Regina tegang dan menatap ayahnya dengan mata melebar panik.“Ayah, jangan bilang kamu ingin aku menggoda Tuan Aaron?”“Benar!”“Tapi Ayah ... aku tidak bisa melakukan ini .....” Regina tergagap panik. Dia tidak ingin merendah dirinya menggoda Tuan Aaron yang bahkan tidak dikenalnya. dia tidak tahu pria itu masih muda atau setua ayahnya.Harion menatapnya tajam.“Kamu lebih suka menikah dengan Tuan Smith?” desis Harion dingin.Regina terdiam selama beberapa saat menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Pundaknya merosot dengan kekalahan.Harion tidak peduli dengan keberatan Regina dan berkata dingin, “Kamu masih ingat janjimu beberapa hari yang lalu akan melakukan apa pun untuk membantu keluarga kita.”Regina mengangguk pelan. Dia tidak punya pilihan di keluarga ini dan hidupnya diatur oleh orang tuanya.Harion mengangguk dengan puas melihat kepatuhannya.“Lakukan apa pun untuk mendapatkan kerja sama bisnis dengan Tuan Aaron dengan begitu kita tidak perlu melanjutkan pernikahan denga
Sementara itu di tempat lain, dua orang pria tengah duduk di sofa mahal dalam kantor. Dokumen kerja berserakan di atas meja menanda kedua pria itu sedang membahas kesepakatan bisnis.Salah satu pria itu melirik asistennya yang menutup panggilan telepon.“Dari siapa?”Wendy, nama asisten Aaron berkata memberitahu bosnya. “Perwakilan dari Hadley Corporation baru saja menghubungi saya Tuan. Tapi sesuai dengan instruksi Anda, saya menolak panggilan mereka.”Bibir Aaron tersenyum mencemooh sebelum melirik pria di depannya.“Tampaknya Tuan Harion belum menyerah juga. Apa dia belum mendapat Tuan Smith? Bukankah dia sudah menjual putrinya untuk secuil investasi dari Tuan Smith?” ujarnya dengan penuh penghinaan.Dixon tidak mendongak dari dokumen di tangannya dan berkata dingin.‘’Seolah kamu tidak mengenal Tuan Smith saja, pria tua suka mempermainkan orang. Apalagi jika tikus sekarat seperti Harion. putrinya tidak bisa memberi jaminan untuk membuatnya mengeluarkan banyak uang demi perusahaan
Regina mengepalkan tangannya mendengar penghinaan dari pria di ujung telepon. Jika tidak mengingat situasinya sangat mendesak, dia memutuskan panggilan ini.“Tuan Aaron, tolong jangan menghina saya. Saya menghubungi Anda dengan proposal kerja bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan kita.” Regina berkata dengan gigi terkatup.Aaron tersenyum mengejek.“Oh benarkah? Bagaimana kamu akan meyakinkan aku bahwa proposalmu akan menguntung bagiku, apakah kamu mengenakan gaun merah seksi yang kamu kenakan di pesta Tuan Smith untuk meyakinkan aku agar mau bekerja sama?”Regina mati-matian menahan amarahnya agar tidak membentak pria itu. dia merasa sangat terhina dengan kata-kata pria itu.“Tuan Aaron, bagaimana Anda mengenalku?”Aaron bersandar di sandaran sofa sambil melirik temannya. Perhatian Dixon sepenuhnya tertuju padanya dengan sebelah alis terangkat.“Tentu saja aku mengenalmu. Hampir semua orang mengenalmu sebagai putri yang akan dijual oleh Harion Hadley untuk mengemis investasi pada
Sam mengangkat alisnya bingung dan ingin tahu.“Apa yang akan kamu lakukan Tuan?” dia segera menutup mulutnya ketika mendapat tatapan tajam dari sang bos. Bukan tempatnya untuk menanyakan rencana bosnya.Dixon berdiri sambil memperbaiki jasnya.“Bereskan berkas ini dan siapkan mobil untuk pertemuan dengan Tuan Kelly.” ujarnya memerintah Sam sebelum berjalan meninggalkan kantornya.Sam mengangguk dan membereskan berkas kerja sama dengan perusahaan JS Corporation.Tiba-tiba Dixon berhenti dan berbalik menghadap sekretarisnya.“Di mana pertemuannya?”Sam segera membuka gadgetnya.“Di restoran hotel Beach Tuan.”Dixon mengerutkan keningnya sebelum memerintah Sam untuk mengubah tempat pertemuannya.“Ubah pertemuan di restoran Moonlight.”Sam tersentak.“Tapi Tuan, Tuan Kelly sudah membuat reservasi di hotel Beach karena Tuan Kelly baru tiba di hotel Beach dan ingin pertemuan diadakan di restoran hotel.”Raut wajah Dixon tampak tidak peduli.“Maka ubah saja pertemuan atau batalkan saja. Buk
Dia membuang napas untuk meredakan ketegangan di tubuhnya ketika dia sudah sendirian di ruang itu sambil jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.Dua jam kemudian dia menatap kosong jam tangannya. Matanya mulai memanas mencengkeram dokumen di tangannya. Sudah dua jam, namun Aaron masih belum datang. Dia sudah mencoba menghubungi pria itu maupun nomor asistennya namun tak satu pun yang menjawab panggilannya.Regina mencoba bertahan. Dia takut jika pergi dari sini, dia akan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Aaron. Kerja sama akan hilang dan dia akan menikah dengan Tuan Smith.Regina tersenyum getir. Satu jam sudah berlalu dan Tuan Aaron belum kunjung datang. Pria itu jelas mempermainkannya.Regina menundukkan kepalanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Apa tidak ada harapan untuknya? Dia harus menikah dengan Tuan Smith dan menderita seumur hidupnya?Pintu di ketuk. Regina mendongak dengan penuh harapan berharap Tuan Aaron sudah datang. Namun sayang
Dixon sungguh menyelinap ke toilet perempuan dan mengunci pintu ketika gadis itu tidak sadar. Regina cemas dan ingin berlari menjauhi pria itu. Namun tidak ada jalan keluar dari toilet itu selain pintu yang di halangi pria itu. Regina marah dan pahit. Alkohol tambah membuatnya pusing menambah jelek pada suasana hatinya yang frustrasi dan menumbuhkan keberanian untuk melampiaskan frustrasinya pada pria itun “Tuan Clark, apa ini ajaran keluargamu menyelinap ke kamar mandi perempuan?” Dia menyindir marah. Wow alkohol sungguh membuatnya berani. Sudut bibir pria itu terangkat menatapnya dengan ekspresi penuh minat. “Beberapa hari tidak bertemu, kamu sudah menjadi berani.” Regina menatapnya dingin. “Tuan Clark, bukankah kamu mengatakan agar kita tidak bertemu? Tapi yang aku temukan kamu menyelinap ke toilet perempuan,” ujarnya mencela dengan berani. “Kamu tidak bermaksud bertemu denganku, kan?” “Apa yang membuatmu begitu percaya diri?” Dixon mengangkat alis menatapnya dengan senyu
“Apa pun yang aku lakukan bukan urusan kamu! Apa begitu menyenangkan menginjak-injak hidup orang lain?! Kamu pasti bersekongkol dengan Tuan Aaron untuk mempermainkan aku dan merendahkan aku! Apa itu menyenangkan bagimu, melihatku menyedihkan!” bentaknya dengan mata mulai berair. Dia mendorong pria itu dengan marah agar menyingkir dari pintu.Tubuh pria itu berat dan bahkan tidak bergeming ketika dia mendorongnya.Regina marah dan frustrasi. Dia sangat ingin menangis.“Mengapa kamu tidak bisa meninggalkanku sendiri! Mengapa kamu selalu merendahkan dan menginjak-injakku!” Dia membentak pria itu.Pria itu pasti bersekongkol dengan Tuan Aaron. Dia pasti mengetahui pertemuannya dan menertawakannya karena dibiarkan menunggu selama tiga jam.Air mata mulai mengalirkan di pipinya saat menatap Dixon tatapan penuh kebencian.Pria itu bergeming dan acuh tak acuh. Dia sungguh pria berhati dingin, batin Regina menggertak gigi dan terisak.“Jika bukan karenamu, ayahku tidak akan membuangku dan per
Regina membeku. Matanya membelalak menatap Dixon terkejut. Mulutnya terbuka-tutup seolah ingin mengatakan sesuatu, namun tidak ada yang keluar dari mulutnya.Setelah beberapa saat dalam keterkejutan, Regina berteriak tidak dengan kengeriannya seolah dia akan menikah dengan iblis.“Me-menikah?! Apa kamu sudah kamu gila?!”Dixon menatapnya tajam.“Aku tidak bercanda Nona Hadley,” balasnya dingin.Regina tergagap belum bisa menerima lamaran mendadak dan mengejutkan dari pria itu.“Ta-tapi ... menikah? Itu tidak masuk akal!”“Mengapa tidak masuk akal?” Dixon merendahkan tubuhnya menatap gadis itu dengan ekspresi tertarik membuat wajahnya yang tampan sangat menarik.Regina memerah sesaat dan memalingkan wajahnya gugup. Keningnya berkerut memikirkan alasan untuk menjawab pria itu.“Kamu dulu adalah kekasih kakakku, hubungan kalian sangat dalam dan hampir menikah jika saja Kak Freya tidak melarikan diri.” Regina merasa perasaan yang tidak nyaman di hatinya ketika mengucapkan kalimat itu.Dia