Aiden menciumnya dengan mengejutkan.Ciuman ini berbeda. Awalnya ciuman ini sangat lembut, begitu lembut sampai Eva merasa kalau dia berada di awan. Sampai kemudian ciuman itu berubah menjadi lebih intens dan mendesak daripada yang tadi. Aiden menggigit bibirnya, bertekad untuk mengalahkannya, dan Eva merasakan darah di mulutnya. Ciuman itu terasa seperti ujian seolah-olah Aiden mencoba mengambil keputusan tentang sesuatu atau menenangkan kekacauan batin.Eva merasa ngeri dan tercekik. Kepalanya berputar, dia berpikir kalau dia akan pingsan. Eva mengerahkan kekuatannya dan mencoba mendorong Aiden menjauh darinya. Eva terkejut ketika Aiden mengizinkannya untuk mendorongnya menjauh dan mengakhiri ciuman gila itu. Aiden menjauh dengan lesu lalu menyeka darah dari mulutnya seperti vampir.Matanya terlihat gila dan haus darah, "Apakah kau tahu apa yang aku benci, Eva?"Dia berhenti, memberi Eva kesempatan untuk menjawab, tapi Eva menganga dan menatap Aiden tanpa berkata-kata. Eva melihat bi
"Tuan Aiden, hasil tesnya sudah keluar."Alfred menyerahkan hasil tes itu kepada Aiden lalu menatap Eva yang memicu terornya. Eva hanya bisa melihat bagian belakang kertas putih kosong yang akan menentukan nasibnya. Aiden membaca sekilas laporan berbagai ukuran serta bagan sebelum membaca hasil tes. Dia mengangkat mata dari kertas lalu menatap tajam ke arah Steven Lewis."Apakah ini asli?" Tanya Aiden."Ya, Tuan Aiden," jawab Alfred dengan jujur, "Saya berada di sana sepanjang waktu. Tidak ada yang mengutak-atik apapun.""Tuan Aiden, jika Anda ragu, Anda dapat memeriksakan hasilnya di rumah sakit lain," kata Steven Lewis.Steven melepas sarung tangan lateksnya lalu membuangnya di tempat sampah. Tiba-tiba dia merasakan dingin di pelipisnya. Setelah menerima beberapa sinyal rahasia dari Aiden, Alfred menodongkan pistol ke kepala Profesor.Aiden mendekati Steven Lewis, "Sebastian adalah putramu dan kau mungkin ingin melindunginya. Jika itu benar, aku tidak peduli dengan hubungan keluarga
Eva terengah-engah selama beberapa menit sebelum kemudian bertanya, "Aiden, bisakah kau membiarkan aku memilihmu atas keinginanku sendiri?""Apa maksudmu?" tanya Aiden."Apa kau pikir kau benar-benar bisa memenangkan hatiku kembali? Bisakah kau mengIzinkanku untuk jatuh cinta padamu lagi, Aiden? Untuk melahirkan anakmu saat aku siap?""Apakah ini permainan untuk mengulur waktu, Eva?" Aiden bertanya dengan curiga, meskipun dia merasakan jantungnya berdebar penuh harap, "Apakah kau takut aku akan menyakiti Sebastian atau keluarganya?""Tidak," jawab Eva tanpa ragu. Dia mencoba untuk tetap tenang meski merasa bingung. Eva tahu kalau seluruh pemeriksaan fisik adalah siasat yang kejam sehingga Aiden bisa membuatnya khawatir dan menderita sebelum mengejar Sebastian.Itu semua salahku, pikirnya, Sebastian hanyalah seorang dokter yang tidak bersalah, dan aku telah mempertaruhkan nyawa Sebastian dengan meminta bantuannya. Aku tidak bisa membuat Sebastian kehilangan nyawa gara-gara aku.Aiden me
Eva merasakan sentakan listrik.Eva tahu jawaban dari pertanyaan Aiden, tetapi keberanian Aiden mengejutkannya, matanya membelalak. Dia tidak percaya Aiden akan mengatakan 'hal itu' di sini. Eva juga tidak mengerti kenapa Aiden ingin bercinta dengannya dan mengirim permintaan pertemanan di media sosial ketika Aiden jelas-jelas mencintai Rachel. Ya kan? Setidaknya itu yang Eva tangkap dari obrolan Aiden dan Rebecca yang sebelumnya tidak sengaja ia dengar.Eva mendesah. Sepertinya Aiden bisa terangsang oleh semua wanita. Aiden sepertinya selalu menginginkannya. Eva bertanya-tanya dari mana asal rumor yang mengatakan kalau Aiden tidak tertarik pada wanita. Jelas-jelas itu adalah omong kosong. 'Senjata' Aiden bahkan sekeras ini."Kenapa tidak, Suamiku?" Jawab Eva, dia tersenyum dengan semua pesona yang bisa dikerahkannya.Eva melihat melewati bahu Aiden ke arah Alfred yang berdiri di sudut, "Apa kau mau bergabung dengan kami, Tuan Alfred?""Aku tidak akan … aku … aku tidak," Alfred menjad
"Apakah kau tertarik pada wanita itu, Sebastian?" tanya Steven menuntut.Sebastian mencoba menghindar dengan cara menunduk tetapi file-file itu tetap menghantam kepalanya, "Tidak.""TIDAK?" Steven bertanya dengan tidak percaya.Dia tidak percaya anaknya. Jika Sebastian tidak tertarik pada Eva, dia tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti berbohong kepada Aiden Malik. Jika tersiar kabar bahwa Sebastian mencoba merayu salah satu istri pasiennya, seluruh rumah sakit akan hancur. Keluarga kaya dan berkuasa tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah sakit Lewis lagi."Katakan padaku, Sebastian, kenapa Eva memakai cincin nenekmu?" dia bertanya."Jadi bagaimana jika dia memang memakai cincin itu?" kata Sebastian."Apa yang kau pikirkan, Sebastian?" Steven berkata, dengan marah, "Itu adalah pusaka keluarga kita dan itu dimaksudkan untuk calon istrimu. Dapatkan cincin itu kembali!"Sebastian mengenang kegembiraan dan kepuasan yang dia rasakan saat melihat cincin itu melingkar di jari Ev
Ferrari hitam berhenti di depan mansion Malik. Bangunan yang cerah membuat kontras yang bersinar dengan tanah yang gelap. Pelayan telah diberitahu kalau Aiden akan pulang, dan mereka telah membentuk barisan rapi di depan pintu untuk menyambutnya.Alfred membukakan pintu mobil untuk Aiden, "Tuan Aiden, Hokkaido Cheese sudah dipanaskan dan siap disantap."Eva keluar dari mobil, dia mendengar kata-kata Alfred.Tadi malam Aiden ingin makan pasta yang kubuat lalu sekarang dia akan makan Hokkaido Cheese yang kubuat juga, pikirnya, Ada pepatah yang mengatakan kalau cara mendapatkan hati seorang pria adalah melalui perutnya, tetapi masa iya Aiden jatuh cinta padaku karena makanan yang sudah kumasak?Pikiran itu membuat Eva ngeri. Eva tahu dia memiliki bakat alami untuk memasak, tapi bakatnya itu tidak seberapa dibandingkan dengan koki bintang lima yang bekerja di dapur Malik. Eva berharap kalau Aiden hanya sedang bosan saja dengan masakan para koki hebat itu dan menikmati kebaruan rasa makanan
Rasa keju yang creamy memenuhi mulut Aiden. Dia cukup terkejut saat mengetahui kalau dia benar-benar menikmati masakan Eva. Eva mencoba memberinya potongan kue lagi, tetapi Aiden mendorong garpu itu.Eva mengerutkan dahi, "Kupikir kau ingin aku menyuapimu, suamiku sayang.""Aku sudah kenyang, sayang. Tapi, kalau kau ingin memenuhi seleraku yang lain, kau bisa melakukannya nanti malam," bisiknya.Kesal dengan rayuan itu, Eva bangkit mencari sebotol anggur putih untuk menemaninya makan malam. Dokter Benjamin Walker memasuki ruang makan lalu melihat ke arah Aiden untuk persetujuan. Aiden mengangguk sebagai tanda mengizinkan dokter itu untuk mendekat."Ini tentang obat-obatan, Tuan Aiden," bisik Benjamin.Aiden segera mengangkat tangan untuk memberi isyarat agar Benjamin berhenti berbicara lalu menatap Eva dalam-dalam."Kita bicara di ruang kerja saja," perintahnya.Eva tidak mendengar kata-kata Benjamin atau melihat ekspresi rumit Aiden, jadi dia berasumsi kalau mereka pergi dengan terges
"Loki berasal dari keluarga Jonas, tapi dia tidak membiarkan Nona Rebecca mendekatinya. Nona Rebecca sudah mencoba, tapi Loki selalu menggeram padanya sampai-sampai Nona Rebecca harus menjaga jarak dari Loki."Eva mendengarkan dengan penuh perhatian dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang panas dan basah di telapak tangannya. Eva menunduk dan melihat kalau Loki menjilati tangannya. Detik berikutnya Loki melompat dan menjilat wajah Eva. Meskipun Loki sakit, anjing itu masih besar dan kuat. Hal itu membuat Eva tersandung ke belakang dan jatuh."Loki," kata Eva, tapi Loki terus menjilatinya. Telapak tangan Eva terasa sedikit gatal karena kepala berbulu Loki."Kurasa itu karena aroma Nyonya Eva mungkin agak mirip dengan Tuan Aiden," kata seorang pelayan.Eva mulai tertawa. Aiden telah memeluk dan menyentuhnya sepanjang hari untuk mencoba memulai rumor kalau hubungan mereka berkembang dengan baik. Aiden memiliki aroma berbeda yang melekat pada semua yang dia sentuh dan miliki, bahkan saat pria