Mata Sonia berbinar bahagia mendengar itu tapi tidak dengan papanya.Donny menghembuskan napas kasar. “Cih! Kamu pikir dengan menikah semua masalah akan selesai, hah?!” bentaknya sambil menunjuk wajah Rio.“Papa, berikan Rio kesempatan untuk membuktikan dirinya. Sonia juga ingin menikah secepatnya, Pa!” tukas gadis itu cepat untuk menyokong rencana kekasihnya.“Halah!” Donny mengibaskan tangan kanannya. “Nona Nora sudah turun tangan kemari, Sonia. Apa kau pikir ini main-main, Rio?!” teriaknya kencang.“A-apa?” Sonia terkejut. “Jadi, mobil beriringan yang baru saja pergi itu adalah Nona Nora? Kenapa, Pa?” tanya gadis berambut pirang itu polos. Dia tidak sempat melihat Nora tadi.Donny berdecak dan menjawab dengan ketus. ”Tanyakan saja padanya!”Rio pun akhirnya buka suara setelah menenangkan diri.“Aku ketahuan, Sonia. Mereka kemari mengambil kembali stempel yang aku ambil dari Kayla.”“A-apa?!” Sonia kembali terkejut. ‘Pantas saja wanita itu menyuruhku kemari. Ternyata ini semua ulah
Warninggg, ada adegan penyiksaan, semoga bijak ya! Kedua mata Kayla terbelalak karena tahu maksud dari ucapan mantan suaminya itu. “Kamu beruntung aku tidak melaporkan perbuatanmu pada polisi. Jangan sampai menyesal, Rio!” teriak Kayla dengan kemarahan yang sudah memuncak. Rio hanya diam, awalnya tidak ingin datang, tapi rasa sakit hati karena diperlakukan oleh anak buah Nora dan ancaman dari calon papa mertuanya, membuat lelaki itu merasa kesal dan tidak terima. Kayla harus menebusnya! Lalu Rio tertawa keras, membuat Kayla sedikit was-was. Kepalanya berpikir cepat untuk menghindar dari situasi ini. Namun kalau kabur ke arah lift itu tidak mungkin, pasti pria itu akan langsung menyerangnya. Mau berteriak juga percuma karena penghuni di lantai ini pasti tidak bisa mendengar. Bau alkohol dari tubuh lelaki itu tercium oleh Kayla. ‘Apa dia mabuk?’ Dengan gerakan perlahan Kayla membuka pintu, namun sepertinya Rio bisa membaca pikirannya. Pria itu dengan sigap berlari ke arahnya.
Sampai akhir adegan dewasa, harap pembaca bijak!!!Lalu tubuhnya ditarik paksa dari atas Kayla, karena tak siap langsung saja wajahnya dihadiahi tinju keras.Bughhh!!!“Dasar bajingan!” teriaknya kencang.Rio terhuyung ke belakang namun masih bisa bertahan.“Aku akan membunuhmu!” sambungnya lagi dengan memberi tendangan keras pada perut Rio.Lelaki itu langsung tersungkur ke lantai.Kayla berusaha untuk bangkit sambil melepaskan sepatunya dan melihat orang yang menyeret paksa tubuh mantan suaminya untuk keluar. Dia bergegas menyusul mereka.“Leon!”Ya, Leon yang datang.Tadi setelah menerima panggilan Kayla, Leon langsung berlari sekencang mungkin ke apartemen wanita itu. Mobil mereka baru saja tiba di depan apartemennya, jadi jarak antara jalan dengan apartemen Kayla tidak jauh.Di kepala Leon berkecamuk prasangka buruk yang akan terjadi pada Kayla.‘Dasar brengsek!’Dari arah luar, Gio datang dengan membawa dua petugas keamanan. Mereka langsung berlari ke arah Leon. Dia memanggil tu
Kayla membuka matanya perlahan namun merasa aneh saat ini ada sesuatu yang melingkar di perutnya. Setelah sepenuhnya sadar, dia pun tersenyum malu lalu menoleh ke samping. Leon masih memejamkan mata dengan memeluknya erat. Kayla sedikit menggeser tubuhnya untuk telentang, lalu tangannya terulur untuk mengelus rahang tegas lelaki itu. Mereka sampai mengulangi hal itu sampai tiga kali, seolah Leon tak pernah lelah melakukannya. Mengingat itu Kayla kembali tersipu.Leon terbangun dengan pergerakan Kayla yang tiba-tiba. Dia pun tersenyum tipis.“Morning, Cantik!” sapanya dengan suara serak khas bangun tidur.“Morning too. Kamu lelah sekali sepertinya?” ledeknya sambil cekikikan.“No!” ucap Leon, menggeleng lalu mengecup bibir Kayla sekilas. “Morning kiss dulu ya! Aku hanya tidak menyangka kita bisa sejauh ini,” akunya jujur.Kayla pun beringsut untuk duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Dia pun masih berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.“Kenapa? Aku sudah meliha
Belum sempat Kayla menjawab, Leon dengan cepat mengecup keningnya dan berbalik pergi tanpa berkata apapun lagi.“Ta-tapi, ki-”Kayla pun menghentikan ucapannya dan membiarkan lelaki itu ke luar dari apartemennya.Lalu suasana mendadak suram, wanita itu terdiam dan hanya keheningan yang menyelimuti dirinya saat ini.Kayla meletakkan gelas itu dengan kasar sampai berbunyi sangat keras.“Apa-apaan dia?!” ucapnya dengan menghela napas kasar. “Apa dia pikir setelah tidur denganku lalu bisa pergi begitu saja?” teriaknya lagi menahan emosi yang bergejolak.Kayla pusing dengan hubungan rumit mereka yang bahkan baru saja menemui titik terang.“Apa dia mencampakkanku setelah semua yang terjadi semalam? Apa dia menganggapku seperti wanita yang ada di luar sana?” gumamnya sambil tertunduk lesu. Sibuk berargumentasi sendiri.Dia jadi bingung dengan perasaannya terhadap pria itu. Oleh sebab itu dia masih menunda untuk membalas ucapan Leon yang mengatakan kalau mencintainya dan benar saja sekarang p
“Iya, Tuan!”Ya, Nora sudah diikuti oleh anak buah Leon beberapa hari ini. Mereka semakin curiga padanya, apalagi kemunculan wanita itu di festival yang tampak seperti disegani oleh orang-orang penting di sana. Mustahil kalau dia hanya pengusaha biasa.“Kita harus pastikan dulu kalau dia memang anggota Black Snake. Cari lagi bukti yang kuat, Gio!” ucapnya memberikan kesimpulan.“Baik,Tuan. Emm, tapi akan sedikit sulit untuk kita menyelidikinya. Aku mau Tuan bersabar lebih lama lagi,” ungkapnya tampak gelisah.Leon mengerti.Tidak mudah bagi mereka untuk bergerak di wilayah musuh. Namun bukan itu saja yang mengganjal di hatinya, tapi juga Kayla. Dia juga melihat Nora bersamanya saat di festival. Mereka terlihat dekat dan sangat akrab.Padahal dia sudah menyukai Kayla, tapi sekarang ikut terlibat untuk dicurigai juga karena tato itu tidak mungkin salah, namun hati kecilnya masih ragu. Semua informasi ini membuatnya pusing!Leon menggelengkan kepalanya cepat.‘Tidak mungkin! Bisa saja ke
Nora mengambil remote dan mematikan televisi. Dia juga melirik sekilas kertas berdominan warna pink yang ada di meja kerjanya. Sekarang wajahnya menampakkan seringai mematikan. Wanita itu bergegas ke luar dari ruangan kerjanya.“Antarkan aku ke tempat Nona Muda!” titahnya pada pria bertubuh besar yang sedang berjaga di depan pintu.“Baik, Bos!” jawab anak buahnya sigap.Tanpa pikir panjang lagi, dia langsung menuju ke apartemen Kayla meskipun sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia suka sekali melihat huru-hara.Di apartemen Royal Garden ….“Apa kamu bilang?!” Kayla bertanya dengan nada tak ramah.Dia melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajah kesal. Informasi yang dibawa Nora benar-benar membuat moodnya berbuah drastis.“Iya, Nona. Mereka juga mengundangku,” jawabnya kalem sambil menyodorkan kertas undangan pernikahan di depan wajah nona mudanya.Kayla dengan cepat merebutnya dan membaca dalam hati.“Oh, cepat sekali mereka bertindak. Sepertinya pria brengsek itu sudah tid
Sekarang Kayla sedikit shock. Hanya bisa berharap Leon tidak mendengar apa yang dikatakan pria di depannya ini. Belum saatnya tahu soal keluarganya.“Pak Dion, tolong pelankan suaramu! Jangan sebut soal keluargaku lagi!” desisnya dengan melotot tajam.Pria bernama Dion itu mengikuti arah pandang Kayla ke sofa. Di sana Leon sedang duduk manis sambil bermain ponsel, sesekali menatap mereka.“O-oh, maafkan saya, Nona!” ucapnya tidak enak. “Apa dia kekasih, Nona?” Kayla menghela napas kasar. “Bukan urusanmu! Kembalilah ke dalam!” jawab Kayla ketus sambil mengibaskan tangannya. Mengusir pria itu supaya keadaan kembali aman.“Ba-baik, Nona. Saya permisi!”Tanpa banyak bicara lagi, Dion langsung berlalu pergi. Tidak ingin mencari masalah dengan wanita seperti Kayla, demi keselamatan semua orang di butik ini.Setelah pria itu hilang dari pandangan, barulah Kayla bernapas lega. “Ada apa, Kayla?” Leon berjalan mendekat.“Ti-tidak apa-apa, Leon. Dia cuma salah orang. Aku juga tidak mengenalnya
Kevin langsung menatap tajam ke arah Surya yang terbaring di lantai sedang sekarat.Samar-samar Surya melihat Kevin Yuditama yang tidak banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu.“Ka-kau! Aarghhh ….” Surya tidak sanggup lagi berkata-kata.Kevin sudah berdiri tegak di depan Surya membuatnya semakin terlihat menjulang.Kevin menatapnya dengan tajam. “Kalau kau minta maaf, mungkin aku bisa memikirkan lagi tentang keselamatan semua orang di sini,” ucapnya dengan suara berat yang khas.Surya mendengus. “A-aku tidak mau! Aku tidak sudi meminta maafmu!” jawabnya terbata namun tetap ketus.Damar yang mendengar itu merasa geram dan emosinya terpancing lagi.“Aku jadi ingin menyiksamu lagi, dasar keparat!” ujarnya kesal.Pria itu langsung mencabut pisau yang ada di perut Surya dengan cepat tanpa peduli sura teriakannya yang memilukan. Dia langsung mencari keberadaan tato ular di tubuh mantan temannya itu. Ternyata sudah hilang dan hanya menyisakan bekas seperti luka bakar saja.“Oh, jad
“Terima kasih, Tuan Besar. Ini semua berkat jasamu,” jawabnya pelan.Kevin meminta anak buahnya untuk membantu Hendra berdiri.“Pergilah keluar. Istirahatlah di sana!”“Baik, Tuan!”Hendra mengangguk patuh lalu dua orang anak buah Kevin mendekat dan membantu memapah tubuhnya. Dia tidak akan bertanya apapun lagi karena saat ini bukan lagi perangnya atau orang tuanya. Tugas dan niatnya sudah selesai di sini. Ada kelegaan setelah pria itu meninggalkan halaman rumah itu.Di rumah Yuditama ….Nora mengetuk pintu, tapi tidak juga dibuka.“Ini soal Leon, Nona! Cepatlah!”Tak lama pintu terbuka dan tampaklah Kayla yang sangat penasaran.“Apa maksudmu, Nora?!” tanya Kayla sambil mengguncang pundak wanita itu.Nora mengangguk cepat. “Aku tadi tidak sengaja Mende Niko bicara soal Kota Sahara dengan Tuan Besar di telepon. Awalnya dia bungkam, tapi aku paksa! Dia bilang kalau Tuan dan Ayah pergi untuk menyerang markas Leon!” jelasnya panjang lebar dengan napas ngos-ngosan.Mulut Kayla melongo mend
Surya pun diam tidak ingin meladeni putranya lagi. Dengan cepat dia berbalik pergi dan masuk kembali ke mobil.“Argghhhh! Sialan!” Leon berteriak lagi untuk melepaskan kekesalannya.Namun papanya tidak dapat mendengar lagi karena mobilnya sudah menjauh.“Ayo kita masuk, Tuan. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti,” ajak Gio sambil menepuk pundak lelaki itu.Napas Leon masih naik turun lalu mengangguk lemah. Dia pun berjalan gontai mengikuti asistennya itu untuk kembali ke dalam villa. Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang?Sementara itu di mobil, Surya sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Karena ucapan putranya tadi, pikirannya kembali mengingat masa lalu saat masih begitu muda dan ambisius.Dulu, dia memang tangan kanan Kevin dan salah satu sahabat baiknya selain Damar. Namun karena perbedaan pendapat dan tujuan yang selalu bergejolak di antara mereka akhirnya mengambil keputusan yang membuat kelompok itu t
Setelah sampai di villa milik Leon. Mereka semua langsung diobati oleh dokter yang dipanggil Gio. Awalnya Kayla menolak dan langsung ke bandara, tapi melihat kondisi Nora itu tidak mungkin.“Tenanglah, tempat ini aman. Mereka semua setia padaku!” jelas Leon saat melihat kekhawatiran di wajah kekasihnya.“Keluar!”Hanya itu yang terucap di bibir Kayla. Kedua lelaki itu menurut dan pergi dari kamar.Setelah itu Kayla langsung membereskan barang-barang mereka dan memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Green Leaf. Ia pun terduduk di pinggir ranjang menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis dengan keras.“Nona?”Suara Nora membuat Kayla tersadar dari lamunannya. “Ah, sudah bangun? Apa merasa lebih baik?” tanya Kayla sambil duduk di pinggir ranjang.Nora mengangguk lemah. “Maaf, Nona. Aku gagal melindungimu. Aku…,” lirihnya tak sanggup lagi.“Sudahlah, Nora. Ini di luar kendali kita. Ayo, bers
Surya pun diam tidak ingin meladeni putranya lagi. Dengan cepat dia berbalik pergi dan masuk kembali ke mobil.“Argghhhh! Sialan!” Leon berteriak lagi untuk melepaskan kekesalannya.Namun papanya tidak dapat mendengar lagi karena mobilnya sudah menjauh.“Ayo kita masuk, Tuan. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti,” ajak Gio sambil menepuk pundak lelaki itu.Napas Leon masih naik turun lalu mengangguk lemah. Dia pun berjalan gontai mengikuti asistennya itu untuk kembali ke dalam villa. Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang?Sementara itu di mobil, Surya sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Karena ucapan putranya tadi, pikirannya kembali mengingat masa lalu saat masih begitu muda dan ambisius.Dulu, dia memang tangan kanan Kevin dan salah satu sahabat baiknya selain Damar. Namun karena perbedaan pendapat dan tujuan yang selalu bergejolak di antara mereka akhirnya mengambil keputusan yang membuat kelompok itu terpecah. Leon dan istrinya segera dikirim ke Kota Sahara. Se
Setelah sampai di villa milik Leon. Mereka semua langsung diobati oleh dokter yang dipanggil Gio. Awalnya Kayla menolak dan langsung ke bandara, tapi melihat kondisi Nora itu tidak mungkin.“Tenanglah, tempat ini aman. Mereka semua setia padaku!” jelas Leon saat melihat kekhawatiran di wajah kekasihnya.“Keluar!”Hanya itu yang terucap di bibir Kayla. Kedua lelaki itu menurut dan pergi dari kamar.Setelah itu Kayla langsung membereskan barang-barang mereka dan memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Green Leaf. Ia pun terduduk di pinggir ranjang menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis dengan keras.“Nona?”Suara Nora membuat Kayla tersadar dari lamunannya. “Ah, sudah bangun? Apa merasa lebih baik?” tanya Kayla sambil duduk di pinggir ranjang.Nora mengangguk lemah. “Maaf, Nona. Aku gagal melindungimu. Aku…,” lirihnya tak sanggup lagi.“Sudahlah, Nora. Ini di luar kendali kita. Ayo, bersiap! Kita pulang sekarang. Aku sudah memesan tiket.”Nora menghela napas berat. Pas
Gio berbalik dengan perlahan sambil mengangkat kedua tangannya. Ia langsung terkejut melihat pria yang sedang menatapnya dengan tajam dan tersenyum sinis.“Hendra? Apa ini semua ulahmu?!” tanya Gio langsung dengan ketus.“Tidak usah kaku begitu, Gio. Bukankah mereka musuh kita? Jadi, untuk apa kau buru-buru ke sini?”Gio mengeraskan rahangnya menahan semua gejolak emosi yang mulai tersulut.“Kau seharusnya lebih bisa berpikir jernih, Hendra! Tidak semua perintah Tuan harus kau turuti! Wanita itu tidak bersalah!” Benar, pria itu adalah asisten pribadi Surya. Dia sudah menunggu di sana karena tahu kalau Gio pasti akan datang untuk menyelamatkan Nora.Hendra mendengus mendengar itu. “Lalu bagaimana denganmu? Kau juga setia dengan Tuan Muda ‘kan? Begitu juga denganku!” sanggahnya tak mau kalah.Gio mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Berpikir cepat untuk segera lari dari sini lalu menyelamatkan Nora.“Aku tidak ada waktu untuk bertikam lidah denganmu! Jangan halangi aku!” teriaknya
Seluruh tubuh Nora meremang mendengar itu. Rupanya mereka semua sudah merencanakan ini dari awal. Seharusnya dia sudah sadar bahwa tidak mungkin orang seperti Surya tiba-tiba saja bersikap baik dan mau menerima Kayla jadi menantunya. Apalagi dengan kedatangannya kemari membuat pria itu semakin tidak senang.Surya pun melepaskan cengkramannya dengan kasar.“Kau tidak berubah, ya? Tetap saja licik dan pengkhianat paling busuk!” ucap Nora lagi dengan tatapan mengejek.Mendengar itu emosi Surya jadi tersulut.“Diam!” teriaknya murka. “Kau akan tahu apa akibat bermain denganku, Nora! Anak Damar sebentar lagi akan tinggal nama. Aku sangat benci dengan ayahmu yang sok pintar itu!” sambungnya lagi.Surya pun langsung memberi kode pada anak buahnya. Dua orang pria maju dan salah satunya langsung melayangkan tamparan keras pada pipinya.Plaakkkk!!!Nora langsung menoleh ke kanan dengan sudut bibirnya berdarah.Ctassss ctassssLalu kedua betisnya dicambuk bergantian membuat rasa pedih dan sakit
Gio berlari dengan cepat sambil bersenandung kecil dan tersenyum manis. Ia langsung menuju ke arah tepi balkon tempat Nora menunggunya.Namun tidak ada siapa-siapa di sana.“Nona?” panggilnya dengan kening yang berkerut heran.Gio celingak-celinguk mencari, tapi tidak ada orang lain di sana. Pria itu mulai panik saat melihat sebelah sepatu wanita yang tergeletak di lantai.“Nora!” teriaknya kencang dengan putus asa.Sementara itu di ruang keluarga, Surya dan asistennya sudah pergi meninggalkan perjamuan. Sekarang Leon dan Kayla sedang mengobrol santai sambil sesekali bercanda dan tertawa lepas. Lelaki itu terus menggodanya meskipun ada banyak anak buah yang sedang berjaga di dekat mereka.“Hentikan, Sayang! Kamu tidak malu dilihat oleh anggotamu?” ucapnya sambil menepuk pelan tangan pria itu yang melingkari perutnya sedang memeluknya erat dari belakang.“Hei! Biarkan saja, Honey. Anggap saja mereka sedang menonton pertunjukan romantis,” jawabnya cuek. Dagunya bersandar di pundak Kayla