Home / Romansa / Istri Warisan CEO / Bab 4 Pingsan

Share

Bab 4 Pingsan

Author: Myafa
last update Last Updated: 2023-01-21 21:06:31

“Baiklah, pernikahan akan dilaksanakan empat bulan sepuluh hari dari hari meninggalnya Dima. Ini sudah sesuai dengan waktu di mana kapan wanita dapat menikah setelah suaminya meninggal.” Papa David menatap keluarga semua yang hadir.

Setelah kemarin Ale menyetujui pernikahan dengan Alca, akhirnya semua keluarga segera bertemu. Mereka segera membahas rencana pernikahan yang terjadi antara Ale dan Alca. Pernikahan yang diinginkan oleh Dima.

“Baiklah.” Alca setuju dengan semua itu. “Sepertinya tidak perlu ada pesta. Yang terpenting pernikahannya sah saja,” tambahnya.

Semua keluarga mengangguk setuju. Lagi pula apa kata orang juga. Baru saja Dima meninggal, tetapi sudah mengadakan pernikahan. Walaupun sebenarnya itu adalah keinginan Dima juga.

“Mama akan urus semuanya.” Mama Mauren merasa bertanggung jawab atas pernikahan menantunya. “Jadi sambil menunggu pernikahan ini terlaksana Alca yang akan menjaga Ale.” Mama Mauren menatap Alca. Memindahkan tanggung jawab pada Alca.

Alca menatap sinis pada Ale. “Tentu saja aku akan menjaganya. Memastikan jika dia akan aman.”

Ale mendengar jelas jika ucapan Alca seolah tidak akan lepas dirinya dari genggaman Alca. Ale tidak bisa bayangkan akan seperti apa pernikahan itu.

***

Dua bulan sudah Dima meninggal. Ale sudah kembali bekerja. Berusaha mengisi waktunya agar tidak larut dalam kesedihan kehilangan Dima. Selama ini Ale bekerja sebagai sekretaris Dima. Selama ini Dima adalah CEO dari Janitra Grup. Karena sang suami sudah tiada, jabatan itu masih kosong. Rencananya jabatan itu akan ditempati oleh Alca.

Hari ini Alca akan mulai bekerja sebagai CEO Janitra Grup. Ale masih merasa tidak rela jabatan itu ditempati oleh orang lain. Namun, perusahaan harus tetap berjalan. Jadi tentu saja jabatan itu harus segera diisi.

“Di mana ruanganku?” Setelah rapat pengesahan jabatan, Alca meminta Ale menunjukan ruangannya. Selama ini, dia memang jarang ke kantor Janitra. Jadi, dia tidak tahu letak tempat-tempat di kantor tersebut.

“Silakan, Pak.” Ale mempersilakan Alca. Menunjukan di mana ruangannya berada.

Terkadang Ale berpikir jika Alca jauh berbeda sekali dengan Dima. Dima adalah pria lemah lembut, sedangkan Alca sedikit kasar.

Mereka sampai di ruangan bekas Dima. Alca melihat ke sekeliling. Masih banyak sekali barang-barang pribadi milik Dima. Padahal sudah dua bulan berlalu. Namun, belum dipindahkan sama sekali.

“Aku mau semua barang milik Dima dipindahkan.” Alca memberikan perintah pada Ale.

Ale hanya terpaku. Sengaja dia membiarkan barang-barang itu, agar bisa mengingat Dima saat bekerja. Namun, semua harus disingkirkan, sesuai dengan permintaan Alca.

“Aku akan makan siang bersama Pak David. Jadi kamu rapikan semuanya. Saat aku kembali, aku mau barang-barang itu sudah kamu singkirkan.” Alca memilih segera keluar dari ruangannya. Membiarkan Ale untuk merapikan semuanya itu.

Ale memandangi ruangan Dima. Rasanya tidak rela jika memindahkan semua barang pribadi milik suaminya. Namun, apa boleh dikata. Kini ruangan ini bukan milik suaminya lagi.

Ale segera merapikan barang-barang mendiang suaminya. Dia memulai dari merapikan meja kerja milik Dima. Foto pernikahan yang terpajang di atas meja milik Dima, menandakan jika Dima begitu mencintai Ale. Masih terasa sesak ketika mengingat jika kini suaminya sudah tiada.

Di saat orang-orang istirahat, dia sibuk mengambil barang-barang milik Dima. Barang-barang itu menjadi tiga kardus. Sudah dua jam juga berlalu sejak Ale merapikan ruangan Dima. Memastikan jika semua sudah dimasukkan.

Alca membuka pintu. Dilihatnya tiga kardus berada di ruangannya. Dia yakin semua itu adalah barang-barang milik Ale.

“Apa semua sudah selesai?” tanya Alca.

“Sudah.” Ale mengangguk.

“Masukkan mobilku. Mobilku ada di lobi. Aku akan antarkan pulang ke rumah.” Alca memberikan perintah pada Ale.

“Baiklah.” Ale membawa satu kardus terlebih dahulu, mengingat tidak bisa membawa semuanya.

Ale menuju ke lobi. Di sana sudah ada mobil Alca. Seolah memang Alca sudah merencanakan untuk membawa barang-barang milik Dima pulang. Karena barang-barang milik Dima tidak hanya satu kardus saja, Ale harus bolak-balik ke lantai delapan mengambil barang-barang itu, dan turun ke lobi.

“Kenapa kepalaku pusing?” Di dalam lift, Ale merasa pusing sekali ketika baru saja membawa kardus kedua ke lobi kantor. “Mungkin karena aku belum makan.” Ale berusaha untuk tetap kuat. Dia berpikir, setelah ini mungkin dia akan makan.

Selesai meletakkan kardus yang kedua, Ale kembali ke ruangan Alca lagi. Mengambil kardus terakhir untuk dibawa ke mobil lagi.

“Tinggal itu saja?” tanya Alca memastikan pada Ale.

“Iya.” Ale mengangguk. Dengan segera dia mengambil kardus di dekat meja kerja Alca.

Saat membungkukkan tubuhnya, Ale merasa begitu pusing sekali. Namun, dia berusaha untuk tetap kuat. Tinggal satu kardus. Setelah ini, dia bisa beristirahat.

Ale mengangkat kardus dan segera mengayunkan langkahnya kembali ke lobi. Sepanjang jalan, dia berusaha untuk tetap kuat. Sayangnya, saat keluar dari lift lobi, pandangannya mulai kabur. Tubuhnya perlahan seperti melayang. Seketika tubuh Ale limbung, dan jatuh ke lantai.

Orang-orang yang berada di lobi segera menolong Ale. Mereka membawa Ale ke ruang medical kantor. Untuk mendapatkan pertolongan dari dokter. Di ruang medical, dokter segera mengecek keadaan Ale.

Salah satu karyawan pun menghubungi Alca. Memberitahu jika Ale sedang pingsan dan dilarikan di ruang medical. Alca pun segera menuju ke ruang medical. Mengecek keadaan Ale.

“Kenapa dia pingsan?” tanya Alca penasaran.

“Apa Pak Alca tahu kapan Bu Ale terakhir datang bulan?” Dokter menatap Ale yang berdiri di dekatnya.

Kedua bola mata Alca membulat sempurna. Baru juga dirinya datang, sudah ditanya hal konyol itu. Mana dirinya tahu hal semacam itu. “Tentu saja aku tidak tahu.” Alca kesal ketika ditanya hal itu. “Memang kenapa?” tanyanya ingin tahu.

“Ada kemungkinan Bu Ale hamil, Pak.” Dokter memberitahu hasil diagnosa.

Alca begitu terkejut ketika mendapati jika Ale kemungkinan hamil. Jika Ale hamil, artinya dia hamil anak Dima.

“Apa Dokter tidak bisa mengecek apakah dia benar hamil atau tidak?” Alca menatap dokter.

“Harus ada pemeriksaan khusus, Pak. Bisa pakai alat tes kehamilan, bisa juga memeriksakan ke dokter kandungan dengan USG. Jika Pak Alca mau, nanti jika Bu Ale bangun kita bisa mengecek dengan alat tes kehamilan.” Dokter mencoba menjelaskan.

Alca mengangguk. Dia tentu saja akan menunggu Ale bangun. Karena dia juga penasaran apakah Ale hamil atau tidak. Sambil menunggu Ale bangun, dokter mengambilkan alat tes kehamilan. Meminta Alca untuk memberikan pada Ale nanti.

Ale membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit ruangan berwarna putih. Aroma obat yang tercium, membuatnya bertanya-tanya di mana gerangan dirinya berada.

“Ale.” Alca memanggil Ale yang baru saja membuka matanya.

“Aku di mana?” Ale masih merasa pusing.

“Kamu di ruang medical.”

Ale mengingat jika terakhir kali adalah dirinya yang berada di lobi. Dia menebak jika tadi pasti dirinya pingsan.

Ale berusaha untuk bangun. Mendudukkan tubuhnya. Berusaha untuk menahan rasa sakit yang dirasakan.

“Jika kamu sudah bangun, sebaiknya kamu cek dulu.” Alca menyodorkan alat tes kehamilan.

Ale menatap alat tes kehamilan yang diberikan oleh Alca. Tubuhnya membeku ketika Alca memberikan alat tersebut. Pikirannya melayang, apakah dirinya hamil, sampai-sampai diberikan alat tes kehamilan.

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Fatimah Chairan Chairani
bagus lah kalau dia hamil anak suami nya yg meninggal ..ad pewaris nya.
goodnovel comment avatar
Fatimah Chairan Chairani
kasihan kale ale abangnya jahat pemikirannya..
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
duh kok perlakuan alca kasar gitu ya sama ale
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Warisan CEO   Bab 5 Hamil

    Ale menunggu alat tes kehamilan terlihat warnanya. Perasaannya campur aduk. Dia bingung karena apa yang harus dilakukannya. Saat dua garis tercetak di alat tes kehamilan, tangis Ale pecah. Dia tidak menyangka jika dirinya akan hamil. Ternyata buah cintanya bersama sang suami hadir juga di rahimnya. “Ale.” Suara panggilan disertai dengan ketukan pintu terdengar. Ale yang mendengar suara pintu segera menghapus air matanya. Dia keluar dari toilet untuk menemui Alca. “Bagaimana?” Pertanyaan pertama yang diberikan Alca pada Ale. “Positif.” Ale menunjukan alat tes kehamilan. Tubuh Alca membeku. Rasanya, dia masih tidak bisa membayangkan akan menikah dengan wanita yang sedang mengandung anak sepupunya itu. Ale dan Alca akhirnya kembali ke ruang perawatan. Di sana sudah ada dokter yang menunggu. Ale segera memberikan alat tes kehamilan pada dokter. Dokter melihat alat tes kehamilan yang menunjukan jika Ale hamil. Karena terdapat dua garis merah di alat tes kehamilan. “Alat tes ke

    Last Updated : 2023-01-21
  • Istri Warisan CEO   Bab 6 Suara Ketus

    “Huek … huek ….” Ale memuntahkan isi perutnya. Kehamilannya ini benar-benar payah sekali. Padahal sudah masuk empat bulan, tetapi mualnya belum juga hilang. Belum lagi terkadang kepalanya pusing. Setelah isi perutnya keluar barulah Ale merasa lega sekali. Akhirnya lega juga. Dengan segera Ale keluar dari toilet dan membersihkan bibirnya di wastafel di depan kaca toilet. Sebelum keluar dari toilet, Ale merapikan make up-nya terlebih dahulu.Ale keluar dari toilet. Namun, dia dikagetkan dengan kehadiran Alca di dekat toilet wanita. Pria itu berdiri bersandar dengan tembok sambil melipat tangannya di dada. Melihat Alca di sana seketika nyali Ale ciut. Dia justru takut Alca marah. Karena baru saja klien datang Ale tiba-tiba pergi begitu saja. Rasa mualnya, membuatnya tidak sempat berpamitan. “Kak Alca kenapa ke sini? Klien kita ditinggal?” Dengan wajah ragu, Ale bertanya. “Dia sudah pergi.” Alca menjawab ketus. “Kenapa pergi?” Ale menatap Alca dengan rasa penasaran. Alca melepa

    Last Updated : 2023-02-10
  • Istri Warisan CEO   Bab 7 Memecat

    Pagi ini Ale bekerja, sayangnya Alca tidak menjemputnya. Karena itu dia memutuskan untuk berangkat bekerja sendiri dengan menaiki taksi. Ale berpikir jika Alca sengaja tidak menjemputnya karena berpikir jika dirinya tidak akan ke kantor. Beruntung pagi ini Ale jauh lebih baik. Jadi bisa datang ke kantor dengan keadaan sehat. Saat sampai di kantor, dia segera ke ruangannya. Kali ini, semangatnya cukup besar untuk ke kantor. Mengingat seharian kemarin dia di rumah. Saat lift terbuka, Ale mengayunkan langkahnya ke meja kerjanya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Anisa, temannya yang berkerja di bagian HRD. “Nisa kenapa di sini?” Ale menatap temannya itu. Penasaran dengan keberadaan sang teman. “Aku dipindahkan ke sini, Al. Memang Pak Alca tidak bilang kamu?” Tubuh Ale membeku. Tidak ada pembicaraan sama sekali tentang hal ini padanya. Jadi tentu saja dia tidak tahu apa-apa. “Maksudnya kamu dipindah sementara ke sini?” tanya Ale memastikan. Nisa sedikit bingung deng

    Last Updated : 2023-02-12
  • Istri Warisan CEO   Bab 8 Pernikahan

    Pernikahan Ale dan Alca diadakan di rumah. Mereka hanya mengadakan acara tersebut dengan sederhana. Hanya keluarga dan teman dekat saja yang datang. Acara akad nikah pun terlaksana dengan lancar. Tidak ada kendala apa pun. Ale dan Alca kini jadi pasangan suami istri. Keluarga turut senang ketika mereka akhirnya menikah. “Mama titip Ale dan anak Dima padamu, Al.” Mama Mauren memeluk keponakannya. Kini cucunya akan menjadi anak Ale. Tentu saja dia harus menitipkan cucunya pada keponakannya itu. “Alca akan menjaga mereka, Ma. Mama jangan khawatir.” Alca menenangkan Mama Mauren. Ale yang mendengar janji Alca itu hanya dapat mencibir dalam hati. Kadang Ale merasa Alca sering sekali berdusta. Bilang ingin menjaganya, tetapi nyatanya tidak pernah sekalipun Alca menjaganya. Yang ada justru perlakuan ketus yang didapatkan Ale. “Mama tetap jadi mama kamu. Jadi jangan sungkan untuk meminta tolong.” Mama Mauren berpindah pada Ale. Walaupun Ale sudah bukan menantunya karena ditinggal mat

    Last Updated : 2023-02-13
  • Istri Warisan CEO   Bab 9 Mengabaikan Ale

    Acara yang selesai menyisakan mama dan papa Alca dan Dima saja. Mereka masih mengobrol banyak hal. “Sebaiknya kamu tinggal di sini saja, Al. Lagi pula rumah ini kosong nanti jika Ale kamu bawa pulang ke rumah.” Mama Mauren memberitahu keponakannya itu. Ale juga berniat untuk tinggal di rumah Dima. Lebih mudah dirinya yang pindah, dibanding Ale yang pindah. “Al, kalau bisa jangan sampai kamu melakukan hubungan suami istri sebelum Ale melahirkan.” Papa Adriel memberitahu anaknya. Mengingat Ale mengandung anak Dima, haram bagi Alca menyentuh Ale. Dahi Alca berkerut dalam, diiringi dengan alis yang bertautan. Dia benar-benar tidak berpikir hal itu. “Aku tidak akan melakukannya, Pa,” jawab Ale malas. “Bagus kalau begitu.” Papa Adriel merasa jauh lebih tenang karena Alca tidak akan melakukan hal yang dilarang. “Kalau begitu kami pulang dulu.” Papa David berpamitan. “Besok akan ada orang yang akan merapikan dekorasi ini.” Dia memberitahu Alca sambil berpamitan. Alca pun mengangguk. B

    Last Updated : 2023-02-13
  • Istri Warisan CEO   Bab 10 Pergi Begitu Saja

    “Tidak.” Alca menjawab sambil berlalu pergi.Mendapati jawaban itu, membuat Ale terpaku. Apalagi Alca pergi begitu saja. Ale mengalihkan pandangan pada makanan yang dibuatnya, tak tersentuh sama sekali. Padahal, dia membuat masakan cukup banyak.Ale mengembuskan napasnya. Dia masih terus bertanya dalam hatinya, ‘kenapa Alca terus bersikap seperti itu padanya?’ Jika boleh jujur, pernikahan ini pun bukan keinginannya, lalu kenapa dirinya yang jadi pelampiasan kemarahan.“Mungkin dia masih butuh adaptasi.” Ale berusaha untuk berpikir positif. Berusaha untuk tetap kuat dengan sikap Alca. Berharap setelah mereka tinggal bersama cukup lama, mungkin Alca akan berubah.Ale pun memilih untuk segera kembali ke meja makan. Menikmati makanan yang tadi dibuatnya.“Aku pikir setelah ada orang di rumah ini, aku tidak akan makan sendirian.” Ale tersenyum tipis ketika dia bergumam sendiri. Ternyata dia tetap makan sendiri, walaupun ada Alca di rumah.Seharian Alca menikmati waktu di rumah dengan memba

    Last Updated : 2023-02-14
  • Istri Warisan CEO   Bab 11 Lidah Tak Berdusta

    Ale segera berdiri ketika mendengar suara mobil. Menyambut kedatangan Alca. “Kak Alca mau aku siapkan makan sekarang?” Ale segera melemparkan pertanyaan itu saat Alca baru saja masuk.Alca melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Waktu menunjukan jam delapan. “Kamu belum makan?” tanyanya.“Aku sudah makan.” Ale tadi memang sengaja makan lebih dulu. Jika makan berat saat malam, dia merasa perutnya tidak enak. Jadi dia makan tepat jam tujuh. Sisanya, dia akan makan buah.“Jika kamu sudah makan, tidak perlu kamu siapkan. Aku mau langsung tidur, jadi tidak makan.” Selesai bicara Ale segera berlalu ke lantai atas. Seperti biasa, dia mengabaikan Ale.Ale hanya bisa mengembuskan napas. Sepertinya Ale sudah mulai terbiasa diabaikan oleh Alca. Apalagi ditolak Alca.“Aku hanya ingin bersikap baik, tetapi sepertinya Kak Alca masih belum bisa menerima.” Di saat Ale sudah mulai berdamai dengan keadaan, Alca justru terus masih kesal dengan Ale. Karena Alca tidak mau makan, akhirnya Ale memi

    Last Updated : 2023-02-14
  • Istri Warisan CEO   Bab 12 Bicara Sebentar

    Setelah tahu jika mama mertuanya itu membawanya ke mal, Ale segera bersiap. Dia pergi bersama sang mama dengan mobil dan supir keluarga Janitra. Ale memang kehilangan Dima, tetapi tidak kehilangan mertuanya. Walaupun, perhatian itu didapat karena adanya anaknya, paling tidak Ale mendapatkan kasih sayang dari mertuanya itu juga.“Kapan kamu cek kandungan lagi?” Mama Mauren menatap Ale ketika sedang asyik memilih baju bayi.“Dua minggu lagi, Ma.” Ale menjelaskan pada Mama Mauren. Dua minggu lagi usia kandungannya menginjak enam bulan. Jadi dia akan memeriksakannya.“Alca tidak pernah ikut memeriksakan kandungannya, coba minta dia untuk ikut juga memeriksakan kandungan. Apalagi sekarang kalian sudah menikah.” Mama Mauren mencoba memberitahu Ale. Memang baru saja mereka menikah. Jadi Alca paling tidak harus mengambil peran dalam tumbuh peran keponakannya, apalagi sekarang dia adalah ayahnya.“Aku akan coba mengatakannya nanti pada Kak Alca, Ma.” Ale sendiri tidak tahu akan berani mengataka

    Last Updated : 2023-02-16

Latest chapter

  • Istri Warisan CEO   Bab 360 S3 Warisan Terindah (TAMAT)

    Pembawa acara memanggil Alcander Janitra dan Alegra Cecilia pemilik Janitra Grup untuk memberikan sambutan pada para tamu undangan. Mereka memperkenalkan penerus dari Janitra Grup tersebut. Ada Dima Janitra berserta istri dan anaknya. Ada Arlo Alcander Janitra bersama sang istri.Semua orang akhirnya tahu jika Almeta adalah istri dari Arlo. Apalagi nama Almeta disebut dengan jelas oleh pembawa acara.Rafael yang melihat hal itu akhirnya pasrah. Dia sepertinya memang sudah harus merelakan Almeta untuk selamanya karena Almeta benar-benar sudah menjadi istri Arlo seutuhnya.Pesta begitu mewah sekali. Dihadiri oleh para tamu undangan yang didominasi oleh pengusaha-pengusaha kelas atas.“Mama senang melihat kalian sekarang sudah dekat.” Mama Ale tersenyum ketika melihat Almeta dan Arlo. Apalagi sejak tadi mereka berdua saling bergandengan tangan.“Doakan kami bisa seperti mama dan papa.” Arlo berharap jika pernikahan dengan Almeta akan berlangsung lama sampai kakek dan nenek seperti orang

  • Istri Warisan CEO   Bab 359 S3 Biar Semua Orang Tahu

    Rafael begitu terkejut ketika mendengar suara Arlo yang tiba-tiba terdengar.“Pak Arlo.” Rafael menyapa Arlo.Arlo hanya menatap sejenak pada Arlo, sebelum akhirnya kembali pada mama Rafael. “Anda bilang siapa yang mau dengan Meta?” tanya Arlo menatap mama Rafael. “Itu saya. Saya yang menerima Almeta untuk dijadikan istri.” Arlo menegaskan pada mama Rafael.“Ma, sudah.” Rafael menegur sang mama.“Oh ... jadi ini orang yang menerima wanita ini.” Mama Rafael tidak mendengarkan anaknya sama sekali. Masih terus menghina Almeta dan Arlo.“Iya, kenalkan saya Arlo Alcander Janitra, manajer Janitra Grup sekaligus putra pemilik Janitra Grup.” Arlo mengulurkan tangannya pada mama Rafael. Mama Rafael begitu terkejut mendengar ucapan Arlo. Dia langsung melihat ke arah Rafael.“Dia atasanmu?” tanya sang mama.“Iya, Ma. Dia atasanku.” Rafael membenarkan ucapan sang mama.Mama Rafael terkejut ketika ternyata Arlo adalah atasan Rafael. Dia juga tidak menyangka jika Almeta menikah dengan atasan

  • Istri Warisan CEO   Bab 358 S3 Jangan Jauh-Jauh

    Arlo membulatkan matanya ketika mendengar pertanyaan Almeta itu. Tidak menyangka Almeta bertanya seperti itu. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Arlo.“Kak Arlo suka aku yang berambut keriting seperti Kak Zila. Kak Arlo juga meminta aku memakai semua pakaian Kak Zila.” Almeta menjelaskan apa yang membuatnya berpikir seperti itu.Arlo akhirnya tahu apa yang membuat Almeta berpikir seperti itu.“Aku memintamu mengeriting rambut karena merasa kamu cantik saat dengan rambut bergelombang. Rambutmu lebih bervolume. Aku memintamu memakai baju Zila karena merasa sayang baju itu ada di lemari. Apalagi badanmu setipe dengan Zila. Jadi tidak ada salahnya ketika kamu memakai itu. Tidak bermaksud membuatmu menjadi Zila. Aku menyukaimu karena memang kamu bukan karena kamu mirip Zila.” Arlo mencoba menjelaskan pada Almeta. Perasaannya ada bukan karena Almeta yang mirip Zila, tetapi lebih karena memang dia adalah Almeta.Almeta menatap Arlo. Mencari kebohongan dari sorot matanya.“Jika kamu

  • Istri Warisan CEO   Bab 357 S3 Menciptakan Kak Zila

    “Kak Arlo bilang jika istri Kak Arlo yang sekarang memakaikan dasi?” Almeta langsung melemparkan pertanyaan itu saat masuk ke mobil.“Iya.” Dengan entengnya Arlo menjawab.“Kenapa Kak Arlo mengatakan hal itu?” Almeta masih tidak habis pikir. Kenapa suaminya mengatakan seperti itu.“Bukankah kamu sendiri yang bilang. Biarkan mereka tahu pelan-pelan. Aku sedang memberitahu pelan-pelan.” Arlo menyeringai. Dia memang sengaja mengatakan hal itu pada Rina-sang sekretaris karena tahu berita itu akan menyebar dengan cepat. Terbukti Almeta saja sudah dengar.Almeta hanya bisa pasrah ketika mengetahui alasan Arlo itu. Memang benar adanya jika orang perlahan harus tahu.Melihat Almeta yang sudah tidak melayangkan protes, Arlo segera melajukan mobilnya untuk segera pulang.Almeta menikmati perjalanan bersama sang suami. Namun, tiba-tiba saja Almeta teringat sesuatu.“Tadi Kak Rina bilang, Kak Arlo pesan bunga untuk istri, bunga apa?” tanya Almeta penasaran.“Lihat saja di rumah.” Arlo tidak mau m

  • Istri Warisan CEO   Bab 356 S3 Ayo Saling Mencintai

    Saat tautan bibir terlepas keduanya saling malu. Ini adalah kali pertama mereka berciuman sebagai suami dan istri.“Berapa bulan kita menikah?” tanya Arlo menatap sang istri.“Enam bulan.”“Dalam enam bulan baru ini aku menciummu.” Arlo tersenyum ketika menyadari berapa lama bertahan tanpa saling menyentuh.“Tapi, aku merasa seperti mengkhianati Kak Zila.” Almeta menundukkan kepalanya. Merasa bersalah sekali ketika baru saja melakukan ciuman.“Zila justru senang jika kita mulai membuka hati.” Arlo meyakinkan Almeta.Almeta membenarkan ucapan Arlo. Memang bisa jadi kakaknya justru senang ketika melihat dirinya dan Arlo bisa membuka hati.“Bersiaplah, kita makan malam di luar.” Arlo membelai lembut wajah Almeta.“Baiklah.” Almeta mengangguk. Dia segera berlalu keluar dari kamar Arlo. Menuju ke kamarnya.Almeta yang menutup pintu merasakan debaran yang begitu kencang di dadanya. Bayangan baru saja berciuman dengan Arlo pun menghiasi pikirannya.“Aku benar-benar jatuh cinta pada Kak Arlo

  • Istri Warisan CEO   Bab 355 S3 Masuk Ke Dalam Hatimu

    “Dasi Kak Arlo mana?” Almeta menadahkan tangannya.“Untuk apa?” tanya Arlo.“Sudah cepat mana?” Almeta terus memaksa.Arlo pun segera merogoh kantung celananya. Kemudian mengeluarkan dasi di dalam kantung celananya.Dengan segera Almeta langsung mengambil dasi yang berada di tangan Arlo. Kemudian melingkarkan ke leher Arlo.Apa yang dilakukan Almeta itu membuat Arlo terkejut.“Aku baru tahu jika Kak Arlo minta Kak Rina membuat simpul dasi. Kenapa tidak meminta padaku saja? Aku pikir selama ini Kak Arlo bisa melakukannya.” Almeta menegakkan kerah kemeja Arlo. Kemudian membuat simpul pada dasi itu.Arlo memandangi Almeta yang sedang sibuk membuat simpul. Karena dia lebih tinggi dibanding Almeta. Jadi dia tinggal menundukkan kepala saja ketika melihat Almeta. Entah debaran apa yang tiba-tiba dirasakannya itu. Dia bingung sendiri.“Aku memang tidak bisa memakai sendiri. Waktu sekolah mama yang memakaikan. Saat kuliah ada Zila. Sampai menikah pun Zila yang melakukannya.” Arlo berusaha tena

  • Istri Warisan CEO   Bab 354 S3 Apa Aku Cemburu?

    “Kalian mau ke mana?” tanya salah seorang karyawan senior.“Mau makan di kantin, Kak.” Almeta yang menjawab pertanyaan tersebut.“Kalian urungkan saja. Karena Pak Arlo mengajak kita semua untuk makan bersama. Jadi kalian ikut saja bersama untuk makan di restoran.” Karyawan senior itu memberitahu dengan penuh semangat.“Wah ... lumayan, aku bisa berhemat.” Dani begitu semangat mendengar hal itu.Almeta dan Rafael saling pandang sejenak. Sampai akhirnya Almeta membuang muka.“Kalau begitu ayo.” Karyawan senior itu menarik tangan Almeta.“Ayo, Rafael.” Dani pun menarik tangan Rafael.Almeta dan Rafael tidak punya pilihan. Mereka pun ikut bersama yang lain.Almeta dan teman-temannya pergi ke restoran di dekat kantor. Selang beberapa saat barulah Arlo datang.“Terima kasih, Pak Arlo untuk traktirannya.” Salah satu karyawan menatap Arlo.“Kalian belum makan. Kenapa berterima kasih?” Arlo tersenyum. “Sudah ayo duduk dan pesanlah apa yang kalian inginkan.” Arlo menatap para karyawannya. Terma

  • Istri Warisan CEO   Bab 353 S3 Seperti Zila

    Keduanya dalam keadaan canggung sekali. Apalagi baru saja Arlo memeluk Fazila.“Maafkan aku.” Arlo benar merasa tidak enak.“Tidak apa-apa, Kak. Aku yang harusnya minta maaf karena memakai baju Kak Zila, jadi membuat Kak Arlo mengira aku Kak Zila.” Almeta sadar alasan apa yang membuat Arlo memeluknya.Arlo merasa lega karena Almeta tahu alasannya memeluk. “Jadi baju ini yang kamu pinjam?” Arlo langsung mengalihkan pembicaraan.“Iya, aku tidak punya baju kerja, jadi aku meminjam baju Kak Zila. Nanti jika aku gajian, aku akan membeli.” Almeta mencoba memberitahu.“Tidak perlu beli. Pakai saja baju kakakmu. Lagi pula juga sayang jika baju dibiarkan di lemari begitu saja.” Arlo merasa jika lebih baik baju Fazila dipakai Almeta, dibanding Almeta harus membeli.Almeta tidak menyangka jika Arlo akan justru mengizinkannya untuk memakai semua pakaian kakaknya.“Baiklah, nanti aku akan ambil pakaian seperlunya saja.” Almeta tidak mau aji mumpung. Karena itu di akan memakai pakaian seperlunya sa

  • Istri Warisan CEO   Bab 352 S3 -Memeluk

    “Dengan saudara Almeta Annora?” Seseorang dari sambungan telepon terdengar bertanya.“Iya, saya sendiri. Ini dari siapa?” Almeta penasaran dengan yang siap yang berada di sambungan tersebut.“Saya, bagian HRD dari Janitra Grup, ingin memberitahu jika Anda sudah diterima bekerja di Janitra Grup.”Mendengar kabar itu Almeta langsung berbinar. Dia benar-benar senang sekali akhirnya dapat kabar jika diterima bekerja.“Silakan datang besok untuk tanda tangan kontrak.”“Baik, saya akan datang.” Almeta benar-benar terkejut sekali. Akhirnya dapat diterima di Janitra. Dia benar-benar begitu senang sekali.Akhirnya sambungan telepon mati juga. Dia langsung bersorak senang ketika akhirnya di terima di Janitra Grup.Seharian Almeta mempersiapkan diri untuk besok datang ke Janitra. Dia memilih-milih baju kerja untuk dipakai besok. Almeta baru menyadari jika dia tidak punya banyak baju ker

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status