Share

63. Tempat Terakhir

Semenjak kehilangan bayinya Abel terlihat sangat berbeda. Wajahnya pucat, bibinya yang dulu sering mengulas senyum manis kini bahkan tidak lagi ada senyuman. Rambut Abel terlihat kusut, ia tidak pernah keluar kamar sekalipun. Abel lebih sering melamun dan menangisi bayinya. Leon yang melihat itu justru semakin hancur.

"Sayang, sampai kapan kamu mau kayak gini? Ikhlasin bayi kita. Aku sedih lihat kamu kayak gini Abel," lirih Leon sembari mengusap kepala Abel lembut, kedua matanya berkaca-kaca.

Abel menatap sendu ke arah Leon tak lama air matanya meluruh. "Leon aku ceroboh sehingga kita kehilangan bayi kita Leon. Aku yang salah Leon, aku salah aku yang membunuh anak kita!" isak Abel.

Leon menarik tubuh Abel ke dalam pelukannya, ia menggelengkan kepalanya berulang. "Bukan kamu, Sayang! Kamu bukan pembunuh, semua ini takdir. Ini bukan salah kamu," ucap Leon.

"Ini salahku Leon, aku tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk anak kita. Leon, aku kehilangan bayi kita, kenapa dia pergi Leon!"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status