Kayla membuka matanya perlahan namun merasa aneh saat ini ada sesuatu yang melingkar di perutnya. Setelah sepenuhnya sadar, dia pun tersenyum malu lalu menoleh ke samping. Leon masih memejamkan mata dengan memeluknya erat. Kayla sedikit menggeser tubuhnya untuk telentang, lalu tangannya terulur untuk mengelus rahang tegas lelaki itu. Mereka sampai mengulangi hal itu sampai tiga kali, seolah Leon tak pernah lelah melakukannya. Mengingat itu Kayla kembali tersipu.Leon terbangun dengan pergerakan Kayla yang tiba-tiba. Dia pun tersenyum tipis.“Morning, Cantik!” sapanya dengan suara serak khas bangun tidur.“Morning too. Kamu lelah sekali sepertinya?” ledeknya sambil cekikikan.“No!” ucap Leon, menggeleng lalu mengecup bibir Kayla sekilas. “Morning kiss dulu ya! Aku hanya tidak menyangka kita bisa sejauh ini,” akunya jujur.Kayla pun beringsut untuk duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Dia pun masih berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.“Kenapa? Aku sudah meliha
Belum sempat Kayla menjawab, Leon dengan cepat mengecup keningnya dan berbalik pergi tanpa berkata apapun lagi.“Ta-tapi, ki-”Kayla pun menghentikan ucapannya dan membiarkan lelaki itu ke luar dari apartemennya.Lalu suasana mendadak suram, wanita itu terdiam dan hanya keheningan yang menyelimuti dirinya saat ini.Kayla meletakkan gelas itu dengan kasar sampai berbunyi sangat keras.“Apa-apaan dia?!” ucapnya dengan menghela napas kasar. “Apa dia pikir setelah tidur denganku lalu bisa pergi begitu saja?” teriaknya lagi menahan emosi yang bergejolak.Kayla pusing dengan hubungan rumit mereka yang bahkan baru saja menemui titik terang.“Apa dia mencampakkanku setelah semua yang terjadi semalam? Apa dia menganggapku seperti wanita yang ada di luar sana?” gumamnya sambil tertunduk lesu. Sibuk berargumentasi sendiri.Dia jadi bingung dengan perasaannya terhadap pria itu. Oleh sebab itu dia masih menunda untuk membalas ucapan Leon yang mengatakan kalau mencintainya dan benar saja sekarang p
“Iya, Tuan!”Ya, Nora sudah diikuti oleh anak buah Leon beberapa hari ini. Mereka semakin curiga padanya, apalagi kemunculan wanita itu di festival yang tampak seperti disegani oleh orang-orang penting di sana. Mustahil kalau dia hanya pengusaha biasa.“Kita harus pastikan dulu kalau dia memang anggota Black Snake. Cari lagi bukti yang kuat, Gio!” ucapnya memberikan kesimpulan.“Baik,Tuan. Emm, tapi akan sedikit sulit untuk kita menyelidikinya. Aku mau Tuan bersabar lebih lama lagi,” ungkapnya tampak gelisah.Leon mengerti.Tidak mudah bagi mereka untuk bergerak di wilayah musuh. Namun bukan itu saja yang mengganjal di hatinya, tapi juga Kayla. Dia juga melihat Nora bersamanya saat di festival. Mereka terlihat dekat dan sangat akrab.Padahal dia sudah menyukai Kayla, tapi sekarang ikut terlibat untuk dicurigai juga karena tato itu tidak mungkin salah, namun hati kecilnya masih ragu. Semua informasi ini membuatnya pusing!Leon menggelengkan kepalanya cepat.‘Tidak mungkin! Bisa saja ke
Nora mengambil remote dan mematikan televisi. Dia juga melirik sekilas kertas berdominan warna pink yang ada di meja kerjanya. Sekarang wajahnya menampakkan seringai mematikan. Wanita itu bergegas ke luar dari ruangan kerjanya.“Antarkan aku ke tempat Nona Muda!” titahnya pada pria bertubuh besar yang sedang berjaga di depan pintu.“Baik, Bos!” jawab anak buahnya sigap.Tanpa pikir panjang lagi, dia langsung menuju ke apartemen Kayla meskipun sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia suka sekali melihat huru-hara.Di apartemen Royal Garden ….“Apa kamu bilang?!” Kayla bertanya dengan nada tak ramah.Dia melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajah kesal. Informasi yang dibawa Nora benar-benar membuat moodnya berbuah drastis.“Iya, Nona. Mereka juga mengundangku,” jawabnya kalem sambil menyodorkan kertas undangan pernikahan di depan wajah nona mudanya.Kayla dengan cepat merebutnya dan membaca dalam hati.“Oh, cepat sekali mereka bertindak. Sepertinya pria brengsek itu sudah tid
Sekarang Kayla sedikit shock. Hanya bisa berharap Leon tidak mendengar apa yang dikatakan pria di depannya ini. Belum saatnya tahu soal keluarganya.“Pak Dion, tolong pelankan suaramu! Jangan sebut soal keluargaku lagi!” desisnya dengan melotot tajam.Pria bernama Dion itu mengikuti arah pandang Kayla ke sofa. Di sana Leon sedang duduk manis sambil bermain ponsel, sesekali menatap mereka.“O-oh, maafkan saya, Nona!” ucapnya tidak enak. “Apa dia kekasih, Nona?” Kayla menghela napas kasar. “Bukan urusanmu! Kembalilah ke dalam!” jawab Kayla ketus sambil mengibaskan tangannya. Mengusir pria itu supaya keadaan kembali aman.“Ba-baik, Nona. Saya permisi!”Tanpa banyak bicara lagi, Dion langsung berlalu pergi. Tidak ingin mencari masalah dengan wanita seperti Kayla, demi keselamatan semua orang di butik ini.Setelah pria itu hilang dari pandangan, barulah Kayla bernapas lega. “Ada apa, Kayla?” Leon berjalan mendekat.“Ti-tidak apa-apa, Leon. Dia cuma salah orang. Aku juga tidak mengenalnya
Kayla menoleh ke arah Leon dan berbisik pelan di telinganya. “Dia papa dari wanita gatal itu!” Leon pun tersenyum dan manggut-manggut paham. Pantas kalau pria ini tiba-tiba datang dengan wajah garang.Donny berkacak pinggang dan menatap Kayla dan juga Leon bergantian. “Bahkan kamu sudah menggandeng seorang pria kemari! Benar-benar tidak tahu malu!” ucapnya lagi.Kayla tersenyum dan maju satu langkah. “Pak, seharusnya Anda bercermin dulu sebelum menceramahiku. Lebih baik kamu nasehati dulu putrimu itu! Bukankah kamu sendiri tahu, kalau dia yang sudah menggoda mantan suamiku?” balas Kayla penuh penekanan di kata suami.Mendengar itu wajah Donny yang tadinya marah karena emosi sekarang menambah memerah karena malu. Dia pun melihat sekeliling, khawatir kalau ada orang lain yang mendengar ucapan Kayla baruan. “Tutup mulutmu itu! Lebih baik kamu cepat pergi dari sini! Kamu tidak pernah diharapkan berada di pesta ini!” hardiknya sambil mengarah ke pintu ballroom.Kayla melipat kedua tanga
Sonia melirik Rio yang terpaku menatap Kayla. Dia tidak terima diabaikan oleh suaminya karena wanita lain.“Sayang! Ada apa denganmu? Cepat usir dia!” bisiknya sekali lagi dengan geram.Rio pun tersadar dan menoleh ke arah Sonia yang sudah memasang wajah cemberut.“I-iya, Sayang!” jawabnya gugup.Pria itu kembali beralih pada Kayla dan juga Leon.“Berani sekali kalian muncul di sini? Merasa tebal muka!” cecarnya dengan tatapan sinis.Kayla hanya tersenyum sama sekali tidak terganggu dengan semua perkataan mereka. “Akhirnya kamu berhasil mendapatkan apa yang keluargamu mau. Istri kaya dan bisa diandalkan, sekali lagi selamat ya! Semoga kamu tidak menyesal!” ujarnya tenang.Dia juga beralih menatap Sonia. “Selamat, sudah sah menjadi Nyonya Sanjaya!”Rio terdiam dan mengatupkan mulutnya. Leon tak suka pria itu menatap Kayla seperti itu. Dia langsung merapikan rambut Kayla supaya menutupi depan dadanya. Tidak rela kalau bagian mulus itu terlihat. Kayla pun merespon tindakan Leon dengan
Kayla berhasil membuatnya tidak berkutik.Semua itu fakta!“Oh, satu hal lagi! Kami bahkan belum lama bercerai, tapi kalian sudah menikah. Sekarang terbuktikan, siapa sebenarnya wanita yang gatal!” sambung Kayla lagi dengan penuh penekanan sambil mengangkat tangannya membuat tanda dengan tangan menggaruk. Sekuat tenaga Sonia menahan emosinya untuk tidak berteriak. Bisa tambah rusak imagenya. Bibirnya bergetar dengan kedua tangan mengepal erat meremas gaun yang dipegangnya.Kayla merasa belum puas membalas, lalu kembali melanjutkan ucapannya.“Aku sudah mengirimkan kado ke kamarmu. Kamu suka lingerie ‘kan? Aku tahu saat memergoki kalian waktu itu di kamar kami!” ucapnya sambil memainkan kuku tangannya. “Aku beli banyak warna dan juga lebih seksi. Nanti pakai ya untuk melayani suamimu!”Setelah puas mengatakan semua rasa sakit yang ada di hatinya, Kayla pun berbalik pergi meninggalkan Sonia yang terpaku di tempatnya dengan napas yang turun naik menahan malu sekaligus amarah.Leon juga
“Apa?!”Baik Leon dan Gio sama-sama kaget mendengar pengakuan Hendra.Sontak saja Leon langsung melayangkan tinju ke wajahnya. Meskipun sakit namun pria itu tetap berusaha berdiri tegak.“Kau pembohong!” teriak Leon masih belum terima.Matanya kembali memerah karena terbakar emosi.Hendra pun tidak bisa lagi menutupi lalu mulai menjelaskan semuanya.“Keluargaku adalah salah satu korban saat Tuan Surya mengamuk menembaki orang-orang dengan membabi buta. Dia menjadikan orang tuaku sandra dadakan. Setelah Tuan Kevin melihatku menangis di dekat mayat mereka, dia tidak tega dan merasa bersalah. Lalu menolongku dan berjanji akan menjamin hidupku,” jelasnya dengan panjang lebar.Gio pun teringat kalau riwayat hidupnya adalah lahir di kota ini. “Orang tuamu di sini ‘kan? Jadi siapa mereka? Kau juga besar di kota ini. Jangan bohong!” Hendra mengangguk. “Itu benar. Saat Tuan Kevin tahu kalau papamu pergi ke Kota Sahara,
“Apa Bos mau menemui mereka?” tanya Marco penasaran.Mengingat mereka tidak bisa menemukan Leon di rumah, berarti masih ada di villanya.“Biarkan saja. Itu bukan lagi urusanku!” jawabnya biasa saja.“Ah, baiklah. Aku mengerti, Bos!”Mereka semua pergi, tapi masih ada dua mobil lagi yang menunggu di sana. Sementara itu Leon benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Bayangan selama bersama Surya semasa hidup terlintas begitu cepat di kepalanya. Juga soal Kayla yang pergi dengan marah. Semua itu membuatnya pusing.“Tuan, ayo kita pulang! Mereka pasti memerlukan kita di sana,” ajaknya setelah lama terdiam.Leon menggelengkan kepalanya. “Tidak, Gio. Mereka semua pasti belum pergi dari rumah. Semua orang sedang mencariku sekarang, aku belum bisa muncul dalam keadaan begini,” ucapnya yakin.Gio pun paham maksud dari tuannya itu. Anak buah Kevin pasti belum pergi dari sana. Dia jadi ikut bingung.“Tapi, Tuan. Kita ha-”“Aku tidak mau mati konyol, Gio! Ini adalah perang Papa bukan aku!“ sangg
Kevin langsung menatap tajam ke arah Surya yang terbaring di lantai sedang sekarat.Samar-samar Surya melihat Kevin Yuditama yang tidak banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu.“Ka-kau! Aarghhh ….” Surya tidak sanggup lagi berkata-kata.Kevin sudah berdiri tegak di depan Surya membuatnya semakin terlihat menjulang.Kevin menatapnya dengan tajam. “Kalau kau minta maaf, mungkin aku bisa memikirkan lagi tentang keselamatan semua orang di sini,” ucapnya dengan suara berat yang khas.Surya mendengus. “A-aku tidak mau! Aku tidak sudi meminta maafmu!” jawabnya terbata namun tetap ketus.Damar yang mendengar itu merasa geram dan emosinya terpancing lagi.“Aku jadi ingin menyiksamu lagi, dasar keparat!” ujarnya kesal.Pria itu langsung mencabut pisau yang ada di perut Surya dengan cepat tanpa peduli sura teriakannya yang memilukan. Dia langsung mencari keberadaan tato ular di tubuh mantan temannya itu. Ternyata sudah hilang dan hanya menyisakan bekas seperti luka bakar saja.“Oh, jad
“Terima kasih, Tuan Besar. Ini semua berkat jasamu,” jawabnya pelan.Kevin meminta anak buahnya untuk membantu Hendra berdiri.“Pergilah keluar. Istirahatlah di sana!”“Baik, Tuan!”Hendra mengangguk patuh lalu dua orang anak buah Kevin mendekat dan membantu memapah tubuhnya. Dia tidak akan bertanya apapun lagi karena saat ini bukan lagi perangnya atau orang tuanya. Tugas dan niatnya sudah selesai di sini. Ada kelegaan setelah pria itu meninggalkan halaman rumah itu.Di rumah Yuditama ….Nora mengetuk pintu, tapi tidak juga dibuka.“Ini soal Leon, Nona! Cepatlah!”Tak lama pintu terbuka dan tampaklah Kayla yang sangat penasaran.“Apa maksudmu, Nora?!” tanya Kayla sambil mengguncang pundak wanita itu.Nora mengangguk cepat. “Aku tadi tidak sengaja Mende Niko bicara soal Kota Sahara dengan Tuan Besar di telepon. Awalnya dia bungkam, tapi aku paksa! Dia bilang kalau Tuan dan Ayah pergi untuk menyerang markas Leon!” jelasnya panjang lebar dengan napas ngos-ngosan.Mulut Kayla melongo mend
Para penjaga yang ada di depan pintu gerbang terlihat panik saat melihat mobil monster besar yang sedang melaju kencang ke arah rumah. Bahkan lima sekaligus, belum lagi beberapa mobil hitam yang ada di belakangnya. Bummm!!! Bunyi pintu besi yang ditabrak berulang kali menimbulkan bunyi bising yang memekakkan telinga. “Kita diserang! Cepat beritahu Tuan!” teriak salah satu di antara mereka. Pintu itu runtuh hanya dalam hitungan menit, anggota Black Snake yang berseragam lengkap dan terlatih mulai turun dari mobil dan menyerbu masuk. Lalu beberapa granat dilempar ke dalam dekat pos jaga dan juga halaman rumah. Lagi, suara dentuman ledakan dahsyat terdengar. Dalam sekejap semua terlihat berantakan. Anak buah yang sedang berjaga di sekitar langsung panik. “Berlindung!” teriaknya sambil berlari dengan wajah pucat pasi karena panik. Tak sempat, beberapa di antara mereka terluka berat karena ledakan. Suara tembakan beruntun membuat orang-orang yang tak siap kini tewas seketika. Sepa
Pria itu hanya bisa menundukkan kepala karena tahu semua ini salahnya. “Maaf, Bos. Aku tidak bisa mendekat lagi ke rumah itu. Sekelilingnya dijaga dengan ketat oleh anak buah mereka!” jawabnya berani setelah lama terdiam. Damar sudah bisa menduga kalau dia akan memberikan jawaban itu. Memang tidak mungkin bisa mendekati tempat Surya dengan mudah. Pria paruh baya itu menarik napas dalam lalu menatapnya lekat. “Jadi, apa ada hal yang bisa membuat amarahku hilang, Marco? Apa yang bisa menebusnya? Jangan katakan kalau kau pulang dengan sia-sia!” Ya, Marco ikut bergegas pulang setelah melihat Kayla di Villa Leon lalu pergi naik taksi menuju bandara. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, tapi setelah melihat Nora yang terluka perasaannya bercampur aduk saat itu. Hal yang ditakutkan terjadi, Damar marah karena dia gagal menjaga putrinya. “Aku sudah mencatat beberapa hal yang penting tentang kelompok mereka, Bos. Itu akan berguna kalau Tuan Besar memintanya nanti,” jelasnya dengan yaki
Surya pun diam tidak ingin meladeni putranya lagi. Dengan cepat dia berbalik pergi dan masuk kembali ke mobil.“Argghhhh! Sialan!” Leon berteriak lagi untuk melepaskan kekesalannya.Namun papanya tidak dapat mendengar lagi karena mobilnya sudah menjauh.“Ayo kita masuk, Tuan. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti,” ajak Gio sambil menepuk pundak lelaki itu.Napas Leon masih naik turun lalu mengangguk lemah. Dia pun berjalan gontai mengikuti asistennya itu untuk kembali ke dalam villa. Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang?Sementara itu di mobil, Surya sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Karena ucapan putranya tadi, pikirannya kembali mengingat masa lalu saat masih begitu muda dan ambisius.Dulu, dia memang tangan kanan Kevin dan salah satu sahabat baiknya selain Damar. Namun karena perbedaan pendapat dan tujuan yang selalu bergejolak di antara mereka akhirnya mengambil keputusan yang membuat kelompok itu terpecah. Leon dan istrinya segera dikirim ke Kota Sahara. Se
Setelah sampai di villa milik Leon. Mereka semua langsung diobati oleh dokter yang dipanggil Gio. Awalnya Kayla menolak dan langsung ke bandara, tapi melihat kondisi Nora itu tidak mungkin.“Tenanglah, tempat ini aman. Mereka semua setia padaku!” jelas Leon saat melihat kekhawatiran di wajah kekasihnya.“Keluar!”Hanya itu yang terucap di bibir Kayla. Kedua lelaki itu menurut dan pergi dari kamar.Setelah itu Kayla langsung membereskan barang-barang mereka dan memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Green Leaf. Ia pun terduduk di pinggir ranjang menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis dengan keras.“Nona?”Suara Nora membuat Kayla tersadar dari lamunannya. “Ah, sudah bangun? Apa merasa lebih baik?” tanya Kayla sambil duduk di pinggir ranjang.Nora mengangguk lemah. “Maaf, Nona. Aku gagal melindungimu. Aku…,” lirihnya tak sanggup lagi.“Sudahlah, Nora. Ini di luar kendali kita. Ayo, bersiap! Kita pulang sekarang. Aku sudah memesan tiket.”Nora menghela napas berat. Pas
Gio berbalik dengan perlahan sambil mengangkat kedua tangannya. Ia langsung terkejut melihat pria yang sedang menatapnya dengan tajam dan tersenyum sinis.“Hendra? Apa ini semua ulahmu?!” tanya Gio langsung dengan ketus.“Tidak usah kaku begitu, Gio. Bukankah mereka musuh kita? Jadi, untuk apa kau buru-buru ke sini?”Gio mengeraskan rahangnya menahan semua gejolak emosi yang mulai tersulut.“Kau seharusnya lebih bisa berpikir jernih, Hendra! Tidak semua perintah Tuan harus kau turuti! Wanita itu tidak bersalah!” Benar, pria itu adalah asisten pribadi Surya. Dia sudah menunggu di sana karena tahu kalau Gio pasti akan datang untuk menyelamatkan Nora.Hendra mendengus mendengar itu. “Lalu bagaimana denganmu? Kau juga setia dengan Tuan Muda ‘kan? Begitu juga denganku!” sanggahnya tak mau kalah.Gio mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Berpikir cepat untuk segera lari dari sini lalu menyelamatkan Nora.“Aku tidak ada waktu untuk bertikam lidah denganmu! Jangan halangi aku!” teriaknya