Hanna mendekatinya hingga tubuh mereka saling menempel. Dia mengulurkan tangannya meraba lengah berotot Dario dan berbisik di telinganya dengan menggoda.“Dario, kamu tahu aku bisa menghiburmu dan membuatmu melupakan kekecewaanmu ....” Dia dengan sengaja meniup tengkuk Dario dan mengulurkan tangannya meraba dada bidangnya.Dario tampak larut dalam pikiran mabuknya tidak menyadari apa yang dilakukan Hanna.Hanna menjadi lebih berani menyadarkan kepalanya di atas lengan Dario mesra. Tangannya menyusuk ke dalam kemejanya terbuka meraba-raba dada bidangnya yang berotot di balik kemejanya. Dia mengagumi ototnya yang keras dan mengingat mereka pernah berhubungan intim jauh sebelum Dario berselingkuh dengan Aria.Hanna menjadi lebih berani melihat Dario tidak menepisnya. Dia mengecup rahang pria itu dan berbisik sensual.“Dario, aku sangat merindukanmu kamu tahu. Aku tidak pernah melupakan saat-saat kita pernah bersama.”“Dasar wanita jalang!”Tiba-tiba dari belakang seseorang menarik rambut
Dia sudah memperingatkan Hanna untuk menjauh dari Dario. namun wanita masih saja gatal mendekati kekasihnya. Aria tidak peduli dengan persahabatan masa lalunya dengan Hanna dan bergegas menerobos kerumunan orang yang menarik liar di lantai dansa.Dia semakin mempercepat langkahnya dengan penuh amarah saat melihat Hanna meraba-raba tubuh Dario dan mengecup rahangnya dengan menggoda.Tiba di belakang mereka. Dia menarik rambut Hanna kasar dan menariknya menjauh dari Dario.“Dasar wanita jalang!”“Arrgghh ... siapa!” Hanna menjerit kesakitan dan menahan tangan orang yang menjambak rambutnya turun dari tempat duduknya agar tidak terjatuh ke lantai.Dia menoleh dengan tatapan maut melihat siapa yang menjambak rambut.“Aria, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!” Dia menggeram marah memelototi Aria dan menarik kerah bajunya kasar.“Lepaskan sialan!” Dia mencoba melepaskan cengkeraman Aria dari rambutnya.Aria balik memelototinya marah.“Aku yang seharusnya bertanya, apa kamu lakukan pada Dar
Dario bangkit dengan cepat dan mencengkeram sikut Hanna mencegahnya menyerang Aria. “Apa yang kau lakukan?” Dia mengambil botol vodka dari tangan Hanna sebelum membantingnya ke lantai membuatnya suara bising mengagetkan semua orang yang menonton hal itu.Dario menatap Hanna tajam.“Jangan pernah menyentuh wanitaku.” Dia menghempaskan tangan Hanna membuat wanita itu terhuyung mundur menabrak kursi bar.“Dario Clark, benarinya kamu!” Hanna menunjuknya dengan telunjuknya marah sambil menggertak gigi menahan perih pecahan beling yang mengenai kakinya.Dario tidak peduli dengannya. Dia mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar minumannya sebelum mengalihkan pandangannya pada Aria yang masih terduduk di lantai.Aria terpaku menatapnya.Wajah Dario acuh tak acuh. Namun dia membungkuk dan mengangkat Aria dalam gendongannya dengan gaya bride style.“Aku sudah bilang padamu untuk tidak datang,” desisnya dengan suram.Aria menatapnya dengan ekspresi sedih.“Aku
Aria bangun kesiangan dan tidak menemukan Dario di tempat tidur. dia mengerjap menatap ke sekeliling kamar yang kosong. Dia tidak menemukan keberadaan Dario.Aria mengusap kepalanya lalu melirik jam digital di samping meja samping tempat tidur.Dia terperanjat melihat sudah pukul delapan pagi. Aria panik turun dari tempat tidur dan mengikat rambutnya.Begitu kakinya menginjak lantai dan berdiri, dia langsung terjatuh terduduk di lantai.Aria meringis kesakitan meraba pergelangan kakinya yang terkilir. Air mata mengalir di pipinya. Dia lupa kakinya terluka.Dia mengusap pergelangan kakinya dan menunggu selama beberapa menit sampai nyeri di kakinya hilang. Dia mengambil kruk di samping tempat tidur sebelum kemudian berdiri dan berjalan dengan tertatih-tatih dengan bantuan 1 kruk kanan meninggalkan kamarnya. Turun dari lantai dua sungguh menyiksanya.“Bibi!” Panggil Aria tiba di ruang tamu melihat asisten rumah tangga sedang bersih-bersih di ruang tamu.“Ya, Nyonya?” Asisten rumah tangga
Hanna menatap penuh kebencian Aria yang berada di jalur tabrakannya. Dia menginjak pedal gasnya dengan kecepatan tinggi.Mata Aria melebar terpaku melihat mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya. Dia tidak akan bisa menghindar ketika mobil menabrak tubuhnya. Dia memejamkan matanya takut. Hal terakhirnya yang dia ingat adalah raungan putus asa Dario.“Aria!”Dario memeluk Aria dari belakang ingin menariknya menjauh namun terlambat mobil sedan itu menabrak tubuh keduanya. Tubuh mereka terpanting menabrak kaca depan mobil sedan sebelum jatuh berguling-guling di halaman tempat parkir yang keras.“Nona Aria!”“Tuan Clark!”Aria mengerjap-ngerjapkan matanya masih setengah sadar. Dia meringis merasakan seluruh tubuhnya seperti diremukkan. Dengan susah payah dia mencoba bangun.Tiba-tiba terdengar suara merintih kesakitan. Aria tersadar dia berbaring di atas tubuh Dario dan mendongak dengan panik melihat wajah berdarah Dario dalam visinya.“Da ... Dario ....” tubuhnya bergetar.Dario
Tidak hanya dirinya, keluarga ibunya dan Steward akan selesai. Dia masih bisa menghadapi Dario, tapi keluarga Garrett ... bukan klan yang mudah dihadapi.Mereka memiliki pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar cukup untuk menghancurkan SM Group dan perusahaan keluarga Steward.Hanna tidak peduli dengan keluarganya, dia harus menyelamatkan dirinya lebih dulu, pikirnya panik.Tanpa mengganti pakaian, dia membuka pintu kamarnya dan mengemas semua pakaiannya ke dalam koper.Teleponnya berdering.Hanna melihat ibunya menelepon.Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sebelum menjawab panggilan ibunya.“Halo Bu ....”“Hanna, apa yang sudah kamu lakukan!”Hanna tersentak mendengar ibunya membentaknya. Jantung berdegup kencang gelisah dan panik jika ibunya tahu apa yang dia lakukan.“Ibu apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa pun,” kata berkata dengan polos padahal jantungnya berdebar kencang.“Jangan berpura-pura bodoh! Media menyebar bahwa kamu membuat pembunuhan berencana p
“Selama kamu minta maaf dan mengakui kesalahanmu, kami akan membantumu keluar dari penjara.”“Tetap diam di tempatmu dan jangan ke mana. Ibu sudah memberi polisi alamat rumahmu. Jangan coba-coba untuk kabur!”Mata Hanna membelalak tidak percaya. Air mata panik dan sakit hati mengalir di pipinya.“Ibu, apa kamu membuangku sekarang?”“Ini tidak akan terjadi jika kamu tidak membuat marah keluarga Garrett. Seandainya ibu tahu kamu kembali ke Capital untuk membuat masalah, Ibu akan membiarkanmu tetap tinggal di luar negeri!”“Hanna, demi keluarga Steward dan Smith jangan kabur dan ikut kata polisi. Kamu harus mengakui perbuatanmu, dan jangan coba-coba kabur atau keluarga kita yang akan menanggung konsekuensinya!”“Ibu!” seru Hanna panik.Ting, tong, tong!Hanna tersentak menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka mendengar suara bel apartemennya.“Sepertinya sudah datang.” Suara Nyonya Garrett terdengar bergumam di ujung telepon“Ibu, apa maksud kamu?” Hanna bertanya. “Apa Ibu tahu siapa
Posisi ini sangat memalukan seperti dia adalah penjahat besar.Hanna menjerit marah.“Tutup mulutnya dengan lakban. Suaranya sungguh mengganggu.”Hanna tersentak dan mendongak melihat Haris, asisten Dario bersedekap menatapnya acuh tak acuh.“Haris! Apa yang kamu lakukan lepaskan aku!” serunya marah.“Nona, kamu ditangkap atas percobaan pembunuhan pada Nona Aria Garrett. Kami akan membawamu ke kantor polisi untuk penyelidikan. Bawa dia.” Seorang kepala petugas polisi memberi instruksi.Kedua tangan Hanna dicengkeram, dia ditarik berdiri dengan kasar.“Arrgghh aku tidak melakukan kejahatan apa pun! Kalian tidak bisa menangkapku seenaknya! Panggilkan pengacaraku!”“Dia berisik. Tutup mulutnya,” perintah Haris dingin.“Haris beraninya kamu! Aku akan menuntutmu!”“Silakan, aku dengan senang hati menunggumu di pengadilan!” balasnya kasar.“Tunggu Tuan Clark sadar, lihat bagaimana dia akan berurusan denganmu,” desisnya muram.Selama Dario terbaring di meja operasi, dia akan menjalankan urus