“Ibu aku dengar tadi kamu memanggil namaku sebelum mengusirku. Bagaimana kamu bisa tidak mengenali aku di detik berikutnya,” balas Aria sarkastis membuat Emily terdiam dengan mulut terbuka.“Dan ....” Aria menoleh ke arah Melissa sambil tersenyum manis.“Aku sudah bertemu Melissa kemarin. Apa dia tidak memberitahumu? Dia bahkan tidak memberitahu pesta keluarga Crowen,” lanjut Aria berpura-pura sedih.Melissa cemberut.“Karena kamu sudah datang, ya datang saja. Mengapa harus membuat drama dan membawa sekelompok orang segala,” cibirnya meremehkan Aria.Karena dia mendapat dukungan Tuan Muda Jones, dia tidak memedulikan pendapat orang lain.Stefan menatapnya tajam, memperingatinya agar tidak berkata macam-macam sebelum mengalihkan pandangannya pada Aria.“Aria, karena kamu sudah datang bersama ibumu. Nanti kita bicara lagi setelah pesta selesai. Kami sangat gembira kamu akhirnya muncul setelah tujuh tahun menghilang.” kata Stefan tersenyum hangat dan gembira menatap Aria dengan penuh ker
Stefan menggeram meronta dengan marah. Ketika pandang tak sengaja bertemu Aria, kebencian di hatinya berkobar dan dia menerjang Aria. Namun para polisi menahan tubuhnya dengan kuat. “Aria Crowen, apa yang kamu lakukan pada ayahmu! Apa kamu ingin membuat ayahmu di penjara!” Serunya meraung marah. Aria menatapnya tanpa ekspresi. “Ayahlah yang membuat kejahatan, mengapa kamu menyalahkan aku? Bukan aku yang menggelapkan dana perusahaan, melakukan suap, menghindari pajak dan memanipulasi harta peninggalan ibu,” Dia balik bertanya dengan dingin. Stefan terdiam tidak bisa berkata-kata. Wajahnya pucat pasi. Dia memelototi Aria dengan marah “Ini tidak akan terjadi kamu ....” Stefan tidak berani melanjutkan kalimatnya. Sama saja dengan dia mengaku kejahatannya. “Kamu yang membawa polisi untuk menangkap ayahmu. Aria betapa teganya kamu pada ayah kandungmu!” serunya dengan keras. Aria tersenyum dingin. “Kalau begitu aku akan bertanya wahai ayah kandungku,” ujarnya menekan kata ‘ayah kandun
Pesta perayaan kerja sama perusahaan Quin dan JS Corporation berakhir begitu Stefan di bawa oleh polisi. Melissa pergi dengan cepat dari pesta dengan rasa malu karena cemoohan para tamu. Sementara Carter menangkan keluarganya dan para tamu sebelum mengakhiri pesta. Aria mengabaikan bisik-bisik para tamu. Ada yang memujinya baik karena mengungkap kejahatan ayahnya, namun ada yang menyindirnya karena membawa langsung polisi untuk menangkap ayah kandungnya dan menghancurkan pesta yang tadinya megah. Aria keluar dari aula pesta dengan anggun tanpa menatap siapa pun. Ponselnya berdering. Aria mengelurkan ponselnya dan melirik nama Dixon meneleponnya. Dia menatap ke sekeliling melihat para tamu keluar dari pesta sambil berbisik-bisik menatapnya. Aria menjauh dan mencari tempat yang sepi untuk menjawab panggilan putranya. “Halo Dixon ....” “Ibu, kapan kamu pulang?” suara Dixon sediki menengakan hati Aria yang tegang karena kejadian di pesta. Dia mengendurkan pundaknya yang kaku dan me
Setelah mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya mencumbu leher jenjang nan putih Aria. Sementara tangannya menggerayangi tubuhnya di mana-mana membuat Aria memerah malu dan panik.Aria memejamkan matanya dan mengerang. Dia menggelengkan kepalanya putus asa berusaha dengan sekuat tenaga mendorong pria di atas tubuhnya dengan tangan satunya yang tidak dicengkeram Dario. Namun usahanya sia-sia karena tubuhnya tidak bisa melawan kekuatan Dario.Dario menggeram dengan napas berat dan menarik gaun Aria yang tersisa lepas dari tubuhnya.“Dario Clark!” Aria berteriak panik dan menendang-nendang udara saat tubuhnya setengah telanjang di bawah tatapan buas pria itu.Dario menunduk dengan tatapan menggoda menatap wanita di bawahnya.“Hmm, aku di sini sayang. Apa yang kamu inginkan?” Dia menundukkan kepalanya dan menanamkan ciuman di atas belahan dadanya dengan lidahnya yang panas sambil memisahkan kaki Aria hingga mengangkanginya.Bukti tanda gairah yang mengeras di balik celananya menggosok b
Sinar matahari menyusup melalui celah-celah tirai jendela jatuh di atas kelopak mata yang terpejam wanita itu. dia mengerjapkan matanya sebelum membuka matanya perlahan.“Ugh ....” Aria mengerang merasa sakit di seluruh tubuhnya. Dia perlahan bangun dan sekali lagi mengeluh merasakan sakit di bagian tubuhnya di mana-mana. Dia mengerjap mata sebelum membelalak lebar menatap kosong ke depan. Ingatan semalam membanjiri kepalanya. Aria menunduk melihat kondisi tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Tubuhnya bagian depannya agak mengenaskan, penuh dengan tanda-tanda kecupan dan memar, terutama di bagian dadanya menunjukkan betapa ganas percintaan yang dia lakukan dengan Dario semalam. Wajah Aria memerah mengingat betapa liar. Dia seperti binatang buas yang belum mencicip daging selama bertahun-tahun.Aria dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia menggertakkan gigi dan melirik ke sebelahnya.Sosok pria tampan berbaring telungkup di sebelahnya. Selim
Delin menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan saudara kembarnya. Dia meraih tangan Aria dan menatap ibunya dengan tatapan khawatir.“Ibu, tidak ada yang melukai ibu kan?”Aria terharu dengan kekhawatiran anak-anaknya dan merasa bersalah dalam hati. Jika bukan si bajingan Dario Clark, dia tidak akan meninggalkan anak-anaknya dan membuat mereka mencemaskan semalam hingga tidak bisa tidur.Dia kemudian berjongkok dan memandang wajah si kembar.“Maafkan ibu tidak kasih kabar. Ibu ....” Aria berhenti sejenak untuk memikirkan alasan untuk membohongi anak-anaknya.“Salah satu toko ibu perhiasan Ibu bermasalah. Saat itu Ibu panik dan tidak sempat memberi kabar. Maaf Ibu sudah membuat kalian khawatir ....” Aria mengusap pipi Delin merasa bersalah karena sudah membohongi mereka. Tapi lebih baik daripada membuat si kembar semakin khawatir jika mendengarnya dilecehkan oleh ayah mereka.“Syukurlah jika Ibu baik-baik saja.” Dixon dan Delin menghela napas lega setelah mendengar alasan Aria.“Tapi
Delin awalnya cemberut habis dicemooh saudara kembarnya, langsung berubah cerah mendengar kata-kata Dixon.“Benar, Delin juga mau tidur bareng Ibu! Sudah lama Delin tidak tidur bersama Ibu. Ibu, Delin juga mau tidur bareng,” rengek gadis kecil mengayun-ayunkan tangan Aria.Aria tersenyum kecil. Suara anak-anaknya berbicara seperti kicauan burung yang menenangkannya.“Baiklah, setelah sarapan kita akan tidur bareng. Ibu juga tidak akan ke toko.”“Yeeee asyik ....” Delin berseru gembira sementara Dixon tersenyum kecil.Aria tersenyum. Anak-anaknya mampu membuatnya lupa dengan segalanya, masalah keluarga Crowen dan bajingan Dario Clark.....Sorenya Aria membawa si kembar ke kantornya. Anak-anak tidak bisa tinggal terus di rumah saat mereka tidak bersekolah. Aria belum berencana memasukkan mereka ke sekolah di Capital.Aria tidak mengkhawatirkan Dario akan mencarinya karena melarikan diri dari hotel. Dia tidak akan menghubungkan Aria Crowen dengan Miss Quinzy dari keluarga Garrett.Saat
Pintu ruang kerjanya terbuka dan si kembar menerobos masuk diikuti pengasuh di belakang.“Bu ... ayo makan malam!” Delin berlari ke kursi Aria.“Jangan bekerja lagi, Delin lapar~” rengeknya manja.Dixon tidak menghentikan adiknya dari mengganggu ibu mereka kerja.“Ah, baiklah, kebetulan Ibu juga sudah selesai bekerja.” Aria tersenyum bangkit dari tempat duduknya dan meraih tangan Delin.“Kalian ingin makan di luar atau rumah?”“Aku ingin masakan Ibu.” Dixon tiba-tiba berkata dan menatap Aria dengan penuh harap.Aria merasa bersalah melihat tatapan putranya. Dia sudah berjanji semalam akan memasak untuk mereka namun dia tidak jadi karena gangguan dari Dario.“Oke, mari kita belanja bersama di pasar.”Mata si kembar berbinar antusias menemai ibu mereka belanja di besar.Kemudian Aria meninggal toko dan pergi bersama si kembar ke pasar untuk belanja bulanan.Sepanjang hari Dario masih tidak mencarinya membuatnya lega. Dia menghabiskan waktu bersama anak-anaknya dengan damai tanpa memikir