Laut di York City berada di tepi pinggiran kota. Butuh lebih dari satu jam bagi mereka untuk tiba. Ini adalah satu-satunya laut di York City dan selalu penuh sesak, terutama di musim panas banyak pengujung yang berkunjung ke pantai. Akan tetapi karena pantai adalah objek wisata yang di kelola oleh perusahaan milik negara, itu dibagi menjadi area VIP dan area biasa. Di area VIP jelas lebih sedikit orang yang datang dan pantai bersih dari sesak pengunjung. Matahari tidak sekuat beberapa jam yang lalu dan sejuk karena hari beranjak sore. Iris memejamkan matanya yang tertutup kaca mata hitam besar menghirup angin laut yang asin dan uap sejuk di sertai tawa cekikikan putranya sangat menyenangkan yang berlarian di tepi pantai membuatnya sesaat melepaskan beban di hatinya. Aiden dan Dimitri berhenti berlarian dan bermain ombak air laut yang dangkal. Sementara Iris berhenti tak jauh dari tempat mereka dan duduk di tepi pantai berpasir mengawasi suami dan putranya. Tapi pikirannya berkelana
Iris berteriak marah karena tersedak air asin dan pakaiannya basah kuyup. Dia berdiri dengan marah memarahi Aiden sambil berkacak pinggang.“Aiden Ridley, apa kamu mau mati?!” Iris mengusap wajahnya dan sangat tidak menyukai rasa air asin di bibirnya. Dia menoleh karena tidak mendengar tanggapan Aiden.“Ada apa denganmu?” Iris mengerut melihat pria itu mematung menatap tubuhnya dengan tatapan agak lapar.Iris langsung menunduk melihat tubuhnya. Wajahnya seketika memerah melihat pakaiannya yang basah menempel kulitnya hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sangat menggoda.Dia mengenakan kaos lengan pendek putih ketat yang memperlihatkan lekukan payudara yang tertutup bra dan pusar perutnya. Di bawah pinggangnya rok pantai yang dikenakannya hampir melorot dan menempel dengan sangat ketat pada lekukan pinggang, paha dan pantatnya yang bulat.“Aiden Ridley, aku akan membunuhmu hari ini!” Iris menjerit langsung berjongkok, berharap air menutupi tubuhnya. Aiden juga agak menyesal kar
Pria itu mengenakan kemeja hitam dan celana pendek selutut. Aiden berjongkok di depannya dan menyodorkan satu gelas wine pada Iris. “Kupikir kamu tidak akan mengizinkan aku minum lagi.” Iris menyindir tapi tetap mengambil gelas wine dari tangan Aiden. Dia enggan keluar dari kolam renang dan memberi Aiden kesenangan melihat tubuhnya mengenakan bikini. “Hanya saat kamu minum denganku,” balas Aiden tersenyum menatap tubuh Iris di dalam air. Kulit pundaknya yang putih basah dan bercahaya di bawah lampu. Rambut panjang basah tergerai di pundaknya. Bra yang menutupi buah dada Iris yang bulat, putingnya menonjol di balik kain tipis itu. Aiden menelan ludah kering dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh payudara Iris. Iris langsung menepis tangannya. “Jangan pegang-pegang.” “Sayang, aku hanya gemas karena payudaramu menjadi semakin besar.” Aiden tersenyum dengan tampilan yang tidak senonoh mengerling ke dadanya. Iris menunduk menatap payudaranya dan berkata tidak pasti. “Benarkah?”
Keesokkan harinya mereka berkemas dan kembali ke ibukota. Mereka hanya bisa mengambil cuti satu hari. Tampaknya perusahaan sangat sibuk karena begitu mereka tiba di rumah, Peter sudah menunggu Aiden dan kemudian tergesa-gesa pergi ke perusahaan.Iris menghela napas. Mengapa Aiden mengambil cuti jika dia sangat sibuk? Pikirnya masam dan menyuruh asisten rumah tangga memasukkan barang-barangnya di dalam mobil ke dalam rumah.Iris awalnya ingin masuk ke dalam rumah dan beristirahat, tapi tiba-tiba berhenti. Dia tiba-tiba mengingat sesuatu. Dia tidak memiliki sekretaris lagi. tanpa Kelly, Iris akan kerepotan mengurus pekerjaannya.“Mommy.” Dimitri mendongak memandang ibunya yang tiba-tiba berhenti.Iris menunduk memandang putranya dan kemudian tersenyum.“Dimi capek? Mau tidur?” Dimitri menggelengkan kepalanya.“Kalau begitu ikut Mommy. Kita akan menemui Nenek, okey?”Dimitri hanya menggangguk.Iris menghela napas mengacak rambut Dimitri. Dia kemudian berbalik mengambil mobil
Iris tidak ingin ada Kelly kedua yang bekerja untuk Lilian atau Hugo jika tujuan mereka mengawasinya.“Lalu bagaimana kamu akan memilih sekretarismu? Memilih sekretaris adalah urusan perusahaan, bukan urusan pribadimu,” balas Hugo tenang.Wajah Iris muram.“Meski kamu akan menjadi pewaris Perusahaan, masih ada orang yang akan mengaturmu.”Iris menggertakkan gigi. “Mengapa bukan kamu yang menjadi pewaris? Kamu lebih cakap daripada aku. Aku bahkan tidak bisa melakukan apa pun tanpa Kelly, atau selalu ada orang lain yang mengaturku.”Hugo terdiam tidak menjawab Iris.Iris memandang Hugo sambil tersenyum ironis. “Aku terus memikirkan apa yang diperbuat Kelly padaku, dan aku tidak mengerti apa pun mengapa dia melakukan ini padaku. Tapi aku sedikit mengerti. Pada awalnya Kelly adalah salah satu direktur perusahaa, tapi posisinya diturunkan untuk menjadi sekretarisku. Dia bekerja untuk mengajari aku yang tidak tahu apa pun tentang bisnis tapi tiba-tiba menjadi pewaris perusahaan. Itu pasti
Hari sudah petang ketika Iris pulang ke rumah dengan putranya, dia melihat seorang tamu yang tidak pernah dia harapkan ada di rumahnya, sedang menunggu di ruang tamu.Raut wajah Iris langsung berkerut menggenggam tangan putranya.“Mengapa kamu ada di sini? Siapa yang mengizinkan dia masuk?” Iris mengalihkan pandangannya tidak senang pada asisten rumah tangga, Bibi Lina yang menyajikan teh di depan seorang wanita paruh baya yang duduk di sofa ruang tamu dengan segala keangkuhannya.Bibi Lina tersentak cemas mendengar suara marah Iris. “Nyonya ini bilang dia adalah ibu mertua Anda dan datang berkunjung untuk bertemu dengan Anda Nyonya. Saya tidak berani menolak.”Esme mendongak menatap Iris dengan dagu terangkat sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Wajahnya tetap angkuh seperti dulu.“Kamu sangat tidak sopan pada ibu mertuamu. Karena kamu tidak jadi bercerai dengan Aiden, kamu masih harus menghormatiku sebagai ibu mertuamu.” Iris menatapnya tanpa ekspresi. Dia tidak menanggap
Esme tersenyum dengan angkuh. “Aku benar, bukan? Aku dengar keluarga Wallinton tidak terlalu mengakuimu dan anak haram yang kamu bawa. Karena itu kamu datang kembali ke sini, agar putra kecilmu yang tidak berharga mendapat warisan keluarga Ridley. Ckckck, kamu dan putramu benar-benar parasit menjijikkan. Sekarang datang anak kedua yang mengikuti jejakmu dan anak cacatmu.”Iris tiba-tiba mengambil cangkir teh Esme sebelum menyiramnya ke wajah wanita itu.Esme tersentak memandang Iris dengan penuh amarah.“Jalang sialan, beraninya—““Dengar! Aku tidak peduli kamu menghinaku, tapi jangan berani menghina anakku!” bentak Iris memelototi wanita tua itu.“Anak-anakku bukan parasit atau pun anak haram! Sekali lagi kamu menghina anak-anakku, aku tidak hanya menyirammu dengan teh, aku akan membunuhmu, pelacur sialan!” Iris terengah-engah setelah men“A-apa? Pelacur sialan?!” Esme menatapnya dengan tatapan membunuh.“Ya, pelacur! Kamu selalu merendahkan aku di mana karena aku mantan pelayan bar
Iris mendengus cemberut dan menghapus air matanya. “Penghiburan macam apa itu? Kamu sangat tidak romantis.”“Aku serius, hatiku sangat sakit melihat tangisanmu, sayang,” balas Aiden membuat ekspresi kesakitan sambil meraba dadanya seperti orang yang sekarat. Namun raut wajahnya justru terlihat menggelikan. Dia tidak bisa berakting dengan wajah datar itu.“Maksudnya, itu tidak cocok denganmu. Kamu terlihat seperti orang sekarat.”“Hatiku benar-benar sekarat melihatmu menangis.” Aiden membuat ekspresi benar-benar sekarat saat memegang dadanya.Iris tersenyum geli memukul pundaknya.“Oh, hentikan kamu terlihat menggelikan. Dari siapa kamu belajar cara aneh itu. Itu garing tahu, dan tidak cocok denganmu.”Aiden tersenyum masam. “Saya sedang mencoba romantis.”Dia kemudian tersenyum lembut mengusap pipi Iris. “Kamu sudah merasa lebih baik?”Iris mengangguk sambil tersenyum tipis.“Omong-omong mengapa kamu tidak mengatakan akan ada pesta di kediaman Ridley.”Wajah Aiden terlihat kaku sewakt