“Ibu tidak menangis. Mata ibu hanya kelilipan,” ujarnya mengusap matanya.Dixon mengerucutkan bibirnya cemberut tidak bisa dibohongi. Dia kemudian melirik sosok ayahnya yang terbaring di atas tempat tidur.“Apa Ayah tidak capek tidur? Mengapa dia tidur terus. Ayah sangat pemalas.”Aria tersenyum agak sedih tidak bisa menjelaskan pada anak-anaknya bahwa Ayah mereka mati otak. Tidak ada jaminan bahwa dia akan bangun.“Yah, ayahmu pemalas. Karena itu dia tidak mau bangun,” ujarnya menatap sosok Dario.“Ibu jangan bersedih lagi. Begitu ayah bangun, ibu harus memberinya pelajaran,” kata Dixon dengan ekspresi serius mencoba menghibur ibunya.Wajah kekanakan Dixon yang mencoba terlihat serius dan dewasa sungguh lucu.Aria terkekeh.“Ya, ibu akan memberinya pelajaran agar tidak malas lagi bangun tidur.” Dia mengusap rambut Dixon yang seperti Dario dengan penuh sayang.Dixon sungguh mirip dengan ayahnya, keberadaan anak-anaknya cukup menghibur hatinya.“Dixon, kamu baru pulang dari sekolah. ka
“Kami juga tidak ingin memisahkanmu dengan si kembar. Tapi apa kamu punya pilihan lain? Kamu setiap hari di sibukkan dengan pekerjaanmu mengurus Perusahaan Quin, MS. Quinzy dan mengawasi Clark Corporation. Belum lagi harus merawat Dario sendirian,” ujarnya melirik sosok Dario.“Dengan segudang kesibukanmu ini, apa kamu memiliki waktu untuk merawat si kembar? Kamu bahkan belum merawat dirimu sendiri,” tegur Seth melihat penampilan Aria.“Tubuhmu menjadi lebih kurus dan tidak makan tepat waktu. Dengan kondisimu ini, apa kamu masih sanggup merawat kesehatan si kembar?”Aria tidak bisa berkata-kata atau membantah ucapan Seth yang ada benarnya. Sebagian waktu dia membiarkan Seth dan Evelyn membantunya menjaga si kembar.Dia tertunduk melihat penampilannya. Tubuhnya menjadi lebih kurus karena kurang istirahat dan makan pun tidak tetap waktu atau bahkan melewatkan beberapa waktu makan siang dan malam. Bagaimana dengan bisa merawat dan menjaga anak-anaknya jika dia sendiri tidak merawat tubuh
Aria tidak ingin anak-anaknya melihat bahwa ayah mereka sakit atau bertanya kapan Dario akan bangun dan mengantar mereka sekolah lagi.Aria ingin sekali mengatakan pada mereka bahwa ayah mereka akan bangun. Namun dia tidak ingin memberi harapan palsu pada mereka dan melihat ayah mereka tidak kunjung bangun.Aria membuka matanya membuat keputusan dalam hati. Dia dengan senyum paksa menatap Seth.“Baiklah Seth, aku menyerahkan perawatan anak-anakku padamu.”Ekspresi Seth melembut melihat tekad di mata Aria. Tidak mudah baginya merelakan anak-anak pergi dan berpisah. Namun ini demi kebaikan mereka sendiri.“Jangan khawatir, aku akan menjaga mereka seperti anakku.” Dia menariknya ke dalam pelukannya.Air mata mengalir di pipi Aria saat dia membenamkan wajahnya di dada Seth dan terisak.Hatinya sungguh sakit.Tidak ada yang menyadari bahwa Dixon mendengar semua percakapan mereka.....“Delin, tidak mau! Delin mau tinggal sama Ibu dan Papa! Huaaa ibu ....” Delin meronta menangis dalam peluk
Delin mengangkat kepalanya melihat ke arah Aria, wajahnya masih sedih.“Tapi kapan Ibu akan jemput kita?” katanya dengan suara parau.Aria mencoba tersenyum.“Segera, Ibu akan menjemput kalian bersama Papa. Delin mau, kan?” ujarnya menatap putrinya.“Janji?” Delin dengan mata sembab dan wajah memerah menahan tangisnya mengulurkan jari kelingkingnya yang mungil pada Aria.Aria mati-matian menahan air matanya dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari mungil Delin.“Ibu, janji sayang.” Dia kemudian memeluk tubuh kecil Delin dan mencium keningnya kuat untuk beberapa saat.Dia kemudian melepaskan pelukannya dari tubuh kecil Delin sebelum berlutut memeluk tubuh putranya erat.“Maafkan Ibu Dixon,” bisiknya lirih memeluk Dixon erat. Hatinya sakit harus berpisah dengan anak-anaknya.Mata Dixon akhirnya berkaca-kaca. Dia tidak bisa menahan air matanya jatuh di pundak Aria. Dia balas memeluk ibunya erat.“Ibu harus menjemput kita dengan ayah,” bisiknya dengan suara serak menahan tangisnya.A
Di sebuah ruangan yang besar, sekelompok orang mengelilingi meja panjang berbahan mewah dengan ekspresi bosan, kesal dan tidak sabar di wajah mereka.Seorang wanita tua hampir berambut putih berkata dengan tidak sabar.“Nona Garrett ini hanya karena dia pemegang saham terbesar, dia berani mengumpulkan kita semua dan akhirnya datang terlambat. Apa dia masih menghormati kita?” Dia menatap wajah orang-orang yang mengeliling meja rapat.Salah pria setengah baya berkata dengan ekspresi tidak ramah.“Ada apa dengan Dario, membiarkan orang luar menguasai perusahaan kita dan berbuat semena-mena mengumpulkan kita di sini tanpa rasa hormat. Dia anggap apa kita di matanya?”“Jangan berkata seperti itu. Mau bagaimana pun kalian mengeluh, kalian tidak bisa mengubah kenyataan bahwa siapa pemegang saham terbesar di sini. Lagi pula, Nona Aria akan menjadi bagian dari keluarga kita, tunjukkan keramahan kalian pada Nona Aria. Jangan lupa Clark Corporation juga berhutang $100 miliar pada Nona Aria.” Seo
Semua orang di ruang rapat menoleh ke arah pintu melihat Aria dengan ditemani Haris dan Jenny di belakang memasuki ruang rapat.“Nona Garrett, kamu terlambat dan semua orang menunggumu. Kamu sangat sombong!” sembur Nyonya Garcia mencacinya.Pemegang saham yang lain mengangguk dan menatap Aria dengan pandangan kritis.“Ya, ketika Dario menjabat sebagai CEO, dia bahkan selalu tepat waktu dan tidak membiarkan kita menunggu. Tindakanmu ini, apa kamu tidak menghormati kami?!”“Kamu bahkan belum menjadi istri Dario, tapi sudah bersikap begitu sombong! Kamu anggap apa kami?!”Semua orang mengeluarkan kata-kata sinis untuk mengintimidasi Aria.Noah menatap Aria cemas, Clara menyeringai tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membelanya.Jenny mengerucutkan bibirnya kesal. Kelompok keluarga Clark ini sungguh tidak tahu diri dan terima kasih.Nona Aria adalah pemegang saham terbesar di Clark Corporation dan mereka memiliki kerja sama dengan Brand terkenal MS. Quinzy, namun kerabat ini mencoba
Para pemegang saham berlomba-lomba menyuarakan ketidakpuasan mereka pada Aria.Aria mendengar kata-kata mereka dengan ekspresi tenang sebelum memukul meja mendiamkan mereka.Semua orang menoleh menatap Aria tajam.Aria balas menatap mereka dengan tatapan tak kalah mengintimidasi dengan Dario.“Aku memang belum menikah dengan Dario atau memiliki hubungan dengan keluarga Clark. Namun namaku tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah Dario yang berarti aku lebih berhak daripada kalian di perusahaan Clark. Beraninya kalian mempertanyakan aku.”Para pemegang saham cemberut diam tidak bisa membantah kata-kata Aria.“Sebelum menyuruhku untuk menghormati kalian, sudahkah kalian menghormatiku?” lanjut Aria tajam.“Aku datang lebih awal dari waktu yang ditentukan sudah cukup menghormati kalian, tapi kalian hanya menuduhku tidak hormat karena terlambat dan mencaciku agar bisa menekanku agar tunduk pada kalian.”“Apa kalian pikir aku orang yang mudah digertak?” Aria menyapu wajah-waja
Aria menyeringai miring, tidak memojokkannya lagi.“Karena kamu adalah tetua, aku melupakan kekasaranmu Nyonya Garcia. Lain kali aku tidak akan mentolerir ketidaksopananmu seperti hari ini.”Nyonya Garcia menoleh memelototinya dengan tatapan permusuhan. Namun tidak mengatakan apa pun.Aria mengalihkan pandangannya pada pemegang saham yang lain.“Apa ada lagi yang membuat kalian tidak puas?”Para pemegang saham saling pandang dengan tatapan enggan di mata mereka harus tunduk pada Aria.“Tidak ada. Mari kita mulai rapat ini. Apa tujuan Anda mengumpulkan kita semua di sini?” kata salah satu pria paruh baya bertanya.Clara mengerucutkan bibirnya agak kesal para pemegang saham yang keras kepala dan angkuh begitu tunduk pada Aria.Dia hanya memiliki sebagian kecil saham, bahkan tidak bisa berbicara xi meja ini.Tunggu saja sampai Noah mengambil alih perusahaan Clark, dia akan membuat mereka tunduk padanya.Tidak ada yang peduli dengan pikiran picik Clara dan fokus pada kata-kata Aria.“Sepe