Share

Bab 38. Bolehkah Aku Ke Ibu Kota

"Sean." Satu kata yang keluar dari mulut Emily, dia masih menatap layar ponselnya.

"Apa maksudmu, Emily?"

Emily menyodorkan ponselnya. "Dia .... menghubungiku."

"Biar aku yang angkat." Dayana ingin merebut, tapi ditahan Emily.

"Biarkan saja. Aku juga tidak tertarik bicara dengannya." Emily meletakkan ponselnya di meja.

"Bagus kalau kamu bertindak benar. Dan blokir segera nomornya. Dia pasti akan mengatakan kata manis untuk membuat hatimu melayang. Dan setelah itu dihempas jauh ke dasar jurang. Klasik!" Dayana menggeram.

Ponsel itu masih terus berdering sekian kali. Hati Emily sampai hampir goyah ingin mengangkatnya. Dulu, dia tak pernah membiarkan Sean menunggu lama.

"Huuuff....." Emily menghembus nafasnya.

"Aku akan memblokirnya. Dia sangat agresif. Menyebalkan!" Dayana mengambil ponsel itu.

"Jangan sekarang. Aku tidak mau dia berpikir aku terganggu olehnya." Emily merebut ponselnya.

"Ok, terserah padamu."

"Aku akan ke kamar. Beri tahu Axel jangan main game terlalu lama." Wanita itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status