Pesta peluncuran perhiasan MS. Quinzy di adakan di hotel Beach pada pukul tujuh malam. Para tamu sudah berdatangan ketika Aria tiba bersama Seth.Ketika mereka memasuki aula pesta semua orang menoleh menatap Aria terpesona karena penampilan Aria sangat memukau, bahkan dengan perutnya yang menonjol tidak mengurangi kecantikannya.“Seperti biasa, kamu selalu muncul dengan penampilan memukau di setiap acara peluncuran MS. Quinzy.” Seorang pria tiba-tiba muncul di depan Aria sambil memegang segelas sampanye.“Tapi ada yang berbeda kali ini,” lanjutnya melihat perut buncit Ara.“Meski gemuk, kamu tetap cantik,” lanjutnya kemudian mengedipkan sebelah matanya pada Aria.“Terima kasih pujiannya, Sam,” balas Aria tersenyum sopan sambil mengelus perutnya dengan ekspresi tenang.Seth mengerutkan keningnya menatap pria di depannya dengan pandangannya menilai. Pria itu bersikap terlalu genit membuat Seth tidak menyukainya.“Oh, siapa pria yang kamu bawa ke pesta. Kupikir kamu akan datang sendirian
Aria tertegun sesaat, sebelum menoleh menatap Seth datar.“Seth, tolong jangan berkata seperti itu tentang Dario. tidak peduli seluruh dunia di penuhi dengan pria tampan, cantik, baik dan kaya, bagiku hanya ada satu Dario,” katanya menatap Seth tegas.“Aku tidak akan menyerah. Meski ... dia tidak akan membuka matanya selamanya.Senyum merekah di wajah Aria, namun di mata Seth terlihat menyedihkan a.Dia mengalihkan pandangannya. Tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya.Tidak ada yang berbicara di antara mereka.“Lihat, dia bahkan berani muncul dengan perut seperti itu di acaranya. Jika itu aku, aku akan sangat malu.”“Benar, hamil di luar nikah, dia masih tidak tahu malu muncul dengan percaya diri di depan semua orang. Jika itu aku, aku akan bersembunyi selamanya di kamarku.” Dua orang gadis lewat di sebelah Aria sambil berbisik dengan suara yang sengaja di keraskan agar di dengar Aria.“Siapa yang tahu, acara ini mengambil dana dari Clark Corporation, dengar-dengar dia yang mengen
Seth masih terlihat tidak senang, namun dia menuruti Aria. Tapi bukan berarti dia akan diam saja.Dia menatap kedua gadis itu dingin.“Baik, aku akan mengingat wajah kalian. Akan kutemukan keluarga kalian karena buruk mengajari putri mereka dan membuat mereka menderita,” ancamnya dengan wajah serius cukup untuk menakuti gadis-gadis itu.Mereka pergi dengan tergesa-gesa dan ketakutan.Seth berbalik menatap Aria.“Aria, ini tidak seperti dirimu. Kamu membiarkan orang lain menindasmu,” tegurnya.“Aku tahu, tapi aku tidak memiliki waktu untuk berurusan dengan mereka. Lagi pula ....” Aria mengelus perutnya.“Aku harus menjaga emosiku demi anak ini. dokter sudah mengagetkan aku sudah cukup stres dan lelah karena pekerjaanku. Aku tidak ingin menambah dengan masalah orang lain menghinaku.”Wajah Seth melembut mendengar ucapannya, dia menyalahkan Dario.“Ini semau salah Dario membiarkan seorang wanita hamil mengerjakan pekerjaannya,” gerutunya.Aria tidak ingin menanggapinya.“Mengapa kamu tid
“Aria kamu tahu, aku selalu menyayangimu.” Dia mengelus rambut Aria dan menunduk mencium keningnya dalam-dalam.Aria sesaat membeku dan menatap Seth dengan tatapan heran.“Kok tiba-tiba ....”“Tidak apa-apa, jaga dirimu.” Seth meletakkan tas Aria di tangannya sebelum mundur sambil melambaikan tangannya pada Aria dan berbalik meninggalkannya.Begitu dia berbalik senyum di wajah luntur. Dia tanpa ekspresi meninggalkan rumah sakit.Aria memiringkan kepalanya bingung memandang punggung Seth yang menjauh.“Ada apa dengannya?” gumamnya lalu berbalik masuk ke dalam kamar rawat.Dalam kamar sangat gelap. Lampu sudah dimatikan hingga Aria tidak bisa melihat apa-apa dalam kegelapan.Aria mengerutkan keningnya.“Suster mana yang mematikan lampu kamar,” gumamnya kesal meraba-raba dinding untuk mencari sekelar lampu di samping pintu dan hendak menyalakan lampu.Sebelum dia sempat menyalakan lampu, tiba-tiba dia merasa seseorang menekan tubuhnya dari depan ke dinding.Jantung Aria menegang, dia ing
Namun perutnya yang besar yang menekan tubuh Dario membuatnya tidak nyaman.“Tunggu dulu. Sayang mengapa kamu terasa bulat? Apa kamu memasukkan bola ke perutmu? ”Perasaan haru Aria hancur sekejap karena komentar pria itu. dia melepaskan pelukannya dari tubuh Dario dan memukul lengannya kesal.“Kamu yang bulat! Perutmu yang penuh bola!” serunya marah sangat tersinggung.Ibu hamil paling sensitif, apalagi wanita yang tidak suka yang dikomentari seolah tubuh mereka.“Aduh, sayang, aku masih sakit ....” keluh Dario mengusap lengannya. Dia terlihat sangat kurus, sangat jauh berbeda dengan dirinya yang kekar dan berotot.Amarah Aria seketika menghilang secepat debu terbang.“Apa aku menyakitimu? Di mana yang sakit?” Dia bertanya cemas mengelus lengan kurus Dario. melihat tangannya hanya tinggal dagun dan tulang membuatnya sedih.Matanya berkaca-kaca.“Lihat kamu sangat kurus begini ....”Dario tersenyum mencubit hidung mungilnya lalu melirik ke bawah perutnya. Wajah terkejut melihat perut
Aria mengerjap mendengar kata-kata Dario, lalu marah mengomeli Dario.“Lalu kenapa? Jika aku tidak mengatakan itu, apakah kamu akan bangun?” Dia melipat tangannya di depan dada balik memelototi Dario.Dario menariknya duduk di pangkuannya dan mengelus pipinya.“Istriku, mana aku mungkin aku akan membiarkanmu menikah dengan pria lain. Karena itulah aku di sini, membuka mata di depanmu. Apa kamu masih ingin mencari pria lain?”“Istri apa? Kamu bahkan belum melamarku,” gerutunya cemberut lalu mengelus perutnya.“Liat perbuatanmu, setelah membuatku hamil, kamu tidak segera melamarku dan membuatku menderita ejekan. Kamu harus bertanggung jawab!” dengusnya mengerucutkan bibirnya.Dario menunduk menatap perut buncit Aria yang hamil tujuh bulan. Dia mengelus perutnya, ekspresinya berubah lembut.Dia merasa bersalah tidak menyaksikan awal kehamilan Aria dan bagaimana perkembangan anaknya.Mengapa dia selalu ditakdirkan tidak menyaksikan pertumbuhan anak-anaknya?“Maaf, maaf sudah membuatmu men
Tangis Aria teredam dalam ciumannya. Dia memejamkan matanya dan membalas ciuman Dario.Mereka berciuman selama beberapa saat untuk melepaskan kerinduan mereka satu sama lain.Dario melepaskan bibirnya dan menatap wajah merah Aria sambil tersenyum.“Sudah tenang?” Dia menjawil hidung mungil Aria.Wajah Aria merah tersipu.“Apaan sih ....” Dia mengerucutkan bibirnya cemberut.Namun senyum mekar di wajahnya yang cantik. Dario tersenyum dan menunduk menatap perut buncit Aris.Dia menyandarkan pipinya di perut Aria untuk merasakan pergerakan bayi mereka di dalam perutnya.“Apa dia akan menendang lagi?” Dia mendongak menatap Aria dengan ekspresi ingin tahu.Aria tersenyum geli mengelus rambutnya.“Jika kamu bicara padanya, dia akan merespons dengan tendangan.”“Benarkah? Baiklah kalau begitu.” Dario terdiam sesaat dengan ekspresi serius tampak sedang memikirkan sesuatu untuk diucapkan.“Halo nak, aku ayahmu—“Dia berhenti merasakan tendangan lembut.Aria tersentak dan meringis merasakan te
Beberapa hari kemudian, Aria mengambil cuti hamil dari pekerjaannya dan sekaligus menemani Dario melakukan terapi karena dia koma selama tujuh bulan, tubuhnya lemah dan harus beradaptasi.Beberapa kenalan dan kerabat keluarga Clark datang melihat kondisinya. Mereka datang namun diusir oleh Dario. Dario tidak menyukai kebisingan dan tidak mengusir mereka.Haris bolak-balik rumah sakit untuk memberi laporan tentang manajemen perusahaan selama tujuh bulan saat Dario masih koma.Saat ini di kamar rawat VIP, Dario memeriksa dengan teliti hasil laporan Haris tentang perkembangan perusahaan dan kinerja Noah selama menggantikannya.Ketika pertama kali mendengar bahwa adik tirinya yang menggantikannya, raut wajahnya cemberut gelap. Namun setelah melihat hasil kinerja Noah dan tidak ada korupsi, atau tindakan kotor di belakang layar Clara yang memanfaat putranya, barulah dia rileks. Namun tetap saja, Dario tidak senang.“Meski pekerjaannya bersih. Dia masih pemula dan lambat, ada beberapa kesal
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per