Rio dan Donny pun saling pandang.“A-apa tadi dia bilang … papa?!” ucap pria paruh baya itu terbata.Kevin tetap tenang dengan wajah datarnya yang tanpa ekspresi itu, lalu tangan kanannya terulur. Seolah mengerti, Kayla mendekat dan memeluk papanya dengan sayang.“Kenapa Papa tidak bilang kalau mau datang?” bisik Kayla langsung bertanya untuk mengungkap rasa penasaran di hatinya.Kevin melirik sekilas. “Papa ingin memberikan kejutan untukmu. Ingin melihat apa kamu benar-benar serius kali ini,” jawabnya kalem dan suara pelan.Kayla jadi merasa terbakar dan bertambah semangat mendapatkan dukungan dari papanya. Dia tersenyum lebar dan semakin percaya diri.Namun keadaan lain berbeda, tubuh Donny sampai terhuyung tak mampu berdiri dengan benar melihat itu. Yang lain juga tak percaya Kayla kenal dengan orang penting dan dingin seperti Kevin. Tidak sembarang orang bisa dekat dengan silent killer si penguasa kota.“Wanita itu berani sekali menempel dengan Tuan Yuditama!” celetuk salah satu d
“A-apa?!”Kedua mata Rio terbelalak lebar mendengar itu.Donny dan teman-temannya saling pandang tak percaya. Sementara Sonia melongo dan menggelengkan kepalanya cepat berharap telinganya salah dengar.“Ti-tidak mungkin! Dia itu yatim piatu! Anda jangan terbujuk rayuannya, Tuan!” Rio kembali menyangkal.Kevin melepas tangan Kayla lalu berjalan menghampiri Rio dan membuatnya terkejut.Plaakkk!!!“Lancang sekali kau! Sekali lagi kau bicara omong kosong. Aku akan potong lidahmu!”Kayla bahkan menutup mulutnya dengan kedua tangan tak percaya kalau papanya sendiri yang akan memberi pria itu pelajaran.Sambil memegangi pipi yang memerah serta sudut bibirnya berdarah, dengan susah payah Rio kembali berdiri tegak.‘Tenaganya kuat sekali!’ “Dengar baik-baik! Kayla Zania Yuditama adalah putri tunggalku! Kami memang tidak pernah mengekspos apapun soal keluargaku. Jadi, kalian harus hormat padanya!” jelasnya dengan sorot mata menusuk. “Enyah dari hadapanku!” sambungnya lagi.Anak buahnya dengan
Kayla tidak mau Kevin tahu soal hubungannya dengan Leon sekarang, jadi dia mengajak Nora bicara berdua saja dan ke luar dari ruangan itu.“Apa kamu lihat Leon, Nora?” Kening wanita itu berkerut mendengar pertanyaan Kayla. “Tadi aku lihat dia ada di luar, tapi sekarang tidak tahu, Nona!” jawabnya jujur.Kayla pun panik lalu dengan cepat mengambil ponselnya dalam saku celana untuk menelpon pria itu. “Aduh, sial! Kenapa aku bisa lupa!”Padahal Leon sudah berjanji akan menemaninya sampai peresmian selesai, tapi kenapa malah menghilang. Dia takut pria itu marah atau kecewa karena selama ini menyembunyikan statusnya.Nora memutar bola matanya. “Aku rasa dia kabur setelah melihat Tuan Besar. Seperti biasanya,” ucapnya ketus tanpa peduli Kayla yang mendelik tajam ke arahnya.“Sssttt! Tutup mulutmu!”Kayla bertahan untuk tidak terpengaruh dengan ucapan Nora barusan. Berusaha menepis semua dugaan buruk di kepalanya.Tapi, bisa saja itu benar?Setelah berdering dua kali, barulah panggilannya
Kedua mata Kayla membulat sempurna mendengar seorang pria arogan seperti Rio mengucapkan kata maaf. “A-apa? Apa aku tidak salah dengar?” ucap Kayla dengan tatapan penuh selidik.Sonia memanyunkan bibirnya karena tidak suka dan menganggap kalau mantan istri suaminya ini sedang berlagak di depan mereka.Rio tidak ingin Kayla salah paham dan membuat suasana semakin tidak enak. “Benar, Kayla. Aku dan istriku secara pribadi ingin meminta maaf kepadamu!”Kayla melipat kedua tangannya di depan dada berusaha untuk menahan emosi.“Oh ya? Kenapa aku seperti tidak percaya begitu saja? Apa karena setelah kamu tahu kalau aku adalah anak dari Kevin Yuditama, begitu?”Kata-kata telak dari Kayla menyindir Rio dengan tepat sasaran.Sementara Sonia hanya diam saja karena mau ikut kemari demi mengikuti keinginan suaminya.Siapa tahu Kayla berbaik hati mau memberikan akses ke proyek ini untuk perusahaan papanya.Tapi, sepertinya tidak semudah itu–Kayla tersenyum miring di sudut bibirnya.“Kenapa diam s
Lalu Kayla bangkit dari duduknya dan ingin segera pergi. “Tunggu, Kayla! Aku belum selesai bicara!” Rio ikut berdiri dan mengejarnya.Kayla berbalik dan menatapnya tajam.“Semua sudah selesai. Apa yang kamu mau tidak akan pernah kamu dapatkan! Soal proyek itu juga. Jangan pernah bermimpi!” tegasnya lagi.Baru saja Rio ingin membuka kembali mulutnya, suara melengking milik wanita membuatnya mengurungkan hal itu.“Sayang!”Pria itu menoleh dan melihat istrinya yang berlari ke arahnya.“Sonia? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya pria itu bingung.Namun bukannya menjawab, Sonia malah balik bertanya.“Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang? Untuk apalagi kamu menemuinya?!”Kayla merasa tidak perlu lagi berlama-lama di sana. “Tunggu dulu!”Kayla berbalik dengan wajah masam karena lagi-lagi ditahan. Sonia merasa tidak senang melihat suaminya masih bertemu dengan mantan istrinya itu. Apalagi dengan status Kayla yang sekarang berada di atasnya. Hal itu semakin membuatnya merasa terintimida
Pria itu mencengkram kepalanya dengan erat dan tampak sangat gusar. Lalu kembali mendara ditkan tubuhnya ke kursi dengan kasar.“Bagaimana bisa aku kalah dengan anak kemarin sore!” geramnya dengan wajah masam.Ya, Donny sekarang sedang uring-uringan sendiri karena proposal yang diajukan olehnya untuk proyek baru langsung ditolak mentah-mentah oleh kliennya. Semua karena perusahaannya gagal mendapatkan proyek di area timur yang sekarang dipegang oleh Kayla dan juga karena sikap pria itu yang tidak profesional membuat gosip buruk yang beredar tentangnya semakin memperparah keadaan. “Sialan!!!” Lagi-lagi hanya umpatan yang keluar dari mulutnya. “Kenapa harus mantan istri, Rio? Kenapa wanita itu yang menjadi sainganku?!” ucapnya dengan kedua tangan terkepal erat.Donny bahkan sudah bersusah payah mengajak teman-temannya kemarin untuk memprovokasi Kayla, tapi tetap saja dia kalah. Apalagi setelah tahu kalau wanita itu adalah anak dari orang yang paling berpengaruh di kota ini. “Aku tid
Dengan susah payah lidah Leon mengucapkan pertanyaan itu, meskipun berat dia tetap harus mengatakannya.Tapi bukan soal statusnya yang Kayla pikirkan, tapi tentang leon yang mengatakan kalau papanya adalah orang yang kejam.“Tunggu dulu! Kenapa kamu bisa mengatakan kalau papaku kejam? Kamu bahkan belum mengenalnya!” Kayla berkata sedikit ketus.Leon membuka mulutnya merasa bersalah karena kelepasan. “Ma-maksudku bukan begitu! Aku dengar dia adalah penguasa di kota ini. Jadi, apa yang dikatakannya itu adalah benar? Kamu putrinya?” Leon kembali meralat ucapannya dengan memilih kata yang baik supaya tidak menyinggung perasaan Kayla.Meskipun Leon belum pernah bertemu dengan Kevin, tapi papanya sudah menceritakan semua padanya. Soal siapa, mengapa, dan apa saja yang dilakukan pria itu di kota ini. Tapi lagi-lagi semua itu hanya bisa Leon simpan di dalam pikirannya. Dia tidak mungkin mengatakan hal itu pada Kayla.Kayla tersenyum kecut dan menundukkan kepala. Dia sudah bisa menduga kalau
Leon sedikit menggeser posisi tubuhnya ke samping lalu menyelimuti Kayla.Dia tidak ikut tidur tapi masih duduk sambil bersandar di kepala ranjang.Pikirannya kembali menerawang saat memutuskan untuk datang ke apartemen ini kemarin.Dia tahu kalau Kayla pasti akan pulang terlambat karena sibuk dengan pekerjaannya. Jadi dia memutuskan untuk menunggu di mobil saja sampai kekasihnya itu muncul. Dan benar saja sesuai dugaan, pria itu melihat Kayla turun dari taksi lalu berjalan cepat memasuki apartemennya. Ingin sekali Leon berlari menghampiri wanita itu dan bertanya tentang semuanya. Hal yang terus menghantui pikiran dan juga mengobrak-abrik hatinya. Tapi lelaki itu terlalu takut kalau semuanya tidak akan berjalan lancar dan belum sanggup untuk kehilangan Kayla. Lama dia termenung di dalam mobil kembali menimbang apa harus masuk atau tidak.Dengan menghembuskan napas panjang akhirnya Leon memantapkan hati untuk bertanya langsung dengan Kayla. Ketika sudah masuk ke dalam apartemen dan
“Apa?!”Baik Leon dan Gio sama-sama kaget mendengar pengakuan Hendra.Sontak saja Leon langsung melayangkan tinju ke wajahnya. Meskipun sakit namun pria itu tetap berusaha berdiri tegak.“Kau pembohong!” teriak Leon masih belum terima.Matanya kembali memerah karena terbakar emosi.Hendra pun tidak bisa lagi menutupi lalu mulai menjelaskan semuanya.“Keluargaku adalah salah satu korban saat Tuan Surya mengamuk menembaki orang-orang dengan membabi buta. Dia menjadikan orang tuaku sandra dadakan. Setelah Tuan Kevin melihatku menangis di dekat mayat mereka, dia tidak tega dan merasa bersalah. Lalu menolongku dan berjanji akan menjamin hidupku,” jelasnya dengan panjang lebar.Gio pun teringat kalau riwayat hidupnya adalah lahir di kota ini. “Orang tuamu di sini ‘kan? Jadi siapa mereka? Kau juga besar di kota ini. Jangan bohong!” Hendra mengangguk. “Itu benar. Saat Tuan Kevin tahu kalau papamu pergi ke Kota Sahara,
“Apa Bos mau menemui mereka?” tanya Marco penasaran.Mengingat mereka tidak bisa menemukan Leon di rumah, berarti masih ada di villanya.“Biarkan saja. Itu bukan lagi urusanku!” jawabnya biasa saja.“Ah, baiklah. Aku mengerti, Bos!”Mereka semua pergi, tapi masih ada dua mobil lagi yang menunggu di sana. Sementara itu Leon benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Bayangan selama bersama Surya semasa hidup terlintas begitu cepat di kepalanya. Juga soal Kayla yang pergi dengan marah. Semua itu membuatnya pusing.“Tuan, ayo kita pulang! Mereka pasti memerlukan kita di sana,” ajaknya setelah lama terdiam.Leon menggelengkan kepalanya. “Tidak, Gio. Mereka semua pasti belum pergi dari rumah. Semua orang sedang mencariku sekarang, aku belum bisa muncul dalam keadaan begini,” ucapnya yakin.Gio pun paham maksud dari tuannya itu. Anak buah Kevin pasti belum pergi dari sana. Dia jadi ikut bingung.“Tapi, Tuan. Kita ha-”“Aku tidak mau mati konyol, Gio! Ini adalah perang Papa bukan aku!“ sangg
Kevin langsung menatap tajam ke arah Surya yang terbaring di lantai sedang sekarat.Samar-samar Surya melihat Kevin Yuditama yang tidak banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu.“Ka-kau! Aarghhh ….” Surya tidak sanggup lagi berkata-kata.Kevin sudah berdiri tegak di depan Surya membuatnya semakin terlihat menjulang.Kevin menatapnya dengan tajam. “Kalau kau minta maaf, mungkin aku bisa memikirkan lagi tentang keselamatan semua orang di sini,” ucapnya dengan suara berat yang khas.Surya mendengus. “A-aku tidak mau! Aku tidak sudi meminta maafmu!” jawabnya terbata namun tetap ketus.Damar yang mendengar itu merasa geram dan emosinya terpancing lagi.“Aku jadi ingin menyiksamu lagi, dasar keparat!” ujarnya kesal.Pria itu langsung mencabut pisau yang ada di perut Surya dengan cepat tanpa peduli sura teriakannya yang memilukan. Dia langsung mencari keberadaan tato ular di tubuh mantan temannya itu. Ternyata sudah hilang dan hanya menyisakan bekas seperti luka bakar saja.“Oh, jad
“Terima kasih, Tuan Besar. Ini semua berkat jasamu,” jawabnya pelan.Kevin meminta anak buahnya untuk membantu Hendra berdiri.“Pergilah keluar. Istirahatlah di sana!”“Baik, Tuan!”Hendra mengangguk patuh lalu dua orang anak buah Kevin mendekat dan membantu memapah tubuhnya. Dia tidak akan bertanya apapun lagi karena saat ini bukan lagi perangnya atau orang tuanya. Tugas dan niatnya sudah selesai di sini. Ada kelegaan setelah pria itu meninggalkan halaman rumah itu.Di rumah Yuditama ….Nora mengetuk pintu, tapi tidak juga dibuka.“Ini soal Leon, Nona! Cepatlah!”Tak lama pintu terbuka dan tampaklah Kayla yang sangat penasaran.“Apa maksudmu, Nora?!” tanya Kayla sambil mengguncang pundak wanita itu.Nora mengangguk cepat. “Aku tadi tidak sengaja Mende Niko bicara soal Kota Sahara dengan Tuan Besar di telepon. Awalnya dia bungkam, tapi aku paksa! Dia bilang kalau Tuan dan Ayah pergi untuk menyerang markas Leon!” jelasnya panjang lebar dengan napas ngos-ngosan.Mulut Kayla melongo mend
Para penjaga yang ada di depan pintu gerbang terlihat panik saat melihat mobil monster besar yang sedang melaju kencang ke arah rumah. Bahkan lima sekaligus, belum lagi beberapa mobil hitam yang ada di belakangnya. Bummm!!! Bunyi pintu besi yang ditabrak berulang kali menimbulkan bunyi bising yang memekakkan telinga. “Kita diserang! Cepat beritahu Tuan!” teriak salah satu di antara mereka. Pintu itu runtuh hanya dalam hitungan menit, anggota Black Snake yang berseragam lengkap dan terlatih mulai turun dari mobil dan menyerbu masuk. Lalu beberapa granat dilempar ke dalam dekat pos jaga dan juga halaman rumah. Lagi, suara dentuman ledakan dahsyat terdengar. Dalam sekejap semua terlihat berantakan. Anak buah yang sedang berjaga di sekitar langsung panik. “Berlindung!” teriaknya sambil berlari dengan wajah pucat pasi karena panik. Tak sempat, beberapa di antara mereka terluka berat karena ledakan. Suara tembakan beruntun membuat orang-orang yang tak siap kini tewas seketika. Sepa
Pria itu hanya bisa menundukkan kepala karena tahu semua ini salahnya. “Maaf, Bos. Aku tidak bisa mendekat lagi ke rumah itu. Sekelilingnya dijaga dengan ketat oleh anak buah mereka!” jawabnya berani setelah lama terdiam. Damar sudah bisa menduga kalau dia akan memberikan jawaban itu. Memang tidak mungkin bisa mendekati tempat Surya dengan mudah. Pria paruh baya itu menarik napas dalam lalu menatapnya lekat. “Jadi, apa ada hal yang bisa membuat amarahku hilang, Marco? Apa yang bisa menebusnya? Jangan katakan kalau kau pulang dengan sia-sia!” Ya, Marco ikut bergegas pulang setelah melihat Kayla di Villa Leon lalu pergi naik taksi menuju bandara. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, tapi setelah melihat Nora yang terluka perasaannya bercampur aduk saat itu. Hal yang ditakutkan terjadi, Damar marah karena dia gagal menjaga putrinya. “Aku sudah mencatat beberapa hal yang penting tentang kelompok mereka, Bos. Itu akan berguna kalau Tuan Besar memintanya nanti,” jelasnya dengan yaki
Surya pun diam tidak ingin meladeni putranya lagi. Dengan cepat dia berbalik pergi dan masuk kembali ke mobil.“Argghhhh! Sialan!” Leon berteriak lagi untuk melepaskan kekesalannya.Namun papanya tidak dapat mendengar lagi karena mobilnya sudah menjauh.“Ayo kita masuk, Tuan. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti,” ajak Gio sambil menepuk pundak lelaki itu.Napas Leon masih naik turun lalu mengangguk lemah. Dia pun berjalan gontai mengikuti asistennya itu untuk kembali ke dalam villa. Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang?Sementara itu di mobil, Surya sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Karena ucapan putranya tadi, pikirannya kembali mengingat masa lalu saat masih begitu muda dan ambisius.Dulu, dia memang tangan kanan Kevin dan salah satu sahabat baiknya selain Damar. Namun karena perbedaan pendapat dan tujuan yang selalu bergejolak di antara mereka akhirnya mengambil keputusan yang membuat kelompok itu terpecah. Leon dan istrinya segera dikirim ke Kota Sahara. Se
Setelah sampai di villa milik Leon. Mereka semua langsung diobati oleh dokter yang dipanggil Gio. Awalnya Kayla menolak dan langsung ke bandara, tapi melihat kondisi Nora itu tidak mungkin.“Tenanglah, tempat ini aman. Mereka semua setia padaku!” jelas Leon saat melihat kekhawatiran di wajah kekasihnya.“Keluar!”Hanya itu yang terucap di bibir Kayla. Kedua lelaki itu menurut dan pergi dari kamar.Setelah itu Kayla langsung membereskan barang-barang mereka dan memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Green Leaf. Ia pun terduduk di pinggir ranjang menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis dengan keras.“Nona?”Suara Nora membuat Kayla tersadar dari lamunannya. “Ah, sudah bangun? Apa merasa lebih baik?” tanya Kayla sambil duduk di pinggir ranjang.Nora mengangguk lemah. “Maaf, Nona. Aku gagal melindungimu. Aku…,” lirihnya tak sanggup lagi.“Sudahlah, Nora. Ini di luar kendali kita. Ayo, bersiap! Kita pulang sekarang. Aku sudah memesan tiket.”Nora menghela napas berat. Pas
Gio berbalik dengan perlahan sambil mengangkat kedua tangannya. Ia langsung terkejut melihat pria yang sedang menatapnya dengan tajam dan tersenyum sinis.“Hendra? Apa ini semua ulahmu?!” tanya Gio langsung dengan ketus.“Tidak usah kaku begitu, Gio. Bukankah mereka musuh kita? Jadi, untuk apa kau buru-buru ke sini?”Gio mengeraskan rahangnya menahan semua gejolak emosi yang mulai tersulut.“Kau seharusnya lebih bisa berpikir jernih, Hendra! Tidak semua perintah Tuan harus kau turuti! Wanita itu tidak bersalah!” Benar, pria itu adalah asisten pribadi Surya. Dia sudah menunggu di sana karena tahu kalau Gio pasti akan datang untuk menyelamatkan Nora.Hendra mendengus mendengar itu. “Lalu bagaimana denganmu? Kau juga setia dengan Tuan Muda ‘kan? Begitu juga denganku!” sanggahnya tak mau kalah.Gio mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Berpikir cepat untuk segera lari dari sini lalu menyelamatkan Nora.“Aku tidak ada waktu untuk bertikam lidah denganmu! Jangan halangi aku!” teriaknya