat senang tapi entah mengapa wajahnya masih saja datar suaranya juga masih dingin sehingga membuat aku kesel sendiri. "Iya."Aku yang haus segera meminum minumannya sampai tandas. Grrrrkkk, aku malah sendawa dengan keras. "Ups maaf Pak Daniel." Kutatap pria itu. "Tak masalah." Ujar Daniel. "Lalu apa rencanamu?" tanyanya kemudian. Sejauh ini aku masih belum memiliki rencana untuk mereka namun karena Daniel s

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Aku Berhasil

    Aku segera mengambil ponselku, lalu meletakkannya kembali."Dari siapa sayang? kenapa namanya kuda nil?" Mas Raka nampak bingung."Temanku," jawabku dengan was-was.Mas Raka tersenyum kemudian merangkulku, "Kamu tuh ya, seorang teman malah dinamai kuda nil." Mas Raka terlihat menggelengkan kepala."Habisnya badannya besar seperti kuda nil," sahutku sambil tertawa juga.Tak ingin Mas Raka tertanya lebih aku segera mengajaknya turun. Setelah makan kami di ajak mengobrol oleh Papa dan Mama."Ada apa Pa?" Tanya Mas Raka dengan tatapan heran. "Papa dengan omset menurun drastis, sana sini banyak rumor buruk, kinerja kamu itu gimana?" Pertanyaan Papa membuat Mas Raka menghela nafas, kutahu dia tidak akan menceritakan yang sesungguhnya kepada sang Papa. "Raka akan kerja keras lagi Pa." Hanya kata semangat itu yang dia ucapkan. Papa meminta Mas Raka untuk menjaga baik-baik hotel itu karena bagaimanapun juga itu hotel beliau rintis sejak muda. "Jangan sampai bangkrut Raka, Papa mohon." Te

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Kuda Nil Memanggil

    Seperti kemarin aku datang lagi ke rumah Renata, saat menemuiku Renata sudah menunjukkan ekspresi tak suka. "Mau apa lagi kamu kemari?" Tanyanya sinis. "Apa sudah kamu pikirkan ucapanku kemarin?" Tanpa menjawab aku justru melemparkan pertanyaan. Dia tertawa kemudian bilang ke aku jika Daniel memintanya untuk tidak menggubris ucapanku. Tentu aku melongo, apa maunya kuda nil itu! jelas-jelas dia memintaku untuk membujuk Renata tapi mengapa dia malah berkata demikian? "Dia bicara begitu?" tanganku sontak mengepal. "Iya, lagipul kak Daniel akan selalu menyayangiku selamanya, dia akan menuruti semua kemauan ku termasuk membuat kalian menderita!" Renata tertawa bahagia sementara aku kekesalan menggerogoti hatiku. "Yakin? manusia itu gampang berubah sekarang bilang akan selalu menyayangi tapi entah besok." Agaknya ucapanku mengundang perhatiannya, sehingga Renata menatapku tajam. "Aku yakin sama Kak Daniel." Ujarnya. "Dulu kamu juga yakin sama Mas Raka bukan?" Raut wajah Renata be

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Membujuk Dengan Lembut

    Esok harinya setelah Mas Raka berangkat ke kantor, aku pergi menemui Renata di rumahnya. Mengetahui kedatanganku Renata sangat terkejut. "Amel! bagaimana kamu tahu rumahku?" Dia menatapku tajam. "Tidak penting aku tahu darimana." Ujarku yang juga menatapnya. Dia duduk di sofanya yang lain, "Apa maumu?" Masih dengan tatapan yang sama. "Aku ingin bicara Renata." Sahutku. "Bicara apa?" Tanyanya dengan dingin. Aku menghela nafas, kalau bukan demi Mas Raka aku tidak mungkin mau menemuinya, soal penculikan waktu itu saja masih ku ingat bahkan masih jadi ketakutanku "Mari kita akhiri dendam ini." Kutatap dia dengan lekat. "Enak saja, aku menderita setelah Raka menceraikan aku dan kini kamu ingin aku mengakhiri ini?" Dia mendengus kesal. Dia pikir hanya dia saja yang menderita, aku jauh lebih parah. Ingin sekali aku pergi tapi aku harus berhasil membujuknya atau kakaknya akan menghancurkan bisnis keluargaku. "Kita sudah mendapatkan karma kita masing-masing Renata, kamu m

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Penawaran

    Keesokan harinya tubuhku rasanya pegal semua, keganasan Mas Raka semalam benar-benar membuatku sampai memohon ampun. "Kamu kenapa sayang?" tanyanya sambil menatapku. Aku memberengut kesal, "Kenapa-kenapa ini karena keganasan kamu semalam Mas." Bibir refleks maju ke depan. Dia tertawa kemudian memelukku, "Sekali lagi boleh?" Mataku melongo menatapnya, tubuhku sudah remuk begini dia meminta sekali lagi? "Mas kita lanjut nanti ya, aku harus memasak." Buru-buru aku bangkit dan pergi ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri aku menyiapkan keperluannya. "Mas dasi warna abu-abunya kok ga ada ya." Aku berkali-kali mencari dasi warna abu namun tak ketemu. Mas Raka tertawa dan hal itu membuat aku kesal. "Bantu cari dong Mas kamu kenapa malah tertawa." Ujarku sambil memberengut. Dia berjalan ke arahku kemudian mengambil dasi yang ternyata ada di leherku. "Ini apa Sayang." Bisiknya. Aku yang malu hanya tertawa. "Maaf Mas." Bukannya segera memakai bajunya, Mas Raka malah men

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Bicara Dengan Kakak Renata

    Mas Raka menjelaskan semua, Kakak Renata sengaja menyebarkan rumor buruk tentang hotel keluarga kami ya tujuannya untuk menghancurkan Mas Raka kembali. Tanganku sontak mengepal, orang ini benar-benar gila. Apa belum puas dia sudah membuat dua direktur resign tanpa mendapatkan apa-apa. "Dia benar-benar!" batinku. Aku harus melawan rasa takutku, ya aku harus menemui Kakak Renata, meskipun dia seorang mafia tapi negara ini adalah negara hukum jadi tak mungkin melakukan hal buruk padaku. Keesokan harinya setelah Mas Raka berangkat ke hotel, aku datang ke kantornya dahulu untuk menemui Kakak Renata. "Semoga saja pria busuk itu disini." Gumamku. Aku meminta supir dan security rumahku menunggu di mobil. Diam-diam aku naik ke atas ke ruangan CEO. Benar saja saat aku mengetuk pintu ada sahutan dari dalam. Saat aku berdiri di hadapannya dia memelototkan mata. "Kamu! beraninya staf biasa masuk ke ruanganku!" Makinya dengan menatapku tajam. "Aku bukan staff disini." Ujarku. Sebenarnya

  • Istri Yang Menanti Sentuhanmu    Kembali Barulah

    Mulutku terbuka lebar-lebar, aku sungguh tak menyangka jika bertemu dengan kakak Renata di lift. Dari wajahnya memang pria ini terlihat garang, dia juga sangat dingin lebih dingin dari sikap Mas Raka dulu, pantas sekali dia menjadi seorang mafia kelas kakap di negara ini."OMG dia kakak Renata.":batinku dengan terus menatapnya. Pria itu juga menatapku kemudian berkomentar pedas, "Kenapa kamu terus menatapku! suka?" Suara dinginnya membuat aku segera melemparkan tatapan. Lawak juga nih orang, bisa-bisa berkata seperti itu! mana mungkin aku suka, wajahnya saja menyeramkan. Aku mendengus kesal meskipun di dunia ini lelaki tinggal dia seorang, aku tak mungkin suka. "Maaf tapi kamu bukan tipeku." Ujarku ketus. Kebetulan live telah tebuka dia melangkahkan kaki keluar.Saat dia keluar aku menghela nafas dalam-dalam. "Syukurlah." Sambil mengelus dada. Setibanya di ruangan mas Raka aku segera memberikan berkas yang dia minta."Terima kasih sayang maaf aku merepotkanmu," katanya lalu men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status