Regina membeku. Matanya membelalak menatap Dixon terkejut. Mulutnya terbuka-tutup seolah ingin mengatakan sesuatu, namun tidak ada yang keluar dari mulutnya.Setelah beberapa saat dalam keterkejutan, Regina berteriak tidak dengan kengeriannya seolah dia akan menikah dengan iblis.“Me-menikah?! Apa kamu sudah kamu gila?!”Dixon menatapnya tajam.“Aku tidak bercanda Nona Hadley,” balasnya dingin.Regina tergagap belum bisa menerima lamaran mendadak dan mengejutkan dari pria itu.“Ta-tapi ... menikah? Itu tidak masuk akal!”“Mengapa tidak masuk akal?” Dixon merendahkan tubuhnya menatap gadis itu dengan ekspresi tertarik membuat wajahnya yang tampan sangat menarik.Regina memerah sesaat dan memalingkan wajahnya gugup. Keningnya berkerut memikirkan alasan untuk menjawab pria itu.“Kamu dulu adalah kekasih kakakku, hubungan kalian sangat dalam dan hampir menikah jika saja Kak Freya tidak melarikan diri.” Regina merasa perasaan yang tidak nyaman di hatinya ketika mengucapkan kalimat itu.Dia
Dixon mengusap air mata yang mengalir di pipi gadis itu dengan jemarinya sebelum menjulurkan lidahnya merasakan air matanya.“Pikirkan baik-baik apa yang terbaik untukmu. Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk memikirkannya, jika kamu setuju dengan penawaranku, kamu menghubungiku kapan saja.”Regina membuka matanya yang memerah menatap pria itu dengan tatapan kosong.“Tuan Clark ....” Dia memanggil pria itu dengan tenang seolah dia sudah membuat keputusan.Dixon tersenyum kemenangan.“kamu sudah memutuskannya? Aku tidak mengira kamu begitu cepat membuat keputusan—“Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba dia merasa rasa sakit tajam di selangkangannya.Wajah tampan itu berubah warna dari pucat ke ungu. Dia segera mundur sambil memegang area selangkangannya dan menatap Regina dengan tatapan tidak percaya dan amarah.Regina terlihat tenang, sama sekali tidak terlihat bersalah usai menendang akar pria itu.“Maafkan saya Tuan Clark, kuharap aku tidak merusak ‘akar’mu dan membuatmu
Aaron masih terkenang menemukan Dixon hampir dibuat impoten oleh seorang wanita dan tidak bisa berhenti terkekeh menggoda temannya ketika mereka meninggalkan restoran Moonlight. Dia tidak sabar menceritakan kejadian menarik ini pada Delin.“Jika kamu berani memberitahu Delin, jangan bermimpi mendapat anggur tahun 1892 dariku,” ujar Dixon seolah bisa membaca pikiran temannya. Dia meliriknya dari ujung matanya dengan tajam.Senyum di wajah Aaron hilang di gantikan ekspresi tidak senang.“Hei, kamu tidak bisa melakukan itu! Kita sudah membuat taruhan dan aku yang memenangkannya,” Aaron berkata geram.“Aku sudah memberitahu pamanku akan menghadiahkannya wine tahun 1892!” dia berkata cemas tampak akan mencekik temannya jika dia berani menyembunyikan wine tersebut darinya.“Maka tutup mulutmu.” Dixon berkata tak peduli dan memanggil bertender memesan vodka seperti biasa.Aaron menggerutu tidak membahas kejadian di toilet perempuan. Tapi dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.“Tapi Dixon
Regina mengerang kesal, sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Dia mengambil bantal dan melempar ke arah jam weker menyebabkan benda itu terjatuh ke lantai dan berhenti berdering.Mungkin rusak, pikir gadis itu kembali hanyut ke dalam mimpinya dan memimpikan pria berwajah tampan yang memojoknya di toilet. Suara seraknya yang maskulin mendesis mengancam untuk menikah dengannya.Mata gadis tiba-tiba terbuka lebar, kantuknya seketika lenyap. Dia meringis dan mencoba duduk. Pening menghantamnya seolah palu gondam memukul kepalanya. Regina mengerang membenamkan wajahnya di bantal berharap sakit kepalanya mereda. Dia bersumpah tidak akan minum alkohol lagi. Kilasan kejadian semalam membuatnya semakin membenamkan wajahnya di bantal dan berharap menghilang dari muka bumi.Bagaimana dia bisa begitu berani menendang Dixon Clark, orang yang bahkan ditakuti oleh ayahnya. Regina terlalu takut bangun dan menghadapi konsekuensi dari tindakannya.Regina mencengkeram rambutnya dan mengumpat memukul kep
“Kamu sudah menemui Tuan Aaron semalam?”Regina tegang sebelum menundukkan kepalanya. tangannya saling meremas di atas paha mencoba menenangkan kecemasannya.“Ya, Ayah,” jawabnya dengan suara pelan memejamkan mata merasa bersalah sudah berbohong.Harion mengangguk dengan ekspresi puas.Regina melirik ke sana kemarin gelisah berpikir bagaimana menjawab pertanya Harion.Mata Harion menyipit menatap putrinya yang terlihat gelisah dan tidak segera menjawab.“Regina, bagaimana hasil pertemuanmu dengan Tuan Aaron?” Dia bertanya sekali lagi dengan suara agak keras.Regina mendongak menatap ayahnya lemah.“Tuan Aaron tidak memberi jawaban yang jelas ayah. Dia baru datang setelah membuatku menunggu selama tiga jam.”“Lalu?”Regina semakin gelisah sebelum menatap ayahnya dengan ekspresi ragu-ragu.“Tuan Aaron ingin aku datang ke kantornya ingin meninjau kerja sama yang kita tawarkan.” Setelah mengatakan itu, Regina menggigit bibir bawahnya gelisah atas kebohongannya.Dia melirik raut wajah ayah
Dalam kecemasannya Regina berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dia kembali menghubungi Tuan Aaron. Jika dia tidak mendapat kontrak kerja sama dengan Tuan Aaron, hidupnya akan tamat.Beruntungnya pria itu tidak sulit dihubungi saat Regina menghubungi nomor pribadinya. Tidak seperti asistennya yang memblokir nomornya.Tuan Aaron mempersulitkan atau menghinanya seperti yang dia lakukan kemarin.“Nona Regina, aku minta maaf karena sudah membiarkan menunggu dan tidak datang dipertemuan kita karena ada situasi yang mendesak hingga melupakan pertemuan kita” Tuan Aaron berkata dengan suara terdengar meminta maaf dengan tulus sedikit melegakan Regina yang berpikir pria itu hanya mempermainkannya dan bersekongkol dengan Dixon Clark.Regina tidak memedulikan bagaimana hubungan Dixon dan Tuan Aaron. Jika akan melakukan apa pun untuk mendapatkan kontrak kerja sama dengan JS Corporation.“Tuan Aaron, itu tidak masalah. aku mengerti Anda sangat sibuk. Aku berharap bisa mengatur pertemuan lagi dengan
Dixon mengerutkan keningnya menatap Aaron dingin.“Jangan menceramahiku Aaron. Dan sejak kapan kamu menjadi begitu baik hati setelah banyak wanita yang hancurkan karena sikap brengsekmu.”Aaron tersedak cappucino-nya sebelum buru-buru berkata membela dirinya.“Itu berbeda. Aku tidak memaksa para wanita itu, mereka dengan senang hati melemparkan diri padaku. Aku tidak pernah memaksa mereka jatuh dalam pesonaku,” dia berkata dengan percaya diri.“Nona Regina sebaliknya lebih menyedihkan. Dia putri dari keluarga kaya yang terhormat dan menjalani hidupnya tanpa menyinggung orang lain. Namun hidupnya menyedihkan karena punya ayah seperti Harion Hadley, bajingan egois itu yang tidak memikirkan apa pun selain menjual putrinya untuk mendapat kekayaan.” Dia kemudian melirik Dixon sebelum berkata dengan desahan menyedihkan.“Dan ada seorang bajingan yang ingin balas untuk mendapatkan kembali kekasihnya yang kawin lain dengan pria lain.”“Sudah cukup ocehanmu Johnson?” Dixon berkata dengan suara
Regina tiba dalam dua puluh menit di lokasi kafe yang disebutkan Tuan Aaron. Ketika dia bertanya pada pelayan, pelayan segera mengantarnya ke ruang privat di mana Tuan Aaron sudah menunggunya. Dia tiba-tiba berhenti dan tegang berpas-pasan dengan sosok pria yang sangat dikenalnya.Pria menyadari keberadaan Regina dan berhenti di depannya. Tangannya di masukkan ke dalam saku celananya dan menatap penampilan Regina dari atas ke bawah.“Nona Hadley, kamu ingin bertemu dengan Aaron?” Sudut bibirnya terangkat ketika dia mengatakan itu.“Pakaianmu hari ini cukup sopan dibandingkan dengan tadi malam,” ujarnya dengan nada mencemooh.Regina menggertak gigi pahit sambil menundukkan kepalanya tidak ingin menanggapi pria itu. dia berjalan melewatinya dengan cepat.Lengannya tiba-tiba di tangkap oleh pria itu membuatnya tersentak karena kontak fisik mereka.Dixon menarik lengannya agar berbalik menatapnya.“Regina Hadley, kusarankan saja kamu menyerah dan jangan membuang-buang waktumu bernegosiasi