“Ada sesuatu di masa kecil Bianca, atau setidaknya ada sesuatu yang terjadi pada wanita itu,” pikir Noel dalam hati. Pria itu memeluk Bianca sambil terus menenangkannya. Sesekali ada kecupan kasih yang total bukan karena hasrat, tapi karena rasa sayang Noel pada istrinya itu. Perasaan pria itu kembali tergugah karena merasa senasib dengan istrinya. Rasa hangat yang nyaman, membuat Noel mulai mengantuk dan akhirnya juga jatuh tertidur. Wanita itu terbangun dalam pelukan suaminya. Lagi-lagi hatinya terasa lumer, Bianca tak bisa lagi mengatakan kalau Noel tak berarti apa pun padanya dengan apa yang terjadi beberapa hari ini, jelas Noel berulang kali menggetarkan hatinya.Bianca sebenarnya sangat takut dengan hatinya yang bergejolak ini. Dia sudah sekali dikhianati pria yang mengatakan sangat mencintai dirinya, apalagi dengan pria yang jelas-jelas mengatakan kalau tak mau ada hubungan apa-apa dengannya? Noel tak pernah mengatakan apa-apa, Bianca tidak akan pernah berharap akan ada peru
Dengan gusar pria itu masuk ke dalam kamar mandi. Dia merasa tersiksa dengan hasrat yang kembali melanda dirinya. Dulu dia tak pernah ada kesusahan untuk mengendalikan semua gelora dalam tubuhnya, tapi kini karena sudah pernah merasakannya dengan Bianca, tubuh Noel seakan meminta pertanggungjawaban. Anggota tubuh bagian bawah pria itu tak mau turun dan malah semakin tegang membuat Noel sangat tersiksa. Setelah semalam melihat Bianca tersiksa, Noel tak mau menyentuhnya lagi. Wanita itu cukup bermasalah dengan masa lalunya, Noel tak mau menyiksanya dengan hasratnya yang tak tahu waktu ini. “Arrgh!” erang Noel sambil menurunkan celananya. Keperkasaannya benar-benar tak bisa dikontrol dan membuat Noel semakin menggila. Dia tak pernah melakukan ini, tapi dia pernah membaca dan semua ini pernah dibicarakan dengan psikiaternya. Sambil mengingat-ingat yang pernah dia baca, Noel kembali mengingat aroma tubuh istrinya, kehangatan Bianca dalam pelukannya dan tanpa harus dipikirkan, tangannya
Selesai semua hasratnya tersalurkan saat ini, Noel kembali merasa bersalah telah melampiaskannya semua pada Bianca. Mungkin kebersamaan mereka saat ini seakan membuka segel Noel. Dulu Noel yang masih dalam ikatan tidak tahu apa-apa sehingga masih bisa mengendalikan hasratnya, tapi kini karena ada Bianca, ikatan segel itu terbuka dan pria itu kini tak bisa lagi mengendalikan dirinya. Wanita itu kini terbaring di sampingnya, tertidur dengan pulas karena habis bertarung di atas kasur bersama Noel berkali-kali. Noel menghela napas sambil mengelus rambut merah istrinya yang menutupi wajah wanita itu.Betapa dia kini mencintai wanita itu. Cinta adalah kata yang berat tapi kali ini saat melihat wanita itu tertidur dengan pasrahnya, Noel yakin kalau dia sudah jatuh cinta dengan istri terpaksanya itu.Yah … kini Noel jelas tak lagi terpaksa menikah dengan Bianca. Tapi, bagaimana dengan wanita itu? Jelas wanita secantik Bianca tak mungkin tak memiliki kekasih. Wanita itu pasti ada kekasih yang
Emily pasti sudah gila, kalau kemarin dia tak sadar, kali ini jelas dia sadar. Pria itu dengan seenaknya mencium dan menyesap leher Emily dengan rakus. Dan Emily, wanita itu malah menggeliat dan mendesah jelas menikmati perbuatan pria itu padanya. “Oh manisku, kamu seksi sekali,” desis pria itu sambil menurunkan ciumannya dan mulai merasakan puncak dari kedua gunung kembar Emily saat tangan satunya lagi memainkannya dengan seenak hatinya.“Noah! Stop … jangan,” erang Emily sambil mencoba mendorong pria itu dengan lemah. Tubuhnya tak bergerak seperti yang dia mau, dia merasa lemah dan meleleh dalam pelukan pria itu. “Yakin kamu mau aku berhenti sayang?” goda pria itu sambil terus menyesap dan memberikan tanda-tanda baru di tubuh Emily. Wanita itu menggeliat sambil memekik sekuat tenaga saat dia mencapai puncaknya yang pertama. Sekujur tubuhnya seakan dialiri listrik yang menggelitik, tubuhnya bergetar sendiri tanpa Emily kehendaki.“Nah kan, kamu curang sudah sampai duluan, padahal a
Emily sungguh bersyukur karena Noel tiba-tiba dapat ilham untuk pulang hari ini juga. Dengan ada buaya darat seperti Noah Klein, Emily benar-benar harus berhati-hati. Dia harus menjauhi pria itu! Benar-benar menjauhinya. Sejujurnya setelah berhasil menjauhi pria itu dan berulang kali membersihkan dirinya, ingatan tentang apa yang mereka lakukan sepagian tadi tetap menempel dalam benaknya.“Haish aku sudah gila! Kenapa aku terus memikirkan si vrengsek itu sih!” erang Emily sambil merapikan baju nyonyanya. Tapi memang percintaan mereka tadi rasanya luar biasa, Emily tak pernah merasa seliar itu. Sejujurnya yang terakhir tadi dia tak lagi mengelak, Emily memang menginginkan penyatuan itu. Emily resmi sudah gila, dia menginginkan si vangsat itu padahal sudah punya Andi!“Argh!” Kini pria itu sudah pergi, begitu tahu Noel dan Bianca pergi, pria itu segera pergi menggunakan kapal Yacht mewahnya.Yap, siapa yang sangka kan dia punya kapal Yacht mewah yang terparkir dengan nyamannya di derm
Hati Noel seketika bergetar mendengar namanya dipanggil oleh wanita itu. Walaupun tadi rencananya dia akan olahraga tetapi pada akhirnya dia hanya berdiri menatap istrinya. “Noel, jangan pergi,” isak wanita itu dalam tidurnya. Wajahnya yang biasa licin seperti keramik kini berkerut karena mimpinya.“Apakah dia akan menghadapi serial mimpi buruknya lagi?” tanya Noel kini benar-benar tidak beranjak untuk berolahraga. Dia malah berjaga karena takut istrinya itu terkena serangan malamnya lagi. “Aku di sini, Bian,” desahnya pelan padahal Bianca juga tak akan mendengarnya. Wanita itu jelas bermimpi tak baik karena tidurnya gelisah. Cuma kali ini berbeda bukan mama yang Bianca penggil melainkan namanya. Noel memperhatikan wajah istrinya mengkerut-kerut dengan perasaan campur aduk.“Noel … Noel jangan pergi …” pinta wanita itu dengan lirih membuat hati Noel segera bergetar.“Aku di sini,” desah Noel kembali sambil mulai mengelus rambut Bianca. Wanita itu mendesah dengan kerutan tebal di ken
Entah kegilaan apa yang merasuki pikiran Bianca, bukannya dia pergi seperti biasa kali itu dia menguatkan hatinya lalu melakukan hal yang di luar dugaan. Bianca mengangkat tangan suaminya lalu masuk ke dalam pelukan pria itu. Awalnya Noel terkejut tetapi karena pria itu kurang tidur semalaman dia masih merasa seperti dalam alam mimpinya lalu segera memeluk Bianca yang dari tadi menghiasi mimpinya. “Oh Bian,” ujarnya dengan suara serak lalu memeluk istrinya dengan erat dan mencium tengkuk Bianca yang memunggunginya.Hati Bianca seperti mau melompat karena begitu bahagia. Pria itu entah memang menyadari dia masuk ke dalam pelukannya atau sedang memimpikannya yang pasti Bianca sangat senang karena merasakan pelukan hangat dari suaminya lagi.Apalagi kecupan hangat di tengkuknya. Kecupan itu segera mengirimkan sensasi menggelitik ke sekujur tubuh Bianca.Wanita itu namun terkejut saat ciuman itu kembali terjadi dan membeku saat merasakan tangan besar milik suaminya mulai meraba salah sat
Bola mata coklat keemasan milik Bianca seketika melebar dan menatap ke arah Noel dengan penuh tanda tanya.“Aku … sepertinya perlu memijat disitu juga. Rasanya itu pusat masalahnya,” desah Noel dengan napas memburu. Ucapan yang konyol karena sebenarnya yang sakit adalah pergelangan kakinya, yang tak ada hubungannya dengan pangkal pahanya. Tapi, oh betapa nikmatnya merasakan sentuhan suaminya di area itu, Bianca dengan gugup segera menyibak roknya sampai terbuka sambil menggigit bibir bawahnya.“Sepertinya kaosmu juga butuh dibuka, nanti menghalangi kamu kerja,” desah Bianca sambil menarik lepas kaos yang di kenakan Noel. Ini sebenarnya berhubungan, karena kalau berkeringat, sayang kan kaosnya bisa basah.Walau sebenarnya berkeringat kenapa? Hanya memijat pergelangan kaki tak akan berkeringat sampai basah. Tapi mereka berdua tahu semua ini akan berakhir bagaimana. Tapi tak ada yang mau berhenti, karena kerinduan yang melanda hati mereka. Tubuh mereka seakan bergerak tanpa diperintah.
Kevin benar- benar habis akal. Bagaimana bisa tiba- tiba keluarga Kelly mengetahui kalau keluarganya sedang diambang kebangkrutan. Semalam ayah Kelly memanggilnya dan bertanya banyak tentang bisnis fiktifnya. Walau gaya dari ayah Kelly itu seperti menelan bulat- bulat bualannya, tapi entah kenapa Kevin merasa tak yakin. Pria itu memandangnya dengan tatapan aneh.Lagi pula ada satu pria lagi yang harus dia pikirkan sekarang. Luuk Jaager. Entah kenapa pria itu kini terus mengawasinya juga. Hutang yang tadi dia pikir tak seberapa untuk Luuk, kini terasa sangat besar. Luuk meminta uangnya kembali sedangkan Kevin tak memiliki apapun sekarang kecuali nama keluarganya.“SIALAN!” maki Kevin sambil mau membanting handphonenya ke lantai, tapi tak jadi karena kalau sampai handphone itu rusak, Kevin tak memiliki uang untuk membeli handphone lagi. Akhirnya pria itu hanya bisa membanting tubuhnya ke sofa sambil kembali memaki.Pria itu meraih handphone dan melihat nama Bianca lalu menekannya. Seper
Pagi itu mereka bergulat dengan penuh gairah, seakan menumpahkan hasrat yang tertahan selama berbulan-bulan dalam satu hari. Noel hanya beristirahat sebentar sambil mengelus tubuh istrinya dengan mesra, mengagumi setiap sentinya dengan penuh perhatian. Jantung Bianca berdebar dengan kencang. Sejujurnya semua ini rasanya seperti mimpi saja. Dia terbangun dan ada Noel pun rasanya sudah seperti imajinasinya menjadi kenyataan. Tapi, kali ini pria itu bahkan memandangnya dengan penuh pemujaan sehingga hati Bianca seakan mau meledak rasanya. Saat pria itu bangkit, Bianca mengira kalau Noel akan pergi seperti biasa, tapi siapa sangka pria itu kembali mencumbu dan menyatu lagi dengannya sampai tiga kali di pagi itu.“Maaf, kamu pasti lelah ya,” erang pria itu dengan terengah-engah saat mencapai puncaknya lagi di atas tubuh istrinya. Wajah Bianca yang putih seperti keramik kini memerah setelah percintaan terakhir mereka. Dengan perlahan wanita itu tersenyum manja lalu menggeleng. “Nggak,”
Kenyang dan juga tidak tidur semalaman, Bianca sebenarnya sangat lelah. Sehingga saat merasakan kehangatan yang diberikan oleh suaminya, wanita itu seakan pesawat yang sudah tinggal landas. Apalagi saat Noel mulai mengusap rambutnya dengan lembut, bibirnya merayap di sekujur wajah dan lehernya. Hangat, nyaman dan kenyang, Bianca menutup mata dengan nyaman. Kedua tangannya merangkul pria yang sangat dia cintai. Namun sayangnya karena ini terlalu nyaman, wanita itu benar- benar tinggal landas dan tertidur pulas. Noel menghentikan ciumannya saat mendengar dengkuran wanita itu.“Cih … serius ciumanku segitu membosankannya sampai dia tertidur?” pikir Noel dengan tersinggung sambil terus mencoba mencium cerukan leher istrinya. Bibir wanita itu bergerak-gerak seakan membalas ciuman Noel, tapi matanya tetap terpejam dan dengkurannya terus terdengar rata.“Bian?” desah Noel berbisik di telinga istrinya lalu mengecupnya dengan mesra hal yang biasanya membuat Bianca mengerang nikmat kali ini h
Bagaikan mimpinya berlanjut, bibir Noel menguasai dirinya, ciuman yang panas dan penuh gairah membuat Bianca lupa mau bicara apa tadi. Dia hanya ingin pria itu tetap bersamanya, dan ternyata pria itu memang tak mau pergi. Tangannya kini berjalan perlahan, menyentuh bagian tubuh tersensitif Bianca. Sentuhan yang sangat Bianca rindukan. Separuh tubuh jiwa Bianca yang haus kini seakan melayang, jemari itu menguasai Bianca sehingga wanita itu berserah sepenuhnya. Lalu seakan tersadar pria itu terdiam dan menarik dirinya. “Jangan pergi…” pekik Bianca meratap segera menangkap dan memeluk suaminya dengan seerat dia bisa.Noel terkesiap kaget saat merasakan tubuh hangat Bianca dalam dekapannya. Segera otaknya menyuruh tangan melepaskan dekapan itu. Sudah gila dia mencium wanita itu? Wanita yang sudah berkhianat dan bersama kekasihnya kemarin! Tapi mendengar rengekkannya kembali membuat pikiran dan hati Noel tak sejalan.“Aku mau taruh ini Bian,” ujar Noel beralasan agar Bianca melepaskan pe
Bianca adalah wanita yang lembut, suaranya kecil dan jarang beremosi. Namun kali ini wanita itu mengusirnya dengan kasar, dan terlebih dari itu, Bianca membentak Noel untuk keluar dari kamar di rumahnya sendiri.Pria itu terdiam dan menatap gulungan selimut berisi Bianca di atas tempat tidur dengan perasaan campur aduk.Pelayan mengetuk dan datang membawa sup dan berbagai perlengkapan makan dalam kereta dorong. Aroma bawang putih mulai memenuhi kamar tidur membuat perut Noel mulai bergoyang karena sebenarnya pria itu berbohong, karena menunggu Bianca siuman, pria itu juga belum makan seharian. “Makanan sudah datang, ayo bangun dan makan!” perintah Noel mengabaikan Bianca. Wanita itu tak bergeming dalam gulungan selimutnya.“Bian!” “Nggak mau, kamu denger ‘kan apa kata dokter tadi, aku tu cuma kelelahan, aku lelah aku mo tidur!” ujar wanita itu dengan keras kepala. “Nggak, kamu butuh makan, nggak usah pake diet! Badan dah kurus begitu pakai diet!” desis Noel sambil menarik selimut
Dengan panik Noel membopong tubuh lunglai itu ke atas tempat tidur. Pria itu segera menutupi tubuh istrinya yang hanya mengenakan sehelai gaun tidur tipisnya dengan selimut, lalu segera berlari menekan tombol intercon memanggil pelayan berulang kali dengan panik. Dalam hati Noel sungguh bersyukur kalau dia memasang CCTV di kamarnya. Dia harus melihat apa yang terjadi semalaman, kenapa Bianca bisa tiba- tiba seperti ini?Lalu suara gemericik air membuatnya heran, pria itu masuk ke kamar mandi dan terkejut dengan air yang sudah luber memenuhi bathup. Tanpa menghiraukan kakinya akan basah, pria itu segera mematikan air yang masih mengalir dengan kening berkerut.“Apa dia mau mandi?” pikir pria itu dengan heran dan memandang ke sekitarnya secara sekilas namun tatapannya berhenti ke sebuah benda berkilat yang harusnya tidak ada di sana. Pria itu berjalan dengan ngeri lalu mengangkat benda pipih mengkilap itu. “Cutter?” Pria itu segera menutup cutter yang dalam keadaan terbuka itu. “Buat
Dia sudah gila atau mungkin sudah sangat putus asa, bagaimana bisa dia menjawab pesan Noel seperti itu! Bianca menatap handphonenya dengan cemas. Awalnya dia mengirim pesan itu secara tak sengaja. Seperti biasa, Bianca sering mengirim pesan khayalan pada Noel, yang tentunya tak pernah dikirim. Sudah gila dia mengirim pesan seperti itu. Tapi sialnya, karena terlalu kesal dengan pesan Kevin, ketikan Bianca yang seharusnya tak dikirim itu ikut terkirim. Kini Bianca menatap panik jawaban Noel. Pria itu menjawabnya! Bianca tak pernah menyangka kalau pria itu bahkan menyimpan nomornya, tapi dari jawabannya menyuruh Bianca tidur, sudah pasti dia tahu kalau ini adalah nomor Bianca.Dengan jemari gemetar wanita itu mengetik kapan pulang, karena sesak yang ada di dadanya. Bagaimana bisa dia serindu itu dengan suaminya? Belum pertemuan dengan ibu tirinya kemarin siang yang memaksa Bianca.Namun jawaban Noel berikutnya sama dinginnya, seakan pria itu tak mau pulang, memang salah Bianca apa? Ada
Seakan semuanya hanyalah mimpi, Noel tak pernah kembali seperti ucapannya terakhir. Noel tak pernah terlihat bahkan sekilas. Pria itu seakan hilang ditelan bumi. Bianca terus menatap jendela dan berharap pintu kamar terbuka tiba- tiba dan suaminya yang tampan datang. Namun, harapan Bianca semakin lama semakin tipis karena, pria itu tak pernah muncul. Hatinya sudah lelah melompat tiap kali pintu diketuk. Tapi setelah dipikir- pikir, pria itu tak pernah mengetuk pintu. Noel akan masuk tanpa meminta izin. Tapi kini, bahkan di kamar perpustakaannya juga, Noel tak pernah ada. Pria itu tak pernah pulang, dan kini setelah Emily dipindah tugaskan, Bianca tak bisa bertanya apa pun padanya. Ketika pada akhirnya Bianca bertanya, Emily yang malah bertanya kembali padanya, karena seharusnya Noel pulang. Pria itu selalu pulang. “Tapi, kenapa dia tak pernah muncul?” tanya Bianca saat kembali melewati kamar perpustakaan Noel yang sempat menjadi peraduan hangat mereka. Sudah berjalan dua bulan, tap
Noel mengerang kesal saat sudah kembali ke dalam mobilnya. Dia segera menyuruh supirnya untuk membawanya kembali untuk menjemput Bianca. Dia sudah jauh terlambat dari yang dia janjikan. Memang ketika ingin cepat, biasanya malah jadi banyak hal yang menghambat, kontrak yang sudah direvisi tadi, ternyata masih banyak salah sehingga Noel harus mendiktekan kontrak itu secara langsung. Noel sudah pastikan akan memecat bagian hukum yang mengerjakan kontrak itu. Pikirannya kembali melayang pada Bianca, wanita itu pasti sudah bosan, atau yang lebih mengerikannya, sudah banyak pria yang menggodanya. Pikiran itu segera membuat Noel bergidik. Istrinya begitu cantik dan polos, walau terlambat tapi akhirnya Noel menyadari hal itu. Bianca sama polosnya dengan Noel sendiri. Mereka adalah hasil produk dari didikan jaman baheula yang tertutup sehingga tak mengerti apapun tentang lawan jenis. Wanita itu bahkan seperti tak menyadari kalau dirinya sangat cantik. Noel mengerang kesal dan segera turun d