Pertama kakak perempuan kawin lari dengan pria lain, sementara sang adik tidur dengan mantan calon kakak iparnya adalah hal yang sangat memalukan.Aria tidak akan membiarkan siapa pun mempermainkan putranya, termasuk dua saudari dari keluarga Hadley.Dario menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Aria.Aria menggenggam tangannya cemas.“Dixon, apa tidak ada gadis lain yang lebih baik dari pada putri keluarga Hadley? Freya sudah mengecewakanmu, Ibu khawatirnya akan sama seperti kakaknya. Ibu tidak membayangkan kamu menderita penghinaan sekali lagi.Ekspresi Dixon tidak berubah. Dia balas meremas tangan Aria di atas meja untuk menenangkannya.“Ibu, Regina sangat berbeda dengan Freya. Dia tidak akan mempermainkan pernikahan ini,” ujarnya.Tentu saja Regina tidak akan kawin lari atau mundur dari pernikahan ini karena dia tidak memiliki pilihan, kecuali dia memilih menikah dengan Tuan Smith, pikir Dixon mendengus sinis.Pria tua mesum seperti Tuan Smith adalah mimpi buruk Regina.Aria m
“Aku mengunjungi ibuku,” balas Dixon datar.Aria memberitahu suaminya antusias, “Sayang, putra kita akan menikah. Kami sedang membicarakan gadis yang akan dinikahinya.”“Oh benarkah?” Dario menatap putranya dengan alis terangkat tinggi.“Akhirnya kamu sudah melupakan gadis Freya. Ibumu selalu cemas dan takut kamu menjadi gay karena terlalu menghabiskan waktu dengan Aaron.”Istrinya mencubitnya dan melirik putranya takut dia tersinggung.Dario mengusap pinggangnya.“ Siapa gadis yang dia nikahi sampai kamu ingin mengikatnya dan mengirim gadis itu ke kamar pengantin dengan paksa? Apa dia tidak menyukai putra kita?” Dia bertanya dengan suara lembut dan memanjakan pada istrinya dan mengabaikan orang yang menjadi pengantin pria.Dixon terlihat jengah dengan gaya bicara orang tuanya yang membicarakan seperti masih anak kecil.“Adik perempuan Freya, Regina Hadley,” ujar Aria menjawab pertanyaan suaminya. Dia memegang mengusap keningnya seolah dia sedang sakit kepala.“Oh ternyata adik peremp
Aria tersenyum pengertian menatap Regina dari atas ke bawah dengan pandangan menilai. Gadis di depannya terlihat sangat mirip dengan Freya, kecuali rambutnya cokelatnya yang membedakannya dengan Freya.Dia terlihat lembut dan pendiam. Ekspresi wajahnya terlihat berhati-hati seolah takut akan menyinggungnya. Kepribadiannya sangat berbanding terbalik dengan kakak perempuannya yang ceria dan percaya diri.Aria tidak memiliki komentar tentang gadis yang pilih Dixon.Regina merasakan kepanikannya meningkat merasakan pengawasan Aria padanya. Dia selalu mendengar bahwa ibu mertua tidak selalu baik pada menantu mereka. jika Regina membuat kesan yang buruk, dia takut ibu mertuanya tidak akan menyukainya.Melihat gadis terlihat gugup, Aria tersenyum menenangkannya.“Tidak perlu gugup. Kamu akan menjadi menantuku, tidak perlu memanggil Nyonya Clark, panggil saja aku Ibu.”Regina mendongak menatap Aria agar tersipu.“Baik ... Ibu.” Kemudian Regina merasakan cemas apa yang harus dia bicarakan untu
Regina agak gugup mendapat perhatian semua orang tertuju padanya. Dia menatap orang tuanya dan melihat Harion menatap orang tuanya penuh harap.“Tidak perlu buru-buru, mari tunggu Dixon dan menentukan tanggal pernikahan.” Dia berbicara dengan gugup.“Anak laki-laki tidak bisa diharapkan untuk mengatur pernikahan sayang,” balas Aria tersenyum.“Benar Regina, bagaimana kita mengadakan pesta pernikahan bulan depan, bagaimana menurut Anda Nyonya Clark?” kata Harion menatap Aria dengan tatapan penuh harap.Delin mendengus karena Harion terlihat ingin buru-buru menikahkan putrinya. Dia berkata mencemooh, “Dixon sedang perjalanan bisnis sampai tiga bulan, kamu berniat menikahkan putrimu tanpa pengantin pria kan? Dan jangan mengharapkan Dixon pulang sebelum pernikahan dan meninggalkan proyek yang sedang dikerjakannya.”Dario banyak berkomentar atau menyela putrinya karena sikapnya yang tidak sopan pada orang yang lebih tua. Dia menyesap anggur dengan tenang. Sementara Aria tidak menegur putri
Akhirnya tiba pada hari pernikahannya.Deretan mawar putih menghiasi hotel dan para tamu berkumpul di aula. Langit-langit di hiasi lampu kristal putih, para musisi terkenal di undang menghibur para tamu, dekorasi yang sangat megah dan cantik mengundang decak kagum dari para tamu undangan.Keluarga Clark, pemilik perusahaan raksasa Grup Clark di negara itu mengadakan acara pernikahan yang sangat megah untuk satu-satunya pewaris, Dixon Clark dan mengundang banyak tamu terhormat dan bergengsi hadir di pernikahan.Beberapa orang kagum dan bergunjing keheranan dengan pernikahan yang mengejutkan ini. mereka tidak pernah mendengar tentang Dixon menjalin hubungan dengan Nona Muda kedua dari keluarga Hadley, yang notabenenya adalah adik perempuan dari mantan kekasihnya yang kawin lari cukup menimbulkan sensasional.Sekelompok gadis tampak sedang bergosip.“Keluarga Hadley sungguh beruntung. Dua putri mereka dua kali dia lamar oleh keluarga Clark, entah jenis sihir apa yang mereka gunakan untuk
Tak lama kemudian pintu ruang rias pengantin dibuka dan seorang staf masuk diikuti ayahnya dengan setelan hitam. Regina berbalik menghadap mereka.“Nona Regina, apa kamu siap? Acara akan segera dimulai,” ujar staf itu pada Regina.Regina menarik napas dalam-dalam untuk meredakan kegugupannya sebelum kemudian mengangguk.“Ap-apakah pengantin pria ... maksudku Dixon hadir hari ini?” Dia bertanya pelan dan cemas pada staf itu.“Jangan khawatirkan tentang itu Nona,” balas Staf agak tergesa-gesa tidak menjawab pertanyaan Regina dan menyuruh Harion untuk membimbing putrinya.“Kamu sangat cantik ....” Harion menawarkan lengannya pada Regina.Regina menggandeng lengan ayahnya dan mengikuti staf keluar dari ruang rias pengantin. Mereka berhenti di pintu ganda besar yang terhubung ke aula pesta dan menunggu instruksi staf yang sedang berbicara dengan talkie wie.“Aria, kamu harus mengingat ini. Setelah kamu menikah dengan keluarga Clark, kamu tidak boleh melupakan keluarga Hadley yang sudah mem
Di sudut pinggir kota terpencil, bangunan-bangunan kumuh dan padat penuh dengan asap dari cerobong pabrik membuat perkampungan itu terlihat sangat semrawut.Seorang gadis berambut pirang yang terlihat kotor berjalan dengan kepala menunduk keluar dari pabrik ketika hari sudah mulai gelap. Sebelum pulang dia singgah untuk membeli roti dari hasil upah hariannya kerja di pabrik tekstil.Upah hariannya tidak cukup untuk belum beras atau lauk untuk makan malam dan dia masih harus menyimpan untuk membayar sewa kamar.Dia mendesah dengan lesu memegang kantong plastik hitam dua potong roti cukup untuk dimakan dua orang. Tubuhnya sangat letih usai seharian bekerja di pabrik.Dia berhenti di depan salah satu pintu kamar bangunan kumuh yang ditempatinya bersama dengan kekasihnya.Dia menarik napas sebelum membuka kunci pintu dan masuk.“Aku pulang—“ Dia tersentak melihat kamar sewanya sangat berantakan seolah maling mengobrak-abrik isi kamarnya.“Apa yang terjadi?!” Freya melihat kekacauan kamarn
Apartemen maha luas itu berada tepat di depan mata Regina. Perabotannya mahal dengan interior dominasi hitam. Sofanya berwarna cokelat dan langit-langitnya dicat putih. Yah ... Dixon tidak akan repot-repot untuk merenovasi apartemen ini sesuai dengan selera Regina atau setidaknya mengganti perabotan dengan warna kesukaannya. Tidak apa. Regina cukup puas bisa lepas dari rumah Hadley yang seperti neraka.Dixon berlalu begitu saja tanpa membawakan koper Regina. Tubuh tinggi dan tegapnya berjalan lurus melewati ruang tengah tanpa mengatakan apa pun. Dengan cepat Regina menarik kopernya dan mengikuti pria itu.Langkah Dixon berhenti secara tiba-tiba hingga Regina mesti menabrak punggungnya yang keras. Ia meringis, dahinya terasa sakit. Padahal Dixon tidak terpengaruh sedikit pun."Itu kamarmu." Dixon menunjuk sebuah kamar di samping kanan. "Dan yang itu kamarku." Telunjuk Dixon berganti ke kamar sebelah kiri.Regina terdiam memandangi kedua pintu yang berbeda itu. Menahan helaan napas ya