Author minta maaf untuk bab 315 krn gak teliti saat up hingga terdobel bab. Author sudah melapor ke editor untuk di hapus, eh malah hari sabtu editor libur. Maaf sekali lagi krn gak teliti pas update bab🙏🙏 Besok senin, bab 315
Aria menjulurkan lidahnya memuntahkan omelet di mulutnya. Matanya terlihat berkaca-kaca.Dario panik dan buru-buru mengambil segelas air untuknya, bahkan tidak peduli dengan butir omelet yang di ludahkan Aria ke wajahnya.“Apa rasanya sungguh asin?” Dia bertanya khawatir melihat wajah Aria tampak menderita.“Bukan hanya asin, tapi juga pahit dan aneh! Bumbu apa saja yang kamu masukkan?” omel Aria menegak habis segelas air yang disodorkan Dario untuk menetralisasi rasa pahit dan asin di lidahnya.Dario menggaruk-garuk belakang lehernya salah tingkah.“Aku tidak tahu bumbu apa saja yang harus di gunakan. Aku hanya mengikuti saran di Google.”Aria dengan cepat melihat ke arah meja yang bekas digunakan Dario. dia melihat sebungkus gula, garam, saus botol dan merica tinggal setengah. Sayur-sayur kol dan bawang bombai terlihat berhamburan di atas meja. sepuluh butir cangkang telur berceceran di meja dan lantai membuat lantai jadi licin dan tepung bertebaran di atas lantai.Aria mengusap ken
Kedua orang itu tersentak dan menoleh melihat sosok pria tampan berdiri di dekat meja makan sambil melipat tangannya di depan dada dengan ekspresi dingin. Raut wajah Seth sangat dingin melihat posisi intim Dario yang memeluk Aria dari belakang. Kedua orang itu terlihat sangat akrab dan intim sebelum dia menginterupsi. “Seth, kapan kamu datang?” Aria terkejut buru-buru melepas tangan Dario di perutnya dan mendorongnya agar menyingkir. Namun Dario tidak melepaskannya. Tanpa memedulikan keberadaan Seth, dia mengecup kulit pundak telanjang Aria yang putih. “Ganti bajumu,” bisiknya dengan suara rendah. “Aku tidak suka pria lain menatap tubuhmu.” Daster Aria sangat terbuka, hampir tidak menutupi belahan dadanya. Dia bahkan tidak mengenakan bra di balik dasternya. Aria menunduk dan menyadari penampilannya sangat terbuka. Dia merasa malu jika Seth melihat penampilannya setengah terbuka Suara Dario terdengar menggerutu tak suka di belakangnya. “Apa dia suka menyelong masuk ke rumahmu?
Di ruang tamu dua pria saling berhadapan dengan ekspresi dingin di wajah masing-masing.Dario dan Seth saling menatap tajam dengan tatapan mengintimidasi tanpa mengalihkan pandangan seolah bersaing siapa yang paling mengintimidasi dan mengalihkan pandangan adalah yang kalah.Setelah apa yang terjadi di dapur. Aria dengan cepat mengusir Seth ke ruang tamu sementara di kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian meninggalkan Seth dan Dario.“Mengapa kamu ada di sini?”Setelah beberapa saat tidak berbicara Seth akhirnya membuka mulut dengan ekspresi dingin.“Mengapa kamu bertanya seolah-olah aku tidak diizinkan di sini?” balas Dario dengan seringai miring dan pura-pura heran di wajahnya seolah mengejek Seth.Sudut bibir Seth berkedut menahan kekesalan dalam dadanya.“Kamu memang tidak diizinkan datang ke sini karena Aria menyuruhmu, apa kamu lupa atau ingatan bermasalah?” desisnya dingin.“Oh, saat itu ya?” Dario bersandar di sandaran sofa dengan ekspresi malas sambil menyilangkan tangann
Dia mendorong Dario ke sandaran sofa dan mencengkeram kerah bajunya.“Dengar sialan, kamu yang menghancurkan hidup Aria. Aku tidak akan percaya Aria menerimamu bersamanya. Kamu mengancamnya lagi untuk memaksanya bersamamu?!”“Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali, aku tidak peduli dengan pengaruh kecil keluarga Clark, menghancurkanmu dan perusahaanmu sangat mudah bagiku.” Dia mengepalkan tangannya di kerah baju Dario.“Jauhi Aria dan si kembar selagi aku masih baik,” desisnya dengan suara berbahaya.Dario mengangkat sebelah alis dengan ekspresi dingin dan menantang.“Apa yang membuatmu berpikir aku akan menurutimu? Aria adalah calon istriku dan si kembar adalah anak-anakku. Aku tidak menjauh dari mereka.”Seth menggertakkan gigi sangat marah. Dia mengangkat kepalan tinjunya hendak menonjok wajah sombong Dario.Dario tidak menghindar saat tinju Seth menghantam rahangnya dengan kuat. “Seth, apa yang kamu lakukan!”Aria tiba-tiba muncul berteriak dan mendorong Seth menjauh dari Dario.
“Kamu pasti sudah gila menerima orang yang sudah menyakitimu.” Setelah mengatakan itu, dalam kemarahan dia mendorong Aria dan pergi dari ruang tamu.Aria tidak menyangka Seth akan bersikap kasar padanya dan terdorong ke sofa.Dario segera menangkapnya dan melindungi kepalanya agar tidak membentur sandaran sofa.“kamu baik-baik saja?” tanyanya cemas.Aria menggelengkan kepalanya dan menatap punggung Seth yang menjauh.Dia berdiri mengejarnya.“Seth, tolong dengarkan aku!”Seth tidak mendengarnya dan berjalan meninggalkan ruang tamu dengan marah.“Seth tunggu!” Aria menahan lengan Seth sebelum dia bisa meninggalkan ruang tamu.Seth berbalik menatapnya dengan ekspresi dingin.“Aku tidak mengerti mengapa kamu bereaksi seperti ini. aku tahu kamu tidak bisa menerima keputusanku untuk bersama Dario—““Ya, benar! Aku tidak terima kamu bersama dengan bajingan itu!” seru Seth menunjuk Dario yang berdiri di belakang Aria.Dario merengut dengan tangan di masukkan di saku celananya dengan ekspresi
Ya, dia hanya cemburu dan kalah, lanjut Dario dalam hati dengan ekspresi sombong.Aria tidak memperhatikannya karena wajahnya terbenam di dadanya.“Beri dia waktu untuk menerima ini dan aku akan berusaha agar diterima olehnya. Bagaimana pun kami akan menjadi ‘calon ipar’,” bisik Dario lembut menenangkannya.Dia tergoda menggganggu Seth sepanjang hari untuk ‘menumbuhkan hubungan calon ipar’. Dapat dipastikan wajah Seth akan masam sepanjang hari.Seth hanya bisa menyalahkan dirinya karena ditakdirkan sebagai sepupu Aria dan menyembunyikan perasaanya dari keluarga.Dario menyembunyikan seringainya di balik lambut Aria.Bedabah itu pantas mendapatkannya. Beraninya dia menyimpan fantasi kotor tentang wanitanya.Aria menarik napas dalam-dalam sedikit di tenangkan oleh ucapan Dario. dia memeluk pinggang Dario dan membenamkan wajahnya di dada pria itu menghirup aroma tubuhnya yang menenangkan.“Ya, terima kasih sudah pengertian, maafkan tindakan Seth karena sudah memukulmu.”“Tidak apa-apa, a
“Tidak perlu, aku tidak ingin bergantung lagi pada Seth atau pun Garrett Group. Ini adalah bisnis yang ingin kubangun dengan usahaku sendiri, aku akan memikirkan cara mendapalkan modal pada peluncuran MS. Quinzy mendatang,” ujar Aria memberikan berkas itu kembali pada Jenny.Jenny terlihat ingin mengatakan sesuatu namun kemudian mengurungkan niatnya mendengar keputusan Aria. Dia dengan patuh mengambil berkas tersebut.Aria mengalihkan pandangannya ketika ujung matanya menangkap sebuah sebuah kotak kado berukuran sedang di ujung meja samping.Sebelah alisnya terangkat melihat kotak tersebut.“Apa ini?” tanyannya pada Jenny meraih kotak tersebut.Jenny melirik kotak tersebut.“Saat Anda tidak ada di kantor, ada kurir yang mengantar pakat untuk Anda.”“Paket? Dari siapa? aku tidak merasa sedang memesan sesuatu,” ujar Aria bingung.“Saya juga tidak tahu, tidak ada nama dari pengirim paket itu. saya tidak berani membuka paket tanpa persetujuan Anda."“kamu seharusnya tidak menerima sesuatu
Setelah dapat paket berdarah entah dari siapa. Aria dihantui perasaan gelisah.Dia tidak peduli jika orang lain mengancamnya, namun jika itu disangkut pautkan dengan anak-anaknya dia ketakutan.Siapa pun itu mereka berhasil membuatnya gelisah dan takut. Anak-anaknya adalah kelemahannya. Dia segera menyuruh Jenny untuk menyelidiki asal paket itu dan segera pergi dari perusahaan untuk menjemput anak-anaknya di sekolah.Tepat pada waktunya si kembar pulang sekolah.Ketika dia tiba-tiba di sekolah, dia sekolah sudah selesai dan anak-anak di jemput oleh orang tua masing-masing. Dia menunggu di luar gerbang dengan sabar dan mencari keberadaan mobil van yang ditugaskan untuk menjemput seperti biasa.Namun dia tidak menemukan mobil van dan anak-anaknya belum terlihat keluar dari gerbang sekolah. Aria melirik jam tangannya gelisah.Gerbang sekolah mulai sepi, namun Aria belum melihat si kembar keluar, termasuk Bibi pengasuh yang menjaga Delin dan Dixon.Aria akhirnya tidak bisa menahan perasaa