Share

Setiap hari aku berdoa agar aku tak pernah melihatmu. Jika kau masih punya hati, jangan pernah menampakkan wajahmu di depanku."

"Tanda tangani surat cerai ini dan ajukan ke persidangan."

Duarrrrr..........

Tubuhku membeku seketika. Aku tak pernah membayangkan Shilla akan langsung menuntut berpisah dariku begitu kami bertemu. Jika tau begitu aku tidak akan menemuinya secara langsung. Asal isa melihatnya itu sudah cukup. Meski hanya memandang dari jauh aku sudah sangat bersyukur.

"Shilla, tidak bisakah kita bicara dulu...." Aku kebingungan. Kuusap wajahku kasar lalu mencoba melangkah maju. Namun dengan sigap Shilla melangkah mundur.

"Maaf,... tolong jangan pergi... a-aku tidak akan mendekat. Tapi, tolong dengarkan aku sebentar saja."

Aku benar-benar bingung, takut salah mengambil tindakan. Namun seperti biasa Shilla terlihat tenang tapi sorot matanya, penuh penuh kebencian dan luka yang dalam. Rasanya aku tak sanggup menatap lama netra kecoklatan itu.

"Ayo kita bicarakan baik-baik dulu. Aku datang bukan untuk memenuhi sumpahku. Aku mencarimu untuk meminta maaf dan memperbaiki semuanya." Aku merendahk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status