Share

Bab 130

Penulis: Lee Sizunii
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 13:13:34

Di hari yang sama ketika Sofia Ricci ditangkap, sebuah kabar mengejutkan kembali mengguncang Milan. Morreti Club, yang selama ini dianggap di ambang kehancuran, tiba-tiba berbalik arah. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, saham yang sebelumnya dikuasai Alessio telah berpindah tangan. Yang lebih mengejutkan, pemilik barunya bukan hanya Valeria Morreti—tapi juga Salvatore Marino.

Tidak ada yang tahu bagaimana Salvatore bisa melakukannya. Milan mengenalnya sebagai pebisnis kecil, seorang pria yang tampaknya hanya pria biasa yang sedang berkembang. Namun, dalam hitungan hari, dia berhasil menumbangkan salah satu tokoh bisnis terbesar di kota itu.

Di lobi utama Morreti Club, para karyawan dan pengunjung yang datang terdiam melihat pemandangan yang luar biasa. Valeria Morreti dan Salvatore Marino berjalan berdampingan, memasuki gedung utama dengan penuh percaya diri.

Valeria mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya tergerai dengan anggun, dan wajahnya menampilkan ekspresi dingin namun ber
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 1

    "Ah! Julian, jangan sekarang. Kita masih di kantor."Tangannya terhenti saat membuka gagang pintu ruangan Julian–suaminya. Senyum Valeria yang sudah terpancar sejak tadi pun langsung kandas usai mendengar kalimat itu.Jantungnya berdetak kencang mendengar sebuah suara dari dalam ruangan Julian."Siapa suruh kamu pakai pakaian seksi hari ini.""Ahh! Julian, no!"Valeria membungkam mulutnya, tak percaya. Suara yang dia dengar sangatlah tidak asing. Itu benar suara Julian, dan perempuan itu, Valeria seperti mengenalinya. “Tapi, tidak mungkin….” Valeria mencoba tak mempercayai dugaanya, dia ingin memastikan jika semua itu tidaklah nyata.Dengan tangan bergetar dan air mata yang hampir menetes, Valeria membuka pintu dengan cepat. Hal yang tak pernah Valeria duga sebelumnya, dia melihat suaminya bercinta dengan sekretarisnya sendiri. Julian tampak belum menyadari kehadiran Valeria, dia masih sibuk menenggelamkan wajahnya di kedua kaki mulus Margareta. Perempuan seumuran Valeria itu tengah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 2

    "Nyonya sudah pulang?"Seorang pelayan yang tadi pagi Valeria titipkan anaknya–Nolen langsung menyambutnya kala dia memasuki kamar. Gegas Valeria mengusap air matanya. "Ya, terimakasih sudah menjaga Nolen. Kamu bisa mengerjakan pekerjaan kamu yang lain.""Baik Nyonya." Pelayan itu menunduk lalu pergi dari sana.Valeria kemudian menghampiri sang anak yang tengah tertidur di ranjangnya."Sayang, maafin Mommy, ya. Seharunya kamu mendapatkan kehidupan yang bahagia, karena itu cita-cita Mommy untuk kamu. Sayangnya, mulai sekarang Nolen harus bahagia bersama Mommy aja ya," bisik Valeria dengan air mata berlinang.Setelah mengecup kening Nolen, Valeria langsung beranjak dari tempatnya. Dia mengambil koper dan memasukkan beberapa barang-barang Nolen kedalam koper tersebut. Valeria sudah memantapkan hati, dia akan pergi dari rumah ini dan tidak akan membiarkan Julian mengambil Nolen.Valeria mengambil Nolen dan menggendongnya sambil menyeret sebuah koper. Dia beruntung, karena saat itu rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 3

    "Nolen!" teriak Valeria yang langsung terbangun.Tatapan mata sayu itu menoleh ke sekeliling. Bau antiseptik menyengat hidungnya, kepalanya juga sangat pusing. Valeria sadar, dia tak seharusnya di sini. Dia harus menemui bayinya.Dengan cepat Valeria mencabut infus yang menancap di tangannya, membuat bercak darah mengalir membasahi lantai. Valeria menyingkap selimut dan langsung turun dari ranjang rumah sakit.Seperti orang yang hilang akal, Valeria pergi ke ruangan dimana dia meninggalkan Nolen di sana. Saat Valeria masuk ke dalam ruangan itu, Julian, kedua mertuanya–Giovani, Isabella dan juga Sofia, iparnya sudah berada di ruangan itu. Mereka menatap sebuah tubuh mungil yang membiru di atas ranjang."No-nolen," gumam Valeria saat melihat tubuh bayinya kaku.Mereka semua langsung menoleh kearah Valeria. Julian tampak menatapnya tajam. Dengan penuh kemarahan Isabella menghampiri Valeria lalu menampar keras pipi Valeria."Kurang ajar! Kamu sudah membunuh cucuku!" teriak Isabella di dep

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 4

    “Morgan, kenapa membawaku ke sini?”Valeria bertanya-tanya kenapa Morgan membawanya ke rumah lama keluarga Morreti. Beberapa tahun yang lalu rumah itu sudah disita bank saat keluarga Morreti bangkrut.Mobil hitam mewah itu memasuki halaman rumah yang sangat luas. Rumah megah bak istana itu juga terlihat masih sama dengan polesan batu marmer di setiap sudutnya. "Silahkan, Valeria," kata pria 8 tahun lebih tua itu. Morgan membukakan pintu mobil untuk Valeria yang masih terlihat bingung. Morgan mengarahkan lengannya, "Tuan besar akan menjelaskan semuanya."Valeria melingkarkan tangannya di lengan Morgan. Mereka berdua masuk kedalam rumah besar tersebut. Semuanya masih sama bagi Valeria, suasana rumah tersebut membawakan kenangan lama Valeria. Dulu di rumah itu Valeria menghabiskan masa kecil dan remajanya dengan menjadi anak nakal dan manja.Morgan membawa Valeria ke sebuah ruangan yang dia tahu ruangan itu adalah tempat keluarga besarnya berkumpul. Saat pintu besar itu terbuka semua ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 5

    "TIDAK! JANGAN!" Valeria berteriak dengan peluh membasahi dahinya. Tubuhnya seketika terduduk di atas kasur empuk yang sudah beberapa minggu ini menampung air matanya.Mata Valeria melihat ke sekeliling dan mendapati kamarnya masih sama. Helaan napas berat keluar dari mulutnya, dia hanya bermimpi. Mimpi yang sangat buruk. Rasa sesak di dada Valeria membuatnya menangis tersedu-sedu. Lagi-lagi rasa sakit hatinya masih menjalar sangat dalam di hati Valeria.Tok! Tok!Suara ketukan pintu diikuti perkataan seorang pelayan di depan kamarnya membuat Valeria menghapus air mata."Nona Valeria, Nyonya besar sudah menunggu di bawah."Dengan suara parau, dia mencoba menyahut, "Setengah jam lagi aku akan turun." "Baik Nona."Valeria turun dari ranjangnya, gegas dia langsung masuk ke dalam kamar mandi. Meskipun tubuhnya terasa lemah dan tak berdaya, Valeria memaksakan untuk turun dari ranjang. Setelah pulang ke rumah, sudah hampir tiga minggu Valeria hanya merenung, mengurung diri bahkan terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 6

    Valeria berjalan-jalan di lorong rumah sakit. Ada perasaan lega setelah melakukan sesi konseling dengan Grace.Langkah kaki Valeria kini sampai di halaman rumah sakit. Rumput hijau dan juga udara yang segar membawa ketenangan tersendiri untuk Valeria.Sebuah bola tiba-tiba menggelinding sampai di kaki Valeria. Perempuan itu segera mengambilnya, lalu datang bocah berumur 3 tahun menghampirinya."Aunty, itu bolaku," ucapnya.Dengan senyuman kecilnya, Valeria memberikan bola itu kepadanya."William! Ah, maafkan anak saya Nyonya. Dia sangat aktif dan nakal sekali," kata seorang wanita muda yang baru saja menghampiri mereka. Dia mengenakan baju pasien dan menggendong bayi di pelukannya. "William, minta maaf ke Aunty," bisiknya.Valeria tak mempermasalahkan itu, lagipula dia tidak melukai Valeria. Justru kini tatapan mata Valeria menatap nanar bayi yang ada di gendongan sang wanita itu.Hati Valeria terasa teriris. Dia sangat merindukan Nolen-putranya. Andai jika Nolen masih ada, Valeria t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 7

    Sudah beberapa hari berlalu sejak Valeria pingsan di taman rumah sakit. Waktu berlalu begitu lambat, seolah menyiksa setiap detik yang dilalui tanpa kehadiran Nolen. Tapi, hari ini berbeda. Ada perasaan aneh yang menggelayut di benaknya sejak pagi, seolah-olah angin membawa kabar buruk yang tak dapat dia tolak.Di ruang tamu rumahnya yang sepi, Valeria duduk termenung, matanya kosong menatap keluar jendela. Tiba-tiba, teleponnya berdering, memecah keheningan. Sebuah nomor yang asing bagi Valeria telah mengirimkan sebuah file kepadanya.Wajah bingung Valeria kini menghiasai pantulan bayangannya di layar ponsel itu. Dengan sedikit ragu, Valeria membuka file tersebut yang ternyata adalah sebuah vedeo.Vedeo berputar menujukkan dimana sebuah tempat yang tampak tidak asing bagi Valeria. Ya, itu adalah rekaman CCTV di rumah Ricci, Valeria paham betul karena dia sering ke dapur saat masih tinggal di sana.Valeria masih tidak menyadari sesuatu, hanya ada seorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 8

    Salvatore keluar dari mobil, diikuti oleh dua pria berjas hitam yang selalu setia di sisinya. Matanya menyapu sekeliling, menilai dengan dingin kerumunan yang mengantri untuk masuk. Mereka tidak perlu mengantri. Satu anggukan dari Salvatore, dan penjaga pintu segera membuka jalan, membiarkan mereka melangkah melewati kerumunan yang mendadak terdiam.Begitu mereka memasuki klub, Salvatore merasakan perubahan atmosfer yang langsung menghantam indra. Musik yang menggetarkan lantai, lampu-lampu berwarna yang berputar, dan keramaian yang bergerak seolah-olah tanpa aturan. Di bawah cahaya yang redup, wajah-wajah tampak kabur, dipenuhi oleh kebebasan dan kegilaan malam.Namun, tujuan Salvatore sudah jelas. Mereka tidak berhenti di lantai dansa. Tanpa sepatah kata, pria-pria di belakangnya mengiringi langkahnya menuju tangga menuju lantai atas, di mana ruangan VIP menanti. Di puncak tangga, seorang pelayan yang berpakaian rapi membungkuk dalam-dalam. "Selamat malam, Tuan Salvatore. Ruangan A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 130

    Di hari yang sama ketika Sofia Ricci ditangkap, sebuah kabar mengejutkan kembali mengguncang Milan. Morreti Club, yang selama ini dianggap di ambang kehancuran, tiba-tiba berbalik arah. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, saham yang sebelumnya dikuasai Alessio telah berpindah tangan. Yang lebih mengejutkan, pemilik barunya bukan hanya Valeria Morreti—tapi juga Salvatore Marino.Tidak ada yang tahu bagaimana Salvatore bisa melakukannya. Milan mengenalnya sebagai pebisnis kecil, seorang pria yang tampaknya hanya pria biasa yang sedang berkembang. Namun, dalam hitungan hari, dia berhasil menumbangkan salah satu tokoh bisnis terbesar di kota itu.Di lobi utama Morreti Club, para karyawan dan pengunjung yang datang terdiam melihat pemandangan yang luar biasa. Valeria Morreti dan Salvatore Marino berjalan berdampingan, memasuki gedung utama dengan penuh percaya diri.Valeria mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya tergerai dengan anggun, dan wajahnya menampilkan ekspresi dingin namun ber

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 129

    Di ruangan kantornya yang luas dan mewah, Julian Ricci duduk terpaku di kursinya. Ponsel di tangannya masih menampilkan berita yang baru saja ia baca: "Sofia Ricci Ditangkap atas Tuduhan Pembunuhan Nolen Ricci"Judul itu seakan menghantamnya lebih keras daripada pukulan mana pun yang pernah ia terima. Tangannya yang memegang ponsel mulai bergetar, dan dadanya terasa sesak.Sofia? Membunuh Nolen?Pikiran Julian berputar cepat, mencoba mencari celah yang mungkin membuktikan bahwa ini semua hanyalah kesalahpahaman. Namun, berita itu disertai bukti—rekaman CCTV, rekaman suara, dan keterangan saksi. Semua mengarah pada satu kenyataan yang tak bisa dibantah. Adiknya sendiri telah membunuh anaknya.Tangan Julian mengepal kuat, giginya mengertak. Dia merasa marah, tetapi lebih dari itu, dia diliputi rasa bersalah yang begitu dalam.Dia masih ingat dengan jelas hari di mana Nolen meninggal. Betapa hancurnya Valeria saat itu. Betapa sakitnya dia kehilangan putranya sendiri. Tapi yang lebih meny

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 128

    Hari berjalan dengan tenang tanpa ada keributan. Sofia sangat menikmati itu. Dia duduk santai di kursi eksekutifnya, jari-jarinya dengan anggun memegang secangkir teh hangat. Dari balik jendela luas kantornya, dia bisa melihat pemandangan kota yang ramai, namun pikirannya hanya terfokus pada satu hal—kehancuran Morreti Club.Setiap laporan yang masuk dari bawahannya semakin memperjelas betapa lambat namun pasti, Valeria kehilangan cengkeramannya atas perusahaan keluarga itu. Hal ini memberinya kepuasan yang luar biasa. Sejak dulu, dia tidak pernah menyukai Valeria, dan kini, melihat wanita itu jatuh perlahan membuatnya merasa menang. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.BRAK!Pintu kantor Sofia terbuka dengan kasar, membuatnya terlonjak. Seketika, beberapa pria berseragam polisi memasuki ruangan dengan wajah serius."Ny. Sofia Ricci," salah satu petugas berbicara dengan nada tegas, "Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Nolen Ricci, putra Valeria Morreti, dua tahun la

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 127

    Pagi itu, sinar matahari menembus jendela besar ruang makan keluarga Morreti. Aroma kopi yang baru diseduh menyebar ke seluruh ruangan, bercampur dengan wangi roti panggang dan hidangan sarapan lainnya. Valeria dan Salvatore baru saja tiba setelah jogging dan belanja di supermarket. Mereka duduk di meja makan bersama Lorenzo dan Elena."Bagaimana jogging kalian?" tanya Elena sambil menuangkan kopi untuk dirinya sendiri.Valeria tersenyum, mengambil potongan croissant dari piring tengah. "Menyenangkan. Cuacanya sangat bagus pagi ini."Salvatore yang duduk di samping Valeria ikut menambahkan, "Ya, dan kami bertemu seseorang yang cukup menarik."Lorenzo mengangkat alisnya. "Siapa?"Valeria terkekeh, menggigit roti di tangannya sebelum menjawab, "Isabella Ricci."Elena langsung menatapnya penuh perhatian. "Dan apa yang dia lakukan?""Memprovokasiku, tentu saja," jawab Valeria santai. "Tapi aku tidak peduli."Salvatore tersenyum kecil sambil mengaduk kopinya. "Dan aku membuatnya semakin ke

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 126

    Minggu Pagi yang Tenang. Matahari bersinar hangat di langit biru yang cerah, angin sepoi-sepoi menerpa dedaunan di taman kota yang cukup ramai dengan para pelari pagi dan keluarga yang berjalan santai. Valeria dan Salvatore berlari berdampingan di jalur jogging, langkah mereka ringan, seirama, seakan sudah terbiasa berlari bersama.Salvatore yang mengenakan kaos hitam ketat dan celana olahraga terlihat begitu gagah. Sementara Valeria, dengan legging hitam dan kaos tanpa lengan berwarna biru tua, tampak begitu anggun meski wajahnya sedikit berkeringat. Sesekali Salvatore menoleh ke arahnya, tersenyum penuh makna."Jangan bilang kau sudah lelah?" goda Salvatore sambil mengangkat sebelah alisnya.Valeria mendengus kecil, lalu mempercepat langkahnya. "Jangan meremehkanku. Aku bisa berlari lebih lama darimu."Salvatore tertawa pelan, lalu dengan mudah menyamakan langkahnya dengan Valeria. “Baiklah, kalau begitu kita lihat siapa yang lebih kuat.”Setelah sekitar tiga puluh menit berlari, me

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 125

    Marvelion terlihat masuk ke sebuah apartemen sederhana. Dia seperti tahu benar dengan kata sandi apartemen itu. Saat pintu itu terbuka, Marvelion langsung masuk ke dalam sana. Mona terkejut akan hal itu. Perempuan yang kini mengenakan celana pendek dan kaos oblong putih serta rambut di cepol asal ke atas itu sedang makan eskrim di atas sofa sambil menonton televisi."Kau- apa yang kau lakukan di sini malam-malam?"Marvelion tak menanggapi itu dan langkah kakinya semakin mendekat dengan cepat. Kini dia sudah menunduk dan mengungkungi Mona sangan kedua tangannya berada di sisi kepala Mona."Apa kau ..., butuh sesuatu?""Ya, aku membutuhkanmu."Marvelion mengambil eskrim di tangan Mona dan menaruhnya di atas meja. Dia langsung menarik tengkuk Mona dan langsung menciumnya. Mona terkejut beberapa saat tapi justru membalas ciuman itu.Dengan cepat dan buru-buru, Marvelion langsung menyingkap kaos Mona ke atas. Lekukkan tubuh indah itu langsung terpampang di depan Marvelion dengan dada yang

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 124

    Pagi itu, di ruang rapat keluarga Morreti yang megah namun tetap hangat, suasana terasa serius. Lorenzo Morreti, pendiri sekaligus kepala keluarga, duduk di ujung meja besar, didampingi oleh adiknya, Roberto Morreti, serta Giulia Morreti, istri Roberto. Valeria, yang duduk di samping ayahnya, terlihat tenang. Di ujung lain meja, Salvatore duduk dengan aura percaya diri yang begitu dominan, sementara Morgan berdiri tak jauh dari meja, siap memberikan dukungan kapan saja diperlukan.“Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bertemu.”Salvatore membuka pembicaraan dengan suara tenang namun tegas. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, memastikan bahwa setiap orang memperhatikan.“Saya meminta pertemuan ini bukan untuk mencampuri urusan internal keluarga Morreti, tapi karena saya memiliki rencana yang ingin saya sampaikan secara terbuka, terutama menyangkut situasi saham di Morreti Club.”Lorenzo mengangguk pelan, memberi isyarat agar Salvatore melanjutkan. “Kami semua sudah mendengar ten

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 123

    Sofia akhirnya kembali menduduki posisi CEO di RC Group, sementara Julian, yang selama ini berada di belakang layar, diangkat menjadi direktur utama. Perubahan besar ini tidak terlepas dari campur tangan Alessio, yang diam-diam memberikan dukungan penuh kepada kedua bersaudara itu. Dengan pengaruh dan sumber daya yang Alessio miliki, Sofia dan Julian berhasil merebut kembali kendali atas perusahaan yang hampir jatuh.Giovani Ricci, ayah mereka sekaligus pendiri RC Group, menyaksikan semua ini tanpa memberikan banyak penolakan. Meski dia tahu ada yang tidak beres dalam hubungan antara anak-anaknya dan Alessio, Giovani lebih memilih untuk menutup mata. Baginya, selama Ricci Group tetap bertahan dan tidak hancur, apa pun yang dilakukan Sofia dan Julian bisa dianggap sebagai pengorbanan demi keluarga.Namun, di balik layar, ada banyak yang dipertaruhkan. Alessio tidak membantu mereka secara cuma-cuma. Sebagai gantinya, Sofia dan Julian harus memberikan janji-janji yang besar, termasuk ber

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 122

    Setelah dari kantor, Salvatore membawa Valeria ke rumahnya. Meskipun Valeria sempat ragu untuk pergi karena kondisi di Morreti Club masih kacau, Salvatore bersikeras agar dia ikut. Jika tidak maka dia akan benar-benar dimakan Salvatore di sana. "Kau sudah terlalu lelah hari ini. Aku akan memastikan kau istirahat dengan benar," ucap Salvatore dengan nada tegas namun lembut. Setibanya di rumah Salvatore, suasana berubah menjadi lebih tenang. Valeria sedikit terkejut ketika menyadari Salvatore langsung menuju dapur dan mulai menyiapkan makan malam sendiri. Dia menolak bantuan dari pelayan rumahnya, ingin menunjukkan bahwa kali ini dia sendiri yang akan melayani Valeria. Di meja makan, Salvatore menyajikan makanan yang sederhana namun penuh perhatian. Pasta buatan tangan, salad segar, dan segelas anggur terbaik dari koleksinya. Valeria duduk di kursi dengan tubuh yang lemas, tapi hatinya hangat melihat usaha Salvatore untuknya. "Makanlah," kata Salvatore dengan nada lembut, menatap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status