Home / CEO / Istri Yang Dilupakan CEO / Ch. 5 Pulau Goro

Share

Ch. 5 Pulau Goro

Author: Pinnacullata
last update Last Updated: 2021-09-09 11:07:12

“Nasi goreng, kalau boleh.” 

Dia makan nasi goreng buatan ibu tua itu, yang ternyata lezat sekali. 

Melihat meja makan yang besar dan kaku, Bianca merasa semakin kesepian, karena itu Bianca lebih memillih duduk di samping kolam renang yang jernih airnya. Matahari terasa hangat di kulitnya, Bianca menatap air kolam beriak-riak terkena angin sambil tersenyum tipis. 

”Aku boleh berenang,” pikirnya dalam hati dengan gembira. 

Wanita itu menghela napasnya sambil merebahkan tubuhnya di kursi kolam yang berbantalkan bermotif daun pisang. 

Malam pertama sudah berhasil dia lewati dengan aman, bagaimana dengan malam-malam berikutnya? 

Sebenarnya bukan salah Noel, mereka sama-sama terperangkap dalam pernikahan ini, dan sudah seharusnya jika dia meminta haknya, Bianca harus menerimanya. Tapi jika bisa mengelak, Bianca akan sangat bersyukur.

Hatinya masih sesak dengan Kevin yang kabur dari kehidupannya, lalu anaknya yang direnggut paksa. 

Air matanya mengalir lagi, lalu dia menghapusnya segera jangan sampai ada yang melihatnya menangis. Untuk sementara waktu, dia akan sulit mempercayai pria. Terutama pria yang terpaksa menikahinya. Dia tahu, dia tidak boleh berharap apa-apa. 

Mereka hanya orang asing yang disatukan oleh satu kepentingan.

Bisnis.

Dengan langkah mantap, seperti biasa Noel memasuki gedung kantornya— gedung di mana dia benar-benar bisa berkuasa tanpa ada campur tangan mamanya. 

Papanya kadang masih datang untuk memeriksa, tapi dia sudah menyerahkan segala otoritas pada Noel.

Namun, anehnya Emily dan Andi sekretaris dan asistennya tidak menyapanya di depan kantornya seperti biasa. Dengan gusar dia memasuki ruangan kantornya. 

Dia segera menekan tombol di handphone-nya dengan kesal.

"Pagi Pak," sahut Andi di dering pertama.

"Kamu di mana?" 

"Di-di proyek pak," jawab asistennya dengan takut-takut. 

Noel mendesah kesal. “Bisa-bisanya anak buahnya pergi ke lapangan sendiri!” desisnya dalam hati dengan kesal.

“Ba-bapak bukannya mau bulan madu?” Hati Noel mencelos. 

“Ah benar kemarin mamanya ada bicara sekilas, dia juga harus melakukan bulan madu. 

Dengan kesal dia mematikan teleponnya dan kembali mengambil tas kerjanya. 

“Sial, dia harus kembali pulang,” makinya dalam hati meninggalkan pekerjaan yang menjadi perlindungannya selama ini.

Emily mendekati makhluk yang seperti bidadari yang tertidur di tepi kolam. Semalam dia sudah melihatnya, putih dan pucat. Tapi sangat cantik bagaikan peri di film Lord of The Ring. 

Kini makhluk itu tertidur di tepi kolam dengan gaun putih berenda, jika dia pria, Emily pasti akan segera jatuh cinta dengan wanita itu, pikirnya dengan kagum. Sangat pantas dia menjadi istri seorang CEO. 

“Tapi kenapa dia tidur disini? Dimana Pak Noel?” tanya Emily dalam hati. 

“Umm … maaf,” ucapnya yang ternyata sangat mengejutkan wanita itu, dia memekik ketakutan, seperti terbangun dari mimpi yang menakutkan. Matanya yang keemasan menatap Emily dengan takut. 

“Siapa?” Suaranya begitu pelan sampai Emily hampir tidak dapat mendengarnya.

“Saya Emily sekretaris Pak Noel, saya mau bantu menyiapkan keberangkatan kalian ke Pulau Goro.” 

Bianca menegakkan tubuhnya, dan menatap bingung ke arah Emily seperti kata-katanya tidak masuk akal.

“Pulau Goro, buat apa?” 

Sekarang Emily yang bingung, kadang jalan pikiran orang kaya susah dia mengerti, dia menahan dirinya, dan tersenyum.

“Bulan madu? Anda akan pergi bulan madu kan?” jawab Emily sopan. Wajah pucat wanita cantik itu kini semakin pucat, dia terbelalak menatap Emily. 

“Hmm, apakah semalam Pak Noel terlalu ganas, sampai wanita ini terlihat begitu ketakutan?” pikir Emily dengan bingung, tapi dia belum sempat berkata apa-apa lagi, terdengar suatu kegaduhan dari belakangnya. 

Ada bunyi piring dibanting dan teriakan, makian tak senonoh terdengar merusak telinga. 

“Oh…, Madam sudah datang,” desah Emily segera merapikan pakaiannya, lalu dengan segera membantu wanita malang di sebelahnya untuk berdiri dan merapikan gaun putih wanita itu. 

Sebenarnya dia sudah sangat cantik dan sempurna, tapi untuk Madam, Einstein saja kurang pintar. Sehingga sudah pasti, dia bisa menemukan kesalahan istri baru tuannya.

“Ayo cepat, kita harus menyambutnya,” ujar Emily segera menarik wanita itu masuk ke dalam. Wanita itu dengan bingung mengikuti Emily tanpa bicara apa-apa.

Madam adalah versi lebih tuanya dari Alice, mereka sangat mirip bahkan gaya rambut pun sama, digelung rapi membentuk konde di belakang. 

Wanita paruh baya itu mengenakan gaun kemerahan dengan corak burung merak yang mewah, yang sepertinya, Bianca pernah melihat Alice mengenakannya, hanya versi berwarna hijau. Wanita itu tersenyum mengerikan saat melihat Bianca. 

Saat pertama kali melihat wanita itu, Bianca sudah tahu kalau wanita ini mirip dengan Mama tirinya, tapi kini dia yakin kalau dia persis sama dengan Alice. Semua diperhitungkan, dan tidak tulus. 

Mata wanita itu langsung menatap Bianca dari ujung kaki ke ujung rambutnya. Bianca merasa ditelanjangi dengan pandangan mata Karen yang tidak sopan.

“Ah, anakku Bianca, semalam kamu terlihat cantik sekali, apakah kamu lelah? Mama hanya ingin mengantarkan kalian untuk bulan madu. Kalian bisa menggunakan pesawat kami, sudah Mama siapkan semua, asal pulang kamu membawa cucu,” ujar wanita itu tanpa basa basi mengucapkan keinginannya. 

Emily segera membuang pandangan matanya, tapi sial, sikap itu segera mengundang protes dari wanita paruh baya di hadapannya.

“Kamu sudah siapkan semua kan? Jangan sampai ada yang salah, semua harus persis sama seperti yang saya atur!” 

Mata Karen melotot menatap Emily tanpa ada keramah-tamahan bohongan yang dia berikan pada Bianca.

“Sudah, Madam,”  jawab Emily takut, dia menunduk menatap ujung sepatunya. 

Wanita itu kembali menatap Bianca dan tersenyum dibuat-buat. 

“Bagaimana keadaanmu, kamu harus makan yang sehat, Mama sudah pecat Bibi tadi, apa-apaan dia kasih sarapan kamu nasi goreng, kamu harus makan yang sehat, kamu kan calon ibu,” ujar wanita itu menyentuh pundak Bianca. 

Menantunya itu bergidik saat merasakan sentuhan Karen, tapi untungnya dia tidak menyadari itu karena melihat anaknya datang dengan tergesa-gesa. 

“Mama? Mama sedang apa kemari?”  ucap Noel terengah-engah. Pandangan pria itu hanya tertuju pada mamanya.

“Kamu kemana saja, Mama sudah setengah jam disini, kenapa kamu baru muncul?”

Suaminya datang dengan terburu-buru, rambutnya yang agak panjang melambai, semalam Bianca kurang memperhatikannya karena sibuk menyalami tamu. 

Dia hanya merasa ada manekin yang berdiri kaku di sebelahnya. Siapa sangka hatinya bereaksi aneh saat mengetahui dia datang menghampiri mereka. 

Ternyata suaminya tampan juga. Hidungnya tinggi, bibirnya penuh, rahangnya tegas, dan tatapannya tajam. Sangat laki-laki. 

Pria itu mengenakan jas kerja buatan designer terkenal membuatnya terlihat sangat berbeda dengan pria yang Bianca peluk tadi pagi. 

“Eh, kenapa Aku tiba-tiba kembali teringat dengan pelukan mereka tadi pagi ya?” pikir Bianca segera membuang pandangannya ke kolam renang.

“Aku, ke kantor, ada yang harus aku tanda tangani,” ujar pria itu berbohong, dia terkejut melihat Emily yang ada di belakang mamanya. Wanita itu menggeleng pelan seakan memberikan kode.

“Oh, tanda tangan di saat kamu seharusnya bulan madu?” desis Karen dengan tatapan mematikan. 

Noel segera merasa sangat bersalah, kenapa dia tidak berpikir mamanya akan datang dan memeriksa? Dia menyesal dan menundukkan kepalanya.

“Kamu tahu istrimu makan apa?” desis mamanya lagi, hati Noel mencelos, baru menyadari Bianca juga ada disana. 

Wanita itu menunduk dan menghindari tatapan matanya, seketika Bianca menyesal memilih nasi goreng sebagai sarapannya. Noel hanya bisa diam merasakan tatapan menusuk Karen.

“Dia makan nasi goreng! Bagaimana bisa menghasilkan bayi yang sehat kalau dia makan nasi goreng buat sarapan!” teriak Karen emosi.

Related chapters

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 6 Mertua Yang Mengatur Segalanya

    Tatapan Karen sangat merendahkan Noel. Pria itu segera menelan ludahnya sendiri. “Kamu jadi suami harus bisa mengatur rumah, Mama sangat kecewa. Sudahlah, sekarang Mama tunggu di ruang piano. Kamu segera bersiap untuk ke pulau Goro, Mama sudah atur semua.” Wanita segera berbalik dan dengan langkah anggun berjalan menaiki undakan menuju dalam rumah. Emily tanpa sadar menghembuskan napas yang dia tahan. Lalu menatap wajah bosnya yang pucat. Setiap bertemu dengan Madam, pria itu selalu berwajah seperti itu. Tapi Emily tidak bisa menyalahkannya, jika memiliki ibu seperti itu, Emily mungkin sudah gila sebelum puber. “Goro?” “Siap pak.” “Jam?” “Jam 11.30 pak,” jawab Emily melihat jam tangannya, sekarang sudah jam 11. Tapi dia sebenarnya bersyukur, sudah jam 11. Karena dengan begitu mereka tidak perlu berlama-lama bersama nenek lampir itu. Wanita itu menatap istri baru bosnya, tapi aneh, wanita itu biasa saja, dia tidak terkejut dengan gelagat madam mereka yang berlebihan. “

    Last Updated : 2021-09-09
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 7 Bagaimana Cara Membuat Bayi

    Walau tertegun sebentar, tapi Bianca segera tersenyum lebar. “Bodo amat, kenapa aku harus memikirkan dia!” pikir Bianca mendengus kesal dan membanting pintu di belakangnya. Wanita itu terperangah saat menyadari kalau dia berada di sebuah ruangan yang cantik bernuansa merah muda. Baju-bajunya bahkan sudah tergantung manis di lemari dengan rapi. “Ah betapa menyenangkannya,” pikirnya sambil melempar tubuhnya ke kasur yang empuk. Dia mulai merasakan betapa menyenangkannya menikah, bukan untuk hal yang biasa terjadi dalam pernikahan, tapi untuk merasakan kebebasan untuk melakukan apapun yang dia mau, biasanya dia selalu di bawah radar Alice. … Setelah menerima kabar kalau Bianca sudah jalan untuk bulan madu, Alice segera tersenyum tenang. Akhirnya rencananya sudah kembali ke rencana awal. Sebenarnya, Kevin adalah satu kesalahan besar yang di buat Alice. Pria culun itu adalah teman kuliah Bianca yang selalu tampak bodoh di mata Alice. Tapi, siapa sangka, tanpa sadar pria itu telah

    Last Updated : 2021-09-10
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 8 Tertolak

    Tubuh Noel menjadi kaku, pria itu masih tetap harus merangkul Bianca, sambil mendengarkan semua penjelasan vulgar dari mamanya. Jantungnya berdebar kencang dan dia sama sekali tak berani untuk menatap ke arah istrinya. "Kamu dengar Bian, sesudah Noel selesai, kamu jangan langsung bangkit, kamu taruh bantal di bawah bokongmu dan angkat kakimu ke atas, tahan beberapa lama." Karen menatap Bianca dengan tajam. Wanita itu mengangguk cepat walau merasa itu tak terlalu berpengaruh. Waktu itu, dia hanya melakukan sekali dengan Kevin, dan tanpa harus melakukan semua yang diucapkan oleh Mama Karen. Bianca ingat bahkan berusaha menggagalkan kehamilannya dengan minum soda banyak-banyak, namun dia tetap hamil. Tapi tatapan mata Alice sangat mengerikan, wanita paruh baya itu menatapnya dengan penuh ancaman. Tanpa diucapkan, Bianca tahu, dia harus pura-pura masih murni dan tidak tahu apa-apa. Tidak ada yang boleh tahu kalau dia pernah berhubungan dengan pria dan melakukan aborsi. "Ya, mah, Bia

    Last Updated : 2021-09-10
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 9 Kecupan Di Bibir

    "Dasar aneh," pikir Noel sambil ikut berdiri dengan kesal. “Buat apa aku menyelamatkannya kalau dia mau mati!” Pria itu mendengus kesal sambil mengeluarkan air dari telinganya. Tak lama ada pegawai kolam renang yang mendekatinya dengan wajah pucat. "Maaf tuan, saya,—" "Rapihkan bajumu, malam ini juga kamu kembali ke Jakarta. Emily akan mengatur sisa gajimu," tegas Noel dengan dingin lalu meninggalkan pria tua itu mematung dengan tak berdaya. Dia hanya ke toilet sebentar, karena melihat wanita muda itu pintar berenang. Hanya sekali ini saja kesalahannya dan dia langsung kehilangan pekerjaannya selama 5 tahun ini. Noel segera kembali ke kamarnya dengan kesal. "Dasar wanita menyebalkan bisa-bisanya dia malah marah padaku." Dengan kesal dia kembali melepaskan kaos dan celananya yang basah. Kali ini dia tidak lupa untuk mengunci pintu terlebih dahulu. Siapa tahu, wanita tidak tahu malu itu kembali menyelonong masuk ke dalam kamarnya. Dengan berdebar kencang, Bianca berlari mas

    Last Updated : 2021-09-11
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 10 Kamu Milikku!

    Namun setelah diperhatikan, di meja makan itu tidak ada air minum lain selain botol anggur. Noel mulai merasa tidak enak dan terjebak. Dia kembali makan dengan rasa tidak enak di lehernya karena kurang minum. Sepertinya selesai makan dia akan minum sedikit anggur demi mendorong makanannya lalu mengunci pintu kamarnya, agar tidak terjadi apa-apa. Dia mengangguk sendiri tanpa sadar lalu menyelesaikan makannya dengan cepat. Saat Bianca mulai kenyang dan menghabiskan gelas anggur yang ketiga dia merasa dirinya hangat dan ringan. Dia mulai meracau, dan kehilangan kontrol dirinya. "Aish, dia mabuk," desis Noel kesal melihat Bianca yang tertawa sendiri menatap buah stroberi di tangannya. "Kamu tahu, aku dulu pernah seharian hanya dikasih mama, stroooberi yang banyak. Katanya beratku naik sekilo, jadi aku harus diet." Wanita itu terkikik sendiri, lalu memasukkan buah stroberi impor yang besar itu ke mulutnya yang mungil. Noel berdiri setelah menghabiskan segelas anggur yang dia sudah si

    Last Updated : 2021-09-12
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 11 Bianca Milikku

    Dia harus segera pulang dari pulau ini, kalau tidak dia bisa lepas kendali. Dia tak suka jika tak memegang kendali. Setelah mandi, Noel segera keluar dan mencari Emily. Wanita itu sedang menata meja makan saat dia menemukannya. “Emily, saya harus kembali ke Jakarta, pekerjaan saya jadi terlambat semua,” ujarnya tegas. Emily meletakkan susu dingin di meja lalu menunduk tidak enak. “Mengenai pekerjaan, Andi akan datang dan membawakan yang harus Bapak periksa siang ini, tapi Madam tidak mengizinkan siapapun kembali pulang ke Jakarta sebelum dia mengatakan boleh.” Wanita itu melirik sedikit ke arah ujung meja makan, ternyata ada Bianca disana. Wanita itu duduk sambil mengoleskan mentega di roti. Wajah Noel langsung memerah teringat akan kejadian semalam. Dia segera mengambil sebuah roti dan apel. “Saya, sarapan di kamar, buatkan saya americano dan jika Andi datang suruh dia segera ke ruangan saya.” Pria itu segera berbalik kembali ke kamarnya dengan kaku. Bianca menatap suaminy

    Last Updated : 2021-09-13
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 12 Kenapa Kamu Membenciku?

    Langkah wanita itu terasa ringan, dengan deburan ombak di sebelah kanannya, Bianca menyusuri pulau kecil itu. Sebenarnya, dia hanya seperti memutari kastil kecil itu, karena ada jalan setapak berpola lingkaran yang memutari pulau itu. Bianca terus berjalan sampai ke daerah belakang kastil. Anehnya ada bangunan yang modern, tempat para pekerja dan pengurus kastil tinggal. Bianca berhenti sebentar, lalu mendekati bangunan itu. Ada kehebohan yang terjadi, dengan penuh rasa ingin tahu, Bianca mendekat hanya untuk mendengar suara Karen ditaruh di pengeras suara. “Afrodisiak adalah zat yang mampu meningkatkan gairah seksual. Kemarin saya sudah buat daftarnya, bagaimana kalian bisa berkata kalau kalian tidak tahu apa yang harus dimasak!” Suara Karen menggelegar di dapur. Semua sibuk bekerja namun tidak ada suara lain. Bianca tertegun mendengarkan itu. Karen sangat serius mengenai malam pertama mereka, sepertinya Bianca benar-benar harus hati-hati memainkan perannya. Namun bagaimana bisa

    Last Updated : 2021-09-14
  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 13 Suka Atau Benci?

    Bianca kembali memuaskan dirinya untuk berenang sore itu. Setelah makan siang, dia berdiam diri dengan bosan di kamarnya, setelah matahari mulai memerah dia segera berganti baju dan berlari ke kolam renang. Kali ini dia melakukan pemanasan dulu, tidak boleh dia sampai mengalami kram seperti kemarin, tanpa sadar dia menyentuh bibirnya. Lalu teringat senyuman tipis pria itu saat mereka bermain piano. "Ish, kenapa aku jadi menjadi memikirkan pria es batu itu," dengusnya mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Namun anehnya tiba-tiba muncul perasaan seperti dia sedang diawasi. Dia menoleh dan mendongak. Pandangan mereka bertemu dan hatinya berdesir. Pria itu berdiri menatapnya dengan pandangannya yang tajam. Wajahnya yang tampan serius dengan rambutnya yang panjang tertiup angin. Tanpa sadar Bianca menahan napasnya. Tapi hanya sekilas saja, tanpa aba-aba pria itu berbalik dan menghilang dari pandangan. "Kenapa hatiku terus seperti ini kalau melihatnya, ada apa dengan diriku?"

    Last Updated : 2021-09-15

Latest chapter

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 118 Ancam dan Terancam

    Kevin benar- benar habis akal. Bagaimana bisa tiba- tiba keluarga Kelly mengetahui kalau keluarganya sedang diambang kebangkrutan. Semalam ayah Kelly memanggilnya dan bertanya banyak tentang bisnis fiktifnya. Walau gaya dari ayah Kelly itu seperti menelan bulat- bulat bualannya, tapi entah kenapa Kevin merasa tak yakin. Pria itu memandangnya dengan tatapan aneh.Lagi pula ada satu pria lagi yang harus dia pikirkan sekarang. Luuk Jaager. Entah kenapa pria itu kini terus mengawasinya juga. Hutang yang tadi dia pikir tak seberapa untuk Luuk, kini terasa sangat besar. Luuk meminta uangnya kembali sedangkan Kevin tak memiliki apapun sekarang kecuali nama keluarganya.“SIALAN!” maki Kevin sambil mau membanting handphonenya ke lantai, tapi tak jadi karena kalau sampai handphone itu rusak, Kevin tak memiliki uang untuk membeli handphone lagi. Akhirnya pria itu hanya bisa membanting tubuhnya ke sofa sambil kembali memaki.Pria itu meraih handphone dan melihat nama Bianca lalu menekannya. Seper

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 117 Tak Ada Logika

    Pagi itu mereka bergulat dengan penuh gairah, seakan menumpahkan hasrat yang tertahan selama berbulan-bulan dalam satu hari. Noel hanya beristirahat sebentar sambil mengelus tubuh istrinya dengan mesra, mengagumi setiap sentinya dengan penuh perhatian. Jantung Bianca berdebar dengan kencang. Sejujurnya semua ini rasanya seperti mimpi saja. Dia terbangun dan ada Noel pun rasanya sudah seperti imajinasinya menjadi kenyataan. Tapi, kali ini pria itu bahkan memandangnya dengan penuh pemujaan sehingga hati Bianca seakan mau meledak rasanya. Saat pria itu bangkit, Bianca mengira kalau Noel akan pergi seperti biasa, tapi siapa sangka pria itu kembali mencumbu dan menyatu lagi dengannya sampai tiga kali di pagi itu.“Maaf, kamu pasti lelah ya,” erang pria itu dengan terengah-engah saat mencapai puncaknya lagi di atas tubuh istrinya. Wajah Bianca yang putih seperti keramik kini memerah setelah percintaan terakhir mereka. Dengan perlahan wanita itu tersenyum manja lalu menggeleng. “Nggak,”

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 116 Pagi Ini Kamu Milikku ++

    Kenyang dan juga tidak tidur semalaman, Bianca sebenarnya sangat lelah. Sehingga saat merasakan kehangatan yang diberikan oleh suaminya, wanita itu seakan pesawat yang sudah tinggal landas. Apalagi saat Noel mulai mengusap rambutnya dengan lembut, bibirnya merayap di sekujur wajah dan lehernya. Hangat, nyaman dan kenyang, Bianca menutup mata dengan nyaman. Kedua tangannya merangkul pria yang sangat dia cintai. Namun sayangnya karena ini terlalu nyaman, wanita itu benar- benar tinggal landas dan tertidur pulas. Noel menghentikan ciumannya saat mendengar dengkuran wanita itu.“Cih … serius ciumanku segitu membosankannya sampai dia tertidur?” pikir Noel dengan tersinggung sambil terus mencoba mencium cerukan leher istrinya. Bibir wanita itu bergerak-gerak seakan membalas ciuman Noel, tapi matanya tetap terpejam dan dengkurannya terus terdengar rata.“Bian?” desah Noel berbisik di telinga istrinya lalu mengecupnya dengan mesra hal yang biasanya membuat Bianca mengerang nikmat kali ini h

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 115 Di Balik Selimut ++

    Bagaikan mimpinya berlanjut, bibir Noel menguasai dirinya, ciuman yang panas dan penuh gairah membuat Bianca lupa mau bicara apa tadi. Dia hanya ingin pria itu tetap bersamanya, dan ternyata pria itu memang tak mau pergi. Tangannya kini berjalan perlahan, menyentuh bagian tubuh tersensitif Bianca. Sentuhan yang sangat Bianca rindukan. Separuh tubuh jiwa Bianca yang haus kini seakan melayang, jemari itu menguasai Bianca sehingga wanita itu berserah sepenuhnya. Lalu seakan tersadar pria itu terdiam dan menarik dirinya. “Jangan pergi…” pekik Bianca meratap segera menangkap dan memeluk suaminya dengan seerat dia bisa.Noel terkesiap kaget saat merasakan tubuh hangat Bianca dalam dekapannya. Segera otaknya menyuruh tangan melepaskan dekapan itu. Sudah gila dia mencium wanita itu? Wanita yang sudah berkhianat dan bersama kekasihnya kemarin! Tapi mendengar rengekkannya kembali membuat pikiran dan hati Noel tak sejalan.“Aku mau taruh ini Bian,” ujar Noel beralasan agar Bianca melepaskan pe

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 114 Disuapi

    Bianca adalah wanita yang lembut, suaranya kecil dan jarang beremosi. Namun kali ini wanita itu mengusirnya dengan kasar, dan terlebih dari itu, Bianca membentak Noel untuk keluar dari kamar di rumahnya sendiri.Pria itu terdiam dan menatap gulungan selimut berisi Bianca di atas tempat tidur dengan perasaan campur aduk.Pelayan mengetuk dan datang membawa sup dan berbagai perlengkapan makan dalam kereta dorong. Aroma bawang putih mulai memenuhi kamar tidur membuat perut Noel mulai bergoyang karena sebenarnya pria itu berbohong, karena menunggu Bianca siuman, pria itu juga belum makan seharian. “Makanan sudah datang, ayo bangun dan makan!” perintah Noel mengabaikan Bianca. Wanita itu tak bergeming dalam gulungan selimutnya.“Bian!” “Nggak mau, kamu denger ‘kan apa kata dokter tadi, aku tu cuma kelelahan, aku lelah aku mo tidur!” ujar wanita itu dengan keras kepala. “Nggak, kamu butuh makan, nggak usah pake diet! Badan dah kurus begitu pakai diet!” desis Noel sambil menarik selimut

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 113 Pergi Sana!

    Dengan panik Noel membopong tubuh lunglai itu ke atas tempat tidur. Pria itu segera menutupi tubuh istrinya yang hanya mengenakan sehelai gaun tidur tipisnya dengan selimut, lalu segera berlari menekan tombol intercon memanggil pelayan berulang kali dengan panik. Dalam hati Noel sungguh bersyukur kalau dia memasang CCTV di kamarnya. Dia harus melihat apa yang terjadi semalaman, kenapa Bianca bisa tiba- tiba seperti ini?Lalu suara gemericik air membuatnya heran, pria itu masuk ke kamar mandi dan terkejut dengan air yang sudah luber memenuhi bathup. Tanpa menghiraukan kakinya akan basah, pria itu segera mematikan air yang masih mengalir dengan kening berkerut.“Apa dia mau mandi?” pikir pria itu dengan heran dan memandang ke sekitarnya secara sekilas namun tatapannya berhenti ke sebuah benda berkilat yang harusnya tidak ada di sana. Pria itu berjalan dengan ngeri lalu mengangkat benda pipih mengkilap itu. “Cutter?” Pria itu segera menutup cutter yang dalam keadaan terbuka itu. “Buat

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 112 Buat Apa Aku Hidup

    Dia sudah gila atau mungkin sudah sangat putus asa, bagaimana bisa dia menjawab pesan Noel seperti itu! Bianca menatap handphonenya dengan cemas. Awalnya dia mengirim pesan itu secara tak sengaja. Seperti biasa, Bianca sering mengirim pesan khayalan pada Noel, yang tentunya tak pernah dikirim. Sudah gila dia mengirim pesan seperti itu. Tapi sialnya, karena terlalu kesal dengan pesan Kevin, ketikan Bianca yang seharusnya tak dikirim itu ikut terkirim. Kini Bianca menatap panik jawaban Noel. Pria itu menjawabnya! Bianca tak pernah menyangka kalau pria itu bahkan menyimpan nomornya, tapi dari jawabannya menyuruh Bianca tidur, sudah pasti dia tahu kalau ini adalah nomor Bianca.Dengan jemari gemetar wanita itu mengetik kapan pulang, karena sesak yang ada di dadanya. Bagaimana bisa dia serindu itu dengan suaminya? Belum pertemuan dengan ibu tirinya kemarin siang yang memaksa Bianca.Namun jawaban Noel berikutnya sama dinginnya, seakan pria itu tak mau pulang, memang salah Bianca apa? Ada

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 111 Aku Kangen

    Seakan semuanya hanyalah mimpi, Noel tak pernah kembali seperti ucapannya terakhir. Noel tak pernah terlihat bahkan sekilas. Pria itu seakan hilang ditelan bumi. Bianca terus menatap jendela dan berharap pintu kamar terbuka tiba- tiba dan suaminya yang tampan datang. Namun, harapan Bianca semakin lama semakin tipis karena, pria itu tak pernah muncul. Hatinya sudah lelah melompat tiap kali pintu diketuk. Tapi setelah dipikir- pikir, pria itu tak pernah mengetuk pintu. Noel akan masuk tanpa meminta izin. Tapi kini, bahkan di kamar perpustakaannya juga, Noel tak pernah ada. Pria itu tak pernah pulang, dan kini setelah Emily dipindah tugaskan, Bianca tak bisa bertanya apa pun padanya. Ketika pada akhirnya Bianca bertanya, Emily yang malah bertanya kembali padanya, karena seharusnya Noel pulang. Pria itu selalu pulang. “Tapi, kenapa dia tak pernah muncul?” tanya Bianca saat kembali melewati kamar perpustakaan Noel yang sempat menjadi peraduan hangat mereka. Sudah berjalan dua bulan, tap

  • Istri Yang Dilupakan CEO   Ch. 110 Tertipu

    Noel mengerang kesal saat sudah kembali ke dalam mobilnya. Dia segera menyuruh supirnya untuk membawanya kembali untuk menjemput Bianca. Dia sudah jauh terlambat dari yang dia janjikan. Memang ketika ingin cepat, biasanya malah jadi banyak hal yang menghambat, kontrak yang sudah direvisi tadi, ternyata masih banyak salah sehingga Noel harus mendiktekan kontrak itu secara langsung. Noel sudah pastikan akan memecat bagian hukum yang mengerjakan kontrak itu. Pikirannya kembali melayang pada Bianca, wanita itu pasti sudah bosan, atau yang lebih mengerikannya, sudah banyak pria yang menggodanya. Pikiran itu segera membuat Noel bergidik. Istrinya begitu cantik dan polos, walau terlambat tapi akhirnya Noel menyadari hal itu. Bianca sama polosnya dengan Noel sendiri. Mereka adalah hasil produk dari didikan jaman baheula yang tertutup sehingga tak mengerti apapun tentang lawan jenis. Wanita itu bahkan seperti tak menyadari kalau dirinya sangat cantik. Noel mengerang kesal dan segera turun d

DMCA.com Protection Status