Share

3.Pelakor Yang Keji

Penulis: Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 23:47:51

"Kapan kita akan jadi orang kaya, kalau kamu tidak mengijinkanku untuk menikah lagi?" tukas Candra tanpa rasa malu.

"Astagfirullah...." gumam Amel, menatap lekat pada kedua netra Candra.

"Kamu tau kan, di agama kita laki-laki di perbolehkan menikah lebih dari satu kali, selama dia mampu?" imbuh Candra mencari pembenaran atas perbuatan dzolim-nya.

"Apa kamu sudah merasa mampu?" tanya Amel ketus.

"Ya, aku memang yakin mampu," jawab Candra dengan entengnya.

"Candra! Lihat aku!" titah Amel.

"Kamu lihat saat ini aku dan anak-anakmu tidur dimana?" tukas Amel penuh penekanan.

Candra tidak menjawab.

"Kenapa diam!"

"Apa kamu malu dengan ucapan kamu yang tadi, yang mengaku sudah mampu?"

"Aku dan kedua anakku saja, masih tidur di rumah ibumu!"

"Dimana aku harus banyak bersabar dengan sifat ibumu yang juga kerap membuat masalah! karena aku dan anak-anakku masih menumpang di rumahnya!" tutur Amel tanpa jeda.

"Tapi kamu juga harus tau satu hal lagi Amel, di agama yang kita anut, juga memperbolehkan seorang laki-laki menikah kembali jika ia merasa belum mampu untuk menjadi sukses," ujar Candra.

"Hal bodoh apa lagi yang kamu mainkan untuk membohongiku Candra!" ketus Amel.

"Meskipun aku seorang mualaf, tapi sedikit banyaknya aku mengerti tentang syarat mutlak poligami!" jawab Amel dengan lantang.

"Kamu nggak percaya? Oke, akan aku tunjukan bukti ucapanku," ujar Candra lalu membuka sebuah aplikasi di ponselnya mengenai persyaratan untuk seseorang yang akan berpoligami.

"Kamu baca ini," titah Candra.

Amel tak berminat untuk membaca, Candra pun menjabarkan apa yang tertera di layar ponselnya.

"Dengarkan baik-baik," titah Candra.

"Apabila kamu merasa belum mampu untuk meraih kesuksesanmu, maka menikahlah," ucap Candra membacakan isi dari artikel tersebut.

"Itu di khususkan bagi yang belum menikah! Tapi bagi yang sudah, di perbolehkan dengan syarat mampu!" jawab Amel dengan lantang.

Atas dasar isi artikel itu, Candra bersikeras bahwa ia bisa menikah lagi meski dirinya belum di kategorikan mampu. Ia menjadikan itu salah satu senjata, untuk memperkuat alasannya menikah lagi.

"Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan rumah tangga kita selama 8 tahun ini, tapi kalau memang kamu tetap bersikeras dengan kemauanmu, aku tidak akan melarangmu lagi. Tapi sebelumnya aku mohon dengan sangat, tolong ceraikan aku dulu," ucap Amel memohon dengan suara tertahan.

Candra tidak menyahuti, ia beranjak dan keluar dari dalam kamar lalu duduk di sofa ruang tamu. Tidak sedikit pun raut penyesalan dari wajah Candra. Justru ia semakin menjadi-jadi tatkala ia meminta ijin pada Amel untuk menginap di rumah wanita itu, beberapa hari setelah perdebatan mereka.

"Nanti malam, aku keluar sebentar ya bunda?" ucap Candra pada Amel sesaat mereka menyelesaikan makan siang.

Hati Amel bag tertusuk belati mendengar permintaan Candra tuk pertama kalinya, pasca terbongkarnya perselingkuhan dirinya dengan wanita panti pijat tersebut.

"Apa kamu masih membutuhkan ijin dari aku? Bukannya selama ini keberadaanku disini hanya untuk merawat anak-anak saja?" balas Amel tanpa menatap lawan bicaranya.

"Jangan ngomong gitu dong bunda, kamu itu istriku," ujar Candra mengelus puncak rambut Amel namun dengan cepat di tepis oleh Amel.

"Aku bukan istrimu lagi, saat ini alasan satu-satunya aku masih disini itu cuma kedua anakku."

"Kalau kamu mau pergi, bahkan kalau kamu minta untuk tinggal bersama wanita itu, silahkan."

"Aku sudah tidak peduli lagi dengan hal apa pun saat ini, selain kedua anakku!" ucap Amel lalu masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Candra yang masih duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.

Amel seakan sudah mati rasa pada Candra, sebab Candra benar-benar tidak lagi menghargai keberadaannya di rumah itu. Candra yang kerap berkirim pesan dengan wanita itu pada saat di rumah, bahkan terkadang Candra tidak menghiraukan saat Galang mau pun Ruby menyapanya. Ia terlalu fokus menjaga hubungannya dengan wanita itu, hingga ia lupa untuk memperbaiki hubungannya yang hancur dengan Amel dan juga kedua anaknya.

Hari berganti hari, kondisi rumah tangga Amel dan Candra semakin tidak sehat lagi. Amel yang tidak mau bertegur sapa lagi dengan Candra, membuat Candra terkadang emosi.

"Kamu itu kenapa sih? Tiap di tanya, nggak mau jawab!" pekik Candra suatu ketika.

Amel tak menoleh dan tetap diam bag lantai ubin.

"Kalau kamu begini terus, gimana aku bisa betah di rumah!" bentak Candra.

"Apa keperluanmu tidak aku sediakan?"

"Apa aku tidak menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri?"

"Apa aku tidak melayanimu dengan baik?"

Kata-kata itu akhirnya Amel lontarkan dengan wajah tanpa ekspresi.

"Jadi menurutmu, mendiamkan suami itu baik!" seru Candra.

"Apa kamu masih butuh mendengar suaraku?" sarkas Amel tersenyum sinis lalu meninggalkan Candra.

Jantung Amel berdetak kencang, telapak tangannya mendadak dingin setelah ia berkata demikian pada Candra. Segala kemurkaan di hatinya, ia pendam.

Dua bulan setelah terungkapnya perbuatan Candra, Amel sudah memantapkan hatinya. Ia akan pergi sejauh mungkin dari Candra, ia akan membawa kedua malaikat kecilnya. Bermodalkan keyakinan bahwa ia pasti mampu membesarkan kedua anaknya, meski tanpa laki-laki itu lagi. Selama dua bulan itu, Amel masih berharap kalau Candra akan meninggalkan wanita itu ternyata harapan tinggal harapan. Candra dan wanita itu justru mengelabui Amel dengan membuat surat nikah siri palsu atas saran dari wanita itu. Wanita itu mengurus surat nikah siri palsu, agar Amel tidak lagi melarang Candra untuk menginap di kediamannya.

Amel yang awalnya percaya, mau tidak mau membiarkan Candra pergi ke rumah wanita itu di kala kedua anaknya sudah tidur pulas. Hati Amel tercabik-cabik atas perbuatan mereka berdua. Sampai pada suatu hari, sahabat Candra yang juga mengenal baik Amel tanpa sengaja mengatakan jika surat nikah siri yang Candra jadikan bukti itu adalah palsu. Pengakuan itu keluar dari mulut Candra sendiri pada sahabatnya yang bernama Imam.

"Serius mas? Surat nikah siri itu akal-akalan mereka?" tanya Amel terperangah saat Amel sudah berhasil minggat bersama kedua anaknya.

"Iya mbak, Candra mengakuinya sendiri. Dan yang mengurus surat palsu itu, perempuan itu juga," tutur Imam melalui sambungan telepon pada Amel.

Kemarahan Amel kembali memuncak, namun ia tak ingin Imam mengetahuinya. Sebab Amel masih harus mencari beberapa informasi, yang nantinya mungkin ia butuhkan kalau ia berniat menggugat Candra.

-Flashback off-

"Bunda, tadi bu guru di sekolah nanyain Galang mengenai pekerjaan orang tua," tukas Galang saat ia baru saja tiba di rumah.

"Terus, Galang jawab apa nak?" tanya Amel mendengarkan dengan serius.

"Galang bilang ke ibu guru, kalau bapak sudah meninggal dan bunda kerja sebagai penulis," jawab Galang apa adanya.

"Astagfirullah, kenapa Galang bilang bapak udah meninggal nak?" tanya Amel mengerutkan keningnya.

"Bagi Galang, dia memang sudah mati."

"Gara-gara dia, Galang sering di bully di sekolah."

"Gara-gara dia, Galang harus berpikir dewasa sebelum waktunya," tutur Galang setengah meninggikan suaranya.

"Tapi nggak boleh gitu juga nak, seperti apa pun perbuatannya pada kita, dia tetap bapakmu," ujar Amel menasehati.

"Nggak!"

"Bahkan kalau dia mati pun, Galang nggak akan mau mengangkat jenazahnya dan nggak bakal mau mendoakannya!" pekik Galang lalu tak lama ia menangis tersedu-sedu.

"Jangan gitu nak, kalau kamu seperti itu, kamu yang dosa lho. Biarkan dia menanggung dosanya sendiri, kamu cukup jadi anak yang berbakti pada kedua orang tua. Karena itulah tugas seorang anak," nasehat Amel, sembari memeluk putra sulungnya yang sudah menginjak usia 7 tahun itu.

Bab terkait

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   4.Mertua Matrealistis

    Sejak kepergian Amel dan kedua anaknya yang secara diam-diam, tentu membuat riuh suasana di kediaman orang tua Candra, tempat dimana selama 3 tahun terakhir ini Amel dan anak-anaknya tinggal."Udah, biarin aja Amel pergi. Itu sudah keputusannya dia. Nggak perlu kamu cari lagi," tukas ibunya Candra."Tapi Amel bawa anak-anakku mak! biar gimana pun, aku tetap akan mencari mereka!" sahut Candra pada ibunya.Ibunya mendengus kesal atas jawaban Candra.Tahun ke tiga pernikahan Amel dan Candra, sang ibu pernah meminta Candra untuk meninggalkan Amel. Dengan alasan Amel tidak bisa menempatkan diri sebagai menantu di keluarga besar Candra. Namun itu hanyalah alasan sang ibu semata. Fakta yang terjadi tidak lain adalah masalah keuangan yang seluruhnya di kendalikan oleh Amel sebagai istri."Kalau aja kamu belum punya anak, emak sudah minta kamu ninggalin Amel!" ketus bu Yati pada Candra sang putra.Candra tidak sedikit pun melakukan pembelaan terhadap Amel, ia hanya diam bag kerbau yang di tusu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   5.Caci Maki

    Satu bulan sudah Amel dan kedua anaknya meninggalkan kota Kediri dan selama itu pula Candra kerap meminta Amel untuk pulang. Tanpa rasa bersalah, Candra meminta Amel pulang namun tidak memberi keputusan bahwa ia akan meninggalkan selingkuhannya.Amel yang sudah bertekad tidak akan pernah kembali lagi ke kota Kediri itu, membuat Candra sempat memberi ultimatum pada Amel."Kalau memang keputusanmu sudah bulat, aku tidak akan memaksamu lagi. Tapi aku akan memperjuangkan hakku sebagai bapak dari Galang dan Ruby!" ucap Candra pada Amel melalui sambungan telepon."Silahkan, satu hal yang pasti, aku tidak pernah berniat untuk memutus hubunganmu dengan anak-anak. Justru kamu sendiri yang menjauh dari anak-anak!" jawab Amel."Aku tidak menjauh, tiap kali aku menghubungi mereka, apa mereka mau bicara denganku?""Apa aku tidak berusaha mendekatkan diriku kembali pada mereka?" imbuh Candra."Jangan tanya aku! tanya pada dirimu sendiri, kenapa anak sekecil mereka bisa sampai mempunyai rasa tidak s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   6.Hasutan Pukki

    Candra yang tak juga merasa puas, bersikeras memberondong Amel dengan segala pertanyaan yang menyudutkannya."Apa kesalahanku pada mereka, sampai mereka begitu bencinya padaku!""Kalau bukan kamu yang sudah mengotori pikiran mereka!" pekik Candra meradang."Kamu masih tanya, apa kesalahanmu?""Wah, hebat sekali anda tidak menyadari apa yang sudah anda lakukan pada kami?" sarkas Amel."Mereka bukan tumbal untuk masalahmu denganku!" ucap Candra."Hey! secara tidak langsung, mereka sudah jadi korban atas perbuatanmu! meski aku yang kamu sakiti, dampaknya pada siapa!" pukas Amel."Kamu boleh tanya pada orang-orang yang senasib dengan mereka, apa mereka baik-baik saja setelah di jadikan korban keegoisan orang tuanya!" imbuh Amel."Aku cuma minta satu hal sama kamu, Mel!""Jangan memutus hubungan antara Bapak dan anak, kalau kamu mau hidupmu lebih tenang.Tak henti-hentinya Candra menuduh Amel telah mendoktrin pikiran anak-anaknya, meski ia telah mendengar sendiri penolakan kedua anaknya.S

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   7.Terinsipirasi dari Galang

    Apa Candra pernah menghubungi anak-anaknya?" tanya salah satu saudara Amel melalui sambungan telepon."Pernah kak, tapi anak-anak nggak ada yang mau ngomong sama bapaknya.""Terutama Galang, dia bahkan ngelarang aku berhubungan dengan bapaknya," jawab Amel pada saudaranya tersebut yang bermukim di kota Medan."Bisa di maklumi, dia anak laki-laki dan sudah cukup mengerti keadaan kedua orang tuanya.""Meski begitu, kamu jangan bosan selalu ingetin dia.""Karena bagaimana pun juga, Candra itu tetap bapaknya.""Tapi jangan terlalu memaksakan, biarkan dia belajar untuk menerima dulu.""Semakin kamu paksa dia untuk menerima, semakin hatinya menjauh dan tidak menutup kemungkinan dia bisa melupakan bapaknya," nasehat dari sang kakak untuk Amel."Iya kak, makasih ya kak untuk semua dukungan dan doanya," ucap Amel sebelum mereka mengakhiri obrolan.****Sudah hampir dua bulan Amel menetap di sebuah kota pusat industri, yang letaknya di seberang negara t

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   8.Rejeki Tak Terduga

    Dua hari Amel mencoba membuat sample martabak mini sebelum ia memasarkannya. Anggota keluarga cukup puas dengan rasa martabak hasil olahan tangan Amel. Amel membuat beberapa varian rasa, yang banyak di gemari anak-anak.Setelah merasa yakin dengan rasa martabak mini buatannya sendiri, Amel pun mulai membuat beberapa toples untuk di titipkan di beberapa tempat yang sebelumnya sudah Amel mintai ijin."Bismillahirahmanirahim...." lafadz Amel sebelum berangkat menuju tempat ia akan menitipkan dagangannya.Kedua tangan Amel sudah menenteng 3 kantong plastik berukuran besar, yang berisi toples untuk wadah martabak-martabak mini buatannya.Mengingat wajah kedua buah hatinya, semangat Amel semakin terpacu meski waktu masih menunjuk pukul 05.30 pagi. Dimana awan biru masih terselimuti awan gelap, ia memantapkan langkahnya menyusuri jalanan yang belum terlalu di padati kendaraan.Pukul 6 tepat, ia sudah berada di rumah. Dengan langkah cepat ia berjalan menuju kamarnya, unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   9.Hal Baik Darimu, Candra

    "Kalian sudah siap?" tanya Amel pada kedua anaknya, dimana pagi ini Amel dan kedua anaknya akan pergi menemui seseorang."Sebenarnya kita mau kemana sih, bunda?" tanya Galang penasaran."Ntar kamu juga tau nak, lebih baik kita berangkat sekarang ya? keburu orang yang akan kita temui itu pulang," sahut Amel bergegas menuruni anak tangga di kediaman Lastry, adiknya.Mereka berjalan kaki menuju lokasi seseorang yang masih di rahasiakan Amel dari Galang dan Ruby."Kok kita nggak naik motor, bunda?" tanya si cantik Ruby dengan gaya manjanya."Ntar motornya mau di pakai kerja nak sama om Handy. Biar kita juga bebas mau pulang jam berapa aja," tutur Amel sembari menggendong Ruby.Lokasi yang cukup jauh itu, mereka tempuh dengan berjalan kaki menyusuri lorong-lorong setapak.10 menit berjalan kaki, Amel tersenyum bahagia karena orang yang akan ia temui masih berada di tempat ia berdagang."Nek, saya mau beli ikan asinnya satu bungkus," ucap Amel ramah pada wa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   10.Candra Merendahkan Amel Kembali

    Tiga hari setelah pertemuan dengan sang nenek itu, seorang wanita paruh baya menemui Amel di kediamannya. Wanita yang biasa di panggil Umi itu tak lain adalah guru mengaji Galang."Saya dengar-dengar sekarang bu Amel sudah berjualan martabak mini ya?" tanya Umi yang duduk di ruang tamu, kediaman Lastry itu."Iya Umi, untuk tambahan biaya anak-anak," jawab Amel apa adanya."Gimana hasilnya, bunda?" tanya umi lagi."Alhamdulillah, sejauh ini lancar meski masih sekedar cukup untuk kebutuhan Galang dan Ruby, umi," lirih Amel."Jadi begini bund, maksud kedatangan saya menemui bunda saat ini, untuk menawarkan kerjasama," tutur umi menjelaskan."Kerjasama yang bagaimana, umi?" tanya Amel antusias."Di pondok pesantren milik keluarga saya, minggu depan akan mengadakan bazar bund. Kalau bunda berminat, bunda bisa ikut berpartisipasi dalam acara bazar tersebut," ujar umi."Saya berminat umi, tapi untuk turut serta dalam acara bazar itu kan membutuhkan modal yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   11.Flasback 1

    Amel kembali teringat bagaimana ia dan kedua anaknya sampai di pulau Batam. Kala itu ia terpaksa harus menjual sepeda motor miliknya, agar ia bisa pergi bersama kedua anaknya dengan membawa bekal selama perjalanan yang memakan waktu lebih dari 10 hari itu."Jadi bagaimana bu, apa harga dari saya sudah cocok?" tanya si pembeli motor."Ya sudah pak, saya setuju," sahut Amel seraya celingak-celinguk cemas jika Candra melintasi lokasi pertemuan mereka."Ngomong-ngomong kalau boleh tau, motornya kenapa dijual ya bu?" tanya si pembeli sembari mengeluarkan lembaran uang kertas berwarna merah dari dalam tas miliknya."Saya mau ke luar kota pak, nggak mungkin motornya saya tinggal," jawab Amel jujur."Ooh, mau kemana bu?""Ke Jogja, pak.""Suami ibu kok nggak ikut nganterin motornya?""Saya kabur dari rumah pak."Pria bertubuh tambun itu pun tertegun mendengar alasan Amelp pergi dari rumah."Kasihan anak-anaknya bu, pasti mereka sangat tertekan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05

Bab terbaru

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   24. Kamu Bukan Wanita Baik-Baik!

    Candra menatap senyuman Amel yang terukir, ia sedang menunggu respon Amel setelah Pukki menyampaikan kata-katanya."Kamu sudah selesai bicara?" pertanyaan itu Amel ucapkan dengan datar.Tanpa menunggu jawaban dari Pukki, Amel menarik napas panjang lalu melepasnya perlahan."Kamu bilang, kamu wanita dan mengerti perasaanku, bukan?""Wanita baik-baik, tidak akan pernah mau merusak kebahagiaan wanita lainnya!""Wanita baik-baik, tidak akan pernah tergoda sekeras apa pun godaan dari pria yang sudah memiliki anak dan istri!""Kamu hanya pintar bicara! kamu hanya pintar bersandiwara!""Dari awal, kamu sudah tau kalau laki-laki yang mendekatimu itu bukan pria tanpa istri!""Dan dengan kejinya, di belakangku kamu justru mengatakan, kalau kamu tidak serius ingin berpisah dengan suamiku setelah kamu menyetujui permintaanku untuk meninggalkan laki-laki ini!" hati Amel mulai terbakar melontarkan kata-kata yang selama ini ingin ia sampaikan.Di seberang, Pukki bergeming tak mampu menjawab ucapan Am

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   23. Aku Juga Wanita, Mbak

    Galang dan Ruby tampak sangat bahagia, berlari kesana kemari mengitari taman bermain di sore ini. Sementara Candra dan Amel hanya menatap kedua anak mereka tanpa saling bicara."Aku sampai lupa, kapan terakhir kalinya melihat kedua anakku sebahagia ini," bisik dewi batin Amel."Bund," sapa Candra dengan lembut."Ehm," sahut Amel singkat tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya."Mau sampai kapan kamu bertahan seperti ini?""Kamu lihat kan, anak-anak sangat bahagia karena kedua orang tuanya mendampingi mereka?""Aku juga mau tanya, mau sampai kapan kamu memaksaku untuk menerima permintaanmu berpoligami?" jawab Amel membalas dengan pertanyaan."Apa aku salah, kalau aku berniat untuk membantu orang keluar dari kemaksiatan?" Candra menatap Amel meski Amel tidak menghiraukannya.Amel tertawa kecil, seraya menggelengkan kepalanya pelan."Mulia sekali niatmu?" "Tapi sayang, niatmu tidak sesuai dengan tindakanmu...." sarkas Amel ambigu."Maksudmu?" tanya Candra."Kamu mengatakan, kalau niatmu h

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   22. Tiba-Tiba

    Di hadapan Amel saat ini, tampak Galang sedang duduk dengan seorang pria bertopi. Galang duduk di pangkuan pria yang tak lain adalah ayah kandungnya, yaitu Candra.Ingin rasanya Amel berlari ke arah mereka dan menarik Galang, namun pikiran waras Amel melarangnya. Sebab, ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan hal itu."Bagaimana laki-laki ini bisa sampai disini!""Pantas saja, sejak pagi tadi hatiku tidak enak!""Ternyata, aku harus melihat dia lagi setelah 6 bulan kami terpisah jarak dan waktu!" bisik batin Amel."Bu Amel?" sapa bu Widya kepala sekolah yang baru saja tiba."I-ya bu...." sahut Amel gelagapan."Apa benar, laki-laki yang bersama dengan Galang sekarang itu, ayahnya Galang?""Dari satu jam yang lalu, bu Eny sudah mencoba menghubungi ponsel ibu tapi tidak mendapat respon," tutur bu Widya sebelum Amel menjawab pertanyaan mengenai Candra."Tadi, beliau mengatakan kalau dirinya adalah bapak kandungnya Galang. Tapi, kami piha

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   21. Aku Akan Laporin Kamu, Amel!

    Akan apa?!" bentak Amel menahan geram."Aku akan menjemput paksa anak-anak dan melaporkan kamu atas tindak pelarian!" Candra mengancam Amel."Pelarian?!" Amel membolakan matanya."Sudah separah itukah ketidak warasanmu, Candra?!""Aku ini ibu mereka! aku yang mengandung dan melahirkan mereka dengan taruhan nyawa! bisa-bisanya kamu mengatakan hal sebodoh itu!" umpat Amel tak habis pikir dengan kekonyolan Candra."Memang kamu ibunya, tapi kamu membawa mereka tanpa seijinku!" kilah Candra."Sudahlah, lama-lama aku bisa tertular dengan kegilaanmu," potong Amel yang tidak merasa gentar dengan ancaman Candra.Tut-tut-tut sambungan di putus sepihak oleh Amel.Braak!!Candra membanting meja di depannya, emosinya kian memuncak karena sikap Amel yang datar dan tidak terpancing sedikit pun."Aku masih sayang sama kamu, Mel! aku tau tindakanku sudah melukaimu tapi aku bisa apa lagi! semua sudah terjadi. Aku tidak mungkin memperbaiki kesalahanku dengan membuat kesalahan lainnya. Aku hanya ingin kam

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   20. Kita Akhiri Saja

    "Kamu mau apalagi?!""Apa belum cukup semua caci maki yang keluar dari mulutmu?!" suara Amel mendominasi percakapannya dengan Candra, di siang ini."Bukannya selama ini, apa yang aku katakan itu benar?" kilah Candra, membenarkan dirinya sendiri."Stop berdebat denganku!""Sekarang katakan, apa maumu?" titah Amel menahan emosinya."Aku mau, kamu pulang dan bawa anak-anak kembali ke tempat dimana semestinya mereka hidup!" dengan tanpa beban, Candra mengutarakan keinginannya."Pulang??" "Apa kamu sudah tidak waras lagi, tuan Candra?" sarkas Amel."Tolong, mengertilah untuk kondisiku saat ini. Aku hanya minta kamu menerima keadaanku," ucap Candra menurunkan suaranya.Spontan Amel tertawa kecil."Keadaan kamu yang berselingkuh?""Hey, wake up!""Seandainya kamu yang ada di posisiku, bagaimana?""Apa kamu bisa terima dengan kalimat ''tolong mengerti keadaanku....""Gila!" pekik Amel tertawa garing."By the way, aku sudah sangat

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   19. Batam Island

    "Amel?" tukas Raka yang membuyarkan lamunan Amel."Eh maaf, tadi kamu ngomong apa?" tanya Amel yang setengah kaget."Aku minta nomor ponsel kamu, boleh?""Buat apa?" "Just a friend," sahut Raka.Awalnya Amel tampak ragu untuk memberikan nomor ponselnya, mengingat dirinya yang masih berstatus istri orang."Tenang aja Mel, aku nggak bermaksud apa-apa. Aku hanya prihatin dengan apa yang sudah kamu alami," tutur Raka tulus."Ya sudah, tapi aku nggak bisa janji untuk selalu membalas pesan dari kamu. Aku punya dua orang anak yang lebih membutuhkan perhatianku," jawab Amel.Raka mengangguk pelan, lalu menyodorkan ponsel miliknya ke tangan Amel. Amel pun mengetik nomor ponselnya sendiri di ponsel Raka."Makasih," ucap Raka.****Pada pukul 10 pagi di hari ketiga kapal berlayar dari Jakarta, suara pemberitahuan dari ruang informasi bahwa kapal akan bersandar beberapa saat lagi di pelabuhan Batu Ampar Batam."Hore...." pekik Galang dan Ruby saa

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   17. Mengelabui Candra

    "Bunda! coba dengerin, ada yang mirip dengan suara bapak!" celetuk Galang mempertajam pendengarannya."Ya Allah.... kasihan anak-anakku," bisik batin Amel."Nggak ada bang, itu suara orang lain. Lihat tuh, udah mulai ramai," jawab Amel seraya menunjuk ke arah orang-orang yang melintasi mereka."Kita ke penginapan sekarang aja ya? biar kalian bisa mandi lalu istirahat," ucap Amel mengalihkan pikiran Galang."Udah dapet penginapannya bund?""Udah dong," sahut Amel antusias."Ayo bund, Galang udah kebelet pipis juga," imbuh Galang yang memang tidak bisa buang air kecil di sembarang tempat.Amel tidak mengijinkan Galang lagi untuk membawa tas mana pun juga, ia membawa ketiga tas berisi pakaian itu sembari menggendong Ruby yang masih tidur nyenyak dalam dekapannya.****Jalanan yang belum terlalu padat kendaraan, mempercepat mereka tiba di penginapan yang berjarak 10KM dari stasiun Pasar Senen itu."Kamarnya bagus bund!" tukas Galang saat mereka su

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   18. Raka

    Amel dan kedua anaknya sudah berada di pelabuhan tanjung priok tepat pukul 10 malam pada tanggal 19 july 2022.Dengan langkah tergesa-gesa Amel menuntun Galang dan Ruby menuju buritan kapal yang sudah bersandar."Kapalnya besar ya bunda?" tukas Ruby dengan riang."Iya nak, ayo bang buruan jalannya," titah Amel pada si sulung Galang yang berjalan di belakang Amel.Tiba-tiba ada seorang pemuda menawarkan bantuan, untuk membawakan barang bawaan Amel yang memang cukup banyak dan berat, sembari menggendong Ruby."Mari saya bantu mbak," ucap pemuda itu."Nggak usah mas, makasih," jawab Amel yang mengira kalau pemuda itu hanya orang iseng. Meski penampilannya rapi dan membawa tas ransel di balik punggungnya."Nggak apa-apa mbak, saya juga mau berangkat kok," ucap pria itu dengan sopan."Ternyata di dunia ini masih ada orang baik...." bisik dewi batin Amel.Tanpa menunggu jawaban dari Amel, pria muda itu meraih tas yang Amel pegang."Ayo mbak," imbuh pria itu lalu menggandeng tangan Galang.Ka

  • Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA   16. Tidur Di Stasiun Kereta Api

    "Apa sampean sudah punya tujuan setelah tiba di Batam nanti? maksud saya pekerjaan," tanya wanita itu."Belum bu, tapi saya yakin kok bu, Insha Allah saya akan menemukan jalan agar saya bisa mencukupi kebutuhan anak-anak," jawab Amel penuh keyakinan."Saya doakan ya mbak, semoga mbak dan anak-anak selalu diberi kemudahan dan kebahagiaan," tukas ibu tersebut."Aamiin...." sahut Amel merasa sangat beruntung dipertemukan dengan seseorang yang begitu baik dan peduli seperti wanita itu.Waktu sudah menunjuk pukul 16.30 wib, Amel pun mulai berpamitan pada wanita itu."Biar saya anter pakai motor ke stasiun ya mbak," tawar wanita itu sembari menyelipkan sesuatu ke dalam saku celana Galang."Buat beli jajan ya nak," ucap ibu itu pada Galang.Amel menolak secara halus, sebab si ibu tersebut sudah sangat baik pada mereka. Namun ibu tersebut memaksa agar Galang tidak mengeluarkan kembali uang yang telah ia berikan.****"Hati-hati di jalan ya mbak," tutur wa

DMCA.com Protection Status