Beranda / Romansa / Istri Tawanan CEO Arogan / 38. Kecurigaan Dante

Share

38. Kecurigaan Dante

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 13:55:57
Hal pertama yang Samantha lihat ketika membuka matanya di pagi hari adalah Dante sedang duduk di sofa sambil memperhatikannya. Gadis itu sedikit tersentak. Namun tidak sampai membuatnya refleks untuk segera duduk.

“Aku sangat marah padamu, Samantha. Menurutmu kenapa aku melarangmu minum alkohol, huh?”

Suara Dante terdengar berat. Pria itu mengaku sedang marah, namun raut wajahnya terlihat begitu tenang. Apakah ini cara baru Dante untuk menunjukkan kemarahan?

Samantha hanya diam menatap Dante. Gadis itu mengakui kesalahannya karena tidak patuh hingga membuat dirinya celaka. Dante benar, Samantha seharusnya tidak menyentuh alkohol meski hanya sedikit.

Dante meletakkan majalah harian ke meja, kemudian berdiri dari duduk untuk menghampiri Samantha.

“Aku tidak percaya kamu hampir membunuh dirimu sendiri tadi malam. Kelak, jangan coba-coba minum alkohol lagi kecuali kamu sungguh ingin mati. Sekarang bagaimana perasaanmu?”

Samantha berusaha bangun dan duduk. Lalu menyingkirkan selimut y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tawanan CEO Arogan   39. Ayo Tangkap Aku!

    Pulang. Satu-satunya hal yang ingin sekali Samantha hindari saat ini. Bukan karena ia merasa sangat betah berada di pulau ini. Namun saat memikirkan bahwa ia harus ikut bersama Dante ke kediaman keluarga Adams, Samantha kehilangan semangatnya. Tidak ada satupun dari kedua orang tua Dante yang menyukainya. Samantha sudah bisa membayangkan bagaimana mereka akan bereaksi nanti. Meski Anthony Adams—ayah Dante—tidak terlalu banyak berbicara, namun Samantha sangat paham jika pria tua itu adalah orang nomor satu yang menentang pernikahan mereka. Sebenarnya pria tua itu pernah menemui Samantha tepat sebelum hari pernikahan. Samantha sengaja tidak memberi tahu Dante karena tidak ingin merusak hubungannya bersama orang tuanya. Sama seperti Margareth Adams, Anthony Adams juga meminta hal serupa pada Samantha agar meninggalkan putra mereka. “Apa yang kamu pikirkan?” Dante menahan suapan saat menyadari Samantha hanya memainkan makanan di piringnya. Samantha tidak benar-benar mencerna pertanyaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Istri Tawanan CEO Arogan   40. Hormati Istriku!

    Satu hari kemudian …. Saat ini Samantha dan Dante tengah duduk di dalam mobil setelah melalui penerbangan yang panjang dari Karibia. Sekitar dua puluh menit yang lalu Jasper datang menjemput mereka di bandara dan sekarang pria itu akan mengantar mereka pulang. Yah, pulang. Samantha memandang ke luar jendela. Menyaksikan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. Sungguh suasana yang benar-benar berbeda dengan di pulau. “Bagaimana bulan madu kalian? Kuharap sangat menyenangkan.” Jasper melirik melalui spion tengah. Dante masih tidak melepaskan pandangannya dari layar ponsel untuk membaca beberapa surel. Namun demikian pria itu tetap menjawab, “Bagaimana dengan hal yang aku minta padamu? Apa kamu sudah melakukannya?” Jasper memutar bola mata saat Dante berusaha mengalihkan topik pembicaraan. “Tentu saja sudah kulakukan. Kamu tidak perlu khawatir. Jadi, Nyonya, bagaimana dengan Karibia? Apa kamu menyukainya?” tanyanya pada Samantha. Jasper yakin wanita itu pasti akan menangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Istri Tawanan CEO Arogan   41. Keputusan Samantha

    Keesokan paginya, Samantha memperhatikan Dante yang sibuk memasang dasi di lehernya melalui cermin. Ia tahu Dante luar biasa memesona. Hanya saja ketika ia melihat pria itu dalam situasi ini, ada sedikit getaran yang muncul di hatinya. ‘Sial! Apa yang kupikirkan?’ Samantha berusaha mengusir pemikiran konyol dan tidak masuk akal dari dalam kepalanya. Semua orang boleh saja terpesona pada pria bernama Dante Adams itu. Namun tidak dengan Samantha! Sejak awal Samantha sudah bertekad tidak akan jatuh hati pada Dante. Seberapa memesonanya pria itu, Samantha akan menutup mata dan hatinya. Samantha tidak ingin terlibat lebih jauh dari sekedar pernikahan kontrak bersama Dante. Samantha meyakini bahwa ia akan aman jika tetap berada di dalam batasan. Dante adalah pria yang berada di luar jangkauannya. Jatuh cinta pada pria itu hanya akan mempersulit segalanya. “Apa rencanamu hari ini?” tanya Dante begitu selesai memasang dasi. Samantha meletakkan lipstiknya ke meja rias. Lalu berbalik untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Istri Tawanan CEO Arogan   42. Buat Dirimu Berguna!

    Samantha tiba di rumah satu jam lebih lama dari yang ia perkirakan tadi pagi. Gadis itu pulang terlambat karena ada beberapa kendala yang terjadi saat pemotretan. Ketika ia berada di ruang tengah untuk menuju ke kamar Dante, seorang Asisten Rumah Tangga menghampirinya. “Maaf, Nyonya Muda. Saya ingin memberi tahu Anda bahwa Nyonya Besar menyuruh Anda untuk menemuinya di perpustakaan.” Samantha memandangi Asisten Rumah Tangga tersebut untuk melihat nama yang tertera di dadanya. “Benarkah? Kalau begitu bisakah kamu mengantarku ke perpustakaan, Rora? Aku belum mengenal area di rumah ini dengan baik,” katanya begitu sopan. Asisten Rumah Tangga bernama Rora itu mengangguk pelan. Tidak ada alasan baginya untuk menolak mengantar Samantha ke perpustakaan. “Dengan senang hati, Nyonya Muda. Mari ikuti saya.” Samantha mengikuti Rora menuju perpustakaan. Ketika mereka tiba di depan pintu, Rora menundukkan kepala lalu pamit undur diri. Tok! Tok! Tok! Samantha mengetuk pintu perpustakaan sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Istri Tawanan CEO Arogan   43. Kode Morse

    Semua orang yang berada di dapur tersentak kaget mendengar teriakan Dante yang cukup menggelegar. Tidak terkecuali Samantha, gadis itu langsung melepaskan pengocok telur yang ia pegang sambil dalam hati berkata, ‘Sial! Mengapa dia pulang lebih awal? Bukankah dia bilang akan pulang terlambat?’ Dante membuka langkah sementara pandangannya tak lepas dari Samantha yang berdiri di balik meja. Rora yang mulanya berdiri di samping Samantha lantas memundurkan langkah ketika Dante mendekati istrinya itu. “Apa yang kamu lakukan di dapur? Apa kamu menyuruhku pulang lebih awal agar aku bisa melihatmu di sini?” Dante menipiskan jarak, suaranya terdengar sangat berat. “Jangan bilang, ibuku yang menyuruhmu?” “Tidak, Honey! Aku sendiri yang berinisiatif ingin membantu,” sahut Samantha berbohong. Mustahil membenarkan ucapan Dante bahwa memang Margareth lah yang menyuruhnya membantu menyiapkan makan malam. Dante menatap satu per satu ART yang berada di dapur tersebut. “Mengapa kalian membiarkan istr

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Istri Tawanan CEO Arogan   44. Percayalah Padaku

    “Kakak ipar, apa yang sedang kamu lakukan?” Samantha hampir terlonjak dari tempatnya berdiri saat suara Jennifer Adams mengejutkannya dari belakang. Gadis itu segera berbalik sambil mengusap dadanya dengan pelan. “Astaga, Jen. Kamu mengejutkanku,” ucap Samantha diiringi suara desahan pelan. Jennifer terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak benar-benar gatal. “Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu terkejut,” katanya lalu melangkah untuk berdiri di samping Samantha. “Tidak, ayolah. Kamu tidak perlu meminta maaf. Aku hanya terlalu fokus pada pie ini sampai tidak menyadari keberadaanmu.” Samantha meletakkan pie yang sudah dipotong ke atas piring, “Kamu ingin mencobanya?” Jennifer tersenyum hangat. Sedetik kemudian wanita berambut pirang itu menggelengkan kepala. Sekarang sudah tengah malam, Jennifer tidak menginginkan pie itu. “Apa kamu membuatnya sendiri?” “Aku hampir membuatnya sendiri sampai kakak laki-lakimu datang dan mengacaukan semuanya.” Kening Jennifer sedikit berkeru

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Istri Tawanan CEO Arogan   45. Pengacau yang Harus Disingkirkan

    Dua hari kemudian, ketika Dante sudah berangkat melakukan perjalanan bisnis, Samantha berpapasan dengan Margareth saat ia akan berangkat bekerja. Wanita paruh baya itu memandangi Samantha dengan sinis. Persis seperti yang dilakukannya selama ini. “Pastikan untuk pulang sebelum pukul lima sore.” “Tapi, Bu, aku … baiklah. Akan kupastikan untuk pulang sebelum pukul lima sore,” sahut Samantha lemah. Lagi-lagi gadis itu memutuskan untuk mengalah. Margareth melangkah masuk ke dalam setelah membuat Samantha tidak punya pilihan. Dalam hatinya merasa sangat muak. Entah mengapa ia tidak bisa menahan kebenciannya saat melihat gadis itu. Bagi Margareth, Samantha tidak lebih dari sekedar pengacau yang merusak semua rencananya. Jika saja gadis itu tidak muncul, tentu saja sekarang ia sudah menjadi besan keluarga Johnson. Entah di mana Dante menemukan gadis itu, Margareth sangat menyayangkan keputusan putranya menikahi gadis seperti Samantha Rayne. Mungkin tidak masalah jika Dante hanya bermain-

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Istri Tawanan CEO Arogan   46. Paket Komplit

    “Bukankah dia gadis yang bersamamu di video viral waktu itu? Dia orangnya, bukan? Yang menyerangmu sampai wajahmu terluka.” Nicole menanyai Samantha setelah tak sengaja melihat Clara Johnson sedang berbincang dengan Emily Kiehl. Samantha bergumam sambil menganggukkan kepalanya. Pandangannya masih tak lepas dari sosok Clara Johnson yang berdiri di kejauhan. “Ya, kamu benar. Dia orangnya.” “Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah menurutmu Emily bertingkah sedikit aneh?” ucap Nicole keheranan. Sebagai seseorang yang selalu memandang rendah orang lain dan juga galak. Melihat Emily begitu menghormati Clara tentu mengundang kecurigaan bagi siapa saja yang melihat. Tak terkecuali Samantha sendiri, gadis itu merasa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi saat melihat kedua orang itu saling berbincang. Samantha tidak tahu apa yang sedang Clara rencanakan. Ia benar-benar tidak bisa menebak. Namun satu hal yang Samantha yakini, gadis itu pasti akan membuat kekacauan. “Nona Rayne! Kamu y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26

Bab terbaru

  • Istri Tawanan CEO Arogan   151. Makan Malam Bersama

    Malam harinya, Dante dan Samantha datang ke kediaman keluarga Adams untuk memenuhi undangan makan malam Margareth. Meski sebenarnya Dante merasa tidak berminat—Dante masih curiga pada sikap ibunya yang berubah secara mendadak. Namun pria itu tidak bisa menolak keinginan Samantha yang tampak antusias ingin datang. "Ayolah, Honey. Jangan pasang wajah seperti itu. Tersenyumlah.” Samantha merengek ketika melihat ekspresi Dante yang terlihat kaku. Dante menghela napas pelan, kemudian berusaha menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas. Meski jelas sekali Dante tampak terpaksa, tetapi Samantha tidak ingin berargumen. Setidaknya Dante masih bersedia datang dan saat ini pria itu sedang tersenyum. Orang pertama yang menyambut kedatangan mereka tentu saja Jennifer Adams. Wanita berambut pirang itu terlihat antusias dengan menghamburkan diri memeluk Samantha. “Rasanya sepi tidak ada kalian di rumah ini. Bagaimana kehidupan pernikahan di kediaman sendiri? Pasti sangat menyenangkan, bukan? Kal

  • Istri Tawanan CEO Arogan   150. Kejutan Pagi Hari

    Setelah sepakat untuk memulai kembali hubungan mereka, satu minggu kemudian Dante lantas mengajak Samantha untuk keluar dari kediaman keluarga Adams. Keduanya pindah ke griya tawang yang Dante beli beberapa bulan lalu. Tidak ada yang ingin Dante lakukan selain ingin terus bersama dan menghabiskan waktunya dengan istrinya yang cantik itu. Sebenarnya Dante ingin langsung mengajak Samantha pindah ke griya tawang setelah ia membelinya. Namun ada beberapa ketidakyakinan tersirat di dalam hatinya kala itu. Tetapi kali ini Dante sangat yakin untuk melakukannya dan ia bersumpah tidak akan melepaskan Samantha dari hidupnya. Saat ini Dante masih terlelap di atas tempat tidur mereka yang berukuran king size itu. Dan ketika sinar mentari yang memaksa masuk di celah jendela tak sengaja mengenai kelopak matanya, Dante menggeliat sebentar lalu membuka mata. Ditengoknya ke samping kiri dan ia tidak menemukan Samantha di sana. “Honey …,” seru Dante dengan suara parau. “Hey, di mana kamu?” Karena ti

  • Istri Tawanan CEO Arogan   149. Akhir Sebuah Cerita

    Dante memutuskan untuk mengantar Samantha pulang ke kediamannya alih-alih mengajak gadis itu ke kediaman keluarga Adams. Satu alasan yang Dante pikirkan adalah karena ingin Samantha menenangkan diri dan beristirahat dengan nyaman tanpa ada yang menganggu. Hingga saat ini gadis itu masih tampak syok dan begitu sedih karena insiden penculikan yang didalangi oleh sahabatnya sendiri.Samantha tak banyak berbicara. Dante juga tak banyak melontarkan pertanyaan pada gadis itu. Sekarang keduanya sedang berpelukan di atas ranjang dengan berbalutkan keheningan.“Aku tidak mengerti mengapa Jere melakukan hal semacam itu. Untuk apa dia menculikku?” Samantha keheranan. Keheningan yang semula membalut ruangan tersebut langsung pecah ketika pertanyaan tersebut terlontar dari mulut gadis itu.Dante meneguk saliva dengan sedikit payah. Sejujurnya Dante sudah mengetahui jika keluarga Sinclair telah jatuh bangkrut. Dan alasan Jeremiah menculik Samantha adalah karena pria itu memerlukan banyak uang.Dant

  • Istri Tawanan CEO Arogan   148. This Love

    Dante tiba di Panti Asuhan Mida empat jam setelah menerima informasi lokasi dari Jeremiah. Seperti yang pria itu inginkan, Dante datang seorang diri dengan membawa dua buah tas berukuran besar. Dante berjalan sambil mengamati area sekitar, kewaspadaan memenuhi diri pria itu.“Cih! Dasar berengsek. Dia pasti memilih tempat ini setelah menyurvei berkali-kali,” geram Dante.Lokasi yang dipilih Jeremiah sangat jauh dari keramaian. Dante bahkan harus menyetir selama berjam-jam agar tiba di tempat ini. Panti asuhan ini seperti bangunan terbengkalai yang sudah lama ditinggalkan, tidak akan ada yang datang menolong meski seseorang berteriak dengan lantang di tempat ini.Dante terus berjalan hingga akhirnya ia tiba di depan sebuah bangunan tempat Samantha disandera. Dengan kemarahan yang berkobar di dalam dirinya, Dante menendang pintu di depannya itu dan bergegas masuk ke dalam.“Samantha!” teriak pria itu ketika melihat wanita pujaannya tepat di depan mata.Tepat di depannya, Samantha duduk

  • Istri Tawanan CEO Arogan   147. Malapetaka

    Keesokan malamnya, Dante kembali mampir ke area kediaman Samantha seperti yang biasa ia lakukan. Namun ada yang aneh kali ini, kediaman gadis itu tampak gelap gulita. Dante sudah berada di sana selama sepuluh menit dan tak ada tanda-tanda keberadaan Samantha di sana. “Apa mungkin dia belum pulang?” gumam Dante curiga. Dante ingat Jennifer memberi tahunya bahwa hari ini Samantha pulang lebih awal. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Lalu, ke mana perginya gadis itu? Setelah bergulat dengan beberapa macam dugaan, Dante memutuskan untuk turun dari mobil dan memeriksa langsung gadis itu di kediamannya. Dante mengetuk pintu hingga beberapa kali sambil memanggil nama Samantha. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari gadis itu. Dante semakin gelisah. Dengan cekatan salah satu tangannya meraih ponsel dan menghubungi seseorang dari daftar kontak. Tapi lagi-lagi Dante harus melontarkan sumpah serapah sebab panggilannya tidak berhasil tersambung. “Sial!” umpat Dante kesal. S

  • Istri Tawanan CEO Arogan   146. Aku Akan Membawanya Kembali

    Masa kini …. Setelah semua kekacauan yang terjadi, Dante memutuskan untuk mengembalikan rumah yang sempat ia rampas dari Samantha dulu dan memberikan hak milik pada gadis itu. Setiap hari sebelum dan setelah pulang bekerja Dante selalu menyempatkan diri untuk mampir. Tentu saja ia hanya bisa berdiri dari kejauhan dan mengawasi gadis itu sambil berharap keajaiban. Samantha masih tidak bersedia—atau bahkan sudah tidak sudi—untuk bertemu dengannya. Dante sadar tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membela diri sekarang. Ia jelas salah dan sekarang ia harus menerima hukumannya. Memikirkan perjanjian mereka akan berakhir dalam beberapa bulan jelas menambah ketakutan di hati Dante. Sebelumnya ia dengan percaya diri dapat mempertahankan Samantha di sisinya. Namun keadaan menjadi terbalik dalam sehari, sekarang Dante tidak yakin ia akan berhasil melakukannya. “Samantha, maafkan aku,” gumam Dante pelan. Tatapan matanya sama sekali tak lepas dari jendela kamar Samantha yang lampunya masih men

  • Istri Tawanan CEO Arogan   145. Gadis Miskin yang Menyayangi Adiknya

    Beberapa hari setelah acara peragaan busana ....Dante membaca dengan serius laporan pemeriksaan latar belakang yang ia terima dari Jasper. Tidak ada satu baris kalimat pun yang lolos dari kedua mata Dante. Pria itu membaca semuanya tanpa terkecuali.“Jadi namanya Samantha Rayne,” ucap Dante seraya mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangannya.“Nama yang indah. Tidak salah orang tuanya memberi nama Samantha, selaras dengan wajahnya yang juga indah.” Jasper menjawab dengan santai.Dante hanya tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jasper. Kedua matanya masih sibuk memindai baris kata yang tertuang di dalam laporan hingga sebuah kalimat berhasil membuatnya tersenyum lega. Sebuah kalimat yang menyatakan jika Samantha Rayne adalah seorang gadis lajang.“Oke, kurasa mudah untukmu membuatnya terlibat denganku. Kamu bisa menjadikan adiknya sebagai umpan.” Dante menutup laporan latar belakang Samantha kemudian memasukkannya ke dalam laci meja kerjanya.“Aku sudah memikirkannya. Ini akan menjadi

  • Istri Tawanan CEO Arogan   144. Flashback

    Acara peragaan busana Jennifer Adams. Beberapa bulan yang lalu ….“Aku sudah menemukan calon pengantinku.” Kalimat itu meluncur dengan mudah dari mulut Dante.“Benarkah? Apa aku mengenalnya?” Jasper hampir tidak percaya saat mendengar kalimat itu dari Dante.“Tidak, kamu tidak mengenalnya. Bahkan aku pun tidak,” Dante menjawab tanpa menatap Jasper yang duduk menganga di sampingnya, “tapi kita akan segera mengenalnya,” lanjutnya kemudian menunjuk seorang gadis yang berdiri di depan mereka dengan dagunya.Jasper sontak mengarahkan matanya ke arah di mana dagu Dante menunjuk. Meski tidak terlalu yakin apakah gadis dengan balutan gaun pengantin itu adalah yang Dante maksud, Jasper hanya mengeluarkan satu kalimat. “Mengapa dia?” tanyanya.“Entahlah. Aku hanya merasa dia akan mudah dihadapi.” Bahkan Dante sendiri tidak terlalu yakin mengapa ia memilih gadis itu sebagai calon pengantinnya. Hanya saja instingnya mengatakan jika semuanya akan berjalan dengan mudah jika memilih gadis itu.Dante

  • Istri Tawanan CEO Arogan   143. Bajingan Sejati

    Dante tidak dapat mempertahankan Samantha meski ia telah memohon pada gadis itu berkali-kali. Sekarang Dante harus menerima kenyataan jika Samantha telah membencinya. Gadis itu tidak ingin melihatnya lagi.“Aku tahu ini adalah hukuman. Tapi rasanya sangat menyakitkan untuk menerima kenyataan bahwa Samantha telah membenciku. Dia tidak ingin melihatku lagi, Jasper.” Dante memijat pelipisnya kemudian mendesah kasar.Di seberangnya, Jasper yang sedari tadi hanya diam menyimak ikut mendesah. “Aku minta maaf karena situasinya menjadi kacau seperti ini, Dante,” kata pria itu terdengar menyesal. Seolah kekacauan ini terjadi karena ulahnya.Dante menggelengkan kepala. “Ini bukan salahmu. Jelas sekali bukan salahmu, kawan,” sahutnya dengan suara lemah.Tidak ada alasan bagi Dante untuk menyalahkan Jasper. Dante bukan seorang pemuda berusia enam belas tahun lagi. Usianya sebentar lagi akan menginjak angka tiga puluh tujuh, tentu saja Dante tidak akan bersikap kekanakan untuk menjadikan Jasper se

DMCA.com Protection Status