Regina pikir ia bisa beristirahat dengan tenang setelah berhasil kabur dari kediaman Hadley. Ternyata tidak semudah itu. Ponselnya terus bergetar dan diserbu oleh telepon dari Harion.Harion masih menghubunginya setelah Regina keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Sang ayah memang tidak bisa menyerah semudah itu.Reginalah yang lelah. Sampai kapan Harion akan terus meneleponnya? Ia memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.Ia tak perlu mengucapkan halo atau basa-basi lainnya, sebab suara Harion sudah menggelegar dari seberang telepon."Anak tidak tahu diuntung! Sudah kabur, tidak mau mengangkat teleponku juga! Kamu mau mangkir dari tanggung jawab, hah?!Regina memutar bola mata. " Tanggung jawab apa yang Ayah maksud?""Hah! Sia-sia aku membesarkan kalian! Yang satu kawin lari dengan pria lain, yang satu jadi sombong karena sudah menikah dengan Dixon Clark! Apa gunanya aku memiliki anak kalau begitu?! Kamu pikir membesarkan anak semudah itu?!"Lagi
Regina menjilat bibirnya gugup ketika panggilan itu tersambung. "Halo?" Suara Dixon yang berat dan dingin terdengar, memecut jantung Regina."Kenapa baru sekarang mengangkat telepon Ibu? Mentang-mentang istrimu ada di sini?"Napas Regina tertahan. "Regina ada di sana?"Speaker ponsel dengan jelas memperdengarkan suara Dixon. Sekilas Aria melirik Regina."Kamu tidak tahu istrimu ada di sini?"Kumohon, tolong jangan bilang apa pun, Dixon! Regina meremas jari jemarinya. "Dia sudah ada di sana? Kenapa pagi sekali?"Napas Regini meluncur saat senyum Aria kembali muncul dan tatapan curiganya memudar. "Ibu memaksanya datang pagi?""Siapa bilang? Regina memang orang yang rajin, iya 'kan, Sayang?" Regina berusaha memasang tawa ringan saat Aria lagi-lagi menatapnya dengan mata berbinar. "Jangan menekannya. Dia masih perlu beradaptasi."Dixon terdengar seperti suami yang perhatian. Padahal di apartemen dia begitu dingin bahkan tidak punya niat untuk menghubungi Regina sedikit pun selama di
Regina mulai belajar merangkai bunga dari Aria. Ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Aria cukup sabar mengajarinya dan tidak mengeluh sedikit pun. Sang ibu mertua juga menjelaskan cara merawat bunga sesuai jenisnya.Mungkin ia bisa sering-sering datang ke sini sesuai harapan Aria. Setidaknya ia tidak perlu menghadapi sikap dingin Dixon di apartemen atau mendapatkan tekanan dari ayahnya."Sulit, ya?"Regina mengusap tengkuk malu. "Ini memang sulit di awal. Tidak masalah kalau belum rapi. Jika dikerjakan terus-menerus, maka kamu akan menikmatinya dan menyadari kegiatan ini sangat menyenangkan sekaligus menenangkan."Bukan hanya itu yang menyenangkan. Meskipun canggung, tapi Regina senang bisa menghabiskan waktu seharian bersama Aria. Rasanya seperti ia mendapatkan kesempatan yang selama ini tidak pernah diberikan Georgina padanya.Keheningan yang cukup lama mengisi suasana di taman. Yang terdengar hanya suara gemerisik daun dan gunting yang bergerak lincah merapikan buket. "Dixo
Dua hari setelah Regina pulang dari kediaman Clark, Aria kembali mengundangnya untuk merangkai bunga. Ia merasa tidak enak jika harus bertemu Delin dan Xavier lagi."Kapan Dixon akan kembali?"Regina membeku. Dia sama sekali tidak tahu soal itu karena Dixon tidak pernah meneleponnya sekali pun."Di-dia masih ada pekerjaan." "Baiklah, kamu bisa datang lagi besok? Kita bisa mencoba resep baru yang kudapat dari internet.""Iya, aku akan datang.""Sampai jumpa di rumah besok~" Aria terdengar sangat bersemangat.Regina menatap layar ponselnya dengan cemas setelah telepon dari Aria berakhir. Haruskah dia menghubungi Dixon dan bertanya soal kepulangan lelaki itu? Tapi Dixon bisa saja berpikir jika dia terlalu ikut campur dan sok akrab. Ia bisa membayangkan suara dingin Dixon yang menganggapnya seperti pengganggu.Pintu tahu-tahu berbunyi dan sosok Dixon yang hanya memakai kemeja muncul. Regina menahan napas. Hawa di dalam apartemen seketika berubah dingin. Dixon tidak mengucapkan apa-apa
“Apa yang kalian lakukan di sini?!”Suara tajam Dixon mengalihkan perhatian kedua orang itu. Regina menoleh dengan cepat dan melihat Dixon dengan tatapan dingin menghampiri mereka. dia berhenti di depan mereka. tatapan matanya turun memandang tangan Regina dan Xavier yang terjalin di atas gelang. Ekspresinya sangat gelap.Regina tersadar dan sontak melepaskan tangannya dari gelang itu. dia entah mengapa merasa bersalah seolah tertangkap basah sedang berselingkuh. Namun dia bingung ingin menjelaskan bagaimana pada Dixon.Xavier yang kemudian tersenyum dan menyimpang gelang Regina di saku jasnya.“Hai, Dixon. Kamu hendak ke kamar mandi?” Dia bertanya basa-basi pada sepupunya.Namun ekspresi Dixon tidak ramah dan dingin.“Kamu yang kamu lakukan di sini dengan istriku, Xavier?” Dia bertanya dengan tatapan menusuk pada pria itu.Senyum di wajah Xavier tidak pudar.“Aku perlu menggunakan toilet, kebetulan bertemu dengan istrimu dan sekalian mengembalikan gelang Regina,” ujarnya sambil terse
“Bagaimana bisa begitu. Itu gelang palsu. Kembalikan padaku, aku akan ganti dengan yang lain.” Regina tetap merasa malu karena memberikan barang palsu pada seorang tuan Muda kaya seperti Xavier.Regina berjinjit-jinjit cemas ingin mengambil gelangnya dari tangan Xavier.Pria itu tertawa menggodanya dan semakin menjauhkan gelang itu dari Regina.“Aku suka gelang ini, dan kamu sudah memberikannya padaku yang berarti ini adalah milikku,” kekehnya dengan suara main-main.“Xavier, aku yang merasa malu memberikan barang palsu padamu!” Regina berjinjit-jinjit dengan cemas ingin mengambil gelang itu.Xavier tetap menjauhkan gelang itu dari jangkauan Regina sambil tertawa. Mereka tampak tidak menyadari masih ada orang lain di tempat itu yang memandang mereka dengan tatapan gelap.Sebagai seorang suami, perasaan pria itu cukup buruk melihat istrinya bermain-main dengan pria lain, terutama sepupunya.Regina merasa pinggangnya tiba-tiba ditarik ke belakang menjauhkannya dari Xavier dan sebuah len
Dixon berpamitan pada ibunya pulang duluan bersama Regina sekembalinya mereka dari toilet tanpa melepas tangannya dari istrinya.Dixon mengendarai mobil sendiri pulang ke apartemennya. Sepanjang perjalanan tidak ada berbicara di antara mereka.Regina terus memandang keluar jendela tenggelam dalam kesedihannya.Dixon meliriknya dari ujung mata dan berkata dingin, “Kamu marah karena gelang itu?”Regina menoleh menatapnya sebelum berbalik memandang keluar jendela. Dia ingin mengeluh dan memprotes.Namun menggigit bibirnya menelan kembali keluhannya dan berkata datar, “Tidak.”Sudut bibir Dixon berkedut dan wajahnya tanpa ekspresi saat dia berkata, “Lalu kenapa kamu diam dari tadi dan tidak berbicara denganku?”“Memangnya apa yang harus aku bicarakan? Kita bahkan jarang berkomunikasi,” gumam Regina tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.Dixon terdiam dan melirik istrinya sesaat dengan tatapan agak rumit sebelum mengalihkan pandangannya ke depan.“Jangan bertemu dengan Xavier lagi. A
Regina tidak mengucapkan sepatah kata pun dan membuat sarapan untuk Dixon.Mereka sarapan dalam keheningan. Tak berapa kemudian setelah selesai Dixon meletakkan sebuah kartu kredit di depan Regina.“Gunakan kartu ini untuk berbelanja apa yang kamu suka. Kita sudah menikah tapi aku belum memberi untuk memenuhi kebutuhanmu.”Regina menatap kartu kredit yang disodorkan Dixon adalah kartu kredit hitam tanpa limit. Dia pernah melihat Freya menggunakan kartu kredit yang sama ketika dia usai berbelanja.Ayah mereka tidak memanjakan Freya untuk berfoya-foya dan tidak mungkin memberikan kartu kredit hitam tanpa limit. Kartu kredit itu pasti dari Dixon mengingat Freya kekasihnya saat.Tubuh Regina berubah kaku dan dia mencengkeram sendok di tangannya.“Tidak perlu, aku tidak terlalu membutuhkannya,” ujarnya dengan suara pelan.“Gunakan saja, kamu sekarang adalah istriku. Beli apa yang kamu suka atau ajak Delin berbelanja.” Dixon tidak memperhatikan Regina yang terlihat kaku. Dia melirik jam tan
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per