Kayla berhasil membuatnya tidak berkutik.Semua itu fakta!“Oh, satu hal lagi! Kami bahkan belum lama bercerai, tapi kalian sudah menikah. Sekarang terbuktikan, siapa sebenarnya wanita yang gatal!” sambung Kayla lagi dengan penuh penekanan sambil mengangkat tangannya membuat tanda dengan tangan menggaruk. Sekuat tenaga Sonia menahan emosinya untuk tidak berteriak. Bisa tambah rusak imagenya. Bibirnya bergetar dengan kedua tangan mengepal erat meremas gaun yang dipegangnya.Kayla merasa belum puas membalas, lalu kembali melanjutkan ucapannya.“Aku sudah mengirimkan kado ke kamarmu. Kamu suka lingerie ‘kan? Aku tahu saat memergoki kalian waktu itu di kamar kami!” ucapnya sambil memainkan kuku tangannya. “Aku beli banyak warna dan juga lebih seksi. Nanti pakai ya untuk melayani suamimu!”Setelah puas mengatakan semua rasa sakit yang ada di hatinya, Kayla pun berbalik pergi meninggalkan Sonia yang terpaku di tempatnya dengan napas yang turun naik menahan malu sekaligus amarah.Leon juga
Dia melirik Kayla dan Nora sekilas, membuat jantungnya berdegup kencang. Leon sebisa mungkin bersikap biasa saja karena sedang diperhatikan oleh Nora.[“Maaf, Tuan. Aku benar-benar panik! Maaf, aku terlambat!” akunya menyesal.]Leon menggeleng lalu memejamkan mata sejenak.“Cepat pergi dari sini, Gio! Pulanglah dan bawa semua anggota dari sini!” putusnya setelah berpikir cepat.[“Tapi, Tuan! Ki-”]“Ini bukan waktu terbaik kita karena ada banyak anggota mereka di sini! Ikuti perintahku sekarang!” desisnya dengan penuh penekanan.[“Baik, Tuan!”]Mau tidak mau Gio pun menuruti kemauan tuannya.Leon pun mematikan panggilan dan langsung mensilentkan ponselnya.Lelaki itu menarik napas dalam-dalam untuk membuang berbagai pikiran buruk. Semua informasi tentang Kayla dan Nora yang diketahuinya bersamaan tentu mengguncang pendiriannya. Kenapa harus Kayla?Apa Nora adalah saudara angkat yang dimaksud Kayla?Apa mereka memang sedekat itu ?Apa dia yang mengajak Kayla ikut kelompok mereka?Memik
Sedetik itu juga Nora terserang panik yang luar biasa. Dia belum pernah merasa setakut ini sebelumnya. Hal sekecil apapun patut dicurigai.Musuh!Ada musuh di wilayah Black Snake!Sekarang Nora yakin kalau situasi di wilayah mereka sudah tidak aman seperti dulu.Nora dengan cepat mengambil ponsel di dalam tasnya dan menelpon anak buahnya. “Ikuti pria yang sedang berjalan keluar dari pintu ballroom! Dia memakai kemeja berwarna biru dengan jas hitam. Rambutnya belah pinggir dan memakai jam tangan! Apa kamu melihatnya?” ucapnya cepat dengan napas tak beraturan.[“ Iya sudah, Bos!” jawabnya yakin.]“Cepat ikuti dan tangkap dia! Jangan sampai dia meloloskan diri! Setelah itu bawa dia ke markas!”[“Baik, Bos!”]Setelah memberikan perintah. Kali ini Nora harus melakukan hal penting terlebih dahulu yaitu mencari Kayla.Nora merasa kecolongan!Seharusnya dari awal dia tidak mengikuti keinginan Kayla untuk mengumpulkan anggota Black Snake di pesta ini.Awalnya semua berjalan lancar, tapi karen
Gio hanya bisa mengumpat kesal. Bukannya ingin ikut campur urusan pribadi dan privasi tuannya, tapi keadaan sedang genting sekarang.Tadi sebelum pulang, salah satu anak buah mereka kehilangan anggota satu orang. Dan setahu Gio, pria itu ditugaskan untuk mengikuti Nora.Rekannya yakin dia sudah tertangkap oleh orang Black Snake. Mereka semua pergi menyelamatkan diri setelah mendapat kabar dari Gio untuk segera pergi dari sana karena tahu pria itu ketahuan sempat beradu pandang dengan Nora.“Aku tidak bisa pergi ke mana pun sekarang! Sial!” ucapnya sambil mengusap wajahnya kasar.Dia berjalan mondar-mandir mencoba menghalau semua rasa gelisah yang ada di benaknya.“Tapi setidaknya Tuan sudah aman karena sedang bersama Nona Kayla. Mereka tidak mungkin bisa pergi ke sana,” gumamnya sambil mengangguk yakin. Itu lebih penting dari apapun.Di sebuah gudang kosong ….Nora sudah mengganti gaun pestanya dengan baju yang lebih santai. Dia berjalan cepat menuju sudut ruangan. Terdapat lampu ga
Kayla ke luar dari kamar mandi dan melihat Leon yang sudah berpakaian lengkap. Lelaki itu terlihat mengancingkan lengan kemejanya.“Loh, kamu tidak mau mandi dulu?” tanya Kayla heran.Leon tersenyum tipis. “Aku ada urusan penting dengan Gio. Aku lupa soal itu, maaf ya?”Kayla bingung harus merespon apa.‘Apa dia benar-benar marah?’ Hatinya takut lagi.Dia memeluk tubuh Leon dari belakang masih memakai bathrobe.“Jangan pergi, Leon!” pintanya dengan penuh harap.Leon memejamkan mata sejenak lalu berbalik.“Aku pulang sebentar dulu, Kayla. Nanti kalau sudah selesai aku akan kemari lagi,” jawabnya santai.Namun suara Leon terdengar datar dan dingin di telinga Kayla.“Apa aku melakukannya kesalahan? Tadi itu aku cuma bercanda kok!” ucapnya dengan nada manja.Lelaki itu tersenyum dan menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga.“Apartemenku di depan, Kayla. Tidak butuh waktu lama untuk kemari,” jelasnya memberi pengertian. “Istirahatlah dan jangan pergi sendirian! Oke? Aku akan hubun
Kedua mata Gio terbelalak lebar mendengar ucapan dari tuannya itu. Dia bahkan sampai bangkit berdiri dari duduknya.“A-apa maksud, Tuan?” ucapnya dengan gugup. Dia masih tidak mengerti.Leon menatapnya dengan lekat. “Aku sudah mengetahui rahasia Kayla yang sebenarnya, Gio. Dia adalah anggota Black Snake! Dia anggota mereka, Gio! Dia punya tato ular di tubuhnya,” jelasnya dengan penuh penekanan, terlihat jelas upayanya meredam gejolak emosi dengan rahang yang mengeras. Gio sampai melongo bahkan sampai membuat tubuhnya terasa lemas lalu terduduk lagi di sofa.“Aku … aku tidak percaya, Tuan. Ini benar-benar tidak masuk akal,” ujarnya sambil menggelengkan kepala. Leon menatapnya dengan menaikkan sebelah alisnya.“Kau pikir aku sedang bercanda, hah? Kami sudah tidur bersama, Gio. Tentu saja aku melihat semua yang ada di tubuhnya!” ucapnya kesal. Gio pun mengatupkan mulutnya dan menggaruk pelipisnya dengan perasaan tidak enak. “Bu-bukan begitu maksudku, Tuan. Aku pikir dia hanya wanita
“Kau sudah gagal, Nora!” ucapnya dengan suara berat yang khas, menggema di seluruh ruangan.“Ma-maaf, Ayah.”Hanya itu yang mampu dikatakan olehnya.Orang depannya saat ini Damar Salim. Pria berusia 49 tahun itu adalah tangan kanan Kevin langsung, sahabat dan orang kepercayaan nomor satu sejak mereka membentuk kelompok ini. Ahli bela diri dan merakit senjata yang diturunkan pada putri satu-satunya yaitu Nora.Damar menghela napas berat. Dia tahu ini bukan salah Nora dan di luar dugaan mereka. Dia sebenarnya sangat menyayangi putrinya, tapi keadaan kelompok saat itu sedang kacau dan usianya masih muda namun harus menjadi orang tua tunggal. Membuatnya tidak bisa mengekspresikan diri dengan benar. Tapi Nora paham, sebab Laura selalu mengatakan kalau ayahnya rela menukarkan nyawa demi putrinya, hanya saja sifat dinginnya membuat Damar bersikap seperti itu karena untuk melindunginya dan demi kelompok mereka juga.Nora menundukkan kepalanya.Damar duduk di sofa lalu menyandarkan punggungny
Leon yakin kalau orang tua Kayla juga berteman dengan pemimpin Black Snake yaitu Kevin Yuditama.Dia tahu keluarga Kayla pasti akan bertanya namanya saat bertemu nanti dan setelah tahu, pasti mereka akan melaporkan hal itu pada Bosnya. Tentu Leon belum siap kehilangan Kayla dan semuanya. Juga rencananya bisa berantakan. Ya, begitu pikirnya.Leon belum tahu nama lengkap Kayla dan siapa orang tuanya. Kalau tidak belum tentu pria itu mau mengecup bibir wanita itu dengan penuh kelembutan dan tanpa ragu, seperti saat ini. Sebagai tanda perpisahan sementara mereka.Kayla membuka mobil dan tersenyum lebar membuat Nora memutar bola matanya dan menggelengkan kepala. Tidak heran lagi.“Orang jatuh cinta memang begini, ya? Tingkahnya sama seperti orang gila,” ucapnya sambil melihat ke luar jendela. Kayla hanya tertawa. “Nanti kalau kamu jatuh cinta juga begitu. Aku yakin pasti lebih parah dari yang aku alami. Hahaha!”“Idihhh! Jangan bermimpi! Aku bukan tipe wanita seperti itu.”Kayla hanya m
“Apa?!”Baik Leon dan Gio sama-sama kaget mendengar pengakuan Hendra.Sontak saja Leon langsung melayangkan tinju ke wajahnya. Meskipun sakit namun pria itu tetap berusaha berdiri tegak.“Kau pembohong!” teriak Leon masih belum terima.Matanya kembali memerah karena terbakar emosi.Hendra pun tidak bisa lagi menutupi lalu mulai menjelaskan semuanya.“Keluargaku adalah salah satu korban saat Tuan Surya mengamuk menembaki orang-orang dengan membabi buta. Dia menjadikan orang tuaku sandra dadakan. Setelah Tuan Kevin melihatku menangis di dekat mayat mereka, dia tidak tega dan merasa bersalah. Lalu menolongku dan berjanji akan menjamin hidupku,” jelasnya dengan panjang lebar.Gio pun teringat kalau riwayat hidupnya adalah lahir di kota ini. “Orang tuamu di sini ‘kan? Jadi siapa mereka? Kau juga besar di kota ini. Jangan bohong!” Hendra mengangguk. “Itu benar. Saat Tuan Kevin tahu kalau papamu pergi ke Kota Sahara,
“Apa Bos mau menemui mereka?” tanya Marco penasaran.Mengingat mereka tidak bisa menemukan Leon di rumah, berarti masih ada di villanya.“Biarkan saja. Itu bukan lagi urusanku!” jawabnya biasa saja.“Ah, baiklah. Aku mengerti, Bos!”Mereka semua pergi, tapi masih ada dua mobil lagi yang menunggu di sana. Sementara itu Leon benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Bayangan selama bersama Surya semasa hidup terlintas begitu cepat di kepalanya. Juga soal Kayla yang pergi dengan marah. Semua itu membuatnya pusing.“Tuan, ayo kita pulang! Mereka pasti memerlukan kita di sana,” ajaknya setelah lama terdiam.Leon menggelengkan kepalanya. “Tidak, Gio. Mereka semua pasti belum pergi dari rumah. Semua orang sedang mencariku sekarang, aku belum bisa muncul dalam keadaan begini,” ucapnya yakin.Gio pun paham maksud dari tuannya itu. Anak buah Kevin pasti belum pergi dari sana. Dia jadi ikut bingung.“Tapi, Tuan. Kita ha-”“Aku tidak mau mati konyol, Gio! Ini adalah perang Papa bukan aku!“ sangg
Kevin langsung menatap tajam ke arah Surya yang terbaring di lantai sedang sekarat.Samar-samar Surya melihat Kevin Yuditama yang tidak banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu.“Ka-kau! Aarghhh ….” Surya tidak sanggup lagi berkata-kata.Kevin sudah berdiri tegak di depan Surya membuatnya semakin terlihat menjulang.Kevin menatapnya dengan tajam. “Kalau kau minta maaf, mungkin aku bisa memikirkan lagi tentang keselamatan semua orang di sini,” ucapnya dengan suara berat yang khas.Surya mendengus. “A-aku tidak mau! Aku tidak sudi meminta maafmu!” jawabnya terbata namun tetap ketus.Damar yang mendengar itu merasa geram dan emosinya terpancing lagi.“Aku jadi ingin menyiksamu lagi, dasar keparat!” ujarnya kesal.Pria itu langsung mencabut pisau yang ada di perut Surya dengan cepat tanpa peduli sura teriakannya yang memilukan. Dia langsung mencari keberadaan tato ular di tubuh mantan temannya itu. Ternyata sudah hilang dan hanya menyisakan bekas seperti luka bakar saja.“Oh, jad
“Terima kasih, Tuan Besar. Ini semua berkat jasamu,” jawabnya pelan.Kevin meminta anak buahnya untuk membantu Hendra berdiri.“Pergilah keluar. Istirahatlah di sana!”“Baik, Tuan!”Hendra mengangguk patuh lalu dua orang anak buah Kevin mendekat dan membantu memapah tubuhnya. Dia tidak akan bertanya apapun lagi karena saat ini bukan lagi perangnya atau orang tuanya. Tugas dan niatnya sudah selesai di sini. Ada kelegaan setelah pria itu meninggalkan halaman rumah itu.Di rumah Yuditama ….Nora mengetuk pintu, tapi tidak juga dibuka.“Ini soal Leon, Nona! Cepatlah!”Tak lama pintu terbuka dan tampaklah Kayla yang sangat penasaran.“Apa maksudmu, Nora?!” tanya Kayla sambil mengguncang pundak wanita itu.Nora mengangguk cepat. “Aku tadi tidak sengaja Mende Niko bicara soal Kota Sahara dengan Tuan Besar di telepon. Awalnya dia bungkam, tapi aku paksa! Dia bilang kalau Tuan dan Ayah pergi untuk menyerang markas Leon!” jelasnya panjang lebar dengan napas ngos-ngosan.Mulut Kayla melongo mend
Para penjaga yang ada di depan pintu gerbang terlihat panik saat melihat mobil monster besar yang sedang melaju kencang ke arah rumah. Bahkan lima sekaligus, belum lagi beberapa mobil hitam yang ada di belakangnya. Bummm!!! Bunyi pintu besi yang ditabrak berulang kali menimbulkan bunyi bising yang memekakkan telinga. “Kita diserang! Cepat beritahu Tuan!” teriak salah satu di antara mereka. Pintu itu runtuh hanya dalam hitungan menit, anggota Black Snake yang berseragam lengkap dan terlatih mulai turun dari mobil dan menyerbu masuk. Lalu beberapa granat dilempar ke dalam dekat pos jaga dan juga halaman rumah. Lagi, suara dentuman ledakan dahsyat terdengar. Dalam sekejap semua terlihat berantakan. Anak buah yang sedang berjaga di sekitar langsung panik. “Berlindung!” teriaknya sambil berlari dengan wajah pucat pasi karena panik. Tak sempat, beberapa di antara mereka terluka berat karena ledakan. Suara tembakan beruntun membuat orang-orang yang tak siap kini tewas seketika. Sepa
Pria itu hanya bisa menundukkan kepala karena tahu semua ini salahnya. “Maaf, Bos. Aku tidak bisa mendekat lagi ke rumah itu. Sekelilingnya dijaga dengan ketat oleh anak buah mereka!” jawabnya berani setelah lama terdiam. Damar sudah bisa menduga kalau dia akan memberikan jawaban itu. Memang tidak mungkin bisa mendekati tempat Surya dengan mudah. Pria paruh baya itu menarik napas dalam lalu menatapnya lekat. “Jadi, apa ada hal yang bisa membuat amarahku hilang, Marco? Apa yang bisa menebusnya? Jangan katakan kalau kau pulang dengan sia-sia!” Ya, Marco ikut bergegas pulang setelah melihat Kayla di Villa Leon lalu pergi naik taksi menuju bandara. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, tapi setelah melihat Nora yang terluka perasaannya bercampur aduk saat itu. Hal yang ditakutkan terjadi, Damar marah karena dia gagal menjaga putrinya. “Aku sudah mencatat beberapa hal yang penting tentang kelompok mereka, Bos. Itu akan berguna kalau Tuan Besar memintanya nanti,” jelasnya dengan yaki
Surya pun diam tidak ingin meladeni putranya lagi. Dengan cepat dia berbalik pergi dan masuk kembali ke mobil.“Argghhhh! Sialan!” Leon berteriak lagi untuk melepaskan kekesalannya.Namun papanya tidak dapat mendengar lagi karena mobilnya sudah menjauh.“Ayo kita masuk, Tuan. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti,” ajak Gio sambil menepuk pundak lelaki itu.Napas Leon masih naik turun lalu mengangguk lemah. Dia pun berjalan gontai mengikuti asistennya itu untuk kembali ke dalam villa. Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang?Sementara itu di mobil, Surya sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Karena ucapan putranya tadi, pikirannya kembali mengingat masa lalu saat masih begitu muda dan ambisius.Dulu, dia memang tangan kanan Kevin dan salah satu sahabat baiknya selain Damar. Namun karena perbedaan pendapat dan tujuan yang selalu bergejolak di antara mereka akhirnya mengambil keputusan yang membuat kelompok itu terpecah. Leon dan istrinya segera dikirim ke Kota Sahara. Se
Setelah sampai di villa milik Leon. Mereka semua langsung diobati oleh dokter yang dipanggil Gio. Awalnya Kayla menolak dan langsung ke bandara, tapi melihat kondisi Nora itu tidak mungkin.“Tenanglah, tempat ini aman. Mereka semua setia padaku!” jelas Leon saat melihat kekhawatiran di wajah kekasihnya.“Keluar!”Hanya itu yang terucap di bibir Kayla. Kedua lelaki itu menurut dan pergi dari kamar.Setelah itu Kayla langsung membereskan barang-barang mereka dan memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Green Leaf. Ia pun terduduk di pinggir ranjang menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis dengan keras.“Nona?”Suara Nora membuat Kayla tersadar dari lamunannya. “Ah, sudah bangun? Apa merasa lebih baik?” tanya Kayla sambil duduk di pinggir ranjang.Nora mengangguk lemah. “Maaf, Nona. Aku gagal melindungimu. Aku…,” lirihnya tak sanggup lagi.“Sudahlah, Nora. Ini di luar kendali kita. Ayo, bersiap! Kita pulang sekarang. Aku sudah memesan tiket.”Nora menghela napas berat. Pas
Gio berbalik dengan perlahan sambil mengangkat kedua tangannya. Ia langsung terkejut melihat pria yang sedang menatapnya dengan tajam dan tersenyum sinis.“Hendra? Apa ini semua ulahmu?!” tanya Gio langsung dengan ketus.“Tidak usah kaku begitu, Gio. Bukankah mereka musuh kita? Jadi, untuk apa kau buru-buru ke sini?”Gio mengeraskan rahangnya menahan semua gejolak emosi yang mulai tersulut.“Kau seharusnya lebih bisa berpikir jernih, Hendra! Tidak semua perintah Tuan harus kau turuti! Wanita itu tidak bersalah!” Benar, pria itu adalah asisten pribadi Surya. Dia sudah menunggu di sana karena tahu kalau Gio pasti akan datang untuk menyelamatkan Nora.Hendra mendengus mendengar itu. “Lalu bagaimana denganmu? Kau juga setia dengan Tuan Muda ‘kan? Begitu juga denganku!” sanggahnya tak mau kalah.Gio mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Berpikir cepat untuk segera lari dari sini lalu menyelamatkan Nora.“Aku tidak ada waktu untuk bertikam lidah denganmu! Jangan halangi aku!” teriaknya