Beranda / CEO / Istri Sempurna Sang Pewaris / Sapu Tangan Sutera Emas

Share

Sapu Tangan Sutera Emas

Penulis: Ash Nine
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-20 23:11:16

Aiden melonggarkan cengkramannya lalu memerintahkan pada pelayan untuk, "Buka gerbangnya dan undang para wartawan itu masuk. Kami akan menyambut mereka dengan baik. Lagi pula, aku punya berita untuk diumumkan."

Aiden meletakkan ibu jarinya di mulut Eva lalu membelai bibir bawahnya yang kemerahan secara bolak-balik.

"Karena kau yang telah membawa para wartawan itu ke sini," bisiknya, "kuharap kau bisa menanggung konsekuensinya, Eva."

Eva tersenyum dengan tenang dan merasakan para pelayan mengencangkan pegangan mereka di lengannya seolah mereka bisa membaca pikiran bos mereka.

Tiba-tiba Eva membuka mulut lalu menggigit jari Aiden yang perlahan menelusuri bibirnya. Eva terkejut karena alih-alih kesakitan dan menarik ibu jarinya keluar, Aiden justru mulai memasukkan jari itu lagi ke dalam mulut Eva seolah-olah tidak merasakan sakit dan menikmati sensasi lidah lembut Eva yang menyentuh ujung jarinya.

Eva mengerutkan dahi dan menggunakan ujung lidahnya untuk menekan jari itu sekuat yang dia bisa, tetapi pria itu memainkan permainan mengejar dan mundur di dalam mulutnya sehingga air liur mulai menetes ke sisi bibirnya. Alih-alih membuatnya jijik, adegan ini memancing hasrat pria.

Aiden ingin menjilat cairan manis di sudut mulut Eva. Salah satu pelayan melepaskan cengkeramannya di lengan Eva dan menawarkan Aiden nampan perak dengan saputangan sutra emas agar pria itu bisa menyeka jari-jarinya.

"Dasar pria iblis!"

Dia menjulurkan lidahnya yang lincah dan perlahan menjilat buku jari jempolnya seperti sedang menikmati es krim yang enak. Eva terengah-engah. Tidak heran Eva pernah jatuh cinta padanya, hanya sedikit wanita yang bisa menolak pria seperti itu. Sayang sekali Eva bukan lagi wanita yang sama yang merindukan perhatiannya dan memohon cinta pria ini lagi.

"Aku tahu kau sudah memiliki wanita lain dalam hidupmu," Eva berkata, "Karena itu, bukankah kau seharusnya senang dengan perceraian ini? Aku memiliki niat baik mengundang para wartawan di sini demi mengumumkan berita perceraian kita. Ini seperti latihan untuk pengumuman pernikahan yang kedua Anda, 'Yang Mulia'." Tak lupa Eva menambahkan sarkasme dalam kata-katanya.

Aiden memberi senyum penuh perhitungan, "Baiklah, karena kau begitu perhatian padaku, Istriku, aku juga tidak akan mengecewakanmu."

"Baguslah. Itu artinya, perceraian ini telah kita sepakati. Jangan berubah pikiran atau orang akan menganggapmu sebagai orang yang tidak beradab."

Mengetahui betapa sombongnya Aiden, Eva mencoba memanipulasinya untuk menjamin perceraian. Secara pribadi Aiden bisa berubah pikiran, tapi begitu para wartawan mengetahui perceraian pria itu akan dipaksa untuk menepati janjinya.

"Kau tidak berniat berbicara kepada pers setelah hari ini, bukan?" tanyanya.

"Tentu saja tidak."

Aiden mengangguk dan para pelayan melepaskan cengkeramannya. Eva berbalik untuk meninggalkan ruangan. Dia ingin memberikan penampilan yang terbaik untuk konferensi pers yang begitu penting dan dia perlu waktu untuk bersiap. Saat dia melewati ambang pintu, Eva berbalik dan berkata dengan nada ironis, "Ngomong-ngomong, tadi malam adalah pertama kalinya bagiku. Kamu bisa menganggapnya sebagai hadiah perpisahanku untukmu."

Aiden memiringkan kepalanya dan menyeringai saat Eva mundur.

Alfred kepala pelayan berdehem, "Nyonya Eva bertingkah sangat aneh akhir-akhir ini. Mungkin kita harus meminta dokter untuk memeriksa—"

Dia hendak mengatakan kesehatan mental, tetapi dengan cepat berpikir lebih baik untuk menelan kata-katanya.

"Aneh?" Aiden bertanya-tanya. "Ya benar, ini memang aneh. Wanita itu dulu sangat membutuhkanku, selalu memohon perhatian dan kasih sayangku. Dia bahkan pernah mencoba membuat keributan dengan mencoba bunuh diri. Lalu, mengapa sekarang dia berubah? Mengapa dia bersikeras pada perceraian ini? Apakah itu bagian dari strategi baru Eva untuk membuatku tertarik?"

Aiden bergumam dengan dingin, "Ah, biarkan saja wanita itu merasa puas dengan ilusi kecilnya yang penuh harapan. Bagaimanapun ini hanyalah permainan kekuatan dari orang yang putus asa."

Seperti lalat yang tidak bisa dia usir, sekelompok pelayan mengikuti Eva kembali ke kamarnya. Pelayan menelanjanginya, Eva lantas menenggelamkan dirinya di bak mandi besar, kelopak mawar mengapung di permukaan air susu.

Eva meminta pelayan untuk membawakan anggur merah. Memutar-mutar kelopak mawar, Eva melihat air mandi menetes ke jari-jarinya yang panjang. Semoga semuanya berjalan sesuai rencana.

Dalam dua tahun sejak dia menikah dengan Aiden Malik, suaminya memperlakukan Eva dengan perasaan muak. Jangankan memaksa pria itu menyentuhnya, melihat Eva saja pria itu seolah tak tahan. Setiap usaha yang Eva lakukan untuk merayu suaminya justru menjadi bumerang, membuat Aiden lebih jijik dari sebelumnya.

Eva mengingatkan dirinya sendiri bahwa semua itu hampir berakhir dan dalam beberapa jam, Eva akan menjadi wanita bebas, tidak dibatasi lagi oleh suasana hati Aiden yang berubah-ubah.

Seorang pelayan menyela pikirannya, "Nyonya Eva, ada telepon untukmu."

Dengan lesu, Eva bersandar di sisi bak mandi dan membuka matanya sebelum memasang headset Bluetooth.

"Kami telah memastikan bahwa ada racun yang baru dikembangkan dalam darah Anda," suara laki-laki berkata, "Jika berlebihan, itu dapat menyebabkan perubahan besar dalam kepribadian serta penurunan daya ingat.

Akumulasi racun yang begitu besar menunjukkan kalau racun itu telah dikonsumsi dalam waktu yang lama," suara itu melanjutkan, "Saya sarankan untuk memeriksa makanan dan barang-barang pribadi Anda untuk melihat apakah itu telah diracuni. Dan jangan lupa untuk minum obat. Obat itu tidak akan mengembalikan kepribadian atau ingatan yang terhapus sebagian, tapi paling tidak akan membantu Anda tetap aman untuk saat ini."

"Aku tidak perlu memeriksanya karena malam ini adalah malam terakhirku di kediaman Malik," jawab Eva.

Eva mengakhiri panggilan lalu melilitkan jari-jarinya di batang gelas anggur. Dia menyipitkan matanya yang indah dan dengan santai mengaduk cairan merah di gelas. Kristal bersinar terang di bawah lampu gantung Swarovski.

Eva lalu mengangkat gelas dan beralih ke kamera di dinding. Hanya orang mesum seperti Aiden yang punya ide memasang kamera di kamar mandi. Dia bersulang untuk pria itu dan orang tak dikenal yang telah meracuninya hingga menyebabkan perubahan kepribadian dirinya yang drastis dan kehilangan sebagian ingatan.

Bibir merah muda Eva mengucapkan "Cheers" tanpa suara.

Seakan pernikahannya dengan Aiden tidak cukup mengerikan, sekarang seseorang telah meracuninya.

"Semakin banyak alasan untuk bercerai!" Eva memantapkan hati.

Sementara itu, di ruang pengawasan, Aiden menatap layar komputer dengan mata tajamnya. Kulit Eva yang halus dan cerah, seperti sinar bulan murni, sangat memikat saat keluar dari bawah air susu.

Aiden tidak bisa tidak mengingat penampilan istrinya tadi malam ketika Eva berada di bawahnya. Intensitas ingatannya membuat darah Aiden mengalir ke bagian tubuh tertentu dan dia bisa merasakannya sesuatu di celananya menjadi sekeras besi.

Aiden mengekang dorongan untuk menghancurkan layar yang menunjukkan wajah sombong Eva yang tersenyum. Pria itu lebih suka menunggu dan melihat apa yang istrinya mainkan. Eva tiba-tiba melihat ke kamera seolah dia tahu sedang dimata-matai oleh Aiden.

Mengejek, Eva mengucapkan satu kata, "Cheers."

Aiden bertanya-tanya apa yang wanita itu pikirkan. Apakah dia merayakan karena dia pikir akan mencapai keinginannya? Apakah ayahnya menekannya untuk menceraikannya? Atau apakah ini benar-benar hal yang diinginkan oleh wanita itu?

Aiden mematikan layar.

"Dengan siapa dia berbicara di telepon tadi?" tanya Aiden.

"Kami belum mengetahuinya, Tuan," jawab Alfred.

"Kalau begitu cari tahu segera. Jika tidak, ucapkan selamat tinggal pada pekerjaanmu."

Suara Aiden yang tenang dan mengancam membuat Alfred bergetar. Dia menunduk dan buru-buru menjawab, "Saya akan segera mengetahuinya, Tuan."

Lalu Alfred mengangkat kepalanya. Dia menatap Neil yang ada di sebelahnya dengan spekulasi, "Oh ya, para pelayan juga berkata …"

"Apa?"

"Mereka mengatakan kalau Nyonya Eva sedang berbicara dengan seorang pria."

Setiap aspek kehidupan Eva diawasi dan diatur untuknya. Eva bahkan tidak menelepon ke Abraham tanpa sepengetahuannya. Sekarang kepala pelayannya memberitahu bahwa seorang pria telah berbicara dengan istrinya?

Dua pelayan Eva masuk untuk melapor kepada Aiden, "Nyonya Eva telah selesai mandi, Tuan. Dia memintaku untuk membawakan ini untukmu."

Pelayan yang lebih muda memegang telepon dengan kedua tangan dan mengintip ke arah Aiden dengan kekaguman dan ketertarikan yang semakin besar.

Aiden mengambil telepon. Layar menampilkan video langsung Eva berpakaian. Pelayan membantunya mengancingkan bajunya. Dia mengenakan gaun sutra berwarna merah tanpa punggung yang memperlihatkan gelombang pucat di payudaranya.

Dia memiliki jenis kecantikan yang membuat orang berperang karena kulit bercahaya, sosok jam pasir, dan wajah tanpa cela yang bahkan riasan minimalnya tampak berlebihan. Dia sempurna.

Kemudian Eva berbalik menghadap kamera. Dia dengan sengaja menarik bagian depan gaunnya ke bawah dan memamerkan payudara telanjangnya ke kamera. Bibirnya, diwarnai dengan lipstik merah retro, mengerut dalam ciuman ke kamera.

"Aiden sayangku, apakah kau menyukainya?" dia bertanya.

Bab terkait

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Konferensi Pers

    Aiden mencengkeram ponsel lebih keras, pembuluh darah biru di tangannya tampak hampir meledak. Dia melempar telepon yang menghantam meja membuat telepon itu pecah menjadi beberapa bagian."Hentikan dia!"Aiden menggertakkan giginya karena marah dan para pelayan yang panik dengan cepat melarikan diri ke segala arah untuk mencoba menghentikan Eva sebelum penampilan barunya yang mencolok dan sikap barunya yang berani menciptakan skandal dengan pers.Saat dia tampil di depan umum, Nyonya Eva Malik adalah perwakilan dari seluruh keluarga Malik. Sesuai dengan citra mereka, dia berpakaian secara konservatif dengan mengenakan blus dan gaun sederhana berleher tinggi, warna-warna netral, dan gaya rambut sederhana dan rapi. Selama tiga tahun terakhir, pakaiannya dibuat khusus dan rambutnya ditata oleh spesialis yang sangat terlatih. Tidak pantas baginya untuk terlihat mengenakan gaun merah yang terbuka.Anggun dan cantik dalam balutan gaun panjang sutra berwarna merah, Eva menuruni tangga besar d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Pernikahan Yang Disesali

    Kata-kata Eva menarik perhatian semua orang, termasuk sosok raja yang mengesankan dan agresif yang berjalan menuruni tangga besar. Aiden berjalan dengan satu tangan di sakunya dan beberapa pelayan mengikuti di belakangnya. Dia menghentikan langkahnya yang teguh sesaat setelah mendengar Eva menyebutkan sebuah masalah."Sepertinya saya ingat, menurut perjanjian pranikah kami, jika saya mengajukan cerai, saya tidak akan mendapatkan harta. Jadi saya menolak," Eva mengumumkan. Semua orang terkejut. Wanita ini sudah gila. Pertama, dia menyiratkan bahwa dialah yang mengajukan perceraian, dan kemudian dia menolak lima miliar dolar. Apakah dia tahu apa yang dia lakukan?"Nyonya Victoria Malik, Eva sepertinya sedikit mabuk," John, kepala keluarga Abraham menjelaskan, "Dia tidak sedang berpikir jernih."Kata-kata John membawa peringatan tersembunyi kepada Eva untuk berhenti berbicara omong kosong. Eva mengabaikannya. Dia tidak ingin membuang waktu lagi dan ingin menyelesaikan perceraian sesegera

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Provokasi Terbuka

    "Eva, beraninya kamu mendorong Rebecca hingga jatuh dari tangga?" Victoria menunjuk Eva dan jarinya gemetar karena marah. Dia berharap dia bisa menyodok menembus tengkorak cucu menantu perempuannya.Abraham berdiri diam di sudut, terlalu malu untuk mengatakan apa pun.Aiden menatap mata Eva, sebelumnya wanita itu akan membeku di tempat karena terlalu malu untuk membela diri. Namun, sekarang sepertinya Eva menuduh Aiden seolah-olah pria itulah yang seharusnya malu."Well hey, siapa wanita pemberani ini?" Aiden bertanya-tanya, "Dan apa sebenarnya yang dia coba lakukan?"Eva mengerutkan kening pada Aiden. Meskipun mata kiri Rebecca diselimuti lingkaran hitam memar, Eva menjadi sombong dan lebih percaya diri sejak wanita itu tiba. Aiden segera menyadari perubahan halus pada Eva ini. Sepertinya itu provokasi terbuka. Aiden menyadari bahwa Eva pasti mengirimi Rebecca pesan misterius yang mengundangnya ke rumah. Ketertarikan dan keingintahuan menyusup ke tatapan Aiden yang penuh perhitungan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Sebuah Dongeng

    Eva sangat marah, tapi dia merasakan sesuatu yang keras dan hangat menekan perutnya. Eva memelototinya, "Apa kau tahu seperti apa dirimu sekarang, Aiden? Kau tidak lain seperti seekor serigala."Eva sedikit sakit kepala. Kata-kata cabul yang keluar dari mulutnya sendiri sungguh berlawanan dengan sikapnya yang biasanya patuh. Dadanya berdebar secara aneh."Oh ya? Jika aku adalah serigala lalu kau adalah apa? Si tudung merah?" Aiden mengatupkan bibirnya, "Jangan lupa, Eva, bahwa kaulah yang membiusku dan memohon agar aku mencintaimu. Kaulah yang menggeliat di bawahku. Dan setelah malam yang begitu intens, bagian ini…"Aiden menelusuri ujung jarinya dari tulang selangka ke perut Eva yang mulus. Itu berarti satu hal. Eva gemetar membayangkan memiliki anak dengan Aiden dan menggelengkan kepalanya dari kanan ke kiri. Wanita itu lantas menusukkan jarinya ke dada Aiden sebagai protes, tapi pria itu menganggap gerakan itu sebagai godaan.Aiden telah memberi Eva banyak kelonggaran hari ini, men

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Teh Yang Ditawarkan

    Saat Eva membersihkan dirinya di kamar mandi, Rebecca duduk bersama Nyonya Victoria Malik di sayap timur mansion Malik yang tenang dan berselera tinggi. Kediaman Malik terdiri dari satu rumah utama yang terletak di sebidang tanah yang luas, tetapi keluarga tersebut juga memiliki belasan rumah dan kondominium lain dengan berbagai ukuran di seluruh kota. Bahkan di puncak kekuasaan dan prestise mereka, kediaman keluarga Jonas tidak berukuran setengah dari rumah Malik.Sejak keluarga Jonas mulai kehilangan uang dan ketenaran, Rebecca bertanggung jawab untuk memulihkan reputasi keluarganya. Cara termudah untuk melakukannya adalah menikah dan tidak ada kandidat yang lebih baik selain daripada Aiden. Aliansi dengan keluarga Malik akan lebih dari sekadar memulihkan status keluarga Jonas, itu akan mengangkat mereka ke posisi yang baru.Seharusnya tidak begitu sulit. Rebecca tumbuh bersama Aiden dan semua orang berharap mereka berdua menikah. Eva muncul entah dari mana, dan pernikahannya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Selimut Putih

    Di kamar mandi yang beruap, Aiden dengan sedikit bertenaga menggosokkan waslap ke seluruh tubuhnya. Keterlaluan! Aiden tidak percaya bahwa Eva telah muntah di tubuhnya. Apakah mencium Aiden sebegitu menjijikkannya bagi Eva? Pikiran itu membuat Aiden terbakar amarah.Aiden menyesuaikan tekanan air hingga air menetes ke kulit perunggunya. Air itu mengalir ke perutnya yang kokoh, menonjolkan otot-otot tubuhnya yang seksi. Dia keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu mengenakan jubah gelap dan mengikatnya secara longgar di pinggang.Pelayan telah membersihkan kamar saat dia sedang mandi dan sepertinya mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Lampu mati, tetapi lilin aromaterapi menyala dan berkedip penuh semangat di kandil di lemari kayu berukir. Cahaya redup menciptakan suasana romantis.Seorang wanita dengan tubuh sempurna sedang berbaring di tempat tidur membelakangi Aiden. Selimut putih tebal meluncur dengan menggoda dari bahunya, memperlihatkan pungg

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Sensasi Pelukan

    Pelayan itu memalingkan muka dari Aiden dengan tergesa-gesa. Dia bingung dan malu. Semua orang mengatakan bahwa Aiden diam-diam menginginkan Rebecca, sekarang berkat rencana Nyonya Eva Malik, Nona Rebecca Jonas berbaring telanjang di tempat tidur Aiden. Pelayan itu merasa, tidak masuk akal bagi Aiden untuk marah seperti itu. Bukankah situasinya tidak memalukan—normal bagi pria sekuat Aiden untuk memiliki beberapa wanita simpanan. Yah, begitulah yang pelayan itu pikirkan.Tampilan Aiden menusuk dan suram. Dia melirik lilin di seberang ruangan. Api biru gelapnya masih berkelap-kelip. Dia berjalan mendekat, mengambilnya dan membawanya ke hidungnya. Dia menghirup dengan cepat."Minta Dokter Walker datang ke sini," perintahnya.Pelayan pertama memanggil Dokter Benjamin Walker dan yang lainnya masuk untuk membantu Rebecca berpakaian.Dokter Benjamin Walker datang dengan cepat. Dia memeriksa Rebecca terlebih dahulu. Meskipun dia berpakaian, wajahnya masih merah dan dia mengeluh bahwa dia kepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Bahu Yang Seksi

    Sebuah mobil BMW berwarna putih berhenti di tempat parkir St. Lewis. Mobil itu terlalu mencolok untuk sebuah rumah sakit.Bertindak seperti seorang pria sejati, Dokter Sebastian Lewis membuka pintu mobil dan membantu Eva keluar dari kendaraan. Dia mengulurkan tangan agar Eva bisa meletakkan tangan sembari memberinya tatapan penuh simpati.Eva telah berganti pakaian menjadi gaun abu-abu konservatif sebelum meninggalkan rumah, tetapi dia telah memotong sebagian kerahnya untuk memperlihatkan bahunya yang seksi. Kain putih dari kerah itu sekarang melilit pinggangnya sebagai ikat pinggang. Pakaiannya unik dan kreatif, dan Sebastian mau tidak mau menyadari bahwa itu berbeda dari pakaian biasanya.Pria itu tersenyum sopan dan menatap Eva dalam-dalam. Matanya jernih, tetapi tidak terbaca pada saat bersamaan."Kau sangat berbeda sekarang, Eva," dia mengamati."Kau tahu tidak kalau pujianmu itu membuatku merasa seperti kembali dari kematian," jawab Eva."Benarkah? Aku tidak tahu itu," kata Sebas

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12

Bab terbaru

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Jejak Kaki Yang Kau Tinggal

    Bandara terlihat ramai, tapi itu tidak membuat seorang gadis dengan tubuh model berjalan dengan angkuh sembari menarik tas kopernya.Di area penjemputan penumpang, mata gadis itu menatap sekeliling dimana ada banyak orang yang berdiri untuk menunggu kerabat, teman atapun rekan. Sampai akhirnya dia mendengar teriakan itu disertai lambaian tangan dari seorang yang ia kenali."Rebecca!" panggil Rachel sembari mengangkat selembar karton bertuliskan namanya.Rebecca segera menghampiri Rachel, keduanya saling berpelukan, "Apa kabar?" tanya Rachel pada Rebecca, "Lama kita tidak bertemu, kau semakin cantik saja adikku.""Kakak," seru Rebecca rasanya ia ingin menangis karena sudah lama tidak bertemu dengan saudarinya itu, "Aku merindukanmu.""Sama. Ayo, kita ke apartemenku. Kau bisa menginap di sana.""Ngomong-ngomong, mana pacarmu katanya kau sudah punya pacar," tukas Rebecca sembari melihat kesana kemari."Ah, dia sedang bekerja dan tidak bisa ikut menjemputmu. Aku akan mengenalkanmu padanya

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Lambaian Tangan

    "Aduh, sudah-sudah. Cucu kita hanya ingin berbulan madu saja. Biarkan saja." Alaric menengahi, "Minum saja tehmu, Victoria."Aiden bergerak sigap mengambil cangkir teh Victoria lalu menyodorkannya ke wanita tua itu. Wanita tua itu mau tak mau tersenyum, "Kau ini, cucu nakal, mana ada bulan madu selama ini. Bilang saja kalau ini hanya akal-akalanmu untuk menolak kembali. Ya, kan?"Mendengar itu Aiden hanya tertawa saja.Beberapa waktu kemudian, keduanya lantas pulang dengan membawa banyak buah tangan. Alaric melambaikan tangan sedangkan Victoria berbalik masuk ke dalam mansion.---Alfred melihat adiknya yang sedang melakukan terapi. Sudah beberapa lama ini dia mengambil cuti karena hendak menemani adiknya menjalani terapi dan proses kesembuhan.Aiden telah memiliki bisnisnya sendiri dalam bidang pengiriman, meski tidak sebesar Malik Group tapi, meskipun begitu, hal tersebut tidak menghalangi Aiden dalam membiayai semua perawatan adik Alfred hingga hampir sembuh seperti ini.Alfred hany

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Langit Yang Bertabur Bintang

    "Halo!" ucap Aiden ketika menerima panggilan masuk tersebut. Dia sekarang berada di balkon dimana langit malam menjadi panoramanya..Terdengar deheman dari seberang sana sebelum kemudian suara familiar orang tua itu menyapa telinganya."Aiden ... ""Ya, kakek ...""Kapan kau kembali ke mansion Malik?" Pertanyaan itu membuat Aiden terdiam. Ini bukan kali pertama Alaric Malik menghubunginya dan memintanya kembali, "Bagaimana mungkin kau pergi di saat aku menyuruhmu pergi. Aku ini orang tua, sesekali marah adalah hal yang wajar. Kenapa kau harus mengambil hati hal tersebut. Kembalilah ke Mansion Malik. Nenekmu sangat merindukanmu. Sudah berapa lama kau tidak pulang?"Aiden menyandar ke dinding balkon sembari mendongak ke langit, "Maafkan aku, Kek. Bukan aku durhaka dan tidak peduli dengan kerinduanmu. Tapi, yang kalian inginkan untuk kembali ke mansion Malik hanyalah Aiden. Eva adalah istriku. Aku dan dia adalah satu kesatuan."Alaric terdiam beberapa saat, "Jika memang itu yang kau ingin

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Tamu Yang Tak Diundang

    Eva membuka pintu dan mendapati Sebastian Lewis berdiri di sana."Siapa, sayang?" tanya Aiden sembari menghampiri Eva yang terpaku di depan pintu."Halo, Eva, Aiden!" sapa Sebastian ramah seolah sebelumnya mereka tidak pernah berselisih dan tanpa masalah, "Boleh aku masuk?"Eva yang tersadar bermaksud untuk mempersilahkan Sebastian masuk namun, belum sempat Eva melakukannya Aiden telah lebih dulu mengambil alih dengan melangkah maju dan menjawab, "Tidak!" sembari tersenyum.Sebastian yang telah menduga itu balas tersenyum, "Baiklah kalau begitu," katanya. Dia pura-pura hendak membalikkan tubuh lalu tanpa disangka ketika Aiden lengah dia bergerak maju dengan melewati bawah lengan Aiden yang terentang di pintu."Terima kasih telah mempersilahkan aku masuk, Malik!" ucap Sebastian kalem, dia lantas beralih duduk di sofa.Aiden yang melihat itu menghampiri Sebastian sembari mendesis, "Tidak ada yang mempersilahkanmu masuk, lalu siapa juga yang menyuruhmu duduk di sofa itu," sergah Aiden.Ev

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Kehangatan Dari Selimut

    Tanpa sadar, Eva tersentak saat Aiden berdiri lalu dengan lembut menggigit puting payudaranya dengan gemas."Aiden ... aku ..." Namun, seolah teringat sesuatu, setelah itu Aiden tidak melakukan apapun. Dia diam membuat Eva bertanya-tanya ada apa gerangan."Aiden, ada apa?" tanya Eva, dia beralih duduk di hadapan pria itu. Aiden menarik selimut lalu menutupi sebagian tubuh Eva yang terbuka dan tubuhnya sendiri. Ada apa ini? "Aku teringat kalau aku belum mendapatkan maaf yang semestinya darimu atas pemaksaan yang kulakukan padamu waktu itu, Eva." Terakhir kali Aiden mengatakannya, Eva sedang mabuk dan Aiden merasa permasalahan itu belum tuntas. Itu terasa mengganjal di hatinya. Aiden kini beralih duduk di tepi ranjang dengan kaki menyentuh lantai. "Aku memang suamimu, tapi, saat itu, aku sudah berlaku kasar dengan melakukannnya tanpa persetujuan darimu. Aku merasa telah melakukan kesalahan yang membuatmu ...""Aiden," Eva meraih bahu Aiden. Membuat tatapan mereka kembali bertemu, "Janga

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Menggebu-gebu

    Sepanjang jalan dari ruangan duduk sampai ke kamar kedua pakaian mereka berserakan. Eva meremas rambut Aiden saat pria itu menciumnya dengan penuh gairah.Hasrat keduanya begitu menggebu-gebu hingga terasa seolah akan meledak. Dengan bunyi gedebuk, pintu kamar tertutup di belakang mereka. Bibir mereka beradu dalam pelukan penuh gairah. Tangan Aiden dengan lembut memeluk leher Eva saat mulut mereka bertemu, keduanya mendambakan momen ini. Jarak ke tempat tidur mungkin tidak terlalu jauh, namun cobaan yang mereka alami sejak kecelakaan itu membuat ciuman ini terasa seperti hadiah yang telah lama ditunggu-tunggu.Eva terengah-engah ketika Aiden separuh mengangkat tubuhnya, dia melingkarkan lengannya di leher Aiden. Perbedaan tinggi badan mereka membuat dia harus memiringkan kepalanya sedikit ke atas.Aiden dengan lembut menggigit bibir Eva, lidahnya secara alami menyelinap di antara keduanya. Gesekan basah dan sensual di antara bibir mereka menciptakan suara lembab dan memikat yang memen

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Penthouse

    Ruangan itu cukup besar meski tidak sebesar ruangan-ruangan di mansion Malik. Sudah beberapa minggu ini, Eva tinggal di penthouse ini bersama Aiden.Sesekali Eva memainkan piano yang berada di salah satu sudut ruangan dimana jendela kaca besar berada. Dari kaca jendela besar itu pemandangan kota dapat terlihat dengan jelas. Intensitas cahayanya di malam hari dan siang hari.Awalnya Eva begitu terkejut ketika saat itu Aiden menggenggam tangannya. Pria itu lebih memilih Eva ketika Alaric yang murka akibat kecelakaan yang menimpa mereka menyuruh keduanya bercerai."Aiden adalah pewarisku. Pewaris Malik. Bisa-bisanya dia membahayakan nyawanya untukmu, Eva. Aku tidak bisa menerima ini. Segera bercerai dengan Aiden. Aku akan memberikan kompensasi yang sesuai untukmu." Itu adalah ultimatum yang diucapkan oleh Alaric.Tepat saat itu Aiden masuk."Eva adalah istriku, Kek. Sudah sepatutnya seorang suami melindungi istri," jawab Aiden, dia meraih tangan Eva lalu menyatukan kedua jemari mereka."B

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Rencana Baru

    Mata dan jari Eva perlahan menelusuri kulit Aiden."Bagaimana lukamu, Aiden?" tanya Eva, dia bertanya dengan tulus dan benar-benar mengkhawatirkan suaminya itu.Mendengar pertanyaan yang sarat dengan kekhawatiran itu membuat Aiden berbalik menghadap Eva, sebuah senyum terulas di bibirnya."Apa kau mengkhawatirkanku, Eva?" tanyanya."Ya," jawab Eva dengan mimik wajah serius, membuat Aiden terhenyak sejenak sebelum kemudian menggelengkan kepala."Lama-lama aku bisa terbiasa dengan kekhawatiran dan kepedulianmu kepadaku, Eva," cetus Aiden, "Rasanya kita seperti pasangan suami istri sungguhan."Eva mengalungkan kedua lengannya di leher Aiden, "Kalau begitu biasakanlah, Aiden," Dia menatap kedua bola mata pria itu, "Bukankah itu yang kau dan aku inginkan? Menjadi pasangan suami istri sungguhan? Atau jangan-jangan sekarang kau berubah pikiran lagi, Aiden?"Aiden tak menyangka dengan penuturan Eva, "Sejujurnya aku yang mengira kau yang akan berubah pikiran, Eva. Setelah pertemuanmu dengan Dok

  • Istri Sempurna Sang Pewaris    Melemparkan Aiden

    Lalu, tatapan Aiden beralih ke Rebecca yang berdiri di belakang Victoria. Rebecca yang menyadari hal tersebut buru-buru menghampiri Aiden lalu memeluknya tanpa mempertimbangkan perasaan Eva. Aiden meringis ketika merasakan sentuhan Rebecca mengenai luka di punggungnya. Eva yang melihat ringisan Aiden buru-buru menarik lepas lengan Rebecca dari suaminya.Menyadari itu, Aiden merasa takjub. Dia senang Eva peduli padanya tidak seperti dulu yang tidak peduli dan bahkan melemparkan Aiden pada wanita lain. Hatinya menjadi 'sangat ringan'."Aiden, syukurlah kau selamat. Huhu, aku benar-benar takut sewaktu mendengar kabar dari Nyonya Victoria tentang dirimu," Rebecca tebal muka dan mengabaikan tindakan Eva. Dia memberikan efek sedih dengan tangisannya. Tapi, Eva dan Aiden mana percaya lagi."Itu benar, Aiden. Rebecca sangat khawatir padamu. Dia bahkan menangis semalam." Victoria menambahkan, Rebecca di sebelahnya mengangguk mengiyakan."Lihat nih, mataku bengkak karena semalaman menangis meng

DMCA.com Protection Status