“Kevin ....”Pria itu tersenyum menatap Aria dengan kilau kerinduan di wajahnya.“Sudah tujuh tahun kita tidak bertemu, kamu semakin cantik.”“Aaa ... terima kasih.” Aria tersenyum agak kaku dan mengalihkan pandangannya.“Dan kamu tampaknya tidak banyak berubah,” ujarnya melirik penampilan Kevin.Dia mengenakan pakaian santai sweater cokelat dipadukan mantel putih susu yang membungkus bahu kekarnya alih-alih setelan kerja membosankan yang selalu dikenakannya.Wajahnya yang tersenyum sangat berbeda dengan tujuh tahun yang lalu. Kevin yang tujuh tahun yang lalu selalu memasang wajah angkuh dan tanpa ekspresi. Dia tampak agak positif di bandingkan tujuh tahun yang lalu saat dia bersama Melissa.Kevin tertawa kecil sambil mengusap belakang kepalanya“Ya, bagaimana denganmu? Di mana kamu tinggal selama ini? aku tidak pernah melihatmu selama tujuh tahun di Capital.”“Aku tinggal di luar negeri,” balas Aria sopan, dalam hati ingin menghindar pria itu. masa lalu mereka agak tidak menyenangkan
Apa saat dia hamil muda saat tinggal di Capital hamil muda?Tapi Kevin tidak pernah mendengar Aria sudah menikah. Sebuah pikiran aneh melintas di kepala pria itu dia menatap Aria agak rumit. Mulutnya terbuka ingin bertanya tapi kemudian menutup mulutnya.Aria seperti melihat apa yang dipikirkan mantan tunangannya tentang dia dan tidak mencoba untuk menjelaskan. Hanya menatap pria itu dengan tenang menunggu ejekan dan hinaannya.Namun alih-alih menghinanya seperti tujuh tahun yang lalu dia justru tersenyum tulus.“Aku tidak tahu kamu sudah menikah, selamat ya.”Wajah Aria agak kaku. Dia tidak membantah atau mengoreksi ucapan Kevin yang mengira dia sudah menikah.“Ya terima kasih.”Kevin mengalihkan pandangannya pada si kembar sebelum berjongkok di depan mereka sambil tersenyum mengulurkan tangannya di depan Delin.“Halo, aku teman ibumu, siapa nama gadis cantik?”Delin tersipu dipuji oleh seorang paman tampan. Meski tidak setampan ayah dan paman Seth-nya, Kevin adalah orang asing yang
“Omong-omong, keluargaku akan mengadakan pesta untuk perayaan perusahaan dua minggu lagi, apa kamu ingin datang?”“Pesta? Tapi aku tidak mendapat undangannya.”“Aku bisa mengurus itu selama kamu mau datang. Akan kukirimkan undangan padamu.”“Ah, akan aku pikirkan. Aku agak sibuk dengan usaha bisnisku,” balas Aria mengalihkan pandangannya.Sejujurnya dia tidak ingin datang apalagi harus bertemu dengan orang tua Kevin yang dulu dianggap sebagai orang tua kedua baginya. Karena masalah kehamilan Melissa orang tua Kevin mengungkap wajah asli mereka dan menghinanya dengan kejam.Meski Aria ingin melupakan masa lalunya, ada beberapa hal yang tidak bisa dia lupakan. Terutama orang-orang yang dulu sangat dekat dengannya.Aria mengernyit suram mengingat penghinaan dan angkuh orang tua Kevin saat merendahkannya. Sebisa mungkin dia menjauh dari mereka untuk menjauh dari perasaan tidak enak.Kevin tampak tidak mengingat hal itu dan membujuknya untuk datang.“Banyak pengusaha dan rekan bisnisku yan
Melissa tampak terluka melihat ekspresi jijik di mata Kevin.“Meski sudah bertunangan dengan Carter, aku masih belum melupakanmu. Kamu adalah cinta pertamaku yang tidak bisa kulupakan,” ujarnya berpura-pura sedih mendekatinya.Kevin mundur dan mengernyit tidak suka.“Nona Crowen, tolong jaga ucapanmu. Kita semua tahu bagaimana kamu menipuku. Itu membuatku jijik setiap kali mengingatnya,” desis dingin.“Sebaiknya kamu jujur pada Tuan Muda Jones. Jangan menipunya seperti yang kamu lakukan padaku.”Melissa menyingkirkan kepura-puraannya dan menyilangkan tangannya di depan dada tersenyum angkuh.“Bilang saja kamu cemburu pada Carter dan masih memiliki perasaan padaku. Bagaimana pun Carter lebih baik dari pada kamu,” ujarnya tersenyum angkuh.Kevin menatapnya geli dan jijik.“Kamu terlalu berdelusi, tidak semua orang yang termakan rayuan menjijikkanmu menyukaimu dengan tulus,” ujarnya acuh tak acuh.“Lagi pula ....” Kevin melirik Melissa, “Kita tidak tahu apa kamu bisa mempertahankan statu
Seperti yang dikatakan Kevin, beberapa hari kemudian undangan pesta keluarga Derrick dikirimkan ke alamat rumah Aria pada hari minggu. Namun Kevin sendiri yang datang mengantar undangan alih-alih perwakilannya mau pun kurir.“Kamu tidak repot datang sendiri untuk mengantar undangan,” kata Aria mengerutkan keningnya menyambut Kevin di depan rumahnya.Kevin tersenyum.“Kebetulan aku sedang senggang sekalian datang saja. Akan lebih baik aku sendiri yang datang mengantar undangan sebagai bentuk ketulusan sekaligus mengunjungi teman lama,” ujarnya kemudian menyerahkan undangan dan sekeranjang buah.Dia membawa banyak kantong barang bersamanya.“Ah kamu tidak perlu repot-repot ....” kata Aria canggung melihat oleh-oleh yang dibawa Kevin.“Tidak apa-apa, tidak pantas bagiku mengunjungi seorang teman dengan tangan kosong. Tolong diterima,” balas Kevin menatapnya penuh harap.Aria mengusap tengkuknya merasa tidak enak menolak niat tulus Kevin.“Masuklah ....” Aria kemudian menerima barang-bara
Aria mengangguk.“Ya si kembar udah kelas tiga.”“Kelas tiga? Mereka pasti anak-anak yang pintar sampai naik kelas tiga di usai enam tahun.” Kevin menatapnya dengan mulut takjub.Aria tersenyum kecil tampak bangga ada yang memuji anak-anaknya. Dia tidak meragukan kecerdasan Dixon, tapi Delin yang manja dan malas belajar cukup pintar jika dia mau.Anak-anaknya mewarisi kecerdasan ayah mereka Dario Clark. Aria tidak mau mengakui itu.Tidak lama kemudian terdengar suara gaduh dari lantai atas dan suara riang Delin berlari turun dari tangga.“Ibu, Delin dengar ada Paman tampan yang berkunjung!” seorang gadis kecil masih mengenakan piama berlari memeluk Aria sambil memegang boneka beruang kecil.“Delin, kenapa kamu tidak berganti baju,” tegur Aria melihat putrinya masih mengenakan piama.“Maafkan aku Nyonya, Delin berlari ke sini setalah tahu ada tamu yang datang.” Bibi pengasuh menyusul dan meminta maaf pada Aria.Dixon di sebelahnya dengan ekspresi cemberut melirik ke arah Kevin.“Halo a
“Papa!”Tubuh Aria menegang.Dario? kenapa dia di sini? Bukankah Delin bilang dia pergi perjalanan bisnis di luar negeri? Batin Aria bertanya-tanya. Dixon mengerucutkan bibirnya cemberut tidak mengikuti Delin untuk menyambut ayahnya. Dia sebaliknya menatap Kevin dengan tatapan menilai.Sekarang apa yang kamu lakukan di rumahku saat ayahku ada di sini?Dia berharap kedua pria dewasa bertengkar dan membuat marah ibunya.Sudut bibir Dixon melengkung licik. Enak saja mereka mendekati ibunya yang cantik.Kevin mengerutkan keningnya.Papa? Apa yang dia maksud adalah Dario Clark?Kevin menatap Aria dengan tatapan aneh.“Apa dia suamimu?” tanyanya berpura-pura tidak tahu.“Bukan,” balas Aria dingin, kemudian berdiri dan mendekati pintu.Di luar terlihat Dario menggendong Delin yang memeking girang.“Papa, Delin kangen!” gadis kecil itu memeluk leher Dario erat.Dario mencium pipi putrinya dengan penuh sayang.“Papa juga kangen Delin. Papa bawa oleh-oleh dari luar negeri untuk Delin dan Dixon
Namun pria itu tidak memedulikannya dan menatap putrinya dengan senyum miring.“Papa, belum pernah makan di rumah Delin. Apa Delin mau mengajak Papa makan bareng?” dia mengedipkan sebelah matanya pada gadis kecilnya.Delin menyengir sebelum kemudian mengangguk.“Mau, mau, mau. Ibu biarkan Papan makan siang bersama. Delin mau tunjukkan kamar Delin sama Papa.” Dia menatap ibunya dengan tatapan memohon.Aria mencoba tersenyum.“Sayang, papamu harus berangkat kerja. Jangan mengganggunya dan cepat turun dari gendongan papamu. Kamu sudah besar untuk di gendong.”Delin mengerucutkan bibirnya sambil menggelengkan kepala tidak mau turun dari gendongan ayahnya. Dia memeluk leher Dario erat.“Ini hari minggu. Aku tidak ada pekerjaan di hari Minggu,” balas Dario meyakinkannya.Aria menggertakkan giginya menatap dingin.“Aku tidak akan membiarkanmu masuk ke dalam rumahku, bajingan,” desisnya dengan gigi terkatup.Dario mengalihkan pandangannya pada putrinya.“Sayang, ibu menggertak Papa dan tidak
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per