Share

BAB 143

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Maaf, Edward.” ucap Veronica, wajahnya terlihat jelas tidak enak hati. “Aku sebelumnya tidak menyangka bahwa perusahaan ini ternyata kau adalah presdirnya. Tadinya, begitu tahu aku ingin langsung mundur karena jelas tidak akan nyaman untuk kita berdua. Tapi, mengingat aku juga sangat membutuhkan uang, aku akan berusaha untuk profesional, menyampingkan apa yang pernah terjadi di masa lalu.”

Edward terdiam, matanya masih terus menatap wajah Veronica, namun apa yang sedang dipikirkan oleh Edward tengah kacau saat ini.

“Tolong.... Aku Mohon lihat saja kinerjaku, aku rasa performaku cukup untuk bisa menduduki sekretaris pribadi mu, maksudnya, sekretarisnya anda, Presdir Edward.” timpal Veronica, dia berharap benar Edward tak berfokus dengan masa lalu, hanya melihat dirinya yang sekarang ini saja.

Pada akhirnya, Edward benar-benar kebingungan sendiri.

Saat ini, Dia sangat membutuhkan sekretaris yang bisa membantunya mengerjakan pekerjaan yang setia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Judy
Update dong thor. Lanjutttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 144

    “Kak, lihat pengecas ponselku, tidak?” tanya Alenta saat melihat Edward duduk di atas tempat tidur namun terlihat melamun. Padahal, Alenta sudah sibuk mencari pengecas ponselnya karena ponselnya sudah mulai kehabisan baterai. Dahi Alenta mengerut, Ini pertama kalinya Edward tidak menyahut saat dia menanyakan sesuatu. Lebih tepatnya, Edward tengah melamun sampai-sampai tak mendengar apa yang diucapkan oleh Alenta. “Kak,” panggil lagi Alenta, tapi Edward masih diam saja. “Kak Edward!” Suara Alenta meninggi. Edward terkejut, dia pun segera menatap Alenta yang kini tengah menatapnya dengan tatapan bingung. “Ah, iya, sayang? Kenapa?” Edward bangkit dari tempat tidurnya, berjalan, dan mendekati Alenta yang masih saja menetap ke arahnya dengan tatapannya terlihat bingung dan kesal. “Tadi Kau bilang apa?”Alenta menghela nafasnya, dia benar-benar kesal tapi juga sadar tidak bisa mengekspresikan kekesalan itu hanya karena Edward melamun, dan t

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 145

    “Anda benar-benar hebat dalam memilih sekretaris, Tuan Edward. Sekretaris anda benar-benar sangat kompeten, teliti, detail, dan yang paling aku suka adalah sopan, tegas, dan tepat waktu.” Puji mitra bisnis Edward kala rapat penting mereka selesai dibicarakan. Veronica tersenyum dengan begitu sopan, “Anda berlebihan sekali dalam memuji, Tuan. Semua itu karena Presdir Edward, beliau memberikan motifasi untuk saya sehingga keinginan untuk menjadi lebih baik tumbuh setiap harinya.” ujar Veronica. Mendengar hal itu, Edward hanya bisa tersenyum, dan sedikit berbasa-basi saja. “Anda benar, dia kompeten, dan sangat membantu. Terimakasih banyak, kedepannya semoga saja kita bisa terus memperlakukan satu sama lain dengan baik, dan sopan. Terutama, saya berharap kerja sama bisnis kita berjalan lama.”Mitra bisnis Edward menganggukkan kepalanya, setuju benar dengan apa yang diucapkan oleh Edward. Veronica masih tersenyum, dia tidak mengatakan apapun lagi ka

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 146

    Edward kembali ke rumah dengan perasaan yang begitu amburadul. Membuka pintu rumah, langsung masuk ke dalam kamar, dan mengambil posisi tidur meski sebenarnya dia tidak bisa tidur sama sekali. Menyadari Edward kembali ke rumah tanpa membangunkannya, Alenta benar-benar bingung. Sebenarnya, saat sudah pukul 11 malam tadi, Alenta terus menghubungi Edward karena tidak biasanya Edward belum kembali ke rumah padahal sudah semalam itu. Namun, jangankan membalas pesan dari Alenta, bahkan menerima panggilan telepon juga tidak. “Kak Edward benar-benar langsung tidur?” tanya Alenta dengan nada bicaranya yang pelan.Edward mendengar Alenta berbicara padanya, namun perasaan yang sedang kalut, dan bimbang itu membuat Edward memutuskan untuk berpura-pura tidur saja. Melihat perubahan suaminya yang semakin jelas beberapa waktu terakhir ini, Alenta benar-benar merasa begitu tidak tenang. “Tidak mungkin Kak Edward seperti ini hanya

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 147

    “Bahkan, jika memang benar kau masih memperdulikanku sama seperti dulu, semua sudah tidak akan ada artinya lagi, bukan?” ujar Veronica pilu, menyadari jika tidak ada yang bisa dilakukan mengingat hubungannya dengan Edward sulit untuk bisa pulih seperti dulu lagi. Edward memiliki keluarga yang mana itu akan menjadi pertimbangan tersendiri untuknya. Benar, Veronica memang memiliki keinginan untuk kembali hidup bersama dengan Edward, saling mencintai satu sama lain seperti sebelumnya. Usaha yang harus dilakukan oleh Veronica tentu saja tidak main-main jika ingin mendapatkan apa yang dia inginkan. mendengar apa yang diucapkan oleh Veronica, Edward seketika kehilangan kata. “Apakah sikapku kepada Veronika memiliki kesan semacam itu?” batin Edward. “Edward, bolehkah aku jujur padamu sekarang bahwa aku sangat takut?” ucap Veronica, tubuhnya sedikit gemetar persis seperti ketakutan yang dia rasakan. “Aku takut mati dengan cepat, takut tidak

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 148

    Mereka berempat kini berada di sebuah pantai. Ron dan Elea nampak semakin akur, membuat Edward tak berhenti tersenyum senang melihatnya. Namun, tak ada senyum yang ditunjukkan oleh Alenta sama sekali. Sejak tadi fokusnya selalu tertuju dan mencoba menebak siapa pemilik lipstik yang ada di dalam mobil Edward. Menyadari Alenta tak terlihat bahagia sama sekali, Edward jadi merasa bingung. Sejenak dia mencoba memperhatikan wajah Alenta, namun dia tidak bisa menebak apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Alenta. “Apa pantai terasa membosankan untukmu?” tanya Edward. Menoleh, menatap wajah Edward begitu Alenta mendengar pertanyaan dari Edward, lantas memberikan jawaban, “Kak Edward, sebelumnya aku sangat menyukai pantai. Namun, aku tidak tahu bahwa tempat kesukaan ku bahkan tidak bisa membuat hatiku merasa bahagia.” Alenta mengalihkan pandangannya untuk menatap ombak yang datang silih berganti. Mendengar ucapan Alenta, Edward semakin y

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 149

    Edward berangkat ke kantor lebih pagi dari pada biasanya. Sengaja melakukan itu, Edward agak tidak nyaman dengan Alenta yang selalu menunjukkan ekspresi wajahnya yang dingin belakangan ini. Sudah mencoba untuk mendekatinya, meluluhkan hatinya, dan juga merayunya, tapi usaha Edward gagal. Ah, semalam dia juga sudah meminta maaf. “Tidak perlu meminta maaf. Aku pikir, tidak ada yang membuat kesalahan, santai saja!”Jawaban dari Alenta itu benar-benar membuat Edward gelisah, makan pun jadi tidak nyaman. Alenta sedang kesal karena sesuatu, atau Alenta sedang sengaja melakukan itu supaya Edward kesal sehingga bisa segera mengakhiri hubungan mereka?Frustasi sekali memikirkannya, tapi jika benar artinya Alenta sudah mulai tidak mencintainya lagi?“Kalau Alenta mengajukan perlindungan kepada negara, tentu saja aku tidak bisa menahannya lagi mengingat pernikahan kami belum tercatat pada catatan negara. Aku harus segera mendaf

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 150

    “Pergi keluar kenapa tidak memberitahu?” tanya Edward yang saat ini sudah berada di hadapan Alenta. “Yah, Ayah!” panggil Ron.Mendengar Ron memanggilnya, segera Edward meraih tubuh Ron, dan menggendongnya. Elea juga nampak ingin di gendong, tapi Edward hanya bisa mengusap kepala Elea karena tidak bisa sembarangan dengan tubuh Elea. Alenta memusatkan matanya untuk menatap Veronica yang juga tengah menatapnya. Tidak mengetahui pikiran satu sama lain, yang jelas mereka tentu tidak nyaman. “Kalian sudah mau pulang, atau masih mau belanja lagi?” tanya Edward, menatap Alenta. Alenta sejenak memalingkan tatapan matanya dari Veronica. “Apa sebaiknya kami pulang sekarang, Kak Edward?”Edward terdiam sejenak, masih bingung dengan sikap Alenta yang semakin tidak bisa ditebak. “Aku hanya bertanya, Alenta.” Ujar Edward yang membuat Alenta terkekeh. “Mau aku temani belanja?” Ungkap Edward berharap cara itu dapat membuat

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 151

    “Alenta!” Kesal Edward tanpa sadar membuat Ron yang ada di belakang terkejut dan menangis. Segera Alenta menenangkan Ron, memutar tubuhnya, dan menatap dengan penuh perhatian. “Hei, Sayang, tidak apa-apa. Ayah cuma tidak sengaja, dia tidak sedang marah, oke?”Merasa menyesal sudah berteriak keras kepada Alenta, namun Edward juga tidak tahu harus bagaimana lagi mengekspresikan kekesalan yang dia rasakan terhadap Alenta. Tidak ada niatnya untuk memisahkan Alenta dengan Ron, dia tidak kepikiran juga untuk berpisah dengan Alenta. Kebimbangan sesaat yang dia rasakan dia berharap Alenta memaklumi dan memahaminya. Semua jelas membingungkan, namun Alenta membuatnya lebih bingung lagi. Ron sudah mulai tenang, maka itu Edward kembali berbicara. Kali ini, dia akan berhati-hati dan jangan sampai Ron menangis lagi. “Pikiranmu terlalu jauh berkelana, Alenta. Aku juga tidak lupa bahwa kau dan Ron adalah bagian hidupku.” ungkap Ed

Bab terbaru

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 347

    “Pendonoran sumsum tulang belakang 7 bulan yang lalu dinyatakan sukses, Tuan dan Nyonya.” ucap dokter yang selama ini menjadi dokter yang merawat Johnson. Aruna menangis haru, segera Ron memeluk bahagia istrinya itu. Edward juga langsung memeluk Alenta yang menangis haru, begitu juga dengan kedua orang tua Aruna yang ada di sana. Violet menyeka air matanya, Reiner mengusap kepalanya dengan lembut, lalu merangkulnya. Ada Arabella di gendongan Reiner yang tertidur pulas sejak tadi. “Tapi, untuk mengantisipasi kemungkinan dan bahkan selalu ada, di saat kelahiran bayi kedua anda nanti, pastikan untuk menyimpan darah tali pusat di rumah sakit, Nyonya dan Tuan.” saran dari Dokter itu. Aruna dan Ron menganggukkan kepalanya, dan akhirnya anggota keluarga besar saling berpelukan erat. Walaupun memang benar kemungkinan terburuk selalu ada, s

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 346

    Anara menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, matanya menatap benda mungil yang menjadi bagian dari kebahagiaannya. Alat penguji kehamilan yang menyatakan bahwa Aruna tengah hamil. “Ini benar-benar nyata, kan?” tanya Aruna, air matanya sudah mulai mengembung di pelupuk matanya. Padahal, 3 Minggu bersama Ron artinya pun dia sudah melewati 1 Minggu masa datang bulannya. Hanya saja, Aruna cukup stres dengan apa yang terjadi sekarang. Fokusnya benar-benar tertuju kepada Johnson, sampai dia tidak ada waktu untuk memikirkan yang lainnya. Tes! Jatuh sudah air mata Aruna, dia merasa bahagia karena bisa mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi kepada Johnson. Mengenai donor sum-sum tulang belakang yang dijalani Ron dan Johnson beberapa waktu sebelumnya jelas

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 345

    Ron merasakan denyut jantungnya yang berpacu kencang saat ruangan operasi dihiasi dengan suara bip mesin monitor yang terus menerus. Tangan Johnson yang lemah terkulai di samping tubuhnya, pucat dan tidak berdaya. Mata Ron berkaca-kaca saat dia menatap putranya yang terbaring tak sadarkan diri, berharap dan berdoa dalam diam bahwa semua ini akan membawa keajaiban untuk kesembuhan Johnson. “Johnson, sembuh lah....” Harap Ron di dalam hati, “jika menunggu adikmu terlalu lama, maka sembuhlah dengan cara ini, Ayah mohon. Ibumu pasti akan sangat menderita jika terjadi sesuatu padamu, berjuanglah terus, ya....” Dokter yang berpengalaman itu mengenakan sarung tangan sterilnya, seraya memeriksa kembali alat-alat medis yang telah disiapkan. Ron, dengan keberanian yang dipaksakan, berbaring di sisi lain ruangan yang sama, siap untuk mendonorkan sumsum tulang bela

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 344

    “Maafkan aku, tapi semua ini terjadi juga di luar dugaan ku, James.” ucap Aruna jujur, berharap kejujurannya itu dapat dirasakan oleh pria itu. “Aku pikir, aku akan memulai hidup baru bersama Johnson dan kedua orang tuaku saja. Tapi, Johnson mengalami sakit yang benar-benar tidak ada dalam rencana ku, leukimia.” Mendengar itu, James pun terkejut, lupa untuk bernafas hingga beberapa saat. “Leukimia?” James benar-benar lemas, tidak menyangka kalau Johnson akan memiliki sakit mengerikan itu di usianya yang masih begitu kecil. “Kau benar-benar tidak sedang membohongiku, kan? Mana mungkin Johnson sakit seperti itu? Jangan bilang, kau cuma mengada ada supaya bisa menjalin hubungan dengan Ron lagi, Aruna,” harap James. Mendengar itu, jatuh sudah air mata Aruna. Ron, pria itu benar-benar seperti tidak tahu harus mengatakan apa. Jika membuat kebohongan seperti itu sangatlah mudah, maka

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 343

    Aruna benar-benar menyuapkan makanan ke mulutnya Ron. “Makanlah....” Ron, pria itu benar-benar kehabisan kata-kata, padahal sudah bukan hanya satu atau dua kali dia menolak, dan meminta Aruna untuk fokus makan sendiri saja. Masih memangku laptop, pada akhirnya Ron membuka mulutnya, menerima suapan makanan dari Aruna. Nyut!!!! Nyeri, sungguh nyeri sekali dadanya. Kenapa begitu sakit? Ron seperti mendapatkan balasan dari luka yang dia berikan kepada Aruna, tertampar oleh fakta yang ada. Andai saja luka itu tidak pernah tertoreh, mungkinkah hubungan mereka akan lebih jujur dan diliputi kelegaan? Mata Ron memerah, pelupuknya sudah mulai dipenuhi dengan air mata. Melihat itu, Aruna menjadi bingung. Tidak ad

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 342

    Mendengar permintaan maaf yang diucapkan oleh Ron, Aruna pun terdiam karena tidak tahu harus mengatakan apa. Tidak menyangka kalau pria yang dulu begitu angkuh dan juga arogan bisa mengucapkan kata ‘maaf’ namun dengan ekspresi yang begitu tulus. Tes! Tanpa sadar air mata Aruna terjatuh, luka yang seolah sudah sedikit sembuh kini terasa kembali. Semua rasa sakit yang diberikan oleh Ron kembali teringat olehnya. Melihat Aruna meneteskan air mata tanpa kata, Ron benar-benar semakin merasa bersalah. Dia seperti tengah menghianati dirinya sendiri, padahal menyakiti wanita bukanlah sesuatu yang biasa untuk dia lakukan. “Maaf, itu pasti sangat menyakitkan untukmu, bukan? Maaf, aku sungguh meminta maaf untuk apa yang terjadi, dan apa yang sudah aku lakukan padamu, Aruna.” Suara R

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 341

    Ron merasakan beratnya kelopak matanya saat dia mengedipkan mata beberapa kali, mencoba untuk sepenuhnya terjaga. “Sudah mulai sore rupanya,” batin Ron. Ruangan itu dipenuhi oleh sinar sore yang menembus tirai, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Aruna, di sisi lain tempat tidur, tampak begitu damai dalam tidurnya. Rambutnya yang panjang terhampar di bantal, wajahnya tenang meski terlihat ada sedikit kelelahan yang tersisa. “Biarkan saja deh dia lanjut tidur,” gumam Ron. Dengan hati-hati, Ron menyelinap keluar dari selimut dan perlahan-lahan beranjak dari tempat tidur. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Mereka telah terlewat makan siang, tetapi Ron tahu bahwa Aruna membutuhkan istirahat ini lebih dari apapun. Dengan langkah yang hampir tidak terdengar, d

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 340

    Ron dan Aruna memutuskan untuk kembali ke rumah, sementara itu Edward dan Alenta tengah menemani Johnson. Sudah 2 hari full Ron dan Aruna di rumah sakit, walaupun ada saatnya Ron meninggalkan Aruna karena ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan. Sesampainya di rumah, Mereka langsung masuk ke kamar. “Kau istirahat saja dulu, aku akan pergi ke luar sebentar. Ada yang harus aku kerjakan, mungkin cuma 1 jam saja.” ucap Ron, langsung mendapatkan anggukan setuju dari Aruna. Bergegas Ron mengganti pakaiannya, dia akan bertemu dengan Ben di kantor cabang karena dia beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Ron. Sejenak meninggalkan Aruna, Ron menyelesaikan pekerjaannya secepat yang dia bisa. Selama dua hari di rumah sakit, Ron juga tidak bisa tidur nyenyak sama sekali. Johnson selalu menangis, lebih cengeng dari biasanya. Mungk

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 339

    “Kamila, aku mengatakan kepada suamiku untuk membiarkan kau bekerja di perusahaannya karena aku merasa kasihan padamu. Padahal, bagian personalia mengatakan kau tidak dibutuhkan di perusahaan itu.” ujar Violet, tersenyum tak peduli kalau ucapannya barusan sangat tidak nyaman untuk Kamila dengar. Kamila menggigit bibir bawahnya, campur aduk perasaan. Dia tidak menyangka kalau Violet mengetahui banyak hal, namun memilih untuk tidak mengatakan apapun. “Sebenarnya, seberapa banyak hal yang tidak kau katakan padaku, Violet?” tanya Kamila, kali ini dia benar-benar terlihat emosi. Merasa dikhianati, namun sadar pula dia tidak berhak untuk menunjukkan secara jelas kemarahannya. Mendengar pertanyaan dari Kamila, sontak saja sorot mata Violet terarahkan padanya, “Kau sungguh ingin tahu?” Violet mendekati Kamila, “Hampir semua aku tahu, Kamila. Niat mu datang ke apartemen ku, dan kau y

DMCA.com Protection Status