Daging sapi mentah mendarat di tubuh Eva, yang berteriak lalu mencoba menarik daging berdarah itu dari tubuhnya."Maaf, Nyonya Eva saya tidak sengaja," pelayan itu meminta maaf sambil berdiri.Pelayan itu mencoba membantu Eva, tetapi dia berhenti saat melihat ekspresi agresif di wajah Loki. Merasa ketakutan, membuat pelayan itu perlahan mundur.Mulut Loki yang besar dan merah terbuka, memperlihatkan semua giginya. Ada darah di matanya, dan dia menatap tajam ke arah Eva. Para pelayan lainnya melihat tatapan Loki yang brutal dan meringkuk ketakutan, mereka tahu tidak ada yang bisa dilakukan untuk Eva.Eva juga takut. Mungkin saja Loki tadi menerimanya karena aromanya seperti Aiden, tapi sekarang baunya seperti darah segar. Eva menarik daging dari tubuhnya untuk mencoba melempar daging itu ke arah Loki saat dia berjalan ke arahnya. Daging sapi itu seperti hidangan pembuka untuk anjing besar itu, aroma darah yang kuat membuatnya tersentak.Loki perlahan berjongkok untuk memusatkan semua ke
Aiden bergegas memeriksa luka Eva."Apakah kau terluka, Eva?" dia bertanya, "Kau tidak apa-apa kan?"Eva merasa pusing, campuran suara kesal dan khawatir Aiden sepertinya datang dari tempat yang sangat jauh.Apakah Aiden mengkhawatirkanku? Eva bertanya-tanya.Eva tidak menjawab.Dengan putus asa, Aiden meninggikan suaranya, "Aku bertanya padamu, Eva, apakah kau terluka? Jawab aku, Eva! Katakan kalau kau baik-baik saja!"Aiden terdengar seperti orang gila, dia berputar pada pelayan lalu berteriak, "Apa yang kalian semua lakukan, hah? Kenapa cuma berdiri di sana? Panggil dokter cepat!"Eva perlahan tersadar dari keterkejutannya yang membuat shock.."Tidak apa-apa, Aiden. Loki tidak menyakitiku," bisiknya.Loki tidak menyerang Eva, anjing itu datang untuk mengambil daging sapi yang ada di tangan Eva. Setelah itu, Loki mundur darinya. Terguncang oleh serangan Loki, Eva mengambil korek api dari saku lalu melambaikan api di wajahnya untuk mencegah Loki mendekatinya lagi. Eva tahu kalau hewa
Loki perlahan berlari ke arah Aiden lalu menggosok kakinya. Aiden memerintahkan dokter hewan untuk memeriksa lukanya dengan hati-hati. Dengan kehadiran Aiden, Loki menjadi penurut saat diperiksa."Selain bekas bulu yang dibakar di sekitar leher, dia baik-baik saja," kata dokter hewan, "Loki terkena virus dan telah diberi suntikan, tetapi tampaknya nafsu makannya sudah kembali lagi."Aiden memerintahkan dokter hewan dan pelayan untuk meninggalkan ruangan. Dia berlutut untuk menggosok kepala anjing itu."Kenapa kau tidak membiarkan dokter hewan memeriksamu sebelumnya, Loki?" Aiden bertanya pada anjing itu."Tuan Aiden, saya sudah menyiapkan videonya," kata Alfred.Alfred merasa aneh kalau Loki bisa bersikap begitu lembut di sekitar Eva.Apakah ini anjing yang sama yang menggeram dan menggonggong pada semua orang selain Aiden? pikir Alfred, Loki bahkan tidak mengizinkanku untuk dekat dengannya. Tapi, herannya Loki membiarkan Nyonya Eva menyentuhnya.Aiden membuka aplikasi di ponsel lalu m
Rebecca menggigit bibir bawahnya dan matanya menggelap."Jika itu benar untuk Rachel, maka aku tidak akan melakukan apa pun untuk menghalangi," kata Rebecca, "Rachel adalah saudara perempuanku lagipula aku juga sangat peduli pada Aiden. Aku bersedia memberi mereka berdua kesempatan untuk bahagia satu sama lain."Bagi Rebecca, keluarganya akan diuntungkan jika Rachel menikahi Aiden. Agak menyakitkan kalau Aiden lebih memilih saudara perempuannya, tetapi Rebecca tidak akan mengakuinya kepada Victoria Malik."Kau sangat baik, Rebecca. Kau benar-benar memenuhi harapanku," gumam Victoria.Wanita tua itu meletakkan cangkir lalu memberi isyarat agar Rebecca mendekat. Dia membisikkan sesuatu ke telinga gadis itu hingga mata Rebecca membelalak."Apakah nenek mengatakan yang sebenarnya tentang Aiden yang tidak ingin Eva hamil?"Victoria mengangguk dengan pasti. "Ya, aku mendengarnya ketika Aiden dan suamiku berbicara di ruang kerja sewaktu Dokter Sebastian datang untuk memeriksa Eva waktu itu.
Kabar Eva mengambil alih Hotel Empire meledak dalam semalam. Menjelang fajar, kerumunan orang telah berkumpul di luar gerbang hotel. Para penjual gosip dan jurnalis saling bahu-membahu, mereka sangat ingin mendapatkan berita.Berita tentang Empire Hotel berganti pemilik dalam semalam sudah cukup mengejutkan, tetapi berita bahwa Eva Malik tidak pernah bekerja atau bahkan mempelajari manajemen hotel membuat semua orang heboh. Kerumunan tampaknya sangat ingin menyaksikan kegagalan manajemen hotel dan banyak yang bertaruh berapa lama Empire Hotel akan tetap buka di bawah manajemen Eva. Beberapa bertaruh itu akan bertahan setahun, yang lain mengatakan mereka ragu itu akan bertahan seminggu lagi."Dia di sini," teriak seseorang.Kerumunan berbalik untuk menonton Ferrari merah berhenti di depan hotel. Penjaga pintu membuka pintu mobil dan Eva keluar dengan setelan kuning cerah. Kerumunan melonjak ke arahnya, lalu jurnalis mengarahkan mikrofon dan kamera ke wajahnya."Nyonya Eva, mereka menga
"Rachel Jonas?" Eva bertanya dengan keras."Ya. Saya percaya dia sedang bepergian ke luar negeri untuk belajar manajemen hotel," kata Mell, "Saya pikir desainnya luar biasa. Lihat keberanian warna di kaca patri. Mereka mengatakan sangat sulit untuk membuat seperti itu."Eva tiba-tiba berhenti dan menoleh ke arah Mell dengan ekspresi penasaran, "Apakah kau mengenal Rachel dengan baik?""Tidak juga," jawab Mell, "Saya dulu asistennya."Eva berpikir sejenak sebelum bertanya, "Tahukah kau bagaimana caranya aku bisa menghubungi Rachel?""Saya punya alamat emailnya," kata Mell."Kalau begitu kirimkan padaku alamat emailnya."Mell mengangguk lalu membukakan pintu kantor untuk Eva.Jendela Prancis pertama kali menarik perhatian Eva. Kemudian Eva melihat meja dan kursi sederhana itu. Dia berbelok ke kiri untuk menemukan tempat duduk dengan sofa, meja teh, dan pohon bonsai. Desainnya sederhana namun elegan. Mell membawa file staf yang tersisa.Manajer SDM adalah pria paruh baya gemuk yang mengoc
Di Hotel Empire, Mell membawa Eva ke spa mata air panas terbuka."Kita akan syuting di sini hari ini," kata Mell.Sekelompok pekerja termasuk spesialis pencahayaan, fotografer, dan asisten sedang mempersiapkan pemotretan. Uap mengepul dari mata air panas, beberapa pekerja melemparkan kelopak mawar ke dalam air. Pemandangannya seperti mimpi dengan kabut panas dan aroma mawar yang ringan.Bunga sakura jatuh ke tanah saat angin sepoi-sepoi bertiup. Eva menatap kelopak yang jatuh, sebagian bahkan jatuh di rambutnya yang pirang. Kecantikan Eva menarik perhatian para pekerja, dia terlihat seperti kecantikan ethereal di bawah pohon sakura yang sering ada di anime-anime Jepang. Jika pekerja tidak takut dipecat, mereka akan bergosip sembari menatap kecantikan itu."Apa yang kalian lihat?" sutradara membentak, "Siapkan adegan dalam sepuluh menit atau kalian dipecat."Sutradara melempar naskah di atas meja dengan frustrasi."Siapa yang akan melakukan syuting?" Eva bertanya ingin tahu.Mell hendak
Rebecca mencibir, "Kepura-puraanmu yang sok tenang itu mungkin berhasil di hadapan staf, tapi kita akan lihat berapa lama kau bisa menjaga hotel ini tetap berjalan sebagaimana mestinya.""Kita lihat saja nanti. Sekarang lakukan saja syutingnya dengan benar, Rebecca."Ketenangan Eva membuat Rebecca keki. Dia menjadi kesal. "Aku akan menunggu hari ketika Aiden bukan suamimu lagi, Eva," cetusnya."Jika Aiden bukan suamiku lagi, belum tentu juga dia akan mau denganmu, Rebecca."Brengsek, Rebecca memaki di dalam hati. Rebecca pergi ke mata air panas tempat kru pencahayaan dan kamera menunggu. Rebecca melepas jubah mandinya dan perlahan memasuki pemandian air panas.Rekaman pertama menunjukkan Rebecca sedang bersantai di pemandian air panas dengan Bryan yang menggendongnya dari belakang. Uap mengepul dari air, Rebecca menutup matanya dengan nyaman. Dia menarik napas dalam-dalam lalu masuk ke peran dengan cepat, Rebecca terlihat seperti berada di surga.Dia meminum air dengan kedua tangan la