Share

Bab 113

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aldino pusing tujuh keliling mencari istrinya. Ia takut jika istrinya tersesat. Ah, rasanya, tak mungkin Malati tersesat sebab bukankah mereka berada di ruangan indoor ballroom sebuah hotel?

Dan, ingatan fotografi Malati tak seperti para wanita pada umumnya. Jika wanita lain kesulitan mencari sebuah alamat, tetapi tidak dengan Malati.

Paling mentok Malati berada di pojokan makan es krim gelato. Meskipun luas ballroom itu berbentuk bangun geometris persegi panjang yang lapang.

Yang benar saja, Aldino! Kau harus berpikir lebih logis. Aldino mengkhawatirkan Malati belum makan. Ia belum melihat Malati mengantri makanan di stand makanan yang disajikan dengan mewah di sana.

Namun alasan yang paling masuk akal ialah Malati digondol lelaki lain karena mengira jika Malati masih lajang. Malati cantik dan masih muda. Aldino merasa tak terima dengan khayalan liar yang muncul di kepalanya. Ia menghentakkan kakinya kesal.

Meskipun di hatinya terukir jelas nama Raisa Silvana Basalamah. Namun, nyata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 114

    Flashback on “Jangan berpura-pura! Duduklah! Kau sudah tahu semuanya ‘kan?” Malati memicingkan matanya menatap sosok bertubuh tinggi yang menyamar menjadi seorang lelaki. Meskipun ia melakukan penyamaran yang sempurna. Namun Malati bisa menebaknya hanya dari gerak-geriknya yang mencurigakan. Setelah kepergian Adi Tanujaya, sosok mata-mata itu datang menghampiri Malati. Sosok itulah yang dilihat oleh Aldino dari belakang. Sosok itu duduk lalu memandang lurus ke arah Malati. “Memang kau tahu jika janin yang dikandung oleh Claire itu anaknya Ferry?” tanyanya dengan suara yang rendah. Malati mengulum senyum lalu menjawab, “aku gak yakin sih! Aku hanya tahu dia mantan pacarnya Ferry. Dia hamil …” “What? Gilak!! Itu namanya hanya dugaan? Yang benar saja,” protesnya sembari menurunkan kacamatanya. Malati mengedikkan pundaknya. “Yang penting dia sudah mengaku! Itu tujuan utama.” Malati menghela nafas panjang lalu melambaikan tangannya pada seorang pramusaji. “Kopi espresso one shot du

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 115

    Malati senang bukan kepalang karena bisa ikut berjalan-berjalan bersama tiga Bude Aldino. Ke tiga wanita yang sudah tidak lagi muda namun memiliki semangat tak kalah dengan anak muda.Tidak ada supir yang mengantar mereka. Bude Gendhis yang membawa kendaraan berbentuk SUV dengan konfigurasi tujuh penumpang itu. Bude Gendhis duduk di kursi kemudi bersama Bude Gayatri yang duduk di sebelahnya.Di belakang mereka Malati dan Bude Ratna duduk di bangku baris ke dua. Baris ketiga diduduki oleh seorang ART yang bertugas membawa barang-barang keperluan mereka.Sepanjang perjalanan ke tiga Bude Aldino sibuk mengobrol ke sana kemari. Hanya saja, Bude Gayatri yang irit bicara-satu server dengan Malati. Ia bicara seperlunya.Malati memang lebih banyak mengamati daripada bersuara. Ia hanya akan bersuara jika merasa informasi yang akan disampaikan itu penting dan perlu.Tak lupa lagu nostalgia menemani keseruan mereka. Bude Gendhis sampai ikut bernyanyi saking menghayati tembang yang diputar melal

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 116

    “Ayo buka mulutmu, Sayang!” bujuk Hanum hendak menyuapi putrinya. Kini Ana sudah bisa makan dengan normal meskipun makanan yang dimakan masih berbentuk halus dan lembek semisal nasi tim dan bubur.“Ayolah, Ana! Kau ingin cepat sembuh ‘kan? Kau harus makan yang betul. Masa Mama harus meminta Masmu pulang dari Salatiga hanya untuk menyuapimu? Jangan begitu Ana! Mas Aldino pasti letih sekalipun ia selalu ada di sisimu. Bayangkan dia bolak balik kemari hanya untuk menemanimu.”Hanum memberi pengertian pada Ana, putrinya. Bagaimanapun, Ana seorang wanita dewasa. Seharusnya ia tidak terlalu manja pada Aldino.“Aku ingin VC dengan Mas Al,”Alih-alih merespon perkataan ibunya, Ana ingin melakukan panggilan video call dengan kekasihnya. Ia merindukannya dan ingin bertemu dengannya.“Ana, mungkin Mas Al emang punya urusan penting sehingga tak mengangkat telepon. Mama sudah menghubunginya dari siang.”Hanum berkomentar dengan mengayunkan sendok pada mangkuk porselen.“Biar aku saja yang menyuapi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 117

    Malam yang dingin dan memeluk orang terkasih merupakan sebuah anugerah. Tunggu, Malati melepas tangan Aldino yang merangkulnya. Ia berjalan kembali ke meja dan berusaha menormalkan detak jantungnya yang jedag jedug seperti seseorang yang habis lari maraton.‘Malati, ingatlah tujuanmu menikah! Menikah karena sebuah kepentingan! Jangan sampai kau terbawa suasana dan perasaan yang kemudian menjeratmu dalam penjara rasa sakit karena cinta yang semu! Patah hati! Ingatlah tidak ada yang pasti di dunia ini selain Matematika, Malati! Ingat Matematika!!’Sisi baik Malati terus mengingatkan Malati agar tidak terjerat oleh pesona Aldino. Malati mendengus kasar. Ia merutuki kebodohan dan kepolosannya akan cinta dan perhatian lawan jenis.Mencium Aldino adalah tindakan paling dungu yang pernah ia lakukan. Tentu saja, seorang pria menyukai hal-hal seperti itu.Lelaki memiliki nafsu terhadap lawan jenis lebih tinggi ketimbang wanita. Oleh karena itu Aldino tak segan ia ingin menyentuh Malati lagi d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 118

    Malati begitu antusias saat dirinya akan dijadikan model pakaian hasil karya kolaborasi Bude Gendhis dan Bude Gayatri. Ia merangkul lengan Bude Ratna dengan erat. Ia tak sabar ingin mencobanya.Sementara itu para tante Aldino yang tengil itu menatap Aldino dengan penuh misteri.“Roarrr!”Bude Gendhis memperlihatkan cakar tangannya. Ia yang paling antusias ingin menjadikan Malati model hasil desainnya. Sebetulnya bukan benar-benar sebagai model. Tak hanya Bude Ratna yang sempat meragukan pernikahan mereka. Namun ternyata Bude Gendhis dan Bude Gayatri pun meragukan pernikahan mereka. Secara, selera Aldino bukan wanita yang tertutup begitu dan Malati terlalu muda untuk pria seumuran Aldino.Ah, Aldino tua banka menurut mereka.“Malati, sebetulnya ini kado dari kami. Kado pernikahanmu. Maaf, belum bisa memberikan hadiah. Jadi kami hanya memberikan pakaian ini untukmu. Well, sekarang kau coba yang berwarna hitam dulu ya? Bude kepengen lihat …” bujuk Bude Gayatri dengan menyerahkan gaun i

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 119

    “Mama, aku ingin mengenalkan seseorang padamu,” imbuh Ali setelah melihat ibunya turun dari lantai dua.Hanum yang berhati lembut langsung menyambut Malati dengan hangat. “Ini siapa? Hum, coba Mama tebak, apakah kau membawa calon istrimu? Kau terlihat sangat muda sekali, Nak.”Hanum langsung merengkuh tubuh Malati ke dalam dekapannya, memeluknya. “Saya Malati, Tante. Saya muridnya Pak Aldino.”Malati mencium punggung tangan wanita paruh baya itu dengan takzim.Hanum menatap Malati dengan intens. Ia merasa Ali menaruh perasaan pada muridnya itu. Sebab baru pertama kali ia mengajak seorang gadis ke rumah. Sekalipun urusan pekerjaan ia tidak pernah membawa wanita secara khusus apalagi sendirian. Ia harus mencari tahunya sesegera mungkin.Siapa yang tak senang melihat putranya yang sudah berusia matang memiliki calon istri. Ana akan menikah dengan Aldino sedangkan Ali akan menikah dengan wanita pilihannya. Tanpa sadar, Hanum membayangkan itu semua sebagai seorang ibu.Hanum mengajak Mala

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 120

    Malati membanting tas miliknya ke atas meja belajar dengan helaan nafas yang terasa sesak. Dunia begitu sempit. Mengapa harus bertemu dengan Aldino dan Ali?Dan mengapa pula ia harus menangani kasus kekasih suaminya sendiri. Meskipun suami sebatas status. Namun perasaannya menjadi kalang kabut.Mendengar suara derap langkah Aldino, Malati buru-buru menormalkan perasaannya. Ia pasrah kali ini. Pasti Aldino akan tahu jika profesinya saat ini adalah seorang freelancer, detektif. Malati mendengus kasar.Mungkin ia tak bisa menyembunyikannya lagi. Semoga saja, Aldino tidak berulah dengan melarangnya bekerja. Toh, sekarang kekasihnya sudah bangun dari koma. Ia tak berhak ikut campur urusan pribadinya.‘It’s just the time …’ batin Malati pasrah.(Hanya masalah waktu)“Baru pulang?” tanyanya basa-basi. Aldino baru pulang dari sekolah. Tampak ia menaruh tas kerjanya di atas nakas. “Iya, Pak,” jawab Malati singkat. Lalu buru-buru ia merapikan tas miliknya dan menoleh ke arah Aldino. Ia mengham

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 121

    Malati termangu sejenak di depan balkon sembari menyeruput susu hangat usai menunaikan sholat subuh. Semalam Ali meneleponnya saat Malati tengah tidur. Karena ia tidak mengangkat teleponnya Ali mengirim pesan padanya yang berisi bahwasanya ajakan makan malam di kediamannya bersama keluarga besar Basalamah. Menurut Ali nanti malam adiknya sudah pulang dari rumah sakit. Oleh karena itu ia ingin mempertemukan langsung Malati dengan adiknya membahas soal kecelakaan itu. Sebagai seorang kakak yang teramat mencintai adiknya, Ali akan menuntut keadilan untuk siapapun yang berusaha mencelakai dan melukai adiknya. Akhirnya dengan alasan itu, Malati mengiyakan. Bagaimanapun, saat ini tengah belajar menjadi seorang detektif profesional di mana ia akan mengerjakan tugasnya secara profesional. Ia tidak akan melibatkan perasaan di dalam menjalankan aksinya. Semoga bisa … Setelah bersiap dengan pakaian casualnya, Malati turun ke lantai bawah, ke ruang makan bergabung dengan Aldino untuk menyanta

Latest chapter

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status