Share

Bab 89

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aden, kamu benar-benar—"

Sebelum Bi Euis selesai berbicara, Angkasa sudah menyela. "Lakukan saja apa yang aku katakan. Kan sudah aku bilang, Bi, kamu hanya perlu memperlakukannya seperti nyonya." Nada suara Angkasa sedikit berat.

Bi Euis bertanya karena bingung. "Tuan, sebenarnya apa hubungan wanita itu dengannya? Bahkan jika Aden ingin menikah lagi, tidak boleh membuang barang-barang dari Nyonya, kan?"

Angkasa menggosok pelipisnya dan mendesah sambil menghela nafas, dia berkata. "Masukkan semua barang itu ke dalam gudang dan simpan di tempat yang kering."

"Aden ..." Bi Euis tidak bisa melihat Angkasa seperti ini.

Kapan Angkasa yang selalu membanggakan dirinya itu, berkompromi untuk seorang wanita?

Bahkan, terhadap istrinya yang sebelumnya, Tasya, yang sangat mencintai Angkasa, bukankah dia juga tidak bisa membuat Angkasa menunduk seperti ini?

Atas dasar apa Helen bisa begitu!

Mata Bi Euis merah, tampaknya sangat tertekan.

Perasaan Angkasa terhadap Bi Euis berbeda dengan Nyonya besar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 90

    'Asuransi?!'Ini memang untuk menyindirnya!Bi Euis menatapnya dengan cemberut.Angkasa tersenyum dan berkata. "Kamu bisa membeli asuransi dulu, aku tidak keberatan."Setelah itu, dia melipat tangannya dan langsung pergi ke dapur.Di mata Bi Euis hanya ada rasa kasihan. Tuan yang dia rawat dari kecil, Kapan dia pernah membiarkannya masuk dapur?"Aden, biar Bibi saja yang melakukannya." Bi Euis segera mengejarnya.Tasya merenung di belakang mereka ketika mereka pergi, dan turun ke lantai bawah dengan menggunakan satu kaki, lalu bersandar pada pegangan tangga, memperhatikan Angkasa yang sedang sibuk di dapur. Dia selalu berpikir bahwa pria ini adalah penguasa bisnis, dia tidak menyentuh air bawang dengan jari-jarinya. Sekarang, melihat dia sibuk di dapur seperti pria yang baik di rumah, Tasya tiba-tiba merasa tidak terbiasa.'Apakah ini adalah Angkasa yang dulu?' Pikiran Tasya sedikit melayang.Dulu, demi sebuah senyuman dari Angkasa, dia bisa melakukan apapun untuk membuatnya bahagia

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 91

    "Uhuk! Uhuk!" Terdengar suara Angkasa batuk.Tasya membalik kepalanya dan menatap Angkasa, dan mukanya tidak berekspresi, lalu sekali lagi membalik kepalanya dan melanjutkan teleponnya. "Oke, aku akan keluar dan menemuimu." Tasya mengobrol dengan gembira bersama Rian. Wajah Angkasa tidak senang. Dia mengambil telepon Tasya dan menutup telepon itu tanpa mengatakan apa-apa. Tasya terkejut sejenak, lalu kesal atas apa yang dibuatnya. "Angkasa, apa kamu gila? Ini ponselku! Kenapa kamu mematikan telepon itu? Aku sedang mengobrol dengan temanku.""Cedera kaki tidak bisa menghentikan kamu, kan?" Setelah selesai berbicara, Angkasa balik ke dapur sambil mengambil telepon Tasya."Kembalikan ponselku!" Tasya sangat kesal.Angkasa berkata. "Lihat TV saja. Menonton TV itu baik untuk kesehatan fisik dan mental kamu.""Memang pria bajingan!" Kemarahan Tasya langsung meledak.Angkasa terdiam. Dia lalu berbalik dan melihat Tasya. Tasya biasanya selalu terlihat seperti wanita di depannya, jangankan b

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 92

    Tatapan wajah Angkasa berubah. "Jangan katakan kata itu!" Dia sedikit emosional. Tasya terdiam sejenak, dan seperti mengingat sesuatu, dan berkata dengan sengaja. "Kata yang mana? Kata mati? Itu tidak mengerikan. Selalu ada yang akan mati, dan sekarang ada begitu banyak kecelakaan. Jika kamu jatuh cinta dengan seorang sampah, kamu akan mati di lautan api, dan bahkan tulang-tulangnya tidak akan ditemukan."BRAK!Angkasa menghantam meja, menakuti orang-orang di sekitarnya, dan wajah Angkasa tampak kusam. Di keluarga Wijaya, semua orang tahu bahwa kata api tidak boleh diucapkan. Itu adalah tabu untuk Angkasa.Bi Euis dan Ethan tidak pernah berharap bahwa wanita ini akan menyentuh batas kesabaran Angkasa hanya pada hari pertama. Mata mereka melebar dan menatap Tasya, menunggunya diusir oleh Angkasa.Tasya menepuk dadanya dan mengatakan "Tuan Angkasa, kamu membuatku kaget! Jika aku mempunyai penyakit jantung, kamu bisa membuat aku mati!"Semakin Angkasa menentang mengatakan kata mati, sem

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 93

    Tasya sedikit bingung.Dipuji oleh seseorang yang tidak terlalu dikenal, ini benar-benar tidak enak!Hatinya terasa sedikit sedih.Jika dia benar-benar sebaik apa yang dikatakan Ethan, bagaimana dia bisa berakhir dalam kobaran api?BRAK!Ethan pergi, dan membanting pintu.Tasya merasa takut setengah mati!'Apakah dia benar-benar seorang asisten? Dia benar-benar pemarah!'Angkasa terkejut dengan tindakan Ethan, dia bergegas keluar, dan merasa lega ketika melihat Tasya baik-baik saja."Ada apa?" Dia bertanya dengan khawatir.Tasya menaikkan bahunya dan berkata. "Asistenmu sangat temperamen.""Aku akan berbicara dengannya besok." Angkasa berkata dengan temperamen yang baik dan kembali ke dapur.Ketika makanan disajikan lagi, aroma dan teksturnya jelas lebih bagus daripada yang pertama kali. Tasya melihat bahwa punggung tangan Angkasa terkena cipratan minyak panas karena ada gelembung merah. Dia juga tahu bahwa ini mungkin pertama kalinya Angkasa memasak. Tapi dia pura-pura tidak melihatn

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 94

    'Dia selalu menentang mempunyai tato di tubuhnya, tetapi mengapa dia bertato?' Angkasa bingung.Tasya berjalan dengan riang sambil melompat-lompat, handuk mandinya pun jatuh ke tanah, dan pemandangan indah langsung muncul di depan Angkasa. Kejadian itu datang secara tiba-tiba, tapi itu sangat indah, Angkasa merasakan hawa panas keluar dari hidungnya. Dia tiba-tiba mengangkat kepalanya, dengan cepat menutupi hidungnya, dan cairan hangat itu langsung membasahi tangannya."Ah!" Angkasa mendengus.Apakah dia orang pertama yang mimisan karena istrinya?Angkasa dengan cepat bangkit dan berlari ke kamar mandi, buru-buru mencuci hidungnya dengan air dingin. Ketika dia duduk dan kembali ke komputer, dia melihat bahwa Tasya sedang berbaring. Tapi rambutnya tidak kering, jadi dia menggantungkannya dengan lembut di bantal seperti rumput laut. Dan dia sepertinya tertidur.Angkasa bangkit dan keluar dari ruang buku, meminta Bi Euis memberikannya pengering rambut, dan datang dengan diam-diam ke kama

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 95

    Setelah Angkasa membantu Tasya mengeringkan rambutnya, dia melihat lengannya ada di luar dan dia menutupinya dengan selimut.Melihat Tasya yang tertidur lelap, dia benar-benar ingin tinggal, dan bahkan ingin memeluknya yang sedang tidur. Tetapi dia hanya bisa memikirkannya. Untuk membuat Tasya tinggal di sini saja tidak mudah, dia tidak boleh membuatnya pergi.Angkasa menunduk, mencium dahi Tasya dengan lembut, dia berbisik. "Selamat malam," lalu bangkit dan pergi.Saat pintu ditutup, Tasya membuka matanya, matanya masih jelas dan segar. Dia mengelap bekas ciuman di dahinya dengan kuat dan berguling lagi dan langsung tertidur.***Keesokan harinya, Tasya terbangun dan matahari menyinari kamarnya.Ketika dia melihat jam, udah jam delapan lebih. Tak terpikirkan dia tidur terlalu nyenyak di sini.VTasya memandangi selimut di tubuhnya, sama sekali tak ada perubahan.'Sepertinya Angkasa benar-benar tidak masuk. Angkasa tidak menikahiku dengan cinta, bagaimana dia bisa memikirkan berbagi tem

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 96

    Di ruangan itu Tasya hanya merasa depresi.Kring~~~Ketika dia tidak tahu harus pergi ke mana, ponselnya berdering. Kemudian dia menyadari bahwa dia tidak tahu kapan ponselnya ada di meja dekat kasur. Dia terlalu malas untuk berpikir apakah itu kerjaan Angkasa, dia melihat layar dan itu adalah Rian.Tasya menekan tombol jawab. "Tuan Pernana, pagi-pagi sekali sudah menelponku, ada apa? Apakah kamu ingin mentraktir ku sarapan?""Kamu belum sarapan? Maka aku benar-benar akan mentraktirmu. Berikan alamat dan aku akan menjemput kamu." Rian juga bukan karena alasan yang jelas dan mengajaknya.Tasya mengirim alamat ke Rian.Rian membalas dan membuatku terkejut. "Kamu sebenarnya tinggal di rumah Keluarga Wijaya? Kenapa? Kamu suka Angkasa?""Kamu terlalu banyak berpikir, aku dipaksa! Mari kita bicarakan ketika kita bertemu." Tasya mulai berganti pakaian setelah menjawabnya.Baginya, dulu tempat ini adalah tempat dimana dia bertahan, dan tempat yang aman yang selalu dia pikirkan, adalah rumahny

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 97

    Bi Euis bereaksi lama setelah Tasya pergi, dan dia menyaksikan Tasya naik ke mobil Rian dan pergi. Memikirkan mata Tasya yang seperti mau membunuh orang, Bi Euis sedikit takut.'Darimana asal usul wanita itu?! Mengapa mata itu membuat tulangku menjadi dingin dan bergetar?' Bi Euis membeku, cepat-cepat mengambil telepon dan menelepon Angkasa."Aden, Nona Helen dijemput oleh seorang pria. Pria itu memegang mawar dan sangat angkih. Den, mengapa kamu menyukai wanita seperti itu?"Angkasa mengerutkan ketika mendengar Bi Euis berkata begitu, wajahnya langsung kusam. "Siapa pria itu?""Tampaknya tuan muda dari keluarga Permana, saya tidak melihatnya dengan jelas."Bi Euis tahu bahwa Rian dan Angkasa tidak pernah berurusan.Tasya rupanya memiliki hubungan dekat dengan musuh Angkasa, jadi itu jelas bukan orang yang baik. "Den, bibi pikir dia dan tuan muda Permana sering berbicara, tertawa dan sangat akrab. Wanita seperti itu tidak bisa tinggal di rumah Wijaya, Aden, jangan ragu!""Bi, aku sudah

Bab terbaru

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 188

    "Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 187

    Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 186

    Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 185

    Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 184

    Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 183

    Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 182

    Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 181

    Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 180

    Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di

DMCA.com Protection Status