Akhirnya tiba pada hari pernikahannya.Deretan mawar putih menghiasi hotel dan para tamu berkumpul di aula. Langit-langit di hiasi lampu kristal putih, para musisi terkenal di undang menghibur para tamu, dekorasi yang sangat megah dan cantik mengundang decak kagum dari para tamu undangan.Keluarga Clark, pemilik perusahaan raksasa Grup Clark di negara itu mengadakan acara pernikahan yang sangat megah untuk satu-satunya pewaris, Dixon Clark dan mengundang banyak tamu terhormat dan bergengsi hadir di pernikahan.Beberapa orang kagum dan bergunjing keheranan dengan pernikahan yang mengejutkan ini. mereka tidak pernah mendengar tentang Dixon menjalin hubungan dengan Nona Muda kedua dari keluarga Hadley, yang notabenenya adalah adik perempuan dari mantan kekasihnya yang kawin lari cukup menimbulkan sensasional.Sekelompok gadis tampak sedang bergosip.“Keluarga Hadley sungguh beruntung. Dua putri mereka dua kali dia lamar oleh keluarga Clark, entah jenis sihir apa yang mereka gunakan untuk
Tak lama kemudian pintu ruang rias pengantin dibuka dan seorang staf masuk diikuti ayahnya dengan setelan hitam. Regina berbalik menghadap mereka.“Nona Regina, apa kamu siap? Acara akan segera dimulai,” ujar staf itu pada Regina.Regina menarik napas dalam-dalam untuk meredakan kegugupannya sebelum kemudian mengangguk.“Ap-apakah pengantin pria ... maksudku Dixon hadir hari ini?” Dia bertanya pelan dan cemas pada staf itu.“Jangan khawatirkan tentang itu Nona,” balas Staf agak tergesa-gesa tidak menjawab pertanyaan Regina dan menyuruh Harion untuk membimbing putrinya.“Kamu sangat cantik ....” Harion menawarkan lengannya pada Regina.Regina menggandeng lengan ayahnya dan mengikuti staf keluar dari ruang rias pengantin. Mereka berhenti di pintu ganda besar yang terhubung ke aula pesta dan menunggu instruksi staf yang sedang berbicara dengan talkie wie.“Aria, kamu harus mengingat ini. Setelah kamu menikah dengan keluarga Clark, kamu tidak boleh melupakan keluarga Hadley yang sudah mem
Di sudut pinggir kota terpencil, bangunan-bangunan kumuh dan padat penuh dengan asap dari cerobong pabrik membuat perkampungan itu terlihat sangat semrawut.Seorang gadis berambut pirang yang terlihat kotor berjalan dengan kepala menunduk keluar dari pabrik ketika hari sudah mulai gelap. Sebelum pulang dia singgah untuk membeli roti dari hasil upah hariannya kerja di pabrik tekstil.Upah hariannya tidak cukup untuk belum beras atau lauk untuk makan malam dan dia masih harus menyimpan untuk membayar sewa kamar.Dia mendesah dengan lesu memegang kantong plastik hitam dua potong roti cukup untuk dimakan dua orang. Tubuhnya sangat letih usai seharian bekerja di pabrik.Dia berhenti di depan salah satu pintu kamar bangunan kumuh yang ditempatinya bersama dengan kekasihnya.Dia menarik napas sebelum membuka kunci pintu dan masuk.“Aku pulang—“ Dia tersentak melihat kamar sewanya sangat berantakan seolah maling mengobrak-abrik isi kamarnya.“Apa yang terjadi?!” Freya melihat kekacauan kamarn
Apartemen maha luas itu berada tepat di depan mata Regina. Perabotannya mahal dengan interior dominasi hitam. Sofanya berwarna cokelat dan langit-langitnya dicat putih. Yah ... Dixon tidak akan repot-repot untuk merenovasi apartemen ini sesuai dengan selera Regina atau setidaknya mengganti perabotan dengan warna kesukaannya. Tidak apa. Regina cukup puas bisa lepas dari rumah Hadley yang seperti neraka.Dixon berlalu begitu saja tanpa membawakan koper Regina. Tubuh tinggi dan tegapnya berjalan lurus melewati ruang tengah tanpa mengatakan apa pun. Dengan cepat Regina menarik kopernya dan mengikuti pria itu.Langkah Dixon berhenti secara tiba-tiba hingga Regina mesti menabrak punggungnya yang keras. Ia meringis, dahinya terasa sakit. Padahal Dixon tidak terpengaruh sedikit pun."Itu kamarmu." Dixon menunjuk sebuah kamar di samping kanan. "Dan yang itu kamarku." Telunjuk Dixon berganti ke kamar sebelah kiri.Regina terdiam memandangi kedua pintu yang berbeda itu. Menahan helaan napas ya
Regina menutup pintu ruang kerja Dixon dengan dada perih. Ajakannya ditolak mentah-mentah dan dia diusir begitu saja. Ia memejamkan mata rapat-rapat untuk mengusir rasa lelahnya.Sepertinya Dixon tidak akan pernah mau datang ke ajakan makan malam orang tuanya. Harion pasti akan menerornya untuk terus mengajak Dixon.Ini sangat melelahkan. Regina menyeret langkah menuju kamarnya dan memutuskan untuk beristirahat. Dixon pasti ingin bersiap sendirian untuk perjalanan bisnisnya dan tidak mau dibantu. Ia bisa diusir lagi jika ikut campur urusan pria itu.Ia berbaring di ranjang dengan seprei putih monoton itu. Aromanya seperti pengharum pakaian. Ukuran kasurnya tidak begitu luas, pas dengan tubuh Regina.Tekanan yang terus datang sejak ia masuk ke rumah ini dan teror dari ayahnya membuat Regina kelelahan dan terbuai dalam alam bawah sadarnya.Dia bangun pukul tujuh pagi, sedikit terlambat dari biasanya. Gadis itu bahkan tidak sempat mengganti pakaiannya sebelum tidur. Regina keluar kamar
Regina pikir ia bisa beristirahat dengan tenang setelah berhasil kabur dari kediaman Hadley. Ternyata tidak semudah itu. Ponselnya terus bergetar dan diserbu oleh telepon dari Harion.Harion masih menghubunginya setelah Regina keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Sang ayah memang tidak bisa menyerah semudah itu.Reginalah yang lelah. Sampai kapan Harion akan terus meneleponnya? Ia memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.Ia tak perlu mengucapkan halo atau basa-basi lainnya, sebab suara Harion sudah menggelegar dari seberang telepon."Anak tidak tahu diuntung! Sudah kabur, tidak mau mengangkat teleponku juga! Kamu mau mangkir dari tanggung jawab, hah?!Regina memutar bola mata. " Tanggung jawab apa yang Ayah maksud?""Hah! Sia-sia aku membesarkan kalian! Yang satu kawin lari dengan pria lain, yang satu jadi sombong karena sudah menikah dengan Dixon Clark! Apa gunanya aku memiliki anak kalau begitu?! Kamu pikir membesarkan anak semudah itu?!"Lagi
Regina menjilat bibirnya gugup ketika panggilan itu tersambung. "Halo?" Suara Dixon yang berat dan dingin terdengar, memecut jantung Regina."Kenapa baru sekarang mengangkat telepon Ibu? Mentang-mentang istrimu ada di sini?"Napas Regina tertahan. "Regina ada di sana?"Speaker ponsel dengan jelas memperdengarkan suara Dixon. Sekilas Aria melirik Regina."Kamu tidak tahu istrimu ada di sini?"Kumohon, tolong jangan bilang apa pun, Dixon! Regina meremas jari jemarinya. "Dia sudah ada di sana? Kenapa pagi sekali?"Napas Regini meluncur saat senyum Aria kembali muncul dan tatapan curiganya memudar. "Ibu memaksanya datang pagi?""Siapa bilang? Regina memang orang yang rajin, iya 'kan, Sayang?" Regina berusaha memasang tawa ringan saat Aria lagi-lagi menatapnya dengan mata berbinar. "Jangan menekannya. Dia masih perlu beradaptasi."Dixon terdengar seperti suami yang perhatian. Padahal di apartemen dia begitu dingin bahkan tidak punya niat untuk menghubungi Regina sedikit pun selama di
Regina mulai belajar merangkai bunga dari Aria. Ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Aria cukup sabar mengajarinya dan tidak mengeluh sedikit pun. Sang ibu mertua juga menjelaskan cara merawat bunga sesuai jenisnya.Mungkin ia bisa sering-sering datang ke sini sesuai harapan Aria. Setidaknya ia tidak perlu menghadapi sikap dingin Dixon di apartemen atau mendapatkan tekanan dari ayahnya."Sulit, ya?"Regina mengusap tengkuk malu. "Ini memang sulit di awal. Tidak masalah kalau belum rapi. Jika dikerjakan terus-menerus, maka kamu akan menikmatinya dan menyadari kegiatan ini sangat menyenangkan sekaligus menenangkan."Bukan hanya itu yang menyenangkan. Meskipun canggung, tapi Regina senang bisa menghabiskan waktu seharian bersama Aria. Rasanya seperti ia mendapatkan kesempatan yang selama ini tidak pernah diberikan Georgina padanya.Keheningan yang cukup lama mengisi suasana di taman. Yang terdengar hanya suara gemerisik daun dan gunting yang bergerak lincah merapikan buket. "Dixo
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per