Share

Bab 162

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat Malati membelakan matanya perlahan, kepalanya terasa pusing. Ia merasa limbung, masih setengah sadar akibat pengaruh obat bius. Malati tidak sadarkan diri selama lebih dari tujuh jam lamanya.

Saat penglihatannya jelas dan kesadarannya terkumpul, Malati terlonjak kaget. Ia baru sadar jika dirinya tidak berada di kediaman Eyang Waluyo. Ia berada di suatu tempat asing, tepatnya kamar asing yang menyerupai kamar hotel.

Ia bangun lalu mengguncangkan tubuhnya yang terasa kaku bak rusuk bambu. Tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. Jelas saja, tangan dan kakinya diikat oleh tali nilon.

“Mas Aldino, aku di mana? Aku takut,” gumam Malati baru pertama kalinya ia merasa takut luar biasa. Ia butuh suaminya saat ini. Matanya sudah berkaca-kaca. Pikirannya sudah berkelana kesana kemari. Yang paling Putri Melati takuti ialah ia dilecehkan oleh para pria hidung belang.

“Allah, lindungi aku,” imbuhnya dengan suara yang serak.

Perempuan penyuka pelajaran exact itu menarik nafas dalam, berusaha me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nurul Habibatul Rosaini
Kelompok yg mna yg menculik nona muda waluyo....???
goodnovel comment avatar
Fia Naafia
dari romantis trus ke sedih ....duhhh
goodnovel comment avatar
Yani
part sedihh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 163

    ‘Ciuman itu rasanya hangat dan lembut. Bagaimana bisa aku menikmatinya. Barulah aku sadar jika aku juga jatuh cinta untuk yang pertama kalinya pada pria itu.’‘Aku telah melaksanakan kewajibanku sebagai seorang istri.’‘Aku sadar ternyata aku merindukanmu … Kepala Sekolah killer.’Aldino membuka helai demi helai lembaran buku diary milik Putri Melati. Rasanya ada sesuatu yang tajam menikam ulu hatinya. Sesuatu meremas jantungnya. Sakit sekali.Dua minggu sudah istrinya menghilang. Ia sudah berusaha mencarinya kemana-mana. Ia pula sudah meminta bantuan pada berbagai pihak untuk mencari keberadaannya. Pun, ia sendiri sudah bolos sekolah demi mencari istrinya dengan tangan dan kakinya.Penemuan kamera spionase sama sekali tidak membantu. Komplotan yang menculik Malati bergerak sangat cepat dan tak terendus oleh pihak manapun.“Mala, kau sedang apa Sayang? Kau sudah makan belum? Maafkan Mas. Mas belum bisa menjemputmu.”Aldino berkata dengan penuh frustasi sembari mencium fotonya. Air mata

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 164

    Beberapa kali bel berbunyi. Namun tak ada satupun yang membukakan pintu rumah. Seorang pria dalam balutan hem batik bermotif Sogam mendengus kesal. Ia berdiri mematung sudah setengah jam di depan rumah mewah itu. Mengapa rumah sebesar itu tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Menurut satpam yang berada di pos depan, ia disuruh menekan bel karena tuan rumah berada di dalam.Apakah tuan rumahnya tuli ataukah sedang menunaikan hajatnya di kamar mandi?? Lalu dimanakah ART?Kesabarannya sudah tak setebal mukanya sehingga ia memutuskan untuk merogoh ponsel yang bersembunyi di balik saku jaketnya. Ia akan menelpon sang punya rumah.Tut … tut … tut..Telepon Aldino Tama Waluyo tidak aktif.“Anjir! Emang si Al lagi hibernasi! Apa lagi boker? Apa jangan-jangan si Aldino Ray lagi bikin rencana buat bundir?? Beneran, si Bos Tubruk sedang tantrum! Bisa-bisa dia depresot!!!”Yuda Tarumanegara mengumpati sahabatnya tanpa ampun. Ia sudah tak sabar ingin bertatap muka dengan pria besar itu. Ketia

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 165

    “Dasar bedebah kam*ret!!”“Kau bilang apa?”Aldino menudingkan stik es krim ke wajah sahabatnya. Ia berbicara dengan mulut penuh es krim.“Emang aku bilang apa? Aku cuma bilang ban karet,” sahut Yuda dengan meringis melihat sikap sahabatnya yang mirip roller coaster, jungkir balik.Sebelumnya Aldino ceria saat menemukan makanan yang diinginkannya. Sepulang dari rumah sakit, ia meminta Yuda mengantarnya pergi ke sebuah sekolah negeri di mana di sana ada penjual jajanan khas anak sekolah. Tak biasanya Aldino membeli makanan yang tak sehat. Ia membeli cilung, mie jimbabwe, cilor hingga maklor.Sekarang pria besar itu minta diantar ke kedai es krim. Ia ingin makan es krim rasa sirsak. Susah sekali Yuda mencari es krim dengan varian bahan buah lokal itu. Ia sampai menyisiri jalan besar hingga jalan arteri untuk menemukan kedai es krim yang menjual beraneka rasa.“Udah mau sore, Al,” peringat Yuda dengan hati-hati. Ia mendadak cosplay jadi pengasuh Aldino hari itu. Ia merasa tak tega meli

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 166

    Setiap kali mengunjungi tempat gemerlap sebuah bar, Malati seringkali mendadak pusing. Apalagi mendengar suara-suara dentuman berisik berasal dari musik remix elektronik yang sangat mengganggu indera pendengarannya.“Di sana kita duduk!” tunjuk Ravenscroft pada sebuah kursi kulit di mana di tengahnya ada sebuah meja bundar berbahan kaca dengan diameter empat puluh centi. Malati terkejut saat melihat pemandangan itu. Di kursi yang ditunjukan oleh pria di sampingnya, tampak seorang pria berwajah oriental sedang duduk sembari meneguk wine dan dikelilingi oleh wanita dewasa berpakaian minim bahan.Wanita dewasa itu sedang menggoda pria itu. Ada yang memainkan dasi miliknya sembari berbisik mesra padanya. Ada pula yang menggelendot manja pada lengannya. Pun, ada pula yang sedang meraba-raba bagian pahanya. Benar-benar pemandangan nista. Mata Malati ternoda melihat aksi mereka yang frontal dan mesum.Apalah daya Malati. Wanita muda yang malang itu hanya menuruti semua perintah pria bertubu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 167

    “Pak Al sehat? Katanya Bapak sakit ya? Maaf ya Pak saya kira Bapak gak masuk sekolah karena apa ya … ya gitu deh,” imbuh guru Linda dengan menyematkan senyuman lebarnya yang nyaris membelah wajahnya. “Ah, ya, Pak, kapan ya kita liburan? Para guru sudah protes. Pengen liburan kemana gitu. Kalau bisa sebelum ujian. Ya … sebelum guru stress mempersiapkan soal ujian anak-anak.”Aldino mendelik tajam pada bawahannya. Linda terlalu berisik. Padahal Aldino sudah masuk sekolah seperti biasa namun guru itu selalu membahas hal yang sama.Aldino berdehem lalu melambaikan tangannya pada Yuda Tarumanegara yang sedang berjalan menuju mereka.Melihat tak ada respon dari sang kepala sekolah, Linda mendengus kesal dan hendak pergi meninggalkan kepala sekolah itu.“Tunggu, Ustazah Linda.”Aldino menahan kepergian Linda.“Ah, ada apa Pak?”Linda mengerjapkan matanya beberapa kali. Kali ini apa keinginan pria besar itu. Agak susah ditebak memang.“Pak Yuda, tolong urus para guru!” kata Aldino terdengar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 168

    Suara lenguhan dan desahan memenuhi sebuah kamar mewah hotel tipe presidential suite. Sepasang wanita dan pria dewasa tengah bergumul di atas ranjang berukuran king size. Mereka menghabiskan malam mereka dengan wine dan bercinta meskipun ke duanya tidak terikat dalam hubungan yang sah. Sang wanita telah bersuami sedangkan sang pria tidak pernah benar-benar menjalin hubungan serius dengan wanita. Pria berotot itu hanya memanfaatkan para wanita sebagai pemuas sek* semata.“Rav, faster!!” imbuh sang wanita dengan menjambak rambut sang pria ketika ia berada di bawah kungkungan sang pria.“Okay, Baby!!!” jawab sang pria dengan senang hati mengabulkan permintaam sang wanita.Akhirnya ke duanya tumbang setelah mengejar puncak kenikmatan dunia sesaat itu.Sang pria langsung berguling dan berbaring di samping wanita berambut pirang yang ditidurinya. Tangannya terulur mengusai rambutnya yang bersimbah keringat.“Thanks,” serunya mengecup pipi kanan wanita di sampingnya.Wanita itu hanya bergum

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 169

    “Mala, Sayang,” imbuh Aldino tiba-tiba mencemaskan istrinya. “Apa kau baik-baik saja?”Aldino menjadi teringat istrinya. Semoga istrinya berada dalam kondisi baik.Usai bermonolog, pria bertubuh besar itu buru-buru merapikan pecahan bekas vas bunga dan membuangnya ke dalam tong sampah.Tak lama kemudian ia merasa pusing dan merasa mual kembali. Padahal selama perjalanan perutnya dalam kondisi baik-baik saja.Gegas, pria besar itu memuntahkan seluruh isi lambungnya di wastafel kamar itu hingga yang tersisa hanyalah air yang terasa pahit. Perutnya sudah benar-benar kosong.“Pak, Anda butuh obat?” tanya Jimmy yang kebetulan memasuki kamar yang dihuni Aldino-kedatangannya untuk mengecek pria itu. Dan, pintunya tidak dikunci. Ia diminta Mr Bon untuk menjaga tuan muda Waluyo.“Sorry, Pak, aku masuk tanpa ijin.”Jimmy berkata sembari mendekati Aldino. Ia mengecek Aldino.Melihat Aldino yang tengah muntah, Jimmy langsung kembali ke kamarnya dan membawa kotak obat.“Pak, ini ada obat. Sepertin

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 170

    Di bawah komando Anton, Aldino dan tim bergerak mengikuti arahannya. Kini mereka sudah berada di sebuah mansion yang terletak di balik hutan rawa yang sepi. Mereka menyebar dan menyerbu ke beberapa titik untuk menaklukan barikade pengawal yang berada di sana. Mansion milik Ravenscroft berdiri kokoh bagaikan istana buckingham Palace namun di tempat terpencil.Yang pasti halaman mansion itu dikelilingi oleh tanaman pagar boxwood yang berbentuk labirin sehingga menyulitkan siapapun yang melewatinya kecuali sang empunya mansion.“One, two, three! Let’s go!!” imbuh Anton pada anak buahnya. Pria itu meminta anak buahnya menyebar ke berbagai arah.Mereka tidak melumpuhkan security system sebab system yang mereka gunakan canggih. Salah satu cara yang mereka lakukan ialah dengan menaklukan satu per satu orang Ravenscroft dan menyamar jadi bagian dari mereka agar bisa masuk ke dalam mansion yang sangat luas itu.Beberapa berhasil menaklukan sayap barat. Sementara itu Aldino bersama Jimmy dan d

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status