"Ada apa, Mas?" Azizah menatap penasaran."Itu sayang, teman aku tadi kerampokan dan dia minta tolong aku untuk jemput."Azizah yang mendengar itu tentu saja sangat khawatir. "Ya udah, kalau gitu kamu pergi sekarang Mas! Kasihan dia ..." Satria mengangguk lalu dia langsung pergi dari rumah.Azizah sampai lupa untuk menanyakan apakah temannya itu laki-laki atau perempuan, tapi dia percaya pada suaminya, kemudian Azizah pun kembali ke kamar untuk menyusui Syafiq."Suami lo ke mana? Gue kira lo lagi ngelayanin sama lo di kamar?" tanya Nisa sambil menepuk nepuk pelan tubuh Syafiq agar bayi itu tertidur pulas."Pergi lagi. Tadi katanya temennya dirampok, makanya minta tolong deh sama Mas Satria," jawab Azizah sambil duduk di tepi ranjang dan memandang ke arah Putra tampannya."Perempuan atau laki-laki?" tanya Nisa kembali.Azizah langsung mangkat kedua bahunya. "Entah ... aku lupa menanyakan soal itu, laki-laki mungkin ....""Lo yakin? Tapi kenapa aku merasa nggak yakin ya?" Nisa mengetuk-
Azizah terbangun di pagi hari. Setelah membersihkan diri dia pun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan membantu Bi Siti.Setelah membuat kopi, Azizah bergegas menuju kamar suaminya akan tetapi dia tidak melihat Satria di sana, wanita itu pun mengerutkan keningnya."Apa Mas Satria sedang jogging ya?" lirih Azizah, dia mengangkat kedua bahunya beranggapan bahwa Satria sedang berolahraga pagi.Akan tetapi saat Jam menunjukkan pukul 07.00, Satria masih belum juga pulang. Wanita itu pun merasa heran lalu dia berjalan ke teras dan tidak mendapati mobil Satria."Lho ... mobilnya tidak ada, berarti Mas Satria tidak di rumah? Apa dia tidak pulang semalam? Tapi kata dia semalam mau menolong temannya yang kerampokan, atau jangan-jangan terjadi apa-apa lagi dengan Mas Satria?" cemas Azizah.Wanita itu segera menelpon Satria, akan tetapi nomornya tidak aktif, membuat dirinya benar-benar dilanda kekhawatiran. Hingga beberapa saat kemudian terdengar deru mesin mobil. Azizah pun segera bergegas dan d
"Cupang? Maksud kamu?" Fatma menatap bingung ke arah Azizah.Wanita itu terdiam menatap ragu, apakah ia harus mengungkapkannya pada Fatma atau tidak. Azizah hanya takut jika nanti Fatma akan kaget dan malah berdampak buruk pada kesehatannya.Melihat Azizah hanya diam saja membuat Fatma penasaran. "Zah ... kok kamu diam aja? Ayo jawab! Cupang apa maksud kamu? Kenapa sama mas Satria? Apa dia mendua?" Fatma memberondong Azizah dengan berbagai pertanyaan.Hatinya mendadak menjadi takut. Takut jika Satria bermain di belakang mereka dan berbuat yang macam-macam. Fatma menatap lekat ke arah Azizah di mana wanita itu terlihat sangat gelisah."Nggak ada kok, Mbak. Tadi aku cuma salah," ucap aja Azizah terpaksa berbohong demi kesehatan Fatma.Namun saat ini dibenaknya muncul berbagai pertanyaan tentang tanda yang berada di leher milik Satria. 'Jika itu bukan dari Mbak Fatma, lalu dari siapa? Apa iya Mas Satria berselingkuh di belakangku dan juga Mbak Fatma? Tapi rasanya tidak mungkin.' batin Az
"Siapa?" tanya Fatma, Azizah dan Andre serempak.Nisa sempat terkekeh melihat kekompakan ketiga orang yang berada di hadapannya. Dia sangat yakin bahwa mereka amat penasaran dengan jawaban yang akan diberikannya."Yeee ... malah ketawa. Ayo jawab!" desak Azizah yang sudah tidak sabar."Selow dong!" Nisa kembali ke mode serius kemudian dia mencondongkan tubuhnya menatap Andre, Fatma dan juga Azizah bergantian. "Aku curiga dengan mantan dari suami kalian.""Hah? Mantan?" Azizah dan Fatma saling melirik satu sama lain. "Maksud kamu ... mantannya Mas Satria, emangnya siapa?" tanya Fatma yang belum paham dengan ucapan Nisa."Ya ampun! Masa kamu lupa sih? Iti loh ... wanita yang pernah ke rumah dengan alibi menjenguk Syafiq. Dia bilang kan waktu itu dia adalah mantannya Satria. Entah kenapa feelingku mengatakan, kalau Satria menolong dia dan bisa aja kan malam itu Satria nginep di rumahnya, Meli?" tutur Nisa sambil menyandarkan tubuhnya kembali di kursi.Fatma dan Azizah menggelengkan kepa
Fatma memutar bola matanya dengan malas saat mendengar tuduhan yang lagi-lagi terlontar dari mulut suaminya. Dia bangkit dari duduknya dan hendak menuju kamar tanpa memperdulikan keberadaan Satria ataupun ucapan yang begitu menyakitkannya."Mau ke mana kamu, Fatma?" Satria menatap tajam ke arah sang istri."Mau ke kamar lah istirahat. Untuk apa aku duduk di sini, hanya untuk mendengarkan celotehanmu yang begitu menyakitkan? Hanya untuk mendengarkan tuduhan yang tidak berdasar?" Fatma tersenyum miring sambil tertawa getir. "Jika kedatangan kamu ke sini hanya untuk menuduhku dan hanya untuk menyudutkanku, lebih baik sekarang kamu pulang deh, Mas!" Dia menunjuk ke arah pintu.Satria terperangah, untuk pertama kalinya Fatma berkata dengan nada datar dan mengusir dirinya. Dia seperti bukan Fatma yang dikenalnya selama 6 tahun ini."Kamu mengusir diriku, Fatma? Aku ini suamimu.""Suami macam apa yang selalu menuduh istrinya? Suami macam apa yang selalu menyakiti istrinya? Suami macam apa ya
"Ada apa ini?" Abi Haidar masuk, dia mendengar keributan saat sampai di teras rumahnya dan dia juga melihat mobilnya Satria.Beliau memang tadi keluar untuk mengurus pekerjaannya dan saat sampai di rumah dia melihat mobil Satria sudah terparkir, sementara ponselnya tertinggal jadi dia tidak bisa dihubungi.Tanpa menghiraukan kedatangan abinya, Fatma pun berkata, "Kenapa kamu harus marah? Kamu tahu kan rasanya dituduh seperti apa, Mas? Ini yang aku rasakan saat kamu menuduh aku selingkuh dengan Andre. Ini yang aku rasakan saat kamu bilang kalau aku telah mengkhianati cintaku kepadamu. Telah menghianati pernikahan kita. Kamu merasakannya kan?"Satria terdiam, rasanya memang tidak enak dan begitu sakit saat tadi Fatma menuduhnya tanpa alasan. Dan dia sekarang tahu rasanya dituduh seperti apa, sedangkan ia tidak merasa jika dirinya telah berselingkuh."Kenapa kamu diam saja? Baru tahu rasanya seperti apa? Tapi dengar ya, Mas Satria! Tuduhan aku itu berdasar. Aku tidak mungkin menuduh kamu
Satria masuk ke dalam rumahnya, tanpa mengucapkan salam dia pun memanggil Azizah. Namun ternyata wanita itu baru saja menyusui Syafiq dan menidurkan bayinya"Ada apa, Mas? Kenapa kamu teriak-teriak?" tanya Azizah dengan heran.Satria yang tidak ingin mengganggu putranya yang sedang tertidur, dia meminta Nisa untuk menemaninya. Dia pun menarik tangan Azizah masuk ke dalam kamarnya, membuat wanita itu merasa keheranan dengan sikap sang suami."Kenapa sih Mas, kok tiba-tiba datang-datang teriak-teriak terus malah narik aku ke sini? Ada apa?" tatapan Azizah terpancar heran."Katakan! Bekas cupang apa yang kamu maksud? Apa yang kamu bilang kepada Fatma? Kenapa dia berkata demikian? Kenapa dia sampai menuduh aku selingkuh?""Mbak Fatma nuduh kamu selingkuh?" Azizah mengkerut heran, "tunggu-tunggu! Jadi tadi kamu ke rumahnya Mbak Fatma?" Satria langsung menganggukan kepalanya, "terus gimana? Mbak Fatma mau pulang kan, Mas?" Bukannya menjawab pertanyaan Satria, Azizah malah kembali bertanya d
Azizah berdecak, "ck! Bagaimana bisa kamu, bilang? Hebat sekali ya akting kamu, Mas. Sudah berselingkuh, sudah mempunyai dua istri, tapi ternyata itu tidak membuatmu puas, sampai kamu harus mencari wanita lain dan kembali kepada masa lalumu? Apa aku ini wanita bodoh, Mas? Tidak. Bagaimana mungkin tanda lcknat itu tiba-tiba saja ada, jika kalian tidak melakukan hal yang menjijikan?" ucap tajam Azizah sambil menggertakan giginya dengan marah.Satria segera berbalik, dia menggelengkan kepalanya dengan kuat sambil menatap ke arah Azizah. "Tidak sayang. Aku tidak pernah melakukan apapun dengan Meli, ini semua salah paham. Ini tidak benar.""Salah paham kamu bilang, Mas? Apakah salah paham bisa menimbulkan tanda seperti itu? Iya!" bentak Azizah, bahkan air matanya kini sudah mengalir dengan deras.Dadanya kembang kempis menahan amarah yang benar-benar menyesakkan dadanya. Tangannya bergetar hendak menampar wajah pria itu akan tetapi sedari tadi Azizah menahannya. "Aku kecewa sama kamu, Mas.