Share

Kemarahan Leon

Ayana berdiri di dekat jendela sembari menatap halaman samping rumah yang disinari cahaya bulan. Bunga-bunga liar yang tumbuh di sana tampak bergoyang ringan tertiup angin. Wajah Ayana mulai terasa dingin, tetapi ia merasa enggan untuk beranjak dari tempatnya.

Sejujurnya, ia merasa gugup.

Leon tampak sibuk dengan laptopnya, sementara Ayana ingin membicarakan sesuatu dengannya.

Dengan sabar, Ayana menunggu di tempatnya sampai terdengar suara laptop yang ditutup. Ayana lantas menoleh pada sang suami.

“Mas Leon,” panggilnya dengan hati-hati.

Leon mendongak dari tempatnya dan menatap Ayana. “Iya?”

“Aku mau bicara sesuatu, Mas. Apa boleh?” tanya Ayana dengan lembut. Ia tahu Leon merasa sangat lelah setelah seharian bekerja, dan jika pria itu ingin langsung tidur, maka Ayana takut akan mengganggunya.

“Tentu saja boleh,” kata Leon, menatap Ayana tidak habis pikir. “Kamu bisa bicara kapan saja.”

Ayana mengangguk dan menempatkan diri di samping Leon. Pandangan Leon seketika tertuju pada bekas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status