"Katakan saja," bentak Eva.Wajah Rebecca tiba-tiba menjadi gelap tapi kemudian kembali normal."Nyonya Victoria berkata kalau akhir-akhir ini Tuan Alaric Malik sedang dalam suasana hati yang buruk. Dia sangat menginginkan seorang cicit," kata Rebecca, "Kau tahu kan, kalau Nyonya Victoria tidak pernah benar-benar menyukaimu, Eva? Tapi lihatlah dia tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pernikahan kalian karena Nyonya Victoria tahu betapa pentingnya ahli waris bagi suaminya. Jadi, Eva, bisakah kau punya bayi dengan Aiden secepat mungkin?"Eva menggelengkan kepalanya seolah ingin menjernihkan telinganya.Apa aku tidak salah dengar? Rebecca menuntutku punya bayi dengan Aiden? Mengapa Rebecca tiba-tiba memintaku agar punya bayi dengan Aiden? Bukankah selama bertahun-tahun ini Rebecca sudah berusaha mendapatkan Aiden untuk dirinya sendiri? Aneh sekali, pasti ada trik di sini!Jika Rebecca begitu mengkhawatirkan ahli waris keluarga Malik, kenapa tidak dia saja yang melakukannya dengan A
Tiba-tiba, pikiran Aiden dibawa kembali ke pelelangan oleh beberapa wanita yang bergosip di dekatnya."Pria tampan itu membeli cincin Cinta Tak Tertandingi," kata seseorang, "Aku ingin tahu wanita beruntung mana yang memiliki pria dan juga cincin itu?""Iya, aku juga penasaran," kata yang lain, "Tapi sepertinya Cinta Tak Tertandingi lebih mahal dari cincin Cinta Dalam Hidupku.""Sepertinya begitu," kata yang pertama, "Kau bahkan tidak bisa membandingkan Cinta Dalam Hidupku dengan Cinta Tanpa Tanding. Ya, cincin Cinta Dalam Hidupku mengandung berlian langka, tapi tidak sebesar berlian Cinta Tanpa Tanding.""Apakah keluarga Lewis masih memiliki cincin Cinta Dalam Hidupku?" sela wanita ketiga."Maksudmu keluarga dari kalangan medis yang terkenal itu?" yang pertama bertanya."Ya," jawab orang yang ketiga, "Kau tahu, Tuan Lewis muda juga sangat tampan. Aku pernah mendengar kalau Cinta Dalam Hidupku adalah pusaka keluarga Lewis, dan Dokter Lewis yang lebih tua hanya akan memberikan itu kepad
"Hah? Lucu dari mananya, Sebastian?" tanya Eva.Sebastian tertawa, "Aku merasa terhormat karena Aiden menganggapku sebagai lawan yang layak baginya."Aiden memandang rendah hampir semua orang. Fakta bahwa Aiden menganggap Sebastian sebagai ancaman berarti Aiden melihat Sebastian hampir setara dengannya.Eva tidak tahu harus berkata apa kepada Sebastian. Itu membuatnya tidak nyaman ketika Sebastian berbicara seperti itu."Kau tahu, kalau aku tulus dan tidak mengharapkan imbalan apa pun," kata Sebastian ketika merasakan ketidaknyamanan Eva, "Aku membantumu karena kita berteman, Eva," tambahnya lagi.Sebastian tahu seberapa keras usaha Eva untuk menolak Aiden, Sebastian takut kalau Eva akan menolak bantuannya jika Eva tahu sejauh mana perasaan Sebastian yang sebenarnya terhadap Eva. Racun dalam darah Eva entah bagaimana mengubah Eva menjadi wanita yang sangat pantang menyerah dan teguh.Mungkin racun itulah yang membuat Aiden sangat tergila-gila pada Eva, pikir Sebastian masam, Sekarang
Eva ingin menarik tangannya, tetapi Aiden memegang tangannya dengan kuat sehingga Eva hampir merasa memar."Aku pernah mendengar bahwa keluarga Lewis memiliki cincin bernama Cinta Dalam Hidupku," katanya dengan tenang, "Itu bertatahkan berlian seperti ini, dan cincin ini sangat mirip dengan yang ada di jarimu.""Lalu?" tanya Eva."Jika cincin ini adalah cincin milik keluarga Lewis pistol yang ditaruh di kepala Steven sebelumnya akan berpindah ke Sebastian dan dapat dipastikan lain kali akan ditembakkan," ancam Aiden.Ekspresinya yang sangat serius membuat Eva bergidik. Eva tahu Aiden tidak membuat ancaman kosong. Eva menarik tangannya menjauh dari Aiden."Cincin ini hanya mirip," ucap Eva, "Hanya sebuah kebetulan saja."Takut Aiden akan melihat kecemasan dan kepanikan di wajahnya, Eva memunggungi Aiden. Eva menolak cincin ini ketika Sebastian pertama kali menawarkannya padanya. Eva hanya menerima cincin itu karena Sebastian mengatakan kalau cincin itu bisa mendeteksi racun.Jika Aiden
"Tolong, Aiden," kata Rebecca dengan air mata berlinang, "Izinkan aku meminta maaf pada Eva. Tolong jangan menyuruhku pergi ke pemandian air panas di depan semua orang ini."Aiden menoleh ke Eva yang ada di belakangnya. Aiden terus melindungi tubuh Eva dengan tubuhnya seolah-olah Aiden melindunginya dari sesuatu yang berbahaya. Eva mengangkat kepala untuk melihat Aiden. Ekspresi wajah suaminya bertanya-tanya seperti sedang menunggu jawaban Eva.Apa Aiden benar-benar peduli dengan apa yang kupikirkan?"Nona Rebecca Jonas, kami membayarmu dengan bayaran yang sangat besar untuk tampil dalam pemotretan promosi hotel kami," kata Aiden, suaranya dingin dan tegas, "Adalah tanggung jawabmu untuk melindungi dan mempromosikan citra hotel Empire. Sekarang lakukan tugasmu, Nona Rebecca. Pulihkan nama baik hotel ini.""Tapi aku sudah menjelaskan situasinya kepada banyak reporter," Rebecca mengoceh, "Aku yakin mereka akan mempercayaiku dan memulihkan citra hotel ini.""Tindakan akan berbicara jauh
Rebecca merasa diremehkan. Meskipun Eva telah pergi, Rebecca menatap tajam isi loker Eva.Aiden mandi dengan cepat lalu berpakaian dan bersantai di sofa beludru di aula hotel. Bahkan dengan rambut basah, dia terlihat segar dan rapi serta memancarkan aura kekuatan dan kendali. Staf hotel mau tidak mau menatap Aiden saat mereka lewat."Tuan Aiden, ini semua informasi tentang karyawan Hotel Empire saat ini," kata Alfred sambil menyerahkan selembar kertas kepada Aiden."Hanya segini?" tanya Aiden tidak percaya."Ya, Tuan Aiden. Hotel sudah kekurangan staf, ditambah insiden mata air panas menyebabkan lebih banyak karyawan berhenti, Tuan Aiden," kata Alfred meminta maaf lalu pergi.Aiden melirik ke sekelilingnya dan menyadari kalau hotel itu sangat kosong. Bahkan meja resepsionis di lobi tidak memiliki staf.Aiden mengerutkan dahi dan berpikir.Hotel Empire akan segera berhutang banyak, tapi Eva tampaknya sama sekali tidak peduli. Mengapa dia begitu tenang tentang hal itu? Apa Eva sengaja m
Rebecca memeriksa labelnya. Tulisannya elegan namun maskulin, dan kata-kata yang tertulis di sana hampir membuat Rebecca terengah-engah.Jika kau jatuh cinta padaku, aku akan bersama denganmu selamanya.Jantung Rebecca berdebar kencang saat dia membuka kotak itu, dan hampir berhenti ketika dia melihat cincin berlian merah muda tersebut. Batu besar itu telah dipotong dan dipasang dengan sempurna, setiap sudutnya berkilau dan memantulkan cahaya merah jambu yang menyilaukan. Rebecca hanya bisa membayangkan berapa harga berlian besar dan langka seperti itu. Kecemburuan muncul di perutnya.Pikiran kalau Aiden ingin memberikan cincin yang begitu indah dan berharga kepada wanita lain membuatnya ingin berteriak kesal. Rebecca tidak tahan memikirkan cincin sempurna ini berada di jari wanita lain, bahkan jika wanita itu adalah saudara perempuannya sendiri. Yang pantas mengenakan cincin ini adalah dirinya, Rebecca Jonas dan bukan wanita lain.Sebelum Rebecca bisa menghentikan dirinya sendiri, di
Eva mengepalkan tinjunya lalu memukul pintu itu lagi dan lagi. Meski tangannya sakit dan tenggorokannya serak, tapi tidak ada seorangpun yang menjawab. Eva mengutuk fakta kalau hotel itu hampir kosong, ditinggalkan oleh para tamu dan staf. Mungkin perlu berjam-jam sebelum seseorang mendengarku, pikirnya muram. Eva mencoba menghibur dirinya sendiri dengan pemikiran kalau Aiden tahu di mana dirinya berada.Aiden bertingkah sangat cemburu akhir-akhir ini, pikir Eva, Aiden pasti akan segera datang mencariku.Air dingin dari alat penyiram api terus menghujaninya membuat Eva menggigil. Masih lemah karena demam, Eva tahu kalau air yang membekukan bisa berbahaya.Bertekad untuk menemukan tempat yang lebih kering, Eva mengulurkan tangan ke arah depan lalu dengan membabi buta berjalan melewati ruangan yang gelap.Eva menginjak sesuatu yang keras dan menyentakkan kakinya menjauh. Gerakan tiba-tiba menyebabkan dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke ubin yang licin. Eva mencoba mendorong dirinya