Di sebuah ruang keluarga, terlihat tiga orang tampak tengah berdebat. “Melissa, coba bujuk Carter lagi untuk berinvestasi di perusahaan kita.” “Ayah, Carter sudah cukup repot menjaminmu keluar dari penjara dan menderita kerugian dari investasi dulu! Aku tidak bisa menuntutnya untuk menyuntik dana lagi!” Seru Melissa geram. “Melissa, Perusahaan Quin sedang krisis Carter selalu mendengarkanmu. Dia pasti mau membantumu jika kamu membujuknya lagi.” “Aku sudah coba ayah, tapi keluarga Jones tidak akan membiarkan aku membujuk Jones! Mereka merendahkanku dan mengancam akan membatalkan pernikahanku dengan Carter!” seru Melissa panas. Stefan berdecak di sofa, sangat tidak puas mendengar ucapan Melissa. “Jadi apa yang harus kita lakukan? Apa kamu ingin membiarkan perusahaan Quin bangkrut? Jangan lupa kamu akan mewariskan Perusahaan Quin.” Melissa menyilangkan tangannya cemberut di dadanya. “Aku juga tidak ingin itu terjadi ayah. Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk membujuk Cart
“Kamu yang membuat masalah, kamu yang menyelesaikannya! Melissa sudah cukup mengeluarkanmu dari penjara tapi alih-alih berterima kasih kamu malah ingin menjual putrimu untuk investor!”“Kami bahkan tidak mendapat 20% harta Delia! Kamu menghabiskan uangmu untuk para wanita jalangmu dan anak harammu!! Jangan pernah mengancam Melissa dengan hak pewaris! Jika kamu ingin Melissa mempertahankan perusahaan, kamu harus mundur jabatanmu dan serahkan pengurusan Perusahaan Quin padan Melissa!” serunya geram.Ekspresi Stefan sangat gelap mendengar kata-katanyaMelissa tersenyum sinis menatap ayahnya.“Ibu benar. Ayah, aku tidak akan membantu dengan suka rela lagi. Kamu harus mundur dari jabatanmu dan serahkan semuanya padaku. Jika ayah ingin terus mempertahankan jabatan di tengah kasus penggelapan dana perusahaan, para pemegang saham akan menarik saham mereka dan kamu hanya akan membuat perusahaan bangkrut.”“Semua orang sudah tahu perbuatan Ayah dan kejaksaan sedang mengawasimu. Carter tidak aka
"Selama aku masih hidup, tidak akan bisa merebut semua milik keluarga Crowen, perusahaan Quin dariku!” seru Stefan menatap Melissa dengan permusuhan.Dia tidak melihat Melissa sebagai putri kandungnya, melainkan musuhnya yang ingin mengambil hartanya.Dua puluh tahun dia memperjuangkan mengangkat keluarga Crowen ke masyarakat kelas atas dan merendahkan diri di depan Delia untuk mendapatkan kekayaan serta perusahaan Quin. Dia tidak akan menyerahkan semua itu pada ibu dan anak tidak tahu diri itu.Melissa terkekeh.“Ayah, kamu bahkan bisa memanipulasi hak kepemilikan harta Delia Garrett. Menurutmu aku tidak bisa melakukan hal yang sama?” ujarnya menatap Stefan dengan tatapan mengejek.“Kamu berani—?!” Stefan tidak bisa menahan provokasi Melissa dan berdiri mengambil asbak di atas meja hendak melemparkannya pada Melissa.Ekspresi Emily gelap, dia berdiri di depan Melissa untuk melindunginya dari Stefan.“Stefan jangan berani-berani menyakiti putriku!”“Minggir kamu sialan!” Stefan mendor
Setelah mendengar kabar itu Melissa dan Emily bahkan lebih tidak peduli. Mereka mendesak Stefan untuk cepat-cepat memproses dokumen penyerahan hak perusahaan pada Melissa.Mereka tidak sabar ingin mengambil perusahaan Quin dan harta peninggalan Delia yang masih digenggam Stefan setelah dia mati.Hati Stefan semakin hancur melihat perlakuan istri dan putrinya. Bahkan wanita simpanan dan anak haramnya mulai mengklaim Stefan untuk mendapat bagian mereka. Semua berperilaku seolah Stefan akan mati.Dari kejadian ini Stefan bisa melihat wajah munafik orang-orang yang perlakukan dengan baik dan manjakan. Tidak ada yang benar-benar tulus mengkhawatirkannya, bahkan istrinya yang sudah hidup selama dua puluh tahun bersamanya tidak sabar menunggunya mati....Apa yang terjadi di keluarga Crowen sudah diketahui oleh Aria.Aria duduk di kantornya membawa laporan yang dibawa Jenny apa yang terjadi di keluarga Crowen. Dia telah membeli seorang pelayan di keluarga Crowen untuk memata-matai keluargany
Aria tampak berubah sejak pindah di Capital. Dia tampak dingin dalam berurusan dengan ayah kandung dan adik tirinya.“Apa kamu mengerti?”Jenny mengangguk dengan ekspresi hormat sebelum kemudian menatap Aria dengan ekspresi ragu.“Tapi bagaimana dengan Stefan? Dokter mengatakan dia menderita serangan jantung. Stefan Crowen bisa saja menggunakan penyakitnya untuk menghindari Kasus penggelapan dananya akan tertunda dan dia tidak akan mudah mengirimnya ke penjara lagi.”“Tidak perlu terburu-buru. Masih ada waktu untuk mengirim ke penjara. Biarkan dia melihat wajah munafik orang-orang yang dia perlakukan dengan baik setelah membuang ibu, aku dan Ramus,” balas Aria dengan ekspresi gelap.“Jangan khawatirkan tentang penyakit jantungnya. Orang jahat akan hidup lebih lama. Jika pun dia mati sebelum membusuk di penjara, anggap saja itu adalah takdirnya.”Jenny berkedip menatap wajah cantik Aria yang acuh tak acuh mengatakan hal yang tidak berperasaan seperti itu tentang ayah kandungnya.“Baik
“Delin ingin pergi ke taman bermain dan aku ingin bertemu Ibu.”“Kalau begitu ajaklah pengasuh ke taman bermain sebelum menemui Ibu di toko. Maaf ibu tidak bisa pergi bersama kalian.” Aria berkata menyesal sambil menatap buku sketsanya.Ada klien penting yang harus ditemui hari ini. dia tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak-anaknya.“Tidak apa-apa. Aku tahu Ibu sibuk.” Dixon berkata penuh pengertian.Aria tersenyum sambil berkata, “Ibu akan cepat menyelesaikan pekerjaan Ibu dan menemani kalian ke taman bermain, okey.”Dixon menganggukkan kepalanya.“Oke, kami akan menunggu Ibu.”“Baik-baik ya sayang, Ibu sayang kalian.”“Aku juga sayang Ibu.”Setelah mengobrol beberapa saat Aria mengakhiri panggilannya dan mengalihkan pandangannya pada Jenny yang masih ada di kantornya.“Jenny, kamu tidak perlu menemaniku bertemu klien. Pergilah untuk menemani anak-anakku ke taman bermain. Aku akan lebih tenang jika kamu juga ikut menjaga mereka.”Meski ada pengasuh, Aria masih tidak
Setelah menemani Delin di taman bermain, mereka akhirnya mereka pulang. Aria tidak bisa datang menemani mereka karena kliennya penting mengajaknya makan malam.Di dalam kamar mandi, usai mandi Dixon menarik sebuah bangku sebelum naik untuk menatap cermin wastafel di depannya. Dia terdiam menatap refleksi wajahnya di cermin di depannya.Dia meraba-raba wajah kecilnya dan tidak melihat kemiripan wajahnya dengan ibunya. Kadang dia mendengar komentar pelayan di sekitarnya bahwa dia sama sekali tidak mirip dengan ibunya. Jika keluarga Garrett tidak melihatnya dilahirkan oleh Aria, mereka ragu Dixon adalah putranya.Dixon diingatkan dengan sosok pria tampan yang dilihatnya di layar papan iklan di pusat kota.Dario Clark, CEO Clark Corporation.Dixon tidak pernah berharap akan bertemu dengan ayah kandungnya. Dia bahkan tidak tahu seperti apa wajah ayah kandungnya.Ketika melihat wajah pria itu sangat mirip dengannya, jauh di lubuk hati kecilnya Dixon berharap pria itu adalah ayah kandungnya
“Dixon apa yang kamu lakukan di ruang kerja Ibu?” Aria terkejut melihat putranya berada di ruang kerjanya.Dixon menyilangkan tangan kecilnya di punggungnya, meremas foto di tangannya sambil tersenyum gugup menatap ibunya.“Aku sedang menunggu Ibu,” ujarnya sambil tersenyum manis untuk menutupi kegugupannya. Dia merasa bersalah sudah berbohong pada ibunya.Aria sama sekali tidak curiga dan membungkuk untuk mengelus rambut Dixon merasa bersalah karena tidak bisa menepati janjinya untuk menemani anak-anaknya.“Maaf, Ibu tidak bisa menemani kalian jalan-jalan.”Dixon menggelengkan kepalanya masih dengan senyum manis di wajahnya.“Tidak apa-apa kok. Aku tahu ibu sangat sibuk.”Aria justru semakin merasa bersalah mendengar ucapan Dixon. Dia tidak menyadari perilaku ganjil Dixon tanpa menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.“Ibu sungguh minta maaf ....” kata Aria sesaat sebelum tersenyum cerah pada putranya.“Tapi Ibu punya kabar baik untuk kamu dan Delin.”Dixon mengangkat alis pen