Tok, tok, tok.“Masuk,” kata Aiden tanpa mendongak dari laptopnya sambil terus mengetik di keyboard.Pintu terbuka dan seorang pria tinggi masuk.“Presdir, apa kamu tidak akan pulang? Ini sudah pukul 6. Semua karyawan sudah pulang.”“Jika kamu ingin pulang, pulanglah,” balas Aiden dengan suara acuh tak acuh masih tidak mengalihkan pandangannya dari laptop.Peter meringis menggaruk belakang lehernya.“Bukan begitu maksud aku Tuan. Tapi apa kamu tidak pergi ke pesta pembukaan cabang perusahaan WLT Group.”Aiden mendongak dengan kening berkerut sebelum mengalihkan kembali fokusnya di laptop.“Aku tidak bisa pergi. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”Aiden ingin menyelesaikan beberapa masalah dengan proyek Big Island. Dan … dia sangat ingin menyingkirkan Esme dan Felicia dari perusahaannya. Kedua wanita itu sungguh pengganggu dalam hidupnya.Lagi pula Iris tidak ingin melihatnya dan marah.Aiden tidak ingin membuatnya lebih marah jika mereka bertemu. Dia menjauh sebentar sa
Sejak kapan Kelly akrab dengan Felicia? Iris dan Felicia bermusuhan tidak mungkin mereka akan berteman. Lalu apa yang dia lakukan dengan Felicia? Kerja sama apa yang mereka bicarakan? Apa mereka merencanakan sesuatu?Jika tidak salah, Aiden tidak menyukai Kelly dan menyuruh menyelidiki wanita itu beberapa waktu lalu.Felicia dan Kelly bersama? Insting Peter merasakan pertanda tidak baik dan buru-buru mengeluarkan ponselnya untuk merekam mereka.Peter memposisikan dirinya agar tidak ketahuan dan merekam ke dalam toilet perempuan. Dia pasti terlihat seperti pria mesum yang mengintai toilet perempuan. Untungnya tidak ada kamera pengawas di toilet untuk menyelamatkan muka Peter.“Aku sudah membantumu mengacaukan proyek Big Island. Apa lagi yang kamu inginkan,” kata Kelly dengan nada tidak sabar.“Ya itu sangat membantuku, tapi tidak membantumu. Tuan Wallington dan Lilian pasti akan melindunganya dan kamu yang akan disalahkan karena tidak mengawasi pekerjaan Iris,” cibir Felicia.Kelly te
Tak lupa Peter merekam mereka saat-saat mereka bermesraan dengan intim dan bagaimana Kelly berpura-pura menabrak Alice dan menukar kartu kamar Iris dalam kesempatan itu.Aiden mengawasi dengan dingin semua pertukaran itu. Kelly benar-benar sangat berbisa berani menjebak Iris dalam skandal perzinahan dengan Thomas Robert, seorang pria tua yang hampir seusia dengan ayahnya. Begitu Alice masuk ke kamar Iris, Aiden segera memerintah Peter.“Peter kamu tangkap Kelly.”Peter mengangguk dan bergegas mengejar Felicia.Aiden menunggu dengan tangan terkepal sampai Alice akhirnya keluar dari kamar dan pergi tempat itu.“Ikuti aku,” perintahnya pada Royid bergegas menuju ke kamar hotel 4577.Aiden membuka pintu dengan amarah, beruntung pintu kamar hotel tidak terkunci hingga dia bisa masuk dengan mudah. Royid mengikutinya di belakang, tapi hanya berhenti di depan pintu berjaga-jaga jika ada yang ada datang.Mata Aiden segera mencari keberadaan istrinya di tempat tidur di dalam kamar suite hotel
Bagaimana wanita itu bisa ke keliling di pesta tanpa memakai bra! Apa yang dipikir wanita itu?!Membayangkan pria menatap ke tubuh istrinya membuat naik pitam. Pada saat ini Aiden sangat menyesal tidak merobek gaun itu ketika dia pertama kali melihatnya di lemari dan mengizinkan Iris mengenakan gaun itu ke pesta.Hugo sialan, dia pasti menggunakan gaun ini untuk mengambil kesempatan memandang tubuh istrinya.Aiden penuh dengan kemarahan merutuk Hugo dalam hatinya.“Gaun ini tidak cocok dengan untuk bra,” kata Iris melirik gaunnya yang cantik lalu tersenyum lebar pada Aiden.“Cantikkan?” Dia bersolek memamerkan gaunnya dengan menggerak-gerakkan dadanya. Namun gerakan terlihat menggoda dan provokatif di mata Aiden.Mata Aiden berkilat meraih kerah gaun Iris dan merobek gaun itu.“Kamu sebaiknya tidak memakai gaun ini lagi!”Dia tidak peduli gaun itu pemberian Hugo! Sebaiknya Iris tidak pernah menerima gaun pemberian dari pria itu lagi.“Ahhh, gaunku ….” Iris meratap melihat bagian de
“Lalu di mana suamiku? Aku mendapat pesan bahwa suamiku berada di kamar 4577 dengan Iris Wallington?!”“Mengapa kamu tidak bertanya pada sumber informasimu,” balas Aiden sinis.“Enyah dari hadapanku! Aku akan menuntut kamu karena mencemarkan nama baik istriku dan menarik semua dukungan kerja sama dengan hotel Beach.”“Keluarga Wallington juga tidak akan diam, kami menuntut kerugian yang kamu timbulkan dan pencemaran nama baik Iris,” tambah Hugo tiba-tiba.Aiden melirik pria itu dengan tatapan datar.Nyonya Robert menjadi lemas mendengar ancaman kedua pria yang tampak berkuasa.“Presdir Ridley, tolong maafkan aku! Tolong jangan lakukan apa pun pada perusahaan suamiku!” serunya memohon meraih kaki Aiden. Namun Aiden mundur menghindarinya dengan jijik.Nyonya Robert panik. Dia tidak peduli dengan dirinya, tapi anak-anaknya masih bergantung perusahaan suaminya. Jika perusahaan hancur, anak-anak tidak akan memiliki apa pun.“Aku mohon, Tuan Wallington dan Presdir Ridley, lepaskan perusaha
Kelly menoleh ke arah mereka dengan wajah penuh air mata.“Nona Iris!” tangisnya ingin berlari ke arah mereka sebelum tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram rambutnya.“Pelacur, mau lari ke mana kamu!” raung seoang pria telanjang menyeretnya dengan paksa kembali ke dalam kamar.“Aarrrrgg ... lepaskan aku! Nona Iris! selamatkan aku!” Tangis Kelly memohon dan meronta dari cengkeram Thomas Robert.Iris pulih dari keterkejutannya dan ingin bergegas menyelamatkan Kelly. Tapi Aiden menahan lengannya dan menutup matanya dari pemandangan di depannya.“Jangan lihat,” bisiknya di telingan.“Arrrggh, sakit! Lepaskan aku! Nona Iris! Tuan Wallington tolong selamatkan aku!” jerit Kelly terdenga putus asa.Iris menangis meronta dan mencoba melepaskan tangan Aiden dari matanya. Dia sangat ingin bergegas menyelamatkan Kelly, tapi Aiden memeluknya, tidak membiarkannya pergi.“Aaaaaa Tuan Wallington tolong selamatkan aku!”Tangisan Kelly terdengar jauh sebelum akhirnya berhenti dengan pintu dibanting di
Cahaya matahari masuk perlahan melalui celah tirai jendela, iris mengerjap, mata mengerjap mencoba menghalau cahaya matahari dari jendela yang terbuka lebar.“Ugh….” Iris mengerang merasakan sakit di kepalanya, dia perlahan bangun sambil merenggangkan tubuhnya mengumpulin nyawa.Beberapa saat kemudian memandang ke sekeliling kamar dengan ekspresi bingung mencoba mengingat bagaimana dia bisa berada di kamar ini.“Ugh….” Dia mengerang memegang kepalanya saat ingatan-ingatan semalam menutup kepalanya.Iris berdecak kesal mengacak-acak jenggot yang kusut. Semalam sangat pecah. Dia masih marah dengan Aiden, hanya dalam waktu beberapa jam dia sudah berakhir di tempat tidur lagi dengan pria itu.Iris memandang lantai kamar yang bersih, tidak ada pakaian yang berserakan seperti semalam. Gaunnya yang robek hilang entah ke mana.Terdengar suara pintu dan langkah kaki berlari."Mama!"Iris langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar, melihat sosok kecil Dimitri berlari ke arah tempat t
Laut di York City berada di tepi pinggiran kota. Butuh lebih dari satu jam bagi mereka untuk tiba. Ini adalah satu-satunya laut di York City dan selalu penuh sesak, terutama di musim panas banyak pengujung yang berkunjung ke pantai. Akan tetapi karena pantai adalah objek wisata yang di kelola oleh perusahaan milik negara, itu dibagi menjadi area VIP dan area biasa. Di area VIP jelas lebih sedikit orang yang datang dan pantai bersih dari sesak pengunjung. Matahari tidak sekuat beberapa jam yang lalu dan sejuk karena hari beranjak sore. Iris memejamkan matanya yang tertutup kaca mata hitam besar menghirup angin laut yang asin dan uap sejuk di sertai tawa cekikikan putranya sangat menyenangkan yang berlarian di tepi pantai membuatnya sesaat melepaskan beban di hatinya. Aiden dan Dimitri berhenti berlarian dan bermain ombak air laut yang dangkal. Sementara Iris berhenti tak jauh dari tempat mereka dan duduk di tepi pantai berpasir mengawasi suami dan putranya. Tapi pikirannya berkelana