Beranda / Romansa / Istri Pungut Sang Pewaris / Sandiwara Pasangan Menjijikan

Share

Sandiwara Pasangan Menjijikan

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seluruh pasang mata langsung terbelalak mengetahui keputusan Denver yang tak terduga. Termasuk Aretha yang memang menunggu momen ini.

‘Bagus, Denver! Akhirnya kau benar-benar membuang Kak Anais!’ batin adik Anais itu girang.

“Apa yang baru saja kau katakan, Denver?” 

Leah-ibu Denver yang berpenampilan nyentrik dengan model rambut pixie cut silvernya itu mengerutkan kening. Dia seolah tak percaya dengan ucapan sang putra yang masih ingin melanjutkan perjodohan dengan keluarga Devante.

“Ibu, kerja sama kita dengan DV Group tidak bisa hancur begitu saja hanya karena rumor ini. Akan lebih baik jika Aretha menggantikan Anais sebagai calon istriku. Bukankah ini solusi yang tepat dan tidak merugikan pihak manapun?” Denver dan otak liciknya itu menyahut dengan mulus.

Dirinya yang mendapat tatapan dari berbagai arah, merasakan sorotan lebih tedas dari sisi Anais. Ya, dia yakin bahwa mantan tunangan yang dibuangnya itu tengah terbakar lava amarah.

Namun, Denver sengaja dan terang-terangan memandang Aretha sembari berkata, “Saya rasa Aretha memang lebih baik dari Anais.”

“Ah!” tukas Aretha yang refleks menilik Anais sekilas. “Kak Denver berlebihan. Mana mungkin seperti itu? Kak Anais adalah seniman terkenal dan Aretha menghormatinya. Bagaimana bisa Aretha menggantikan posisi Kak Anais sebagai calon istri Kak Denver?” 

Putri kedua Tigris Devante itu berlagak merendah, tapi setiap nadanya seolah menyentil Anais. Dan tentu saja, wanita yang disindirnya tahu benar, bahwa sang adik berusaha menjilat simpati orang-orang.

“Lihatlah, Kakek, bukankah Aretha sangat santun dan terpelajar? Saya yakin Aretha wanita yang tepat untuk mendampingi saya,” tutur Denver kembali meyakinkan.

Sungguh, Anais serasa mual mendengar setiap ucapan dua manusia menjijikkan tersebut. Pasangan rubah yang membuatnya tampak seperti wanita rendahan itu benar-benar memiliki lidah yang licin.

Sayangnya, bagi Hans yang terpenting bukan tentang pengganti atau lanjutan perjodohan ini, tapi kehormatan keluarga Herakles yang terseret jatuh sebab rumor tunangan sang cucu.

Namun, ketika Hans menggulir iris ke arah Aretha, dia pun bertanya, “Apa kau memang menyukai putri kedua Tuan Tigris, Denver?”

Sekejap, si pemilik nama terkesiap. 

“Aretha wanita yang baik, Kakek. Dia cantik dan mengerti etika, saya … saya menyukainya,” balas Denver yang langsung mendapat seringai sinis dari Anais.

Pria tersebut sungguh terganggu dengan reaksi mantan tunangannya itu. Dia merasa senyum Anais begitu mengejeknya.

‘Anais ... berani sekali kau memasang tampang seperti itu!’ Pria tersebut membatin sengit.

“Saya menyukai wanita manis seperti Aretha, bukan wanita tidak tahu diri dan tukang selingkuh!” sambung Denver penuh sindiran tedas.

Sungguh, Anais seperti tersapu gelombang kedongkolan. 

‘Sialan kau, Denver!’ Dirinya membatin dengan leher menegang.

Wanita itu sudah berupaya keras menekan egonya untuk datang ke pertemuan keluarga ini, tetapi Denver malah mengulitinya tanpa ragu.

Dengan tatapan amat tajam, Anais pun menyambar, “Tuan Denver!” 

Seketika, seluruh pandangan tersita oleh Anais. Bahkan Leah yang tampak jenuh di tengah kepelikan ini, turut memaku tatapan.

“Apakah Anda sudah selesai bicara?” sambung Anais mengangkat sebelah alisnya.

Tangannya merogoh sesuatu dari tasnya, lantas mengeluarkan dua cincin tanda pertunangan dirinya dengan Denver, yang membuat orang-orang semakin terbelalak.

“Saya tidak akan memohon maaf atas rumor ini, sebab kita memang tidak ada hubungan apapun. Anda sudah memutus pertunangan sebelum berita miring tersebar. Dan jika bicara tentang perselingkuhan, bukankah seharusnya Anda yang lebih malu?!” Anais mendengus dengan sengitnya.

Sungguh, sederet kalimat itu langsung membuat Aretha tersambar ketegangan. Air mukanya berubah kaku, was-was bila sang kakak asal bicara.

“Tuan Hans, Cucu Anda sudah lebih dulu berselingkuh dengan Adik saya. Mereka menjalin hubungan rahasia dan ketika saya memergokinya, Tuan Denver langsung memutus pertunangan dengan saya. Sebab itulah, sepasang cincin ini ada di tangan sa—”

“Apa yang Kakak katakan?! Mengapa Kak Anais bicara sembarangan?” sahut Aretha lekas memangkas tuturan Anais. “Kakak tidak bisa melimpahkan kesalahan pada orang lain yang tidak tahu apa-apa!”

Netranya melayap buncah ke arah Denver, tapi sang pria juga memampangkan ekspresi serupa dengannya.

Hans yang mendengar pengakuan Anais langsung tersengat getir kemurkaan. Dia menghunus tatapan bengis pada sang cucu yang duduk di sebelahnya.

“Apa maksud semua ini, Denver? Apa benar kau berselingkuh lebih dulu dengan putri kedua Tuan Tigris?!” sentaknya amat geram.

“Tentu saja tidak, Kakek! Ini omong kosong, Anais hanya membual karena dia ketahuan selingkuh.” Pria itu membalas tanpa rasa malu.

Sampai akhir pun dirinya tak ingin jatuh dan tetap menyudutkan Anais. 

Sekejap, hal itu memacu sudut mulut Anais merayap ke atas. Raut wajah yang biasanya tampak anggun, kini berubah bengis saat tersenyum.

‘Aku benar-benar muak melihat sandiwaramu dan Aretha!’ sungutnya dalam hati.

Anais berpaling menatap adiknya. Meski merasa jijik, tapi dirinya ingin memberikan serangan terakhirnya.

“Tidak perlu sungkan, Adikku. Lagi pula kau sudah merebutnya, pria itu milikmu sekarang. Dan aku mengucapkan selamat untuk pernikahan kalian!” 

Anais hendak bangkit karena tak tahan menghirup udara yang sama dengan adik dan mantan tunangannya itu. Dia bisa benar-benar gila karena terus mendengar alibi mereka yang tak masuk akal.

Namun, dia terpaksa berhenti saat tiba-tiba ada yang menyahut, “Apakah saya terlambat?”

Sontak, sepasang manik Anais berubah selebar cakram begitu menatap seorang pria yang baru saja memasuki ruangan tersebut.

“Saya dengar akan ada yang menikah, haruskah saya juga memberinya ucapan selamat?” tukas Jade yang langsung mendapat sorotan dari semua orang, kecuali Hans dan Leah.

Pria itu memindai setiap orang, ketika matanya saling beradu dengan Anais, wanita itu pun tegang bukan main.

‘A-apa? Bukankah pria ini …,’ batinnya tak percaya.

Ya, sungguh sial. Bagaimana bisa dirinya bertemu Jade di tempat ini? Mau berapa lama dia memaku tatapan, pria tinggi besar dengan setelan jas silver itu memiliki rupa yang sama dengan partner tidurnya kemarin malam.

Sensasi cemas menjalar dari kaki sampai mercu kepala Anais. Dirinya semakin tertegun karena Jade tak juga mengalihkan pandang darinya.

‘Aish … apa yang dia lakukan di sini? D-dia tidak mungkin mengenaliku, bukan? Ya, benar. Aku berhasil pergi sebelum dia bangun, mustahil dia mengingat wajahku!’ Anais berusaha yakin dalam batinnya.

Meski maniknya gemetar samar, tapi wanita tersebut berupaya keras menekan rasa gugupnya. 

Anais pun mengalihkan tatapan pada Hans dan lantas berujar, “Saya permisi, Tuan.”

Dirinya mangkir usai memberikan hormat. Namun, sialnya dia harus melewati Jade yang masih berdiri di dekat pintu keluar.

“Tunggu, Nona!”

Firasat buruk Anais memuncak kala Jade menyeru dan menghentikan lajunya.

‘Aish, apa dia bener-benar mengenaliku?’ Wanita itu bertambah was-was.

“Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Jade yang langsung membuat Anais membeku.

Bab terkait

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Jadilah Wanita Saya!

    “Maaf?” Anais menyahut dengan kening mengernyit.Debar jantungnya bergemuruh keras karena Jade ternyata mengenali dirinya. Namun, dia tak bisa langsung membenarkan asumsi pria itu atau suasana akan menjadi kacau, bila semua orang tahu bahwa Jade adalah pria yang tersandung rumor bersama dirinya.“Anda terlihat tidak asing. Di mana kita pernah bertemu?” Jade bertanya seraya mengangkat sebelah alisnya.Sungguh, Anais merasa pria itu sengaja memancingnya. Dia pun memasang air muka sedingin mungkin, agar lawan bincangnya tak bisa melihat sisi dirinya yang gugup.“Saya rasa Anda salah orang, Tuan. Saya belum pernah melihat Anda. Jadi permisi, saya sedang buru-buru!” tukas Anais amat tegas.Dia langsung berlalu melewati Jade yang memasang tatapan lekat. ‘Ah … menarik. Biar aku lihat, mau seberapa jauh kau akan melarikan diri dariku, Nona!’ Pria itu membatin penuh tekad.Jade memang bungkam, tapi telinganya terpampang tajam mendengar arah langkah Anais yang tampaknya bergerak ke sisi kiri.

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Aturan Main Sang Anjing Liar

    Anais mengerjap tidak percaya. Dia benar-benar tak menyangka jika Jade akan melontarkan kata-kata yang teramat gila. “Lelucon Anda sangat tidak lucu, Tuan!” sungut wanita itu menahan kesal. Dia berpaling dan ingin segera meninggalkan Jade, tapi mendadak sang pria malah mengeluarkan benda pipih hitam yang sangat membuat Anais tertegun. ‘Ah, ponselku!’ Dirinya membatin dalam benak. Nyaris saja tangannya merebut gawai itu, tapi Anais menahan diri karena tak mau ketahuan langsung oleh Jade bahwa sejak tadi dia berbohong. “Saya menemukan ponsel asing yang ditinggalkan seseorang. Menurut Nona, siapa pemilik yang ceroboh ini?” tutur Jade seraya menekan tombol power pada benda tersebut. Seketika, potret cantik Anais pun terpampang di sana. Kali ini wanita itu tidak bisa mengelak apapun, dirinya hanya bungkam dengan leher menegang. Meski kesal, Anais tak mungkin berdusta atau dia akan tampak semakin konyol. ‘Aish, sial! Mengapa dia harus membawa ponselku?’ batinnya dengan manik gemetar.

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Mulut Berbisa Aretha

    “Selamat malam, Ibu,” tutur Jade berhenti sejenak di hadapan Leah.CEO dari Oran Brewery itu akhirnya datang ke mansion besar Herakles untuk memenuhi panggilan sang kakek. Manik tegasnya menatap Leah, tapi ibunya itu sama sekali tak sudi memandangnya. Jangankan menyahut sapaan Jade, bahkan Leah rasanya mual mengetahui putra sulungnya tersebut berada di depan matanya.“Untuk apa kau datang ke sini, hah?” sungut Denver dengan sorot masamnya.Namun, alih-alih menjawab, Jade justru merapikan kancing jasnya dan lekas berlalu menuju ruangan Hans. Dia tak ada niat sama sekali untuk mendengar ocehan adiknya yang tak berotak. “Sialan, berani sekali anjing liar itu mengabaikanku?” Putra kedua Leah tersebut menggerutu sengit.“Tutup mulutmu, Denver. Bukan ini yang harus kau khawatirkan sekarang. Cepat ikuti dia dan cari tahu apa yang Kakekmu bicarakan dengannya!” sambar Leah memicing tajam.Dirinya tak bisa berpangku tangan saat Jade mendapat kesempatan. Meski dia adalah darah dagingnya sendiri

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Apa Aku Membuatmu Menunggu, Sayang?

    Manik hazel Anais terbelalak melihat sang pria, dia sungguh tak menyangka mendapati sosok itu di sini. Namun, tangannya bergerak otomatis membuka pintu mobilnya seakan terhipnotis arahan orang tersebut.Iris wanita itu melayap buncah saat kilatan cahaya kamera memotret dirinya.Dengan sigap, pria yang membantu Anais itu pun merengkuh bahunya dan lantas menyeru, “Mohon tenang, semuanya. Nona Anais pasti akan memberikan klarifikasi setelah situasinya kondusif!”“Kami sudah lama menunggu, setidaknya tolong jawab satu pertanyaan saja. Mengapa seorang Seniman seperti Nona Anais berselingkuh?!” Dengan entengnya mulut Wartawan itu terbuka.Sontak, pria tadi langsung menghunus tatapan sengitnya pada si juru warta.“Jaga bicara Anda. Kata-kata Anda sangat keterlaluan!” sentaknya dengan air muka mengeras.Tanpa menunggu tanggapan, dia pun lekas membimbing Anais pergi. Keduanya segera masuk ke dalam galeri untuk menghindari para pemburu desas-desus tersebut.Jajaran pegawai di Dante’s Gallery pu

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Bermain Peran Sebagai Kekasih

    “Ah!” Anais pun seketika terkejut dengan leher menegang.Dia tak mengerti mengapa Jade mendadak bertingkah aneh padanya.Namun, mengingat situasi awal saat Aretha menuduhnya sebagai penguntit, Anais pun mengambil kesempatan ini.“Tidak, aku juga baru datang,” tukasnya seraya mengulas senyum lembut pada Jade.Sungguh, Aretha dan Denver yang sudah tertegun, kini semakin melebarkan bola matanya begitu melihat interaksi dua orang di hadapannya.‘Apa-apaan mereka? Mengapa anjing liar itu bisa dekat dengan Anais? Sejak kapan mereka menjalin hubungan?’ Denver bertanya-tanya dalam batinnya.Gelombang kedongkolan langsung menyapu benaknya. Entah mengapa hatinya terasa risih mendapati sang mantan terlibat dengan kakaknya. Meski sangat penasaran, tapi cucu kedua Tigris Devante itu memilih bungkam sebab egonya yang tinggi.“Apa hubungan Kakak dengan pria ini? Apa kalian berpacaran?” Tanpa ragu Aretha pun menguarkan rasa ingin tahunya.Sungguh berbanding terbalik dengan Denver. Tatapannya yang sen

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Insiden Menegangkan di Toilet

    “Anda sangat tidak sopan pada seorang wanita!” Manik Jade gemetar seiring dengan nadanya yang meninggi. Cekalannya pada si pelayan pun bertambah erat seolah dia ingin mematahkan tulangnya. Ya, Jade sungguh terusik kala mendapati pegawai restoran itu menatap Anais penuh nafsu. “Ba-baik, Tuan. Tolong lepaskan saya!” sahut Pelayan tadi terbata. ‘Dasar, sialan!’ Dia segera menarik tangannya saat Jade melonggarkan cengkeraman. Irisnya pun menggulir buncah ke arah Anais dan lantas membungkukkan badannya berulang kali. “Saya benar-benar mohon maaf, Nona. Saya sudah ceroboh dan malah menumpahkan minuman ini pada—” “Baiklah, saya tidak apa-apa. Saya harap lain kali Anda lebih berhati-hati.” Anais lekas memangkas ucapan Pelayan tadi sebab canggung menjadi bahan tontonan. Wanita itu memilih untuk menahan diri. Sudah banyak perkara yang membelit kepalanya, jika dia juga menangapi masalah sepele seperti ini, maka hanya akan membuang energi dengan sia-sia. Meski Anais tak memperpanjang perka

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Kelinci Nakal Buruan Jade

    Hembusan napas Jade yang mengenai wajah Anais terasa begitu hangat. Bahkan hidung bahari mereka yang nyaris bersinggungan, membawa sensasi berdebar yang membingungan bagi sang wanita.Jade yang sengaja menggoda Anais untuk melepas tegangnya pun menaikan salah satu alisnya. Di bawah remang lampu depan pintu toilet itu, dirinya berbisik, “Saya akan memikirkannya nanti.”Seketika, kelopak mata Anais terangkat. Dirinya terkejut kala tangan Jade melangkupkan jas hitam ke tubuhnya untuk menutupi bagian yang basah.“Sekarang Anda memiliki satu hutang lagi pada saya, Nona,” tukas Jade yang kini menarik dirinya agak menjauh.Sungguh, garis wajahnya yang menguarkan otoritas, sangatlah mengusik Anais. Maniknya yang setegas elang, juga sudut bibir yang kerap kali tersungging miring, sungguh terasa menekan.Anais membeku. Tulang selangkanya yang terpahat indah menonjol seiring dengan rasa geramnya terhadap Jade.“Anda benar-benar pria yang tak ingin rugi rupanya. Berapa yang Anda inginkan agar ki

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Wanita yang Memacu Hasrat

    Wajah Anais tampak mengeras dengan segala bendungan amarah. Bahkan sampai langit menggelap pun, dirinya masih dibuat dongkol juga. “Ah, ternyata Kak Anais baru kembali?” tukas Aretha melempar tanya. “Bagaimana kencan Kakak dengan pria itu? Tumben sekali Kakak ingat pulang?” Sungguh, bibir Aretha yang tersungging sinis sangatlah memacu pertikaian. Anais yang sudah geram, kini menyorot tajam dan segera menyambar, “Telan saja basa-basimu itu! Katakan, untuk apa kau masuk ke kamarku?!” Bukannya langsung menyahut, Aretha malah mengerutkan keningnya kesal, seolah-olah tak terima mendapat amukan tanpa alasan. “Mengapa Kak Anais begitu marah? Memangnya kita orang lain? Aku hanya memeriksa, apa Kakak sudah pulang atau belum?!” Sang Adik menimpali dengan tedasnya. Lucu sekali. Dia berlagak menjadi saudara, padahal sebelumnya telah berkoar pada Denver jika Anais bukan bagian dari keluarga sahnya. Sungguh gila, bukan? Tingkahnya itu seketika membuat rasa mual naik ke tenggorokan Anais. Wan

Bab terbaru

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Extra Part 2: River Reiner Herakles

    “Putramu sangat menggemaskan. Lebih baik kau bergabung bersama mereka,” tutur Hans tersenyum saat melihat Jade menggandeng anaknya. “Jade sudah menemaninya, aku akan di sini bersama Kakek.” Anais membalas selaras dengan bibirnya yang tertarik ke atas. Meski dia bilang seperti itu, tapi Hans tahu benar bahwa cicitnya lebih membutuhkan Anais. “Bukankah Kakek sudah bilang, Jade tidak ingin putranya berakhir seperti dirinya. Jadi, kau harus membantu suamimu agar dia bisa memberikan kasih sayang yang berlimpah pada anaknya.” Mendengar nasihat Hans, kali ini Anais tak bisa bersikeras. Usai pamit pada kakek mertuanya, wanita itu pun menghampiri Jade dan sang putra yang sudah rapi dengan pakaian berkuda. “Reins!” tukas Anais menyeru. Ya, River Reiner Herakles-yang akrab disapa Reins oleh Anais itu adalah bocah lelaki kecil yang menawan dan energik. Semakin dia tumbuh besar, rupa wajahnya semakin mirip dengan Jade. “Lihat aku, Mommy! Apa aku sudah mirip Daddy?” tukas River memamerkan pen

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Extra Part 1: Karma

    ***“Sebaiknya Anda berhenti minum, Tuan,” tukas seorang lelaki yang merupakan Asisten Pribadi Denver selama di Asia.“Singkirkan tanganmu, sialan!”Alih-alih menurut, Denver malah menampik tangan asistennya seraya mengumpat geram. Dia justru mengisi gelasnya dengan vodka karena pikirannya sangat semrawut. Akan tetapi, lagi-lagi asistennya menahan saat dirinya hendak meneguk minumannya.“Mengapa? Apa kau akan mengadu pada Kakek?!” decak Cucu kedua Hans tersebut.Dia merengkuh kerah sang asisten hingga wajah mereka lebih dekat. “Katakan pada Kakek, bahwa aku hanya bermain-main di sini. Laporkan saja kerjaku tidak becus dan hanya membuang waktu dengan para wanita penghibur. Bukankah itu sudah cukup untuk memenuhi laporanmu tentangku?!”“Tuan, Anda tidak boleh—”“Berisik!” Denver kembali menyambar dan lantas melepas cekalan tangan dari kerah asistennya.Dia menyabit gelas vodkanya, lantas meneguk minumannya hingga tandas. Begitu cairan memabukkan itu mengaliri tenggorokannya, pria itu m

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Ending: Mari Hidup Bersama Dalam Waktu Yang Lama

    “Dokter, bicaralah dengan jujur. Istri saya sedang dalam bahaya, tapi bagaimana bisa Anda mengatakan sesuatu yang konyol?!” Jade memberang seiring amarah perih menjalari raganya. “Mohon maaf, Tuan. Kami tidak ada pilihan lain, sebab jika kami memaksa melakukan operasi untuk mengeluarkan pelurunya, bayi dalam kandungan istri Anda bisa dalam bahaya. Namun, apabila peluru itu tidak segera dikeluarkan, nyawa istri Anda bisa terancam,” balas Dokter itu dengan raut wajah gelisah. Memang, dirinya seperti menemui jalan buntu. Dia pun tidak bisa mengambil risiko sebab ini menyangkut hidup dan mati seseorang. “Se-sebab itu, kami menyerahkan keputusan pada Anda, selaku suaminya. Apapun pilihan—” “Pilihan?!” Jade lantas menyahut sebelum ucapan tenaga medis itu tuntas. “Apa yang Anda maksud dengan pilihan, Dokter? Anda sama saja meminta saya untuk membunuh salah satu dari mereka!” Manik abu pria tersebut tampak membesar dengan getir. Dirinya sungguh tak bisa mengambil keputusan mengenai perkar

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Ambang Kematian: Anaisku, Istriku.

    Netra abu Jade membelalak selebar cakram begitu melihat peluru melesat ke dada kiri Anais. Sensasi terbakar bercampur perih, kini seolah menyobek jantung pria itu.“Tidak, Anais!” Dirinya buru-buru menuju istrinya, tapi tanpa dia tahu, Aretha malah mengarahkan pistol padanya.‘Dasar pasangan sialan! Lebih baik kalian ke neraka bersama!’ decak Adik angkat Anais itu dalam batin.Tangannya bersiap menarik pelatuk senjata apinya, tapi Carlein yang berada di belakang Jade, lebih dulu melesatkan tembakan hingga tepat mengenai lengan Aretha. Suara desingan peluru Cerlein sontak membuat semua orang tertegun, tapi Jade tanpa peduli hanya berlari pada Anais.Pria tersebut merengkuh sang istri yang masih terikat di kursi. Gelenyar merah pun merembes dari balik dress putih gading yang wanita itu kenakan. Dan begitu menyadari sang suami tiba, manik Anais pun bergetar seolah menemukan muaranya.“Jade … a-aku tahu kau akan datang. Kau pasti menemukanku di mana pun aku berada.” Anais bertutur dengan

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Jadi Kau Lebih Memilih Mati?

    ***Nyaris satu jam, akhirnya Jade baru membuka ponselnya. Dan saat itu juga, keningnya mengernyit sebab ada beberapa panggilan tak terjawab dari sang istri. Dirinya yang kini berangkat menuju mansion Herakles, berupaya menelepon Anais kembali, tapi hasilnya nihil sebab istrinya tak mengangkat.“Mengapa dia tidak menerima panggilanku?” gumam Jade terserang bingung.“Mungkin saja Nyonya Anais saat ini sedang berbincang dengan Pimpinan, Tuan. Jadi Nyonya tidak sempat melihat ponselnya.” Carlein pun menyahut untuk menenangkan.Jika dipikir jernih, bisa saja itu benar, sehingga Jade pun membalas, “ya, mungkin. Terlebih lagi, Kakek sangat menantikan kelahiran bayi kami. Pasti Kakek mengajak Anais bicara banyak hal.”Jade menghela napas sembari merebahkan kepalanya di badan kursi mobilnya.‘Walau begitu, aku sangat cemas karena membiarkan Anais be

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Lama Tidak Berjumpa, Anais.

    *** “Hei, mengapa di sini tidak ada minuman?!” Cedric membanting pintu lemari pendingin dengan emosi. Sepasang matanya yang cekung tampak mengerikan di wajahnya yang berang. Dia lantas menendang kursi, sampai membuat Aretha yang sedari tadi melihat sesuatu di laptopnya menjadi terusik. “Hah, sialan! Rumah macam apa ini?! Benar-benar memuakkan!” Cedric kembali mengumpat kasar. Sang adik yang sudah tidak tahan dengan tabiat kakaknya pun menyambar, “apa Kak Cedric buta? Di sana banyak air, apa susahnya minum air itu?!” “Aku tidak butuh air, berengsek! Tapi alkohol, alkohol, sialan! Aku benar-benar stress, jadi setidaknya berikan aku bir!” Putra sulung Tigris Devante itu kembali mendengus dengan amukan berapi-api. Dia yang merupakan seorang pecandu narkotika sudah kesulitan mendapat obat terlarangnya, hingga setiap hari hanya melampiaskannya pada minuman. “Aish, sial! Ini bukan bar. Jika Kakak ingin bir, pergilah ke bar atau club malam. Jadi berhentilah mengeluh dan mengumpat, karen

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Aku Hanya Ingin Mencicipinya Sedikit

    ‘A-apa aku tidak salah lihat?’ Anais membatin seiring dengan maniknya yang berkedip.Dirinya tercengang mendapati Lariat Anne datang bersama seorang pria. Mungkin di mata publik itu adalah hal biasa, tapi bagi Anais ini sungguh tak terduga sebab pria yang tengah menemani Anne tak lain adalah Eldhan Hermeden.‘Apakah selama ini mereka saling kenal? Mengapa Anne bisa datang bersama Eldhan?’ sambung wanita itu dalam hati.Apa saja yang sudah Anais lewatkan? Dia cukup lama tidak melihat Eldhan sejak tahu bahwa pria tersebut memiliki perasaan padanya. Ya, meski saat itu Anais belum jatuh cinta pada Jade, tapi dirinya merasa aneh dan tak bisa menerima hati Eldhan.Dari lawan arah, Lariat Anne mendekat bersama Eldhan di sebelahnya. Dan seperti biasa, penampilan Anne yang glamor, kini diimbangi Eldhan yang tampil dengan setelan jas berkelas.“Selamat atas pelantikan Anda sebagai Presiden Direktur DV Group, Nona,” tuturnya disertai senyum anggun.Anais dengan santun pun membalas, “terima kasih,

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Kepergok di Ruang Tengah

    “A-apakah pria yang ada di foto waktu itu adalah ayahmu?” Anais bertanya ragu-ragu, dan itu sekejap membuat Jade menaikkan kedua alisnya. “Foto apa yang kau maksud?” balas sang pria bertanya. Ada jeda beberapa saat sebelum Anais menjawab. Dan ya, wanita itu baru sadar bawah dulu dia masuk ke ruang rahasia penthouse Jade tanpa persetujuan suaminya. ‘Aish, mengapa aku jadi mengungkit masalah itu? Harusnya aku tidak usah membahas tentang ayahnya lagi ‘kan? Dia menyembunyikan foto-foto itu pasti karena suatu alasan. Sekarang dia pasti curiga padaku. Apa yang harus aku katakan?’ geming Anais bingung dalam batin. “Apa kau—” “Ma-maafkan aku, Jade.” Anais segera menyahut ucapan sang pria yang belum tuntas. “Saat itu, ketika kau memergoki diriku di ruang rahasia penthouse milikmu, aku tidak sengaja melihat foto anak laki-laki kecil bersama seorang pria. A-aku pikir, itu adalah dirimu dan ayah mertua.” Mendengar penjelasan sang istri, Jade sekarang ingat. Ya, untuk pertama kalinya, dia mel

  • Istri Pungut Sang Pewaris   Kau Hanya Boleh Menjadi Istriku

    Jade segera membuka amplop putih dari Carlein. Irisnya memindai penasaran sebab asistennya bilang dia telah ditipu. Dan ya, di bagian akhir surat hasil tes yang kini dipegangnya, Jade melihat jelas bahwa keterangannya negative! Dia bahkan membaca berkali-kali, khawatir bila matanya salah menilik. Akan tetapi, keterangannya memang menunjukan bahwa hasil tes DNA yang dia lakukan bersama Anais tidak cocok. “Apa arti surat ini, Carlein?” tukasnya menuntut penjelasan. Sang asisten segera menjawab dengan tegas. “Ini adalah hasil tes yang sebenarnya, Tuan. Dokter itu telah menipu Anda dengan memalsukan hasil tes menjadi positif karena permintaan seseorang.” Detik itu juga, manik abu Jade tampak menyorot tajam dengan alis saling mendapuk. Tak bisa dipungkiri bahwa dia sungguh senang jika ternyata dirinya dan Anais bukanlah saudara, tapi di sisi lain, pria tersebut pasti akan murka karena ada orang yang ingin main-main dengannya. Namun, Jade tak bisa langsung girang sebelum memastikan semua

DMCA.com Protection Status