“Apa kau sudah tahu hasil tes mama dan aku sudah keluar?” Leana duduk di samping Rhea yang mengamati putri dan kedua keponakannya tengah bermain kejar-kejaran di halaman berumput. Senyum Rhea seketika membeku. Tentu saja ia tahu kalau Lucius berniat menggugurkan kandungan Calia dan menerima tawaran sang mertua untuk mendonorkan sumsum tulang belakang untuk Zayn. Ada kecemasan yang sempat hinggap di hatinya dengan keputusan tersebut. Akan hubungan Calia dan Lucius yang akan kembali merenggang. Yang memungkinkan harapan di hati Lukas akan kembali tumbuh untuk Calia. Sementara dirinya masih tak berhasil menyentuh hati sang suami.“Hasil tes kami tidak bisa menjadi pendonor untuk Zayn.” Leana mendesah lega sembari mengelus dadanya. “Aku sudah merasa ngeri jika hasilku akan cocok dan harus menjalani operasi itu. Dokter sudah memperingatkan dampak-dampaknya, tapi mama tetap memaksaku melakukannya. Ya, meski … aku juga tak tega melihat Zayn yang kurus dan pucat di rumah sakit. Bagaimana pun
“Lucius bahkan tak bertanya apa pun padaku, Divya. Jangan membuat kesalah pahaman tak berarti seperti ini," balas Calia dengan ketenangan yang berusaha keras ditanpilkan di wajahnya. Lalu kepalanya berputar ke arah ranjang pasien. Melanjutkan langkah menghampiri sang putra.Lucius menggeser tempat duduk lebih jauh, memberi tempat untuk Calia meski perhatiannya kini sepenuhnya tertuju pada Alex yang melangkah masuk. Entah kebetulan atau memang kesengajaan, Calia dan Alex datang bersama-sama.Caleb pun menghampiri Alex, membawa pria itu duduk di sofa dan mulai membuka kantong berisi kotak makan malam yang dipesannya."Mama sangat merindukan Zayn." Calia memeluk sang putra dengan penuh kehati-hatian meski kerinduan yang membuncah di dadanya tak tertahankan. Melepas rangkulannya dengan berat dan merangkum wajah pucat sang putra."Kenapa mama lama sekali? Apa Zsazsa rewel lagi?"Sejenak Calia kesulitan menjawab pertanyaan sederhana tersebut. Jika bukan karena Caleb, ia tak akan tahu kalau
Lucius benar-benar setuju Lukas yang akan menjadi pendonor untuk Zayn. Kedua pria itu sibuk mengurus berbagai macam tes dengan dokter yang menangani Zayn. Beberapa kali Calia tak sengaja mendengarkan pembicaraan Lucius dengan sang dokter bahwa hasilnya cukup memuaskan. Operasi akan dilaksanakan satu atau dua minggu yang akan datang. Setelah memastikan Lukas dan Zayn dalam keadaan yang tepat untuk melakukan operasi besar itu.Ia dan Lucius pun masih tak saling bicara dengan baik. Pria itu tetap bersikap dingin dan terkadang marah setiap kali tubuhnya mulai terasa tak nyaman. Bahkan ketika jadwal kontrol ke dokter Kirana tiba, pria itu sama sekali tak peduli padanya.“Tekanan darah Anda masih tinggi, Nyonya Cayson. Melihat riwayat medis yang diberikan suami Anda, sepertinya hal ini memang bukan hal baru.”“Saya akan berusaha tetap baik-baik saja, Dok. Bukankah janinnya berkembang dengan baik. Keadaannya juga baik-baik saja. Gejala kehamilan kali ini memang sedikit menyulitkan, tapi tak l
Part 71 Keterlibatan Caleb“Apa?” Calia membelalak, napasnya tercekat dan mundur satu langkah menjauh.“Aku tahu Lukas sangat mencintaimu. Tapi sekarang dia adalah suamiku. Kau sudah memiliki hatinya, Calia. Kau tak lagi berhak atas tubuhnya. Bahkan kau sama sekali tak berhak atas hidupnya. Hidupnya sekarang milikku dan Cailey, juga anak dalam kandunganku.”Bibir Calia membeku, sepenuhnya kehilangan kata-kata.“Tidakkah kau merasa dirimu terlalu serakah dengan kembali ke hidup kami sekarang? Kau datang kembali untuk mendapatkan kembali posisimu sebagai istri Lucius, kan? Dan kau sudah mendapatkannya. Lalu kenapa kau masih menginginkan hidup Lukas?”“Apa Lukas tahu kau melakukan hal semacam ini di belakangnya?”Mata Rhea seketika membeku, mengerjap dengan kaku.“Seperti kau yang menghancurkan hubungan kami hingga aku tak punya pilihan untuk menerima Lucius di hidupku, apakah kau memiliki keberanian seperti yang kaulakukan sekarang untuk mengakuinya pada Lukas?”“Meski begitu, aku tak
Part 72 Kelicikan Lainnya Sang MertuaKepala Caleb bergerak menoleh. Langsung berhadapan dengan tuduhan di mata Lucius. “Kau masih berpikir aku terlibat dalam kecelakaan Calia?”“Kau memang terlibat, Caleb. Kita berdua tahu itu.”Mata Caleb mengerjap. Ada keterkejutan melintasi mata Caleb, yang membuat napasnya tertahan dengan keras. Keduanya saling pandang, mencoba mendominasi satu sama lain. Caleb memutus kontak mata lebih dulu, menatap ranjang Calia lalu beranjak berdiri. “Kita bicara di luar, Lucius,” ucapnya berjalan lebih dulu ke arah pintu.Lucius pun mengikut. Keduanya berdiri saling berhadap-hadapan di samping dinding kaca yang ada di ujung lorong.“Apa maksudmu?”“Aku punya lebih dari cukup bukti yang bisa menyeretmu ke penjara, Caleb. Keterlibatanmu dengan orang yang merusak mesin mobilku, kau pikir dengan kematian satu-satunya saksi hidup kecelakaan tersebut membuatmu bisa lolos dari semua ini.”Mulut Caleb yang terbuka tampak membeku. Tampak memikirkan setiap detail kata-
“Dari mana kau tahu?”Caleb mendesah kasar. “Aku tak pernah menceritakannya padamu. Kupikir Rhea akan membantuku bicara denganmu. Aku tak menyangka dia akan memilih jalan yang licik untuk memisahkanmu dari Lukas. Hingga kecelakaan itu terjadi.”Calia menatap tak percaya pada Caleb. “A-apa?”“Dan kau malah menikah dengan Lucius. Semuanya berjalan begitu cepat, aku bahkan tak benar-benar tahu bagaimana semua itu terjadi. Apakah menurutmu mama Lucius terlibat dalam kecelakaanmu?” ulang Caleb, mencoba memecah ketercengangan Calia. Berusaha mencerna semua informasi tersebut.Kerutan di kening Calia semakin menukik tajam. Mencoba mengingat setiap detail yang terjadi malam itu. Tetapi ia hanya bisa memberikan satu gelengan, tak bisa mengingat dengan pasti. Malam itu, semua terjadi begitu tiba-tiba. Melihat Rhea da Lukas yang saling bercumbu, hatinya yang hancur dan dengan tangisan yang berderai membasahi seluruh wajah, ia turun ke basement. Naik ke mobil Lucius dan ia hanya ingin menjauh d
Part 74 Rencana Tersembunyi LuciusKekecewaan memekati wajah Rhea. Bibirnya menipis menahan gelombang patah hati yang begitu besar.“Meski aku tahu apa yang kau lakukan di hadapan Calia beberapa hari lalu. Berlutut dan memohon padanya untuk menghentikanku.”Mata Rhea membeliak terkejut. “K-kau …”“Ya, aku mendengar semuanya.”Rhea mengedipkan mata beberapa kali. Bibirnya menipis dengan gugup.“Meski Calia melakukan hal yang sama padaku, keputusanku tak akan berubah. Aku akan tetap melakukan operasi ini. Untuknya. Juga untuk Zayn.”Rhea menelan ludahnya, menelan kepahitan melewati tenggorokannya. Merasakan hujaman pisau yang menusuk dadanya lebih dalam.“Sejak pernikahan kita, kau tahu apa yang ada di dalam hatiku tak pernah berubah, Rhea. Aku tahu kau juga tahu. Tapi … untuk apa yang kulakukan pada Calia delapan tahun lalu, untuk delapan tahun hidupnya yang kita hancurkan. Setidaknya hanya ini yang bisa kulakukan untuknya. Untuk anak yang kebahagiaan telah kita renggut.”“Aku bahkan t
Part 75 Wanita Baru Lainnya“Kenapa? Kau keberatan aku akan memindahkan mereka? Kau yang bilang mamaku adalah pengaruh yang buruk untuk mereka, kan?”“A-aku tak mengatakan demikian.”“Berarti aku yang berpikir demikian.” Balasan Lucius sempat membekukan wajah Calia.“Lucius?” Calia menahan lengan Lucius. “Apa maksudnya ini?” Lucius memasukkan ponselnya ke dalam saku celana setelah membalas pesan singkat Haifa.“Kenapa begitu tiba-tiba? Kenapa kau tak pernah membicarakan masalah ini denganku? A-pakah kau …” Calia menelan kembali pertanyaan yang sudah menggantung di benaknya. Tak berani mempertanyakan hal yang ia takutkan. Lucius terdiam, menunggu kelanjutan kalimat sang istri yang malah terhenti. Matanya menatap Calia sejenak dan melepaskan tangan wanita itu dari lengannya. Lalu berjalan ke arah kamar mandi. Kedua kaki Calia melemah dan jatuh terduduk di sofa. Ia merasa terlalu tenang dengan betapa Lucius tak ingin kehilangan dirinya sehingga menyuruhnya membatalkan kehamilan. Juga