“Papa!”Tubuh Aria menegang.Dario? kenapa dia di sini? Bukankah Delin bilang dia pergi perjalanan bisnis di luar negeri? Batin Aria bertanya-tanya. Dixon mengerucutkan bibirnya cemberut tidak mengikuti Delin untuk menyambut ayahnya. Dia sebaliknya menatap Kevin dengan tatapan menilai.Sekarang apa yang kamu lakukan di rumahku saat ayahku ada di sini?Dia berharap kedua pria dewasa bertengkar dan membuat marah ibunya.Sudut bibir Dixon melengkung licik. Enak saja mereka mendekati ibunya yang cantik.Kevin mengerutkan keningnya.Papa? Apa yang dia maksud adalah Dario Clark?Kevin menatap Aria dengan tatapan aneh.“Apa dia suamimu?” tanyanya berpura-pura tidak tahu.“Bukan,” balas Aria dingin, kemudian berdiri dan mendekati pintu.Di luar terlihat Dario menggendong Delin yang memeking girang.“Papa, Delin kangen!” gadis kecil itu memeluk leher Dario erat.Dario mencium pipi putrinya dengan penuh sayang.“Papa juga kangen Delin. Papa bawa oleh-oleh dari luar negeri untuk Delin dan Dixon
Namun pria itu tidak memedulikannya dan menatap putrinya dengan senyum miring.“Papa, belum pernah makan di rumah Delin. Apa Delin mau mengajak Papa makan bareng?” dia mengedipkan sebelah matanya pada gadis kecilnya.Delin menyengir sebelum kemudian mengangguk.“Mau, mau, mau. Ibu biarkan Papan makan siang bersama. Delin mau tunjukkan kamar Delin sama Papa.” Dia menatap ibunya dengan tatapan memohon.Aria mencoba tersenyum.“Sayang, papamu harus berangkat kerja. Jangan mengganggunya dan cepat turun dari gendongan papamu. Kamu sudah besar untuk di gendong.”Delin mengerucutkan bibirnya sambil menggelengkan kepala tidak mau turun dari gendongan ayahnya. Dia memeluk leher Dario erat.“Ini hari minggu. Aku tidak ada pekerjaan di hari Minggu,” balas Dario meyakinkannya.Aria menggertakkan giginya menatap dingin.“Aku tidak akan membiarkanmu masuk ke dalam rumahku, bajingan,” desisnya dengan gigi terkatup.Dario mengalihkan pandangannya pada putrinya.“Sayang, ibu menggertak Papa dan tidak
Dario mengatupkan bibirnya dengan ekspresi dingin di wajahnya.“Kamu tidak seharusnya di sini,” desisnya mengancam.Kevin masih tersenyum, terlihat lebih ramah dari sebelumnya.“Mengapa? Memangnya kamu siapanya Aria? Suaminya?” balasnya mencemooh.“Siapa yang kamu bilang? Dia bukan suamiku. Aku tidak pernah menikah.” Aria memasuki ruang tamu dengan ekspresi tenang menatap kedua pria yang saling bersitegang.Dario menatapnya dengan ekspresi tidak senang.“Mengapa dia ada di sini?” desisnya menuntut.“Aku yang mengizinkannya masuk.”“Kamu seharusnya tidak membiarkannya masuk dan berinteraksi dengan anak-anak,” desis Dario menahan amarahnya.“Suruh dia pergi dari rumah ini.”Aria mengernyit menatapnya marah.“Ini rumahku dan Kevin adalah temanku. Urusan aku untuk membiarkannya masuk dan berinteraksi dengan anak-anak.”“Aku ayah Delin dan Dixon. Aku tidak suka pria lain dekat dengan anak-anakku. Apa yang mereka pikirkan melihat ibunya dengan pria yang bukan suaminya.”Aria menyipit menata
Seth memperhatikan ketegangan di antara ketiga orang dewasa di ruang tamu.“Apa yang terjadi di sini?” Dia tersenyum ramah menatap Dario dan seorang pria tak dikenal.Ketiga orang dewasa tidak ada yang menjawab pertanyaannya.“Paman Seth!” Dixon berlari menghampiri Seth dan menggenggam kain celananya.“Syukurlah Paman datang. Dua pria itu hampir bertengkar. Mereka menakuti Delin,” ujarnya dengan ekspresi tidak suka.“Oh, begitu?” Seth mengalihkan perhatiannya pada Kevin dengan ekspresi menilai.Kevin balas menatapnya dengan tatapan menilai. Sejujurnya dia cukup terkejut ada pria lain yang dekat dengan Aria, bahkan masuk ke rumahnya seolah dia sudah sering datang.Siapa dia? Apa hubungannya dengan Aria?“Aria, aku tidak tahu kamu punya tamu. Siapa dia? Ini pertama kalinya aku melihatnya” tanya Seth pada Aria sambil tersenyum tanpa melepaskan pandangannya dari Kevin.Aria bergerak tidak nyaman. Identitas Kevin agak spesial sebagai mantan tunangannya.“Dia teman lamaku. Kevin Derrick. Ke
“Tapi kamu jelas sedang bertengkar dengan Dario sebelum aku datang.”“Aku tidak bisa mengendalikan kemarahanku padanya,” balas Aria menggerutu.“Kamu seharusnya dia membiarkan mereka masuk.”“Apa yang kalian lakukan dengan berbisik-bisik dan mengabaikan tamu di sini,” kata Dario tidak senang melihat mereka begitu dekat saling berbisik.Aria cepat mengalihkan pandangannya dan merasa pusing melihat ruang tamunya agak ramai.Tiga pria yang tidak diharapkannya berkumpul dengan saling bermusuhan membuat situasinya jadi canggung. Dia berharap bisa mengusir mereka dan tidak akan menerima lagi mereka bertamu.“Nyonya, makan siang sudah siap.” Seorang pelayan keluar dari dapur menyelamatkan Aria dari situasi canggung.“Ah, baiklah,” kata Aria tersenyum lega.Seth menatap kedua pria lain dengan senyum palsu yang dingin.“Kenapa kalian tidak pergi? Jangan bilang kalian ingin makan siang di sini?”Jika kalian cukup peka, enyalah dari sini.“Kamu berkata seolah Tuan rumah,” balas Dario sinis.“Ari
“Terima kasih untuk makan siang ini Aria,” ujar Kevin ketika Aria mengantarnya keluar.Aria mengangguk dengan senyum sopan.“Jangan lupa untuk datang pesta keluargaku beberapa hari lagi.”“Ya, aku akan ingat.”“Aku berharap pesta keluargamu tidak akan kacau seperti pesta pertunanganmu dulu.” Dario muncul dari belakang Aria dan mencemooh.Kevin menatapnya kesal.Aria meliriknya tajam.“Tuan Clark, jika kamu ingin datang mengunjungi Delin tolong beritahu aku dan aku akan mengantar Delin padamu. Aku harap kamu tidak menerobos masuk ke rumahku lagi.”Setelah mengatakan itu dia berbalik masuk ke dalam rumahnya, melewati Seth bersandar di samping pintu dengan menyilang di depan dada.Hanya tiga pria dewasa di luar pintu saling menatap dengan tatapan tajam. Tidak ada yang beranjak meninggalkan rumah Aria.“Kapan kalian akan pergi?” Seth berkata bosan melihat kedua pria itu belum meninggalkan rumah Aria.“Bagaimana denganmu, mengapa kamu tidak pergi?” Mata Dario menyipit menatapnya tajam.Set
Hotel Beach, pukul tujuh malam.Di aula pesta tempat pesta perayaan keluarga Derrick, Aria memasuki aula dengan tangan menggandeng lengan Seth.Aula tampak ramai dihadiri oleh para tamu dari berbagai eselon kelas atas dan selebriti papan atas. Meski keluarga Derrick tidak setenar Clark dan Jones, keluarga Derrick masih memiliki posisi khusus di masyarakat kelas atas.Aria mengamati ke sekeliling.Aula pesta sangat luas dan bersinar terang benderang memperlihat kemewahan. Pemusik mengadakan pertunjukan langsung di atas panggung marmer hitam. Alunan musik klasik bergema terdengar merdu. Para tamu mengenakan tuxedo dan gaun formal, berbicara dengan sopan dan lembut dengan gelas wine di tangan. Semua itu menggambarkan pemandangan klasik dari masyarakat kelas atas.Meski bukan pertama kali Aria datang ke pesta, dia tetap gugup karena ini pertama kali dia bersosialisasi untuk menjalin relasi bisnis.Beberapa tamu menatap Aria penasaran, terutama pria tampan di sebelahnya yang pertama kali m
William mengalihkan pandangannya dan baru menyadari keberadaan Aria. Dia mengernyit menatap dengan heran.“Kamu ... Aria Crowen?” katanya ragu-ragu menatap wanita dewasa di depannya. “Tuan William, apa kabar?” Aria bertanya sopan.Mulut William terbuka, menatap penampilannya dari atas ke bawah dengan tatapan terkejut.Benarkah wanita di depannya itu adalah Aria Crowen? Dia tampak berbeda dengan gadis lusuh yang direndahkan dari keluarga Crowen.“Kamu benar-benar Aria Crowen?” Dia bertanya memastikan sebelum kemudian raut wajah berubah merendahkan.Dia masih meremehkan Aria yang merupakan anak yatim yang dibuang dari keluarga Crowen. Hubungan buruk dengan Melissa menambah ketidaksukaan pada Aria. Ditambah keluarga Crowen yang diambang kebangkrutan menyebabkannya semakin meremehkan Aria.“Siapa yang mengizinkanmu masuk ke pesta ini? Keluarga kami tidak mengundangmu,” ujarnya mencemooh.“Kamu sama tidak tahu malu seperti Melissa Crowen dan Emily. Kami tidak mengizinkan keluarga Crowen m
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per