Dia mendorong Dario ke sandaran sofa dan mencengkeram kerah bajunya.“Dengar sialan, kamu yang menghancurkan hidup Aria. Aku tidak akan percaya Aria menerimamu bersamanya. Kamu mengancamnya lagi untuk memaksanya bersamamu?!”“Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali, aku tidak peduli dengan pengaruh kecil keluarga Clark, menghancurkanmu dan perusahaanmu sangat mudah bagiku.” Dia mengepalkan tangannya di kerah baju Dario.“Jauhi Aria dan si kembar selagi aku masih baik,” desisnya dengan suara berbahaya.Dario mengangkat sebelah alis dengan ekspresi dingin dan menantang.“Apa yang membuatmu berpikir aku akan menurutimu? Aria adalah calon istriku dan si kembar adalah anak-anakku. Aku tidak menjauh dari mereka.”Seth menggertakkan gigi sangat marah. Dia mengangkat kepalan tinjunya hendak menonjok wajah sombong Dario.Dario tidak menghindar saat tinju Seth menghantam rahangnya dengan kuat. “Seth, apa yang kamu lakukan!”Aria tiba-tiba muncul berteriak dan mendorong Seth menjauh dari Dario.
“Kamu pasti sudah gila menerima orang yang sudah menyakitimu.” Setelah mengatakan itu, dalam kemarahan dia mendorong Aria dan pergi dari ruang tamu.Aria tidak menyangka Seth akan bersikap kasar padanya dan terdorong ke sofa.Dario segera menangkapnya dan melindungi kepalanya agar tidak membentur sandaran sofa.“kamu baik-baik saja?” tanyanya cemas.Aria menggelengkan kepalanya dan menatap punggung Seth yang menjauh.Dia berdiri mengejarnya.“Seth, tolong dengarkan aku!”Seth tidak mendengarnya dan berjalan meninggalkan ruang tamu dengan marah.“Seth tunggu!” Aria menahan lengan Seth sebelum dia bisa meninggalkan ruang tamu.Seth berbalik menatapnya dengan ekspresi dingin.“Aku tidak mengerti mengapa kamu bereaksi seperti ini. aku tahu kamu tidak bisa menerima keputusanku untuk bersama Dario—““Ya, benar! Aku tidak terima kamu bersama dengan bajingan itu!” seru Seth menunjuk Dario yang berdiri di belakang Aria.Dario merengut dengan tangan di masukkan di saku celananya dengan ekspresi
Ya, dia hanya cemburu dan kalah, lanjut Dario dalam hati dengan ekspresi sombong.Aria tidak memperhatikannya karena wajahnya terbenam di dadanya.“Beri dia waktu untuk menerima ini dan aku akan berusaha agar diterima olehnya. Bagaimana pun kami akan menjadi ‘calon ipar’,” bisik Dario lembut menenangkannya.Dia tergoda menggganggu Seth sepanjang hari untuk ‘menumbuhkan hubungan calon ipar’. Dapat dipastikan wajah Seth akan masam sepanjang hari.Seth hanya bisa menyalahkan dirinya karena ditakdirkan sebagai sepupu Aria dan menyembunyikan perasaanya dari keluarga.Dario menyembunyikan seringainya di balik lambut Aria.Bedabah itu pantas mendapatkannya. Beraninya dia menyimpan fantasi kotor tentang wanitanya.Aria menarik napas dalam-dalam sedikit di tenangkan oleh ucapan Dario. dia memeluk pinggang Dario dan membenamkan wajahnya di dada pria itu menghirup aroma tubuhnya yang menenangkan.“Ya, terima kasih sudah pengertian, maafkan tindakan Seth karena sudah memukulmu.”“Tidak apa-apa, a
“Tidak perlu, aku tidak ingin bergantung lagi pada Seth atau pun Garrett Group. Ini adalah bisnis yang ingin kubangun dengan usahaku sendiri, aku akan memikirkan cara mendapalkan modal pada peluncuran MS. Quinzy mendatang,” ujar Aria memberikan berkas itu kembali pada Jenny.Jenny terlihat ingin mengatakan sesuatu namun kemudian mengurungkan niatnya mendengar keputusan Aria. Dia dengan patuh mengambil berkas tersebut.Aria mengalihkan pandangannya ketika ujung matanya menangkap sebuah sebuah kotak kado berukuran sedang di ujung meja samping.Sebelah alisnya terangkat melihat kotak tersebut.“Apa ini?” tanyannya pada Jenny meraih kotak tersebut.Jenny melirik kotak tersebut.“Saat Anda tidak ada di kantor, ada kurir yang mengantar pakat untuk Anda.”“Paket? Dari siapa? aku tidak merasa sedang memesan sesuatu,” ujar Aria bingung.“Saya juga tidak tahu, tidak ada nama dari pengirim paket itu. saya tidak berani membuka paket tanpa persetujuan Anda."“kamu seharusnya tidak menerima sesuatu
Setelah dapat paket berdarah entah dari siapa. Aria dihantui perasaan gelisah.Dia tidak peduli jika orang lain mengancamnya, namun jika itu disangkut pautkan dengan anak-anaknya dia ketakutan.Siapa pun itu mereka berhasil membuatnya gelisah dan takut. Anak-anaknya adalah kelemahannya. Dia segera menyuruh Jenny untuk menyelidiki asal paket itu dan segera pergi dari perusahaan untuk menjemput anak-anaknya di sekolah.Tepat pada waktunya si kembar pulang sekolah.Ketika dia tiba-tiba di sekolah, dia sekolah sudah selesai dan anak-anak di jemput oleh orang tua masing-masing. Dia menunggu di luar gerbang dengan sabar dan mencari keberadaan mobil van yang ditugaskan untuk menjemput seperti biasa.Namun dia tidak menemukan mobil van dan anak-anaknya belum terlihat keluar dari gerbang sekolah. Aria melirik jam tangannya gelisah.Gerbang sekolah mulai sepi, namun Aria belum melihat si kembar keluar, termasuk Bibi pengasuh yang menjaga Delin dan Dixon.Aria akhirnya tidak bisa menahan perasaa
“Bagaimana kamu bisa membiarkan orang tak dikenal membawa anak-anakku! Bukankah tugasmu kamu seharusnya mengawasi anak-anak?! Atau kamu seharusnya menghubungiku!” Aria berteriak marah dan panik.Bayang dua anak ayam berdarah terngiang-ngiang dalam kepalanya. dia takut seseorang menculik anak-anaknya.Raut wajah guru itu juga terlihat cemas, namun dia tidak ingin disalahkan karena tanggung jawabnya cukup besar jika sampai seorang murid dari sekolah ini diculik di sekolah.“Nyonya, saya tidak akan mengizinkan murid-murid saya pulang dengan orang asing tanpa pengawasan. Namun pengasuh Anda yang mengikuti pria itu membawa Delin dan Dixon.”“Anda sebaiknya menghubungi pengasuh anak-anak Anda untuk meminta keterangan.”Aria tersadar dan dengan cepat mengambil ponselnya untuk menghubungi Bibi pengasuh dalam kepanikan. Tangannya bahkan bergetar. hatinya penuh dengan ketakutan.Namun Bibi pengasuh tidak bisa dihubungi menambah ketakutan Aria. Dia terus menghubungi Bibi pengasuh, namun tetap di
“Itu mereka ....” kata Aria cemas menunjuk sosok Delin dan Dixon tampak sedang menunggu jemputan di depan gerbang.“Aku tahu, tenanglah ....” kata Dario dengan ekspresi serius mengamati layar komputer.Dia melihat selagi menunggu jemputan, seorang pria mengenakan pakaian kasual hitam dan celana hitam mendekati mereka dan berbicara dengan Bibi pengasuh. Kepalanya tertutup sebuah topi yang menyembunyikan sebagian wajahnya.“Berhenti!” kata Dario memerintah petugas menjeda rekaman.Petugas itu dengan patuh menuruti perintah Dario menjeda rekaman.Raut wajah Dario berubah serius mengamati wajah pria itu.“Perbesarkah.”Petugas memenuhi permintaan Dario men-zoom video rekaman CCTV.Kebetulan wajah pria itu menghadap ke arah kamera CCTV memudahkan mereka untuk melihat wajahnya. Saat pria itu mendongkak sambil tersenyum, mereka bisa melihat wajahnya dengan jelas.Aria mengernyit menatap wajah pria itu ragu-ragu.“Siapa dia? Wajah terlihat familier ....” Dia kemudian menoleh untuk menatap Dar
Dia mengenali Noah sebagai pemain basket terkenal di Capital, tapi tidak menyangka bahwa Noah adalah saudara Dario Clark.Dia ingin memberitahu Aria untuk meminta izin tapi ponselnya kehabisan baterai. Sementara itu Dixon terpesona dengan Noah menerima ajakan traktirannya dan Delin yang bersemangat bertemu dengan pamannya yang lain. Dia tidak punya pilihan lain mengikuti Noah dan si kembar pergi ke sebuah kafe yang tak jauh dari sekolah.“Tuan Muda senang karena Anda adalah pamannya. Dixon penggemar basket dan penggemar Anda. Anda tidak menyangka idola Tuan Muda adalah pamannya sendiri,” kata Bibi pengasuh tersenyum menggoda pada Dixon.Noah menoleh ke arah Dixon dan tersenyum.“Benarkah?”Dixon yang tengah menyantap cake sambil menatap Noah diam-diam tersentak ketika pandangan pria itu bertemu dengan idolanya. Pipi putihnya langsung memerah.Dia menunduk dengan ekspresi malu-malu menyebabkan Delin menggodanya.“Haha, Dixon pemalu! Bibi lihat pipinya memerah.”Dixon menggerutu marah