Setelah Angkasa membantu Tasya mengeringkan rambutnya, dia melihat lengannya ada di luar dan dia menutupinya dengan selimut.Melihat Tasya yang tertidur lelap, dia benar-benar ingin tinggal, dan bahkan ingin memeluknya yang sedang tidur. Tetapi dia hanya bisa memikirkannya. Untuk membuat Tasya tinggal di sini saja tidak mudah, dia tidak boleh membuatnya pergi.Angkasa menunduk, mencium dahi Tasya dengan lembut, dia berbisik. "Selamat malam," lalu bangkit dan pergi.Saat pintu ditutup, Tasya membuka matanya, matanya masih jelas dan segar. Dia mengelap bekas ciuman di dahinya dengan kuat dan berguling lagi dan langsung tertidur.***Keesokan harinya, Tasya terbangun dan matahari menyinari kamarnya.Ketika dia melihat jam, udah jam delapan lebih. Tak terpikirkan dia tidur terlalu nyenyak di sini.VTasya memandangi selimut di tubuhnya, sama sekali tak ada perubahan.'Sepertinya Angkasa benar-benar tidak masuk. Angkasa tidak menikahiku dengan cinta, bagaimana dia bisa memikirkan berbagi tem
Di ruangan itu Tasya hanya merasa depresi.Kring~~~Ketika dia tidak tahu harus pergi ke mana, ponselnya berdering. Kemudian dia menyadari bahwa dia tidak tahu kapan ponselnya ada di meja dekat kasur. Dia terlalu malas untuk berpikir apakah itu kerjaan Angkasa, dia melihat layar dan itu adalah Rian.Tasya menekan tombol jawab. "Tuan Pernana, pagi-pagi sekali sudah menelponku, ada apa? Apakah kamu ingin mentraktir ku sarapan?""Kamu belum sarapan? Maka aku benar-benar akan mentraktirmu. Berikan alamat dan aku akan menjemput kamu." Rian juga bukan karena alasan yang jelas dan mengajaknya.Tasya mengirim alamat ke Rian.Rian membalas dan membuatku terkejut. "Kamu sebenarnya tinggal di rumah Keluarga Wijaya? Kenapa? Kamu suka Angkasa?""Kamu terlalu banyak berpikir, aku dipaksa! Mari kita bicarakan ketika kita bertemu." Tasya mulai berganti pakaian setelah menjawabnya.Baginya, dulu tempat ini adalah tempat dimana dia bertahan, dan tempat yang aman yang selalu dia pikirkan, adalah rumahny
Bi Euis bereaksi lama setelah Tasya pergi, dan dia menyaksikan Tasya naik ke mobil Rian dan pergi. Memikirkan mata Tasya yang seperti mau membunuh orang, Bi Euis sedikit takut.'Darimana asal usul wanita itu?! Mengapa mata itu membuat tulangku menjadi dingin dan bergetar?' Bi Euis membeku, cepat-cepat mengambil telepon dan menelepon Angkasa."Aden, Nona Helen dijemput oleh seorang pria. Pria itu memegang mawar dan sangat angkih. Den, mengapa kamu menyukai wanita seperti itu?"Angkasa mengerutkan ketika mendengar Bi Euis berkata begitu, wajahnya langsung kusam. "Siapa pria itu?""Tampaknya tuan muda dari keluarga Permana, saya tidak melihatnya dengan jelas."Bi Euis tahu bahwa Rian dan Angkasa tidak pernah berurusan.Tasya rupanya memiliki hubungan dekat dengan musuh Angkasa, jadi itu jelas bukan orang yang baik. "Den, bibi pikir dia dan tuan muda Permana sering berbicara, tertawa dan sangat akrab. Wanita seperti itu tidak bisa tinggal di rumah Wijaya, Aden, jangan ragu!""Bi, aku sudah
Angkasa jarang menggunakan identitasnya untuk melakukan hal semacam ini, ini adalah pertama kalinya.Polisi itu mendengar suara Angkasa, dan dia tidak berani ceroboh. Dia dengan cepat memerintah, dan seluruh kota mencari mobil Rian. Dengan sangat cepat, mendapat berita tentang mobil itu. "Tuan Angkasa, mobil ini saat ini diparkir di Resto Up Normal."Angkasa mengerutkan kening lagi ketika mendengar itu. Dia ingat bahwa dia memasak untuk Tasya, jadi dia tidak memakannya?Atau apakah dia sengaja ingin keluar untuk sarapan bersama Rian?Apakah mereka hanya sekedar sarapan?Angkasa tidak ingin berpikir begitu banyak, tapi dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, seperti ada setan yang hidup di tubuhnya, membuatnya tidak mengenali diri sendiri. Ketika mobilnya tiba di Resto Up Normal, dia melihat Fortuner milik Rian, yang agak menyilaukan mata, dan yang paling menyilaukan matanya adalah Tasya dan Rian yang duduk di dekat jendela, makan sambil ngobrol dan tertawa.Sepertinya, mood Tasya s
Angkasa terdiam sejenak lalu berkata. "Aku juga tidak tahu, Angelina belum sadar saat aku kesini. Ethan, bagaimana keadaan Angelina?"Ethan terlihat ingin menangis. "Tuan Angkasa, bukankah aku disini untuk mengirim selimut pada Helen atas perintahmu? Saat aku pergi Nona Angel masih belum sadar."Tasya tertawa dengan dingin dan berkata. "Itu benar-benar serius, Tuan Angkasa, cepatlah kembali dan jangan menunda perawatan Nona Angel."Angkasa merasa kalimat ini sangat tidak enak didengar. "Ethan, kembali ke rumah sakit sekarang! Sekarang! Secepatnya!"Angkasa tiba-tiba berteriak keras, seperti singa yang ekornya terinjak.Ethan dengan cepat keluar dari mobil dan berlari tanpa melihat ke belakang. Ketika hanya mereka berdua di mobil, Tasya merasa sedikit tertekan lalu memalingkan wajahnya ke samping.Angkasa tiba-tiba membuka mulutnya. "Apakah kamu peduli jika Angelina tinggal di Keluarga Wijaya?"Raut wajah Tasya tiba-tiba menegang. 'Peduli?' tangannya mengepal dengan erat. 'Enam tahun y
Tasya tertawa mengejek dan berkata. "Tuan Angkasa, kamu benar-benar tidak perlu menjelaskan padaku. Aku bukan siapa-siapamu.""Kamu!" Napas Angkasa tersumbat di dadanya, tidak bisa naik atau turun.Bukankah wanita ini benar-benar ingin membuatnya marah?"Aku akan memberitahumu, David adalah—"Kring~~~Sebelum Angkasa selesai berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia harus berhenti untuk mengangkat teleponnya lebih dulu. Tasya tidak peduli. Apapun yang dikatakan Angkasa, dia tidak akan mempercayainya.Didunia ini tidak ada yang lebih peduli pada diri kita, wanita yang peduli pada anaknya lebih penting.Enam tahun yang lalu, semua orang bisa melihat bahwa Angkasa peduli pada Angelina. Selain itu, dulu ini adalah cinta pertama mereka. Jika bukan karena dia diberi obat di pesta dan hubungannya dengan Angkasa tertangkap oleh media, mungkin mereka sudah bersama delapan tahun yang lalu, kan?Memikirkan hal ini, Tasya tersenyum pahit dan memalingkan wajahnya ke luar, tetapi dia mendengar
Kebencian itu seakan-akan berubah menjadi pisau. Satu demi satu, dia memberi hukuman pada Angkasa, tapi dia masih harus menggunakan Angkasa. Perasaan Angkasa sangat terksakiti.Sembilan tahun mengenalnya, sudah tiga tahun menikah, bersama selama enam tahun, tiga tahun pertama, dia tidak merasakan apa-apa. Dalam enam tahun terakhir, dia menderita sakit hati sepanjang waktu. Sekarang dia sudah kembali, dia pikir hatinya bisa kembali ke tempatnya. Tanpa diduga, hatinyaitu masih sakit, bahkan lebih buruk dan lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Seluruh tubuhnya seperti tersayat, dia menginginkan Tasya!Tetapi melihatnya seperti ini, alasan mengatakan padanya, melepaskannya adalah cara terbaik. Hati Angkasa bergetar dan terjerat. Dia tiba-tiba melepaskan Tasya, lalu berdiri dan turun dari mobil, pria itu menutup pintu.BRAK!Suara pintu yang ditutup dengan keras membuat Tasya sedikit berkerut. Angkasa terlihat berdiri di luar dan menyalakan sebatang rokok, bersandar di badan mobil dan m
Belum lagi manajer hotel tidak pernah melihat Angkasa membawa seorang wanita ke hotel, katakanlah sikap Angkasa saat berbicara sekarang dan tatapan yang lembut itu, dia tahu bahwa wanita ini sangat penting bagi Angkasa. Meskipun tidak melihat wajah Tasya dengan jelas, manajer lobi hotel memahami aturan dan meminta seseorang untuk membawa Angkasa ke lift.Baru setelah dia masuk ke lift, Tasya menghela napas lega, tetapi tangannya, yang menarik bagian depan Angkasa basah. Sadar akan kegugupannya, Angkasa tiba-tiba merasa bahagia.Sepertinya ini adalah kali pertamanya datang ke hotel melakukan hal seperti ini. Kesadaran ini membuatnya merasa lebih baik. Tak satupun dari mereka yang berbicara di sepanjang jalan.Tasya hanya merasa bahwa suhu Angkasa terlalu tinggi. Dia sangat panas. Dia ingin menarik kembali tangannya namun takut terjatuh. Dia hanya bisa mengandalkan dadanya untuk mendengarkan detak jantung Angkasa yang kencang, tetapi dia tidak menyadarinya.Setelah memasuki kamar, Angka
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di